Pasien laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan luka di anus yang tidak kunjung sembuh selama satu tahun. Pemeriksaan menemukan eksternal opening pada perineum jam 6. Diagnosis kerja fistula perianal. Pasien menjalani tindakan fistulektomi dan kemudian pulih dengan baik.
Pasien laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan luka di anus yang tidak kunjung sembuh selama satu tahun. Pemeriksaan menemukan eksternal opening pada perineum jam 6. Diagnosis kerja fistula perianal. Pasien menjalani tindakan fistulektomi dan kemudian pulih dengan baik.
Pasien laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan luka di anus yang tidak kunjung sembuh selama satu tahun. Pemeriksaan menemukan eksternal opening pada perineum jam 6. Diagnosis kerja fistula perianal. Pasien menjalani tindakan fistulektomi dan kemudian pulih dengan baik.
Dibuat oleh : Yulius Febrianto (11-2012-165) Identitas Pasien I. Anamnesis Diambil dari autoanamnesis. tanggal 17 Februari 2014,
Keluhan utama: Luka di anus
Riwayat Penyakit Sekarang OS datang dengan keluhan timbul luka di anus yang kadang mengeluarkan nanah. +/- 1 tahun yang lalu timbul bisul di anus. Kemudian bisul pecah dan luka tidak sembuh-sembuh sampai sekarang.
Riwayat Penyakit dahulu & Keluarga Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Jantung (-), Asma (-)
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Umum (17 Februari 2014)
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Compos mentis Keadaan gizi : Cukup
Tekanan Darah : 140/80 mmHg Nadi : 80 x/ menit (kuat angkat, teratur) Suhu : 35 0 C Pernafasaan : 20x/ menit 8 Jantung : BJ I/ BJ II reguler, gallop (-), murmur (-) Thoraks simetris, Bunyi Napas : Vesikuler. Wh -/-. Rh -/- Abdomen: Datar , BU normal, Leher : tiroid tidak membesar JVP = 5-2cmHO Kepala Normocephali, distribusi rambut merata, tampak terbakar di bagian depan Hati : tidak teraba pembesaran Limpa : tidak teraba pembesaran Ginjal : Ballotement (-/-), nyeri ketok CVA(-/-) CA -/- SI -/- RC +/+ Status lokalis Regio perineum Tampak eksternal opening (jam 6) ,darah (-), pus(-)
Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Hematologi Hemoglobin 16.3 12-17 g/dl Hematokrit 49 37-54 % Trombosit 291 000 150.000-350.000 Leukosit 12 660 5000-10000/ul Eritrosit 6.10 3.5-5.5 juta/ul MCV (VER) 81 77-94 fL MCH (HER) 27 27-32 pg MCHC (KHER) 33.0 31-36 g/dL Hitung jenis Segmen 64 50-70 % Limfosit 25 25-40 % Monosit 8 2-11 % Hemostastis PT 8.9 9.7-13.1 APTT 36.9 25.5-42.1 Kimia darah GDS 108 70-200mg/dL Ginjal Hipertensi Urea 31.8 10-50 BUN 14.85 6-20 Creatinin 1.21 < 1.3 Fungsi Hati SGOT 50 >38 SGPT 171 9-36 Foto Thorax (PA) 15-02-2014 Cor : tidak tampak membesar Sinuses & diafragma: normal Pulmo : tidak tampak gambaran infiltrat/nodul/konsolidasi Kesan : cor & pulmo tampak masih dalam batas normal
Resume Pasien laki-laki usia 20 tahun datang dengan keluhan luka di anus yang tidak tidak sembuh sejak 1 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan eksternal opening pada perineum (jam 6)
Working Diagnosis Fistula perianal Tatalaksana Pro fistulektomi Stabixin 2x1gr
PROGNOSIS Ad vitam : ad bonam Ad fungsionam : ad bonam Ad sanasionam : ad bonam
LAPORAN OPERASI Diagnosa sebelum operasi : Fistula perianal Diagnosa sesudah operasi : Sinus Perianal Nama operasi : Fistulektomi Ahli bedah : dr. Budi sp. B
Tindakan : - Pasien tidur terlentang di meja operasi dengan posisi litotomi - Asepseis dan antisepsis - Didapatkan eksternal opening fistul pada jam 6 - anoscopy, tidak didapatkan internal opening - Dilakukan sondage, didapatkan sinus - dilakukan fistulektomi dan curetagepada fistul/sinus --> di PA - luka dikompres dengan kasa verban -op selesai
Instruksi post op - monitor TTV tiap 15' - diet biasa - infus RL 10 tpm - stabixin 2x1gr - analgesik drip 1 hari - besok sore mulai rendam PK 2x15'
Follow up 18 februari 2014 S : sedikit nyeri di tempat op. Mual (-), muntah (-), pusing (-) O : TD = 120/80 HR = 84x RR = 19x S = 36,7C A : post fistulektomi hari-I P : diet biasa Siang mobilisasi duduk Sore rendam PK 15', oles luka dengan betadine zalf Stabixin 2x1gr Farpain 3x1 Follow up 19 februari 2014 S : (-) O : TD = 130/80 HR = 80x RR = 20x S = 36C A : post fistulektomi hari-II P : pulang Fistula perianal komunikasi abnormal antara anus dan kulit perianal Etiologi Fistula dapat muncul secara spontan atau sekunder karena abses perianal Fistula lainnya dapat terjadi sekunder karena trauma, penyakit Crohn. fisura ani, karsinoma, terapi radiasi, aktinomikosis, tuberculosis, dan infeksi klamidia Hukum Goodsall Klasifikasi fistula Fistula transsphingter Fistula intersphingter Fistula suprasphingter Fistula ekstra sphingter Gejala klinis fistula discharge persisten pada tempat drainase abses ditemukan organisme usus dari hasil kultur abses terjadi rekuren terdeteksi adanya indurasi baik secara klinis atau dalam anestesi Muara eksterna terlihat sebagai titik berwarna merah, mengalami inflamasi dan mengeluarkan nanah bercampur darah dan tinja
Pemeriksaan penunjang Fistula probe Anoskop Diluted methylene blue Fistulography MRI Flexible sigmoidoscopy colonoscopy Tatalaksana Fistulotomi/ fistulektomi Flap rectal Seton Lem fibrin atau sumbat kolagen Diagnosa banding Hidradenitis supurativa Sinus pilonidalis Fistel proktitis prognosis Fistula dapat kambuh jika internal opening tidak turut dibuka dan dikeluarkan, cabang fistel tidak dibuka, kulit sudah menutup Kegagalan penyembuhan secara optimal mungkin akibat 4 : terapi inisial yang tidak adekuat penyebab spesifik (namun tidak terdiagnosa), misalnya : Penyakit Crohn Kondisi nutrisi yang tidak baik perawatan luka yang tidak baik, misalnya : jembatan epitel proliferasi jaringan granulasi yang mencegah epitelisasi