You are on page 1of 22

ASKEP GADAR GIGITAN HEWAN

Oleh:
Ernita Susanti, S.Kep, CH,CHt

LATAR BELAKANG
Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke
dalam tubuh dengan berbagai cara yang
menghambat respons pada sistem biologis dan
dapat
menyebabkan
gangguan
kesehatan,
penyakit, bahkan kematian. Keracunan sering
dihubungkan dengan pangan atau bahan kimia.
Pada kenyataannya bukan hanya pangan atau
bahan kimia saja yang dapat menyebabkan
keracunan. Di sekeliling kita ada racun alam yang
terdapat pada beberapa tumbuhan dan hewan.
Salah satunya adalah gigitan ular berbisa yang
sering terjadi di daerah tropis dan subtropis.

RUMUSAN MASALAH & TUJUAN


RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latarbelakang diatas, masalah yang akan dibahas pada


makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud kegawatdaruratan pada gigitan serangga dan
binatang berbisa?
2. Apa saja penyebab gigitan serangga dan binatang berbisa?
3. Bagaimana penatalaksanaan gigitan serangga dan binatang berbis

TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuannya adalah :


1. Untuk mengetahui konsep kegawatdaruratan gigitan serangga dan
binatang berbisa
2. Untuk mengetahui penyebab gigitan serangga dan binatang berbis
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan gigitan serangga dan binatang
berbisa

pembahasan
Kegawatdaruratan Pada Gigitan Serangga Dan
Binatang Berbisa
1. Definisi gigitan serangga
Insect Bites adalah gigitan atau serangan serangga. Gigitan
serangga seringkali menyebabkan bengkak, kemerahan, rasa
sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. Reaksi tersebut boleh
dibilang biasa, bahkan gigitan serangga ada yang berakhir dalam
beberapa jam sampai berhari-hari.
Bayi dan anak-anak labih rentan terkena gigitan serangga
dibanding orang dewasa.
Insect bites adalah gigitan yang diakibatkan karena serangga
yang menyengat atau menggigit seseorang.

Beberapa contoh masalah serius yang


diakibatkan oleh gigitan atau serangan
gigitan serangga didantaranya adalah:
a. Reaksi alergi berat (anaphylaxis).

Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun dapat mengancam


kahidupan dan membutuhkan pertolongan darurat.
Tanda-tanda atau gejalanya adalah:
Terkejut (shock). Dimana ini bisa terjadi bila sistem
peredaran darah tidak mendapatkan masukan darah yang
cukup untuk organ-organ penting (vital)
Batuk, desahan, sesak nafas, merasa sakit di dalam mulut
atau kerongkongan/tenggorokan
Bengkak di bibir, lidah, telinga, kelopak mata, telapak
tangan, tapak kaki, dan selaput lendir (angioedema)
Pusing dan kacau
Mual, diare, dan nyeri pada perut
Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak

Lanjutan
b. Reaksi racun oleh gigitan atau serangan tunggal dari serangga.

Serangga atau laba-laba yang menyebabkan hal tersebut


misalnya:
Laba-laba janda (widow) yang berwarna hitam
Laba-laba pertapa (recluse) yang berwarna coklat
Laba-laba gembel (hobo)
Kalajengking
c. Reaksi racun dari serangan lebah, tawon, atau semut
api.
Seekor lebah dengan alat penyengatnya di belakang lalu mati setelah
menyengat. Lebah madu afrika, yang dinamakan lebah-lebah pembunuh,
mereka lebih agresif dari pada lebah madu kebanyakan dan sering
menyerang bersama-sama dengan jumlah yang banyak
Tawon, penyengat dan si jaket kuning (yellow jackets), dapat menyengat
berkali-kali. Si jaket kuning dapat menyebabkan sangat banyak reaksi

Lanjutan
d. Reaksi kulit yang lebar pada bagian gigitan atau serangan.
e. Infeksi kulit pada bagian gigitan atau serangan.
f. Penyakit serum (darah), sebuah reaksi pada pengobatan
(antiserum) digunakan

untuk mengobati gigitan atau serangan

seranggan
g. Infeksi virus. Infeksi nyamuk dapat menyebarkan virus West Nile
kepada seseorang, menyebabkan inflamasi pada otak
(encephalitis).
h. Infeksi parasit. Infeksi nyamuk dapat menyebabkan menyebarnya
malaria.

