You are on page 1of 29

LAPORAN KASUS

RETENSIO
PLASENTA
Ade dhani nuraini
012054920

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. I.R

Usia

: 26th

Status

: Sudah menikah

Pekerjaan
No RM

: IRT
: 667.308

Tanggal masuk

: 28/8/2012

Jam masuk

: 03.45

ANAMNESIS
Keluhan Utama: Placenta belum lahir
RPS : Plasenta tidak lahir sejak 2 jam
lalu. Pasien melahirkan pukul 02.15
WIB (28-8-2012) di rumah dan
ditolong oleh bidan. Anak perempuan,
hidup, BB = 3200 gr.

Riw ANC : 9x kebidan.


Riwayat mens : tidak teratur, bersih 5 hari.
Riw obst: A1 laki-laki, 6th, ditolong bidan, lahir spontan, 3400gr.
A2 laki-laki, 4th, ditolong bidan, lahir spontan, 3200gr.
A3 perempuan.di tolong bidan, lahir spontan, 3200gr
HPHT : 15/11/2011
HPL

: 22/8/2012

umur kehamilan 40 minggu,6 hari.


Riw nikah: 1x, 10 th
Riw KB: menggunakan KB suntik 3 bulan.
Riw op : Riw penyakit : HT (-), DM (-), asma (-).

TANDA-TANDA
VITAL

KU : Composmentis

Mata : ca -/-, si -/-

Thoraks: c/p t.a.k

Abdomen : inspkesi: cembunng

Tensi darah :
120/90

auskultasi: peristaltik +

Nadi : 84x/mnt

palpasi

: TFU 2 jari di atas umbilikus.

Perkusi

: Tympani

RR : 18x/mnt

Extremitas oedem (-)

Suhu : afebris

Pemeriksaan dalam :
- perdarahan dari jalan lahir, dan terlihat tali plasenta
- teraba tali plasenta dari jalan lahir
- dilakukan manual plasenta = plasenta lahir tak lengkap
explorasi bagian tak bersih

DX : Post manual plasenta atas indikasi retensio sisa plasenta ,


post partus spontan P3A0

TERAPI
Observasi Keadaan Umum dan Tanda-tanda vital
Rencana kuretase atas indikasi retensi sisa plasenta
Amox 1x500mg
As mefenamat 3x500mg
SF 1x1
Drip oksitosin 1 ampul/500ml RL


TINJAUAN PUSTAKA

Retensio plasenta (placental retention) merupakan


plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah
janin lahir.
Penyebab plasenta belum lahir karena:
a). plasenta belum lepas dari dinding uterus; atau
b). plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan.
Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena:
a). kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan
plasenta (plasenta adhesiva);
b). plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab
vili korialis menembus desidua sampai miometriumsampai di bawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta).

Jenis-jenis retensio plasenta:


a. Plasenta Adhesive : Implantasi yang kuat dari jonjot
korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan
mekanisme separasi fisiologis.
b. Plasenta Akreta : Implantasi jonjot korion plasenta
hingga memasuki sebagian lapisan miometrium.
c. Plasenta Inkreta : Implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa
dinding uterus.
d. Plasenta Prekreta : Implantasi jonjot korion plasenta
yang menembus lapisan serosa dinding uterus hingga ke
peritonium.
e. Plasenta Inkarserata : Tertahannya plasenta di dalam
kavum uteri disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.

Berdasarkan prognosa dan perawatannya,


maka retensio plasenta dibagi:
1. Retensio plasenta tanpa perdarahan
Terjadi bila belum ada bagian plasenta yang
lepas atau seluruh plasenta malah sudah
lepas dan plasenta terjepit dalam rahim.
2. Retensio plasenta dengan perdarahan
Menunjukkan bahwa sudah ada bagian
plasenta yang sudah lepas, sedangkan bagian
lain masih melekat, sehingga kontraksi uterus
tidak sempurna .

Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar


Diameter 15 sampai 20 cm dan tebal lebih
kurang 2.5 cm.
Beratnya rata-rata 500 gram.
Tali pusat berhubungan dengan plasenta
biasanya di tengah (insertio sentralis).
Plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan
lebih kurang 16 minggu
Vili koriales yang berasal dari korion, dan
sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari
desidua basalis.

Plasenta berfungsi sebagai :

memberi makanan pada janin

mengeluarkan sisa metabolisme janin

memberi zat asam dan mengeluarkan CO2,


membentuk hormon

penyalur berbagai antibodi ke janin.

