Professional Documents
Culture Documents
PERILAKU ORGANISASI
1
PERILAKU
ORGANISASI
BACKGROUND
DEFINITION
Bidang studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan
struktur pada perilaku dalam organisasi, dengan tujuan mengaplikasikan
pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki efektifitas perusahaan.
CONTRIBUTING DISCIPLINE
Perilaku organisasi adalah ilmu terapan yang dibangun dengan
dukungan sejumlah ilmu perilaku. Bidang-bidang yang menonjol adalah
psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik.
Peraga dibawah ini merupakan kajian tentang kontribusi utama terhadap
studi perilaku organisasi.
4
Individu
Pembelajaran
Motivasi
Kepribadian
Persepsi
Pelatihan
Efektifitas kepemimpinan
Kepuasan kerja
Pengambilan keputusan
Individu
Penilaian kinerja
Pengukuran sikap
Seleksi karyawan
Desain kerja
Stres kerja
Psikologi
Sistem Organisasi
Kelompok
Dinamika kelompok
Tim kerja
Komunikasi
Kekuasaan
Konflik
Perilaku antar kelompok
Sosiologi
Nilai komparatif
Sikap komparatif
Analisis lintas budaya
Budaya organisasi
Lingkungan organisasi
Antropologi
Perubahan perilaku
Peerubahan sikap
Komunikasi
Proses kelompok
Pengambilan keputusan
Psikologi Sosial
Konflik
Politik intraorganisasi
Kekuasaan
Ilmu Politik
5
PSIKOLOGI
SOSIOLOGI
PSIKOLOGI
SOSIAL
ANTROPOLOGI
ILMU POLITIK
EXPLANATION
PREDICTION
CONTROL
Type of Values
Menurut Rokeach (1973), ada 2 type nilai yaitu: nilai instrumental dan nilai terminal.
Nilai terminal adalah sesuatu yang menjadi tujuan akhir, sedangkan nilai instrumental
digunakan sebagai alat mencapai tujuan.
Nilai Instrumental
Nilai Terminal
Tenteram
Bahagia
Lulus Ujian
Bekerja
Bekerja
Kawin
Kawin
Punya anak
Laba
Penghargaan
Biaya rendah
Laba
Sembahyang
Naik sorga
10
Menurut Gordon Allport (1930) nilai utama yang dianut manusia yaitu:
4. Nilai Sosial: Yaitu nilai yang memprioritaskan orang dan cinta sebagai
hubungan kemanusiaan.
11
ATTITUDES
Adalah tanggapan (response) yang mengandung komponen-komponen kognitif, afektif, dan konaktif, yang
dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu obyek atau stimulus dari lingkungan. Yang menjadi stimulus dapat berupa
orang, barang, ide, aturan, kejadian, atau lainnya
Kognitif (cognitive): Sejauh mana pengetahuan orang atas obyek yang ditanggapi (persepsi).
Afektif (affective): Sejauh mana penilaian atas obyek yang disikapi tentang baik-buruknya, menyenangkantidaknya, menarik-tidaknya, terlepas dari keinginan untuk memilikinya (evaluasi).
Konaktif (conactive): Kecenderungan untuk berbuat (berperilaku) terhadap obyek setelah mengetahui dan menilai
obyek yang disikapi (aksi).
ATTITUDES THEORIES
1.
Teori Kesesuaian (congruity theory): Jika suatu sikap terhadap obyek berubah, maka sikap terhadap obyek
yang lainpun intensitasnya berubah.
2.
Teori Keseimbangan (balance theory): Dipelopori Frits Heider, Bahwa tiap orang terlibat dalam tiga tonggak
yang saling berhubungan yaitu: dirinya, ide-ide, dan sesuatu yang menjadi obyek sikap. Jika ketiganya
berhubungan positip maka dikatakan seimbang. Contoh kerusuhan diAmbon tidak seimbang dengan ide kita
yang senang kedamaian.
3.
Teori disonansi kognitif (cognitive dissonance theory): Dikembangkan oleh Leon Festinger, yaitu terjadi
peristiwa ketidakcocokan kognitif atau konsistensi. Apabila informasi semula dianggap benar kemudian
menerima informasi yang lain ternyata terjadi inkonsistensi maka akan menimbulkan pertentangan dalam batin.
4.
Teori Fishbein: Didalam obyek yang disikapi terdapat atribut-atribut. Sikap orang terhadap obyek adalah
kumpulan dari penilaiannya. Penilaiannya terhadap setiap atribut kemudian dijumlahkan, itulah skor sikap.12
PERCEPTION
Adalah proses kognitif (di dalam pikiran) seseorang untuk memberi arti terhadap stimuli dari lingkungan yang
dapat ditangkap melalui inderanya. Tiap orang mempunyai persepsi sendiri-sendiri, karena peerbedaan
kemampuan inderanya dalam menangkap stimuli, dan berbeda kemampuannya dalam menafsir atau memberi arti
kepada stimuli itu. Indera merupakan filter dapatnya stimuli itu masuk dalam kognisinya.
