You are on page 1of 21

Gagal Jantung Kronik

Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu:
Nyeri dada ? (Adakah riwayat MI baru ?)
Penyakit jantung sebelumnya, khususnya MI, angina, mumur,

aritmia, atau penyakit katub jantung yang di ketahui ?


Faktor resiko aterossklerosis ?
Penyakit pernafasan atau ginjal ?
Kardiomiopati ?
Riwayat pengobatan:
Apakah pasien mengkonsumsi obat yang menyebabkan
kardiomiopati ? (doksorubisin, kokain)
Apakah pasien merokok ?
Bagaimana konsumsi alcohol pasien ? (pertimbangkan
kemungkinan kardiomiopati alkoholik).
Apakah pasien mudah merasakan fatiq pada saat beraktifitas
atau sedang istirahat ?

Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Ictus cordis (ics 5, sesuai dengan letak apex cordis). Pulsasi ini

lebih mudah dilihat pada orang kurus. Perhatikan bentuk dada


normal dan simetris atau tidak.

Palpasi

Palpasi secara menyeluruh pada dinding dada anterior dan


palpasi pada ictus cordis.
Palpasi pada ictus cordis perlu diperhatikan :
Lokasi
: sesuai dengan pemeriksaan inspeksi, letak ictus cordis
normal pada mid clavicularis sinistra ics 5, kadang-kadang
4.
Diameter
: normal ictus cordis teraba tidak lebih lebar dari 2-3
cm.
Amplitudo : biasanya berupa denyutan.
Durasi
: biasanya teraba selama bunyi jantung pertama.

Perkusi

Cardiac dullness (besar dan bentuk jantung).

Pemeriksaan perkusi jantung dilakukan secara


sistematis.

Auskultasi

Untuk menentukkan berbagai diagnosis kelainan

jantung.
BJ 1 dan BJ 2. Bunyi jantung dapat didengar pada
tempat tempat berikut :
Katup mitral: lokasi di apex cordis, yaitu linea mid
clavicularis sinistra ics 4 5. BJ 1 > BJ 2.
Katup triskupida : linea sternalis dextra ics 4 5. BJ 1
> BJ 2.
Katup aorta : linea sternalis dextra ics 2. BJ 1 > BJ 2.
Katup pulmonal : linea sternalis kiri ics 2. BJ 2 > BJ 1.

Pemeriksaan penunjang
Elektrokardiografi
Memperlihatkan beberapa abnormalitas pada
sebagian besar pasien (80% - 90%).
Radiografi Toraks
Kardiomegali (rasio kardiotorasik (CTR) > 50%),
terutama bila gagal jantung sudah kronis.
Kardiomegali dapat disebabkan oleh dilatasi
ventrikel kiri atau kanan, LVH, atau kadang dengan
efusi perikard.
Ekokardiografi
Dimensi ruang jantung, fungsi ventrikel (sistolik dan
diastolic), dan abnormalitas gerakan dinding dapat
dinilai dan penyakit katup jantung dapat di
singkirkan.

EKG
Jika diduga terdapat aritmia.
Test darah
Menyingkirkan anemia dan menilai fungsi ginjal
sblm terapi dilakukan. Disfungsi tiroid dapat
menyebabkan gagal jantung.
Tes latihan fisik
Menilai adanya iskemia miokard dan pada beberapa
kasus untuk mengukur konsumsi oksigen
maksimum. VO2 maksimal mempresentasikan batas
latihan toleransi aerobic dan sering menurun pada
gagal jantung.

Diagnosis

Gagal Jantung Kronik :


Dyspneu defford
Fatigue
Ortopnea
Dispnea nocturnal paroksismal
Batuk
Pembesaran jantung
Irama derap
Ventricular heaving
Bunyi derap S3 dan S4
Takikardi
Ronki
Kongesti vena pulmonalis
Edema
Anoreksia dan kembung
Hipertropi jantung kanan
Murmur
Tanda-tanda penyakit paru kronik
Tekanan vena jugularis
Bunyi P2 mengeras
Asites
Hidrotoraks
Hepatomegali

Gagal Jantung Akut :


Gagal jantung decompensasi (gejala

ringan)
Gagal jantung akut hipertensif (gagal
jantung disertai tekanan darah tinggi,
dan gangguan fungsi relative, dan pada
foto toraks terlihat tanda-tanda edema
paru akut).
Syok kardiogenik (penurunan tekanan
darah dan atau penurunan pengeluaran
urin, dengan laju nadi >60/menit
dengan atau tanpa adanya kongesti
organ).
High output failure (peningkatan curah
jantung yang tinggi, ditandai dengan
jaringan perifer yang hangat, kongesti
paru, kadang disertai tekanan darah
yang rendah seperti pada syok septic).
Gagal jantung kanan (sindrom low
output, peninggian tekanan vena
jugularis, pembesaran hati dan
hipotensi)

PPOK merupakan penyakit yang sering dijumpai

pada orang berusia lanjut. Penyakit ini erat


hubungannya dengan kebiasaan merokok dan
polusi udara. Gejala PPOK adalah sesak napas dan
batuk. Batuk biasanya disertai dahak cukup banyak.
Pada keadaan eksaserbasi akut gejala sesak napas
menghebat dan dapat disertai suara mengi seperti
serangan asma.

Etiologi
Disfungsi miokard, endokard, pericardium,

pembuluh darah besar, arithmia, kelainan katup dan


gangguan irama.
Setiap penyakit yang mempengaruhi jantung dan
sirkulasi darah dapat menyebabkan gagal jantung.
Penyebab paling sering adalah penyakit arteri
koroner, yang menyebabkan berkurangnya aliran
darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan suatu
serangan.

