You are on page 1of 13

HALUSINOGEN

Disusun Oleh:
1.Firdaus Arsy R. (XI-IA 4/10)
2.Rahmat Wijanarko (XI-IA 4/23)
3.Seno Aji Pradana (XI-IA 4/27)
4. Septian Dwi W. (XI-IA 4/28)

XI-IA 4

DEFINISI
Halusinogen adalah kelompok umum agen
farmakologis yang dapat dibagi menjadi tiga
kategori: psychedelics, dissociatives, dan deliriants.
Halusinogenjuga dapat didefinisakan sebagai
jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek
halusinasi yang bersifat mengubah perasaan,
pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang
yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat
terganggu.

Halusinogen

terdiri dari:
- LSD (Lysergic Acid Diethylamide
- psikolibin (jamur ajaib)
- meskalin (peyote)
- 2,5-dimetoksi-4-metilamfetamin (DOM,STP), turunan
amfetamin.
Yang termasuk obat halusinogenik ialah:
- Datura
- Ketamine atauK
- LSD (Lysergik acid diethylamide)
- Muscakine (peyote cactus)
- PCP(Phencyclidine)
Canabis dan ecstasy juga termasuk golongan
halusinogenik

SEJARAH
Psychedelics, dissociatives, dan deliriants memiliki sejarah

panjang digunakan dalam tradisi obat dan agama di


seluruh dunia. Mereka digunakan dalam bentuk
perdukunan ritual penyembuhan dan ramalan, dalam
upacara inisiasi, dan dalam ritual keagamaan gerakan
sinkretis seperti Unio melakukan vegetal, Santo Daime,
dan American Gereja asli. Ketika digunakan dalam praktek
keagamaan, obat-obatan psychedelic, serta zat-zat lain
seperti tembakau, yang disebut sebagai entheogens. Juga,
di beberapa negara bagian dan beberapa pemesanan,
obat-obatan tertentu seperti peyote diklasifikasikan
sebagai bagian dari upacara keagamaan yang diakui, dan
jika digunakan dalam upacara mengatakan, dianggap
legal.

JENIS-JENIS
Ada 3 jenis halusinogen, yaitu :
1. Psychedelics (klasik halusinogen)
2. Dissociatives
3. Deliriants

1. Psychedelics (klasik
halusinogen)
Kata psychedelic (Dari Yunani Kuno (psyche) pikiran,
jiwa + (Delos) manifest, mengungkapkan +-ic) di
ciptakan untuk mengekspresikan ide obat yang
membuat nyata aspek tersembunyi tapi nyata pikiran.
Istilah "psychedelic" digunakan bergantian dengan
"psychotomimetic" dan "halusinogen", sehingga dapat
merujuk ke sejumlah besar obat-obatan seperti klasik
halusinogen (LSD, psilocybin, mescaline, dll),
empathogen-entactogens (misalnya MDMA),
cannabinoid, dan beberapa obat disosiatif (misalnya
Salvia divinorum dan ketamin). Para halusinogen klasik
yang dianggap representatif dan LSD psychedelics
umumnya dianggap sebagai psychedelic prototipikal.

2. Dissociatives
Dissociatives memproduksi analgesia, amnesia dan
katalepsi pada dosis anestesi. Mereka juga
memproduksi rasa detasemen dari lingkungan
sekitar. Beberapa dissociatives dapat memiliki
efek depresan SSP, sehingga membawa risiko
yang sama seperti opioid, yang dapat
memperlambat pernapasan atau detak jantung
ke tingkat yang mengakibatkan kematian (bila
menggunakan dosis yang sangat tinggi).

3. Deliriants
Deliriants, seperti namanya, menginduksi keadaan delirium
pada pengguna, ditandai dengan kebingungan ekstrim dan
ketidakmampuan untuk mengontrol tindakan seseorang.
Mereka disebut deliriants karena efek subyektif mereka mirip
dengan pengalaman orang-orang dengan demam mengigau.
Termasuk dalam kelompok ini adalah tanaman seperti Atropa
belladonna (nightshade mematikan), Brugmansia spesies
(Trumpet Angel), Datura stramonium (Jimson gulma),
hyocyamus niger (semacam tumbuhan), Mandragora
officinarum (mandrake), dan Myristica fragrans (pala), serta
sebagai sejumlah obat farmasi, ketika diambil dalam dosis
yang sangat tinggi, seperti diphenhydramine (Benadryl) dan
dimenhydrinate kerabat dekat (Dramamine). Diawetkan
tembakau juga merupakan deliriant karena tingkat
intoxicatingly tinggi nikotin.

GEJALA
Halusinogen bersifat merubah sensasi pendengaran
dan penglihatan. Selain itu, kedua sensasi tersebut
bisa saling bersilangan; misalnya mendengarkan
musik bisa menyebabkan munculnya warna-warna,
yang akan bergerak seiring dengan irama musik.
Bahaya terbesar dari pemakaian obat ini adalah efek
psikis dan gangguan penilaian, yang bisa
menyebabkan kecelakaan atau pengambilan
keputusan yang salah.
Halusinogen merangsang otak. Efeknya bisa
tergantung kepada suasana hati dan tempat
pemakai mengkonsumsi halusinogen.

Toleransi terhadap LSD bisa terjadi dan dapat muncul setelah


sekitar 72 jam pemakaian yang berkelanjutan. Pemakai
LSD juga bisa mengalami toleransi terhadap halusinogen
lain. Biasanya pemakai yang menjadi toleran terhadap
halusinogen dan secara tiba-tiba mengentikan
pemakaiannya, tidak akan mengalami gejala putus obat.
Beberapa pemakai (terutama pemakai LSD menahun atau
berulang-ulang), bisa mengalami kilas balik setelah mereka
menghentikan pemakaian obat tersebut. Kilas baliknya
mirip dengan pengalaman asli, tetapi biasanya tidak sekuat
pengalaman aslinya.
Kilas balik ini bisa dipicu oleh marijuana atau mungkin obat
lainnya (misalnya alkohol) atau oleh stress maupun
kelelahan. Kilas balik juga bisa terjadi tanpa alasan yang
jelas.
Biasanya kilas balik akan menghilang setelah 6-12 bulan,

DIAGNOSA
Episode panik dan perubahan penglihatan, yang disertai oleh
berbagai jenis delusi yang aneh merupakan ciri dari
penggunaan halusinogen akut.
Pupil melebar, tetapi denyut jantung tidak meningkat.
Keterangan dari teman atau saudara merupakan tambahan
yang penting dalam menegakkan diagnosis.
Efek yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan obat halusinasi
ini adalah sebagai berikut:
a. Keringat berlebihan, denyut jantung menjadi cepat dan tak
teratur, timbul perasaan cemas.
b. Pupil mata melebar dan pandangan mata kabur.
c. Terjadi gangguan koordinasi motorik dan terjadi halusinasi.

PENGOBATAN
Sebagian besar pemakai halusinogen tidak
pernah mencari pengobatan.
Pemakai halusinogen yang mengalami
'perjalanan' buruk, biasanya akan merasa
aman bila berada dalam ruangan yang tenang
dan gelap.
Pemakai halusinogen yang mengalami psikosa
yang menetap mungkin memerlukan
pengobatan jiwa

Sekian
&
Terima Kasih

Sampai
Jumpa

You might also like