2. Definisi gigitan binatang berbisa


Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan
yang di akibatkan oleh gigitan hewan berbisa seperti
ular, laba-laba, kalajengking, dll.
Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau
diduga digigit ular.
Ular yang berbisa memiliki ciri- ciri :
a. Bentuk kepala segiempat panjang
b. Gigi taring kecil
c. Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan
Sedangkan ciri-ciri ular tidak berbisa seperti :
a. Bentuk kepala segitiga
b. Dua gigi taring besar di rahang atas
c. Bekas gigitan: dua luka gigitan utama akibat gigi

Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang


berasal dari air liur.
Bisa tersebut bersifat
a. Neurotoksin: berakibat pada saraf perifer atau sentral. Berakibat
fatal karena paralise otot-otot lurik. Manifestasi klinis: kelumpuhan
otot pernafasan, kardiovaskuler yang terganggu, derajat kesadaran
menurun sampai dengan koma.
b. Haemotoksin: bersifat hemolitik dengan zat antara fosfolipase dan
enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan
protrombin. Perdarahan itu sendiri sebagai akibat lisisnya sel darah
merah karena toksin. Manifestasi klinis: luka bekas gigitan yang terus
berdarah, haematom pada tiap suntikan IM, hematuria, hemoptisis,
hematemesis, gagal ginjal.
c. Myotoksin:. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal
dan hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot.
d. Kardiotoksin: merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan
kerusakan otot jantung.
e. Cytotoksin: dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktifamin

B. Penyebab Gigitan Serangga Dan Binatang


Berbisa
a. Penyebab gigitan serangga dan binatang berbisa
Serangga dan binatang berbisa tidak akan menyerang kecuali kalau
mereka digusar atau diganggu..
Sebuah gigitan atau sengatan dapat menyuntikkan bisa(racun) yang
tersusun dari protein dan substansi lain yang mungkin memicu reaksi
alergi kepada penderita. Gigitan serangga juga mengakibatkan
kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat.
Lebah, tawon, penyengat, si jaket kuning, dan semut api adalah
anggota keluarga Hymenoptera.
Gigitan atau sengatan dari mereka dapat menyebabkan reaksi yang
cukup serius pada orang yang alergi terhadap mereka. Kematian yang
diakibatkan oleh serangga 3-4 kali lebih sering dari pada kematian yang
diakibatkan oleh gigitan ular. Lebah, tawon dan semut api berbedabeda dalam menyengat.
Ketika lebah menyengat, dia melepaskan seluruh alat sengatnya dan
sebenarnya ia mati ketika proses itu terjadi. Seekor tawon dapat
menyengat berkali-kali karena tawon tidak melepaskan seluruh alat

b. Gejala
Gejala dari gigitan serangga bermacam-macam dan tergantung dari
berbagai macam faktor yang mempengaruhi. Kebanyakan gigitan
serangga menyebabakan kemerahan, bengkak, nyeri, dan gatal-gatal
di sekitar area yang terkena gigitan atau sengatan serangga
tersebut. Kulit yang terkena gigitan bisa rusak dan terinfeksi jika
daerah yang terkena gigitan tersebut terluka. Jika luka tersebut tidak
dirawat, maka akan mengakibatkan peradangan akut.
Sedangkan tanda dan gejala dari gigitan binatang berbisa seperti ular
yaitu :
Tanda umum ular berbisa adalah kepalanya berbentuk segitiga. Tanda
lain adalah dari penampakan langsung misalnya corak kulitnya. Dari
bekas gigitan dapat dillihat dua lubang yang jelas akibat dua gigi
taring rahang atas bila ularnya berbisa, dan deretan bekas gigi-gigi
kecil berbentuk U bila ularnya tak berbisa.
Digigit oleh ular berbisa menghasilkan efek yang bervariasi, dari luka