GEJALA KLINIS
Plasenta Akreta Parsial / Separasi
a. Konsistensi uterus kenyal
b. TFU setinggi pusat
c. Bentuk uterus discoid
d. Perdarahan sedang banyak
e. Tali pusat terjulur sebagian
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta lepas sebagian
h. Syok sering

Plasenta Inkarserata
a. Konsistensi uterus keras
b. TFU 2 jari bawah pusat
c. Bentuk uterus globular
d. Perdarahan sedang
e. Tali pusat terjulur
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta sudah lepas
h. Syok jarang

Plasenta Akreta
a. Konsistensi uterus cukup
b. TFU setinggi pusat
c. Bentuk uterus discoid
d. Perdarahan sedikit / tidak ada
e. Tali pusat tidak terjulur
f. Ostium uteri terbuka
g. Separasi plasenta melekat seluruhnya
h. Syok jarang sekali, kecuali akibat inversio
oleh tarikan kuat pada tali pusat.

Anamnesis : periode prenatal, perdarahan


postpartum sebelumnya, paritas, serta
riwayat multipel fetus dan polihidramnion,
riwayat pospartum sekarang dimana plasenta
tidak lepas secara spontan atau timbul
perdarahan aktif setelah bayi dilahirkan.
b. Pada pemeriksaan pervaginam,
plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis
servikalis tetapi secara parsial atau lengkap
menempel di dalam uterus.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Hitung darah lengkap: hemoglobin (Hb)
dan hematokrit (Hct), trombositopenia, dan
leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan
infeksi, leukosit biasanya meningkat.
b. Menentukan adanya gangguan
koagulasi : protrombin time (PT) dan
activated Partial Tromboplastin Time (aPTT)
atau yang sederhana dengan Clotting Time
(CT) atau Bleeding Time (BT). Ini penting
untuk menyingkirkan perdarahan yang
disebabkan oleh faktor lain.

PENATALAKSANAAN
Manual plasenta : tindakan operasi
kebidanan untuk melahirkan retensio
plasenta.

Indikasi manual plasenta :


- Perdarahan pada kala tiga persalinan kurang
lebih 400 cc
- Retensio plasenta setelah 30 menit anak
lahir,
- Setelah persalinan buatan yang sulit seperti
forsep tinggi,Versi ekstraksi, perforasi, dan
dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali
pusat putus.

Kuretase; harus dilakukan di rumah sakit


dengan hati-hati karena dinding rahim relatif
tipis dibandingkan dengan kuretase pada
abortus.
Pemberian antibiotika apabila ada tandatanda infeksi dan untuk pencegahan infeksi
sekunder.

MEREGANG TALI PUSAT DENGAN


JARI-JARI MEMBENTUK KERUCUT

UJUNG JARI MENELUSURI TALI


PUSAT, TANGAN KIRI DILETAKKAN
DI ATAS FUNDUS

MENGELUARKAN PLASENTA

KOMPLIKASI
1. Komplikasi yang berhubungan dengan
transfusi darah yang dilakukan.
2. Multiple organ failure yang berhubungan
dengan kolaps sirkulasi dan penurunan
perfusi organ.
3. Sepsis
4. Kebutuhan terhadap histerektomi dan
hilangnya potensi untuk memiliki anak
selanjutnya.

Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan


bahaya:
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Plasenta inkarserata dimana plasenta melekat terus
sedangkan kontraksi pada ostium baik hingga yang
terjadi.
4. Polip plasenta
5. Terjadi degenerasi (keganasan) koriokarsinoma
6. Syok haemoragik

PROGNOSIS
Prognosis tergantung dari lamanya, jumlah
darah yang hilang, keadaan sebelumnya
serta efektifitas terapi. Diagnosa dan
penatalaksanaan yang tepat sangat penting.


PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan plasenta belum lahir sejak


kurang lebih 2 jam lalu
Riwayat ditolong melahirkan oleh bidan
Perdarahan aktif
Plasenta belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir
ini disebut retensio plasenta
Pemeriksaan fisik : keadaan umum compos mentis dan
konjungtiva anemis (-)
Pemeriksaan laboratorium : Hb 9,2 g/dl
Penanganan pasien :

Manual plasenta lahir tak lengkap.explorasi kesan tak bersih

Kuretase

Antibiotik : amoxicilin 1x500mg

TERIMA KASIH

You might also like