You are on page 1of 19

Etiologi Gangguan Jiwa

M. Faisal Idrus
Definisi
Etiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
penyebab atau latar belakang terjadinya suatu
penyakit pada seseorang individu.
Secara umum penyebab gangguan jiwa dapat di
kelompokkan berdasarkan :
1. Menurut tahap berfungsinya
2. Menurut sumbernya
Menurut Tahap Berfungsinya
Menurut tahap berfungsinya Coleman, Butcher
dan Carson membedakan atas :
1. Penyebab Primer (Primary Causa), adalah
kondisi ang tanpa kehadirannya suatu
gangguan tak akan muncul.
2. Penyebab yang menyiapkan (Predisposing
Cause), adalah kondisi yang mendahului atau
membuka jalan bagi kemungkinan terjadinya
suatu gangguan.
3. Penyebab pencetus (Precipitating Cause),
adalah setiap kondisi yang tak tertahankan
bagi individu dan akhirnya menyebabkan
gangguan
4. Penyebab yang menguatkan (Reinforcing
Cause), adalah suatu kondisi yang cendrung
mempertahankan gangguan yang sudah terjadi
5. Penyebab yang berangkai (Multiple Cause),
adalah serangkaian faktor penyebab yang
saling mempengaruhi dan menyebabkan
gangguan.

Menurut Sumbernya
Menurut sumbernya atau asalnya penyebabnya dapat
dibagi atas :
1. Faktor Organo Biologik (Biologik), ialah berbagai
keadaan biologis yang menghambat perkembangan
fungsi individu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Coleman, Butcher dan Carson ada beberapa penyebab
biologis yang penting antara lain : (a) patologik otak (b)
kelemahan (c) deprivasi fisik (d) tingkat kematangan
(e) genetik
2. Faktor Psiko Edukatif (Psikologik), ialah berbagai kondisi
psikologis dan cara mendidik yang menyebabkan gangguan.
Terdiri atas : (a) trauma psikologis (b) deprivasi parental (c)
stres berat
3. Faktor Sosio Budaya (Socio-Cultural), ialah keadaan
objektif dalam masyarakat atau tuntutan masyarakat yang
dapat mengakibatkan tekanan pada individu dan selanjutnya
menyebabkan gangguan. Misalnya :peperangan, bencana
alam, resesi ekonomi, konflik politik
Faktor Biologik
1. Keturunan
2. Konstitusi
3. Deprivasi fisik
4. Genetika
5. Patologi otak
6. Penyalah gunaan obat

Keturunan
Dari berbagai penelitian ditemukan adanya
beberapa gangguan mental yang diturunkan kepada
keturunannya, antara lain :
Skizofrenia
Gangguan afektif bipolar
Retardasi mental
Konstitusi
Konstitusi menunjukkan keadaan biologik
keseluruhan, baik yang diturunkan (hereditery)
maupun yang didapatkan (acquired)
Kelemahan konstitusional : bentuk badan, cacat fisik
dan kecendrungan bereaksi, kepekaan (sensitivitas),
kecerdasan dan bakat.
Hubungan Faktor Konstitusi dengan
Perilaku Abnormal (Coleman, Abnormal Psychology and Modern Life, 1970)
Faktor Konstitusi Hubungan dengan perkembangan Abnormal
Bentuk badan Diproporsi badaniah, kelemahan dan penampakan yang yang jelek
lebih sering berhubungan dengan gangguan jiwa
Energi dan kegiatan Berhubungan dengan apakah individu mengembangkan reaksi
agresif atau lebih menuju ke dalam keadaan stres , lebih berjenis
gangguan yang timbul
Reaktifitas dan susunan saraf
vegetatif
Reaktivitas emosional yang tinggi berhubungan dengan realisasi
yang tinggi terhadap stres ringan dan pembentukan rasa takut yang
tidak jelas. Reaktivitas yang rendah mengakibatkan sosialisasi yang
tidak sesuai
Daya tahan badaniah Membantu menentukan toleransi stres biologik dan psikologik serta
sistem organ apa yang mudah terganggu.
Sensitivitas Menentukan kepekaan terhadap stressor dan seberapa besar stres
yang dapat ditahan tanpa gangguan
Kecerdasan dan bakat lain Mempengaruhi kesempatan anak berhasil dalam meraih cita citanya
sehingga akan meningkatkan harga dirinya
Deprivasi fisik
Deprivasi (kehilangan) fisik, baik yang dibawa sejak
lahir (congenital), maupun yang didapat (acquired)
Contoh : seseorang yang mengalami kecelakaan
sehingga salah satu anggota badannya harus
diamputasi dapat menyebabkan gangguan mental,
baik psikotik maupun neurosis
Genetika
Kelainan genetik dapat menyebabkan gangguan
mental antara lain :
Down syndrome
Retts syndrome
Heller syndrome
Turners syndrome
Cacat congenital sejak lahir dapat mempengaruhi
perkembangan jiwa anak, namun pengaruh cacat ini
tergantung bagaimana individu itu menilai dan
menyesuaikan diri terhadap kecacatannya
Patologi otak
Gangguan pada otak dapat menyebabkan
gangguan mental
Gangguan otak, antara lain : trauma, infeksi,
tumor, racun, perdarahan, gangguan
metabolisme, dan atropi otak.
Tumor otak menunjukkan perubahan kepribadian
Trauma dan lesi, tergantung pada lobus yang
terkena :
Lobus frontalis (unilateral dan bilateral),
menyebabkan : perubahan kepribadian,
irritabilitas, euforia, apati, depresi, impulsif, pada
area premotor terjadi aphasia Broca (ekspresif)
Lobus temporal akan menyebabkan perilaku
psikotik agresif, halusinasi pendengaran, pada
lobus dominan menyebabkan aphasia Wernicke,
pada lobus non dominan menyebabkan agnosia
suara, agnosia intonasi, kelainan bilateral
menyebabkan amnesia Korsakoff dan Kluver
Bucy Syndrome (placidity dan hiperseksualitas)
Epilepsi lobus temporalis : perilaku impulsif &
kasar
Gangguan hipokampus : gangguan panik
Lobus parietal, pada lobus dominan
menyebabkan aphasia totalis (expresif dan
reseptif), membaca dan menulis, agnosia,
apraksia dan kemunduran intelektual. Lobus
mon dominan menyebabkan anosognosia.
Lobus occipital, menyebabkan seseorang
menjadi kasar, menimbulkan ilusi, halusinasi
visual
Sistem limbik, berhubungan dengan emosi
takut, cemas, marah, impulsif, kehilangan
memori, Korsakoff syndrome bila terkena corpus
Mamillary.
Gangglia basalis dan sistem limbik
menyebabkan gejala depresi