Gejala dan tanda gigitan ular berbisa dapat dibagi ke dalam


Beberapa
kategori mayor :
Efek lokal : digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra (Naja
spp) menimbulkan rasa sakit dan perlunakan di daerah gigitan
Perdarahan : Gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid Australia
dapat menyebabkan perdarahan organ internal seperti otak atau organorgan abdomen.
Efek sistem saraf : bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung
pada sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba dapat beraksi terutama
secara cepat menghentikan otot-otot pernafasan, berakibat kematian
sebelum mendapat perawatan. Awalnya, korban dapat menderita masalah
visual, kesulitan bicara dan bernafas, dan kesemutan.
Kematian otot : bisa dari Russells viper (Daboia russelli), ular laut, dan
beberapa elapid Australia dapat secara langsung menyebabkan kematian
otot di beberapa area tubuh. Debris dari sel otot yang mati dapat
menyumbat ginjal, yang mencoba menyaring protein. Hal ini dapat
menyebabkan gagal ginjal.

C. Penatalaksanaan Gigitan Serangga Dan


Binatang Berbisa
1. Penatalaksanaan pada gigitan serangga

Jika seseorang yang telah digigit serangga mengalami gejala


seperti di atas maka carilah pengobatan. Gejala tersebut bisa jadi
anafilaksis fatal.
Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak adalah gejala
yang paling sering ditemui. Paling sering ini diobati di rumah
dengan antihistamin.
Jika gigitan menyebabkan infeksi (kemerahan dengan atau tanpa
nanah, suhu tubuh tinggi, demam, atau kemerahan di tubuh),
pergilah ke dokter.Jika tidak diketahui apa yang menggigit, sangat
penting untuk menjaga area yang digigit agar tidak terjadi infeksi.
Hubungi dokter jika ada luka yang terbuka, mungkin itu sengatan
racun laba-laba. Seseorang yang mempunyai riwayat tergigit atau
tersengat serangga harus pergi ke rumah sakit terdekat jika

2. Penatalaksanaan pada gigitan binatang


berbisa
Penatalaksanaan tergantung derajat keparahan
envenomasi; dibagi menjadi perawatan di
lapangan dan manajemen di rumah sakit
a. Perawatan di Lapangan
Seperti kasus-kasus emergensi lainnya, tujuan utama adalah untuk
mempertahankan pasien sampai mereka tiba di instalasi gawat darurat.
Sering penatalaksanaan dengan autentisitas yang kurang lebih
memperburuk daripada memperbaiki keadaan, termasuk membuat insisi
pada luka gigitan, menghisap dengan mulut, pemasangan turniket,
kompres dengan es, atau kejutan listrik.
Perawatan di lapangan yang tepat harus sesuai dengan prinsip dasar
emergency life support. Tenangkan pasien untuk menghindari hysteria
selama implementasi ABC (Airway, Breathing, Circulation

b. Pertolongan Pertama
:
1) Cegah gigitan sekunder atau adanya korban kedua. Ular dapat terus
mengigit dan menginjeksikan bisa melalui gigitan berturut-turut sampai
bisa mereka habis.
2) Buat korban tetap tenang, yakinkan mereka bahwa gigitan ular dapat
ditangani secara efektif di instalasi gawat darurat. Batasi aktivitas dan
imobilisasi area yang terkena (umumnya satu ekstrimitas), dan tetap
posisikan daerah yang tergigit berada di bawah tinggi jantung untuk
mengurangi aliran bisa.
3) Jika terdapat alat penghisap, (seperti Sawyer Extractor), ikuti petunjuk
penggunaan. Alat penghisap tekanan-negatif dapat memberi beberapa
keuntungan jika digunakan dalam beberapa menit setelah envenomasi.
Alat ini telah direkomendasikan oleh banyak ahli di masa lalu, namun alat
ini semakin tidak dipercaya untuk dapat menghisap bisa secara signifikan,
dan mungkin alat penghisap dapat meningkatkan kerusakan jaringan lokal.
4) Buka semua cincin atau benda lain yang menjepit / ketat yang dapat
menghambat aliran darah jika daerah gigitan membengkak. Buat bidai
longgar untuk mengurangi pergerakan dari area yang tergigit.
5) Monitor tanda-tanda vital korban temperatur, denyut nadi, frekuensi
nafas, dan tekanan darah jika mungkin. Tetap perhatikan jalan nafas