Epidemiologi
Eropa : 0,4%-2% dan pada usia lebih lanjut

(rata-rata 74 tahun). Seperdua dari pasien gagal


jantung akan meninggal dlm 4 tahun sejak
diagnosis ditegakkan, dan pada keadaan gagal
jantung berat lebih dari 50% akan meninggal
dalam tahun pertama.

Patofisiologi
Terdapat 4 perubahan yang berpengaruh langsung
pada kapasitas curah jantung dalam menghadapi
beban :
Menurunnya respons terhadap stimulasi
beta adrenergik akibat bertambahnya
usia. Akibatnya adalah denyut jantung menurun dan
kontraktilitas terbatas saat menghadapi beban.
Dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku
pada usia lanjut Akibatnya tahanan pembuluh darah
(impedance) meningkat, yaitu afterload meningkat
karena itu sering terjadi hipertensi sistolik terisolasi.

Kekakuan pada jantung sehingga compliance jantung

berkurang. Beberapa faktor penyebabnya: jaringan ikat


interstitial meningkat, hipertrofi miosit
kompensatoris karena banyak sel yang apoptosis (mati)
dan relaksasi miosit terlambat karena gangguan
pembebasan ion non-kalsium.
Metabolisme energi di mitokondria berubah pada
usia lanjut.
Keempat faktor ini pada usia lanjut akan mengubah
struktur, fungsi, fisiologi bersama-sama menurunkan
cadangan kardiovaskular dan meningkatkan terjadinya
gagal jantung pada usia lanjut.

Manifestasi Klinis

Penatalaksanaan
Non-Medika mentosa
Diet (hindarkan obesitas, rendah garam 2 gram pada

gagal jantung ringan dan 1 gram pada gagal jantung


berat, jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung berat
dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.
Hentikan rokok.
Aktivitas fisik ( latihan jasmani: jalan 3-5
kali/minggu selama 20-30 menit atau sepeda statis 5
kali/minggu selama 20 menit dengan beban 70-80%
denyut jantung maksimal pada gagal jantung ringan
dan sedang).
Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan
eksaserbasi akut.

Medika mentosa
Diuretik (Loop diuretic, tiazid, metozalon). Harus
dikombinasi dengan enzim konversi angiotensin
atau penyekat beta.
ACE inhibitor (captopril, benazepril). Bila disertai
retensi cairan harus diberikan bersama diuretic.
Beta blocker (bisoprolol, karvedilol, metoprolol,
siksinat dan nebivolol)
ringan, sedang, dan berat yang stabil. Dengan syarat
tidak ditemukan adanya kontra indikasi.
Angiotensin Reseptor Blocker (ARB). Alternative bila
pasien tidak toleran terhadap ACE inhibitor.

Glikosida jantung (digitalis). Fibrilasi atrium dengan


berbagai derajat gagal jantung.
Hidralazin-Isosorbid Dinitrat (tambahan). Dosis besar
hidralazin (300mg) + isosorbid dinitrat 160 mg
Nitrat (tambahan bila ada angina atau sesak). interval
8 atau 12 jam atau kombinasi dengan penyekat
enzim konversi angiotensin.
Obat Penyekat Kalsium
Nesiritid. Merupakan kelas obat vasodilator baru
Inotropik Positif. Levosimendan.
Antitrombotik (aspirin)
Anti Aritmia

Pemakaian alat dan tindakan bedah:


Revaskularisasi (perkutan, bedah).
Operasi katup mitral.
Aneurismektomi.
Kardiomioplasti.
External cardiac support.
Pacu jantung, kovensional, resinkronisasi pacu
jantung biventrikular.
Implantable cardioverter defibrillators (ICD).
Transplantasi jantung.
Ultrafiltrasi, hemodialisis.

Komplikasi

Tromboemboli : risiko terjadinya bekuan vena dan emboli

sistemik tinggi, terutama pada CHF berat. Bisa diturunkan


dengan pemberian warfarin.
Komplikasi fibrilasi atrium (sering). Hal tersebut
merupakan indikasi pemantauan denyut jantung (dengan
pemberian digoksin/ bloker) dan pemberian warfarin.
Kegagalan pompa progresif bisa terjadi karena
penggunaan diuretic dengan dosis yang ditinggikan.
Transplantasi jantung merupakan pilihan pada pasien
tertentu.
Aritmia vertrikel (sering), bisa menyebabkan sinkop atau
kematian jantung mendadak (25-50% kematiaan pada CHF).
Pada pasien yang berhasil diresusitasi, amiodaron, bloker,
dan defibrillator yang ditanam mungkin turut mempunyai
peranan.

Prognosis
Bergantung pada penyakit yang mendasari

terjadinya gagal jantung serta bisa tidaknya


masalah-masalah tersebut diatasi. Jika hal yang
menyebabkan terjadinya gagal jantung dapat diatasi
maka pasien dapat bertahan hidup. Pada lanjutnya,
pasien dapat bertahan sekitar 6 bulan hingga 4
tahun lamanya berdasarkan kemampuan bertahan.

Pencegahan
Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard,

faktor risiko jantung koroner.


Pengobatan infark jantung segera, serta pencegahan
infark ulangan.
Pengobatan hipertensi yang agresif.
Koreksi kelainan kongenital serta penyakit jantung
katup.
Bila sudah ada disfungsi miokard, upayakan
eliminasi penyebab yang mendasari, selain modulasi
progresi dari disfungsi asimptomatik menjadi gagal
jantung.

You might also like