Atrofi area hipokampus dan amigdala
menyebabkan skizofrenia.
Disregulasi aliran darah otak menyebabkan
gangguan panik
Vasolonstriksi pembuluh darah otak
menimbulkan gangguan panik
Post encephalitis menimbulkan obsesif kompulsif
Faktor Psikososial
1. Deprivasi parental, anak yang ditolak, terpisah atau
kehilangan orang tuanya seperti tinggal di asrama
dsb
2. Hubungan orang tua dan anak yang patologis,
menurut Coleman keluarga memegang peranan
penting dalam pembentukan kepribadian.
3. Struktur Keluarga yang patologik. Struktur keluarga
inti yang kecil atau besar akan mempengaruhi
perkembangan jiwa anak, terutama bila terjadi
ketidaksesuaian atau konflik dalam keluarga.
4. Stres berat, peristiwa kehidupan yang berturut-
turut akan menyebabkan gangguan mental.


Sikap-sikap Orangtua dan Pengaruhnya terhadap Anak
Sikap Orangtua Pengaruh Terhadap Perkembangan Anak
1. Melindungi anak secara
berlebihan karena
memanjakan
Anak hanya memikirkan dirinya sendiri, hanya menuntut saja,
cepat berkecil hati, tak tahan kekecewaan, kurang rasa tanggung
jawab. Menolak peraturan dan minta dikecualikan
2. Melindungi anak secara
berlebihan karena
sikap kuasa
Anak kurang berani dalam pekerjaan, bersikap pasif dan
bergantung pada orang lain. Ingin menjadi anak emas dan
menerima saja segala perintah.
3. Penolakan (anak tidak
disukai).
Anak merasa gelisah dan diasingkan, bersikap melawan orang
tua dan mencari bantuan orang lain, tidak mampu memberi dan
menerima kasih sayang
4. Menentukan norma-
norma etika & moral
yang terlalu tinggi
Anak sering kaku dan keras dalam pergaulan cenderung menjadi
sempurna (perfectionism) dengan cara yang berlebihan. Cepat
putus asa, merasa bersalah dan
5. Disiplin yang terlalu
keras
Menilai dan menuntut dirinya juga terlalu keras agar dapat
meneruskan dan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik
6. Disiplin yang tak
menentu atau
bertentangan
Sikap anak dalam menilai norma juga tak teratur, tidak menentu
dalam menghadapi berbagai persoalan
Faktor Sosial Budaya
Faktor-faktor sosiokultural meliputi keadaan objektif
dalam masyarakat dan tuntutan masyarakat dapat
menimbulkan tekanan pada individu yang
menyebabkan gangguan mental, faktor tersebut
antara lain :
1. Bencana Alam
2. Krisis ekonomi,
3. Konflik sosial
4. Perumahan, perkotaan vs pedesaan
5. Masalah kelompok minoritas
6. Pengaruh rasial dan keagamaan
7. Nilai-nilai dan adat istiadat

You might also like