Lanjutan
6) Jika daerah yang tergigit mulai membengkak dan berubah warna, ular
yang mengigit kemungkinan berbisa.
7) Segera dapatkan pertolongan medis.
Transportasikan korban secara cepat dan aman ke fasilitas medis darurat
kecuali ular telah pasti diidentifikasi tidak berbahaya (tidak berbisa).
Identifikasi atau upayakan mendeskripsikan jenis ular, tapi lakukan jika tanpa
resiko yang signifikan terhadap adanya gigitan sekunder atau jatuhnya
korban lain. Jika aman, bawa serta ular yang sudah mati. Hati-hati pada
kepalanya saat membawa ular ular masih dapat mengigit hingga satu jam
setelah mati (dari reflek). [5] Ingat, identifikasi yang salah bisa fatal. Sebuah
gigitan tanpa gejala inisial dapat tetap berbahaya atau bahkan fatal.
8) Jika berada di wilayah yang terpencil dimana transportasi ke instalasi
gawat darurat akan lama, pasang bidai pada ekstremitas yang tergigit. Jika
memasang bidai, ingat untuk memastikan luka tidak cukup bengkak
sehingga menyebabkan bidai menghambat aliran darah. Periksa untuk
memastikan jari atau ujung jari tetap pink dan hangat, yang berarti
ekstrimitas tidak menjadi kesemutan, dan tidak memperburuk rasa sakit.

Lanjutan
9) Jika dipastikan digigit oleh elapid yang berbahaya dan tidak
terdapat efek mayor dari luka lokal, dapat dipasang pembalut
dengan teknik imobilisasi dengan tekanan.
Teknik ini terutama digunakan untuk gigitan oleh elapid Australia
atau ular laut.
Balutkan perban pada luka gigitan dan terus sampai ke bagian
atas ekstremitas dengan tekanan seperti akan membalut
pergelangan kaki yang terpeleset.
Kemudian imobilisasi ekstremitas dengan bidai, dengan tetap
memperhatikan mencegah terhambatnya aliran darah.
Teknik ini membantu mencegah efek sistemik yang mengancam
nyawa dari bisa, tapi juga bisa memperburuk kerusakan lokal
pada sisi gigitan jika gejala yang signifikan terdapat di sana.

c. Manajemen di Rumah Sakit


Perawatan definitif meliputi pengecekan kembali ABC dan
mengevaluasi pasien atas tanda-tanda syok (seperti
takipneu, takikardi, kulit kering dan pucat, perubahan status
mental, hipotensi).
Rawat dahulu keadaan yang mengancam nyawa. Korban
dengan kesulitan bernafas mungkin membutuhkan
endotracheal tube dan sebuah mesin ventilator untuk
menolong korban bernafas. Korban dengan syok
membutuhkan cairan intravena dan mungkin obat-obatan
lain untuk mempertahankan aliran darah ke organ-organ
vital.
Semburan bisa ular sendok, apabila mengenai mata, dapat
mengakibatkan iritasi menengah dan menimbulkan rasa
pedih yang hebat. Mencucinya bersih-bersih dengan air
yang mengalir sesegera mungkin dapat membilas dan
menghanyutkan bisa itu, mengurangi iritasi dan mencegah

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


PADA SENGATAN DAN GIGITAN
ULAR
PENGKAJIAN
Pada sengatan serangga mungkin
ditemukan :
~
~
~
~
~
~

Mendesah
Sesak nafas
Tenggorokan sakit atau susah berbicara
Pingsan atau lemah
Infeksi
Kemerahan

Pada gigitan ular dapat ditemukan


data :
~ Tampak kebiruan
~ Pingsan
~ Lumpuh
~ Sesak nafas
~ syok hipovolemik
~ nyeri kepala
~ mual dan muntah
~ nyeri perut
~ diare
~ keluarnya darah terus menerusdari tempat
gigitan
~ flaccid paralysis

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi
Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya
peredaran darah ke jaringan
Rasa gatal, bengkak dan bintik bintik merah
berhubungan dengan proses inflamasi
Gangguan Jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan reaksi endotoksin
Hipertermia berhubungan dengan efek langsung
endotoksin pada hipotalamus
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
pertahanan tubuh tak adekuat

TERIMA KASIH

You might also like