Karakteristik Obyek
1. Penampilan 2. Cara berkomunikasi 3. Status
Karakteristik Individu
1. Konsep diri 2. Kompleksitas kognitif
3. Pengalaman 4. Emosi
PERSEPSI
Terhadap obyek, stimulus, orang,
barang, atau lainnya.
Karakteristik Situasi
1. Sosial 2. Organisasi 3. Alam
13
ATTRIBUTION: Adalah membuat judgment (evaluasi) atas persepsi mengenai alasan mengapa
orang berperilaku seperti itu. Orang biasanya membuat atribusi sebab (causal attribution). Misalnya,
mengapa ia pinjam uang, disebabkan karena kehabisan uang tunai.
STEREOTYPING: Adalah memberi sifat kepada seseorang, semata-mata atas dasar sifat-sifat
yang ada pada kelompok, ras, atau bangsa secara umum sebagaimana pernah didengar atau diketahui
dari sumber lain. Misalnya, anda kedatangan tamu orang Cina, lalu anda menyuguhkan makanan babi.
Judgment anda dalam hal ini bisa keliru.
PROJECTION:
LEARNING
Jika kita ingin menjelaskan, memprediksi, atau melakukan kontrol atas perilaku, kita harus mengetahui
bagaimana seseorang itu belajar. Belajar adalah akumulasi dari pengalaman. Oleah sebab itu difinisi dari
learning menurut Robbins (2000) adalah: perubahan perilaku secara relatif permanen yang terjadi sebagai
akibat dari pengalaman. Bagaimana proses pembelajaran kita lakukan seperti gambar dibawah ini.
Shaping
Environtment
Behavior
Law of effect
Modeling
Robbins (2000)
Kita belajar dalam bentuk (shaping) pengalaman yang kita lalui. Kalau dikatakan bahwa learning by mistake
berarti kita menunjuk suatu bentuk pengalaman kita yang lalu. Selanjutnya apa yang telah kita pelajari akan menjadi
modeling setelah itu.
15
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
16
PENENTU KEPRIBADIAN
1.
KETURUNAN: Keturunan merujuk faktor-faktor yang ditentukan sejak lahir. Ritme biologis adalah
karakteristik yang pada umumnya dipengaruhi secara substansial oleh siapa orang tuanya. Namun
demikian karakteristik kepribadian tidak sepenuhnya dipengaruhi keturunan.
2.
3.
SITUASI: Situasi mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan pada kepribadian. Kepribadian
individu, walaupun umumnya stabil dan konsisten, dapat berubah pada situasi yang berbeda.
17
LOKUS KENDALI: Persepsi seseorang tentang sumber nasibnya diistilahkan sebagai lokus
kendali. Diberi label internal, jika mereka yakin bahwa mereka dapat mengandalikan nasib mereka.
Sementara itu diberi label eksternal jika hidup mereka dipersepsikan dikendalikan oleh kekuatan
luar. Exercise
2.
MACHIAVELLIANSIME: Tingkat dimana individu bersifat pragmatis, menjaga jarak emosi, dan
yakin bahwa tujuan dapat dicapai dengan membenarkan segala cara.
3.
HARGA DIRI: Atau keyakinan diri (self-esteem= SE) Tingkat dimana individu menyukai atau tidak
menyukai diri mereka sendiri. Penelitian SE menawarkan sejumlah kajian penting tentang OB. Harga
diri berhubungan langsung dengan harapan keberhasilan. Orang dengan SE tinggi yakin bahwa
mereka memiliki kemampuan untuk berhasil
4.
PEMANTAUAN DIRI: Ciri kepribadian yang mengukur kemampuan individu untuk menyesuaikan
perilakunya terhadap faktor-faktor eksternal situasional.
5.
6.
KEPRIBADIAN TIPE A: Keterlibatan agresif dalam perjuangan bertahun-tahun tiada henti untuk
meraih lebih banyak dalam waktu yang semakin sedikit jika perlu melawan upaya-upaya orang lain
atau orang lain yang menentang. Kebalikannya Kepribadian tipe B. Exercise
18
Emotions
Adalah perasaan kuat yang diarahkan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah suatu reaksi, bukan sifat
kepribadian. Emosi dapat berubah menjadi suasana hati ketika anda kehilangan fokus pada obyek kontekstual. Suatu
saat anda dikritik sehingga marah, hal ini menyebabkan hari itu suasana hati menjadi tidak enak.
19
APLIKASI-APLIKASI OB
1. Kemampuan dan seleksi: Orang yang bisa mengetahui emosinya sendiri dan bisa dengan baik membaca
emosi orang lain bisa menjadi lebih efektif dalam pekerjaan mereka.
Terdiri dari lima dimensi yaitu: (1). Kesadaran Diri, kemampuan untuk
menyadari apa yang sedang dirasakan; (2). Pengelolaan Diri, kemampuan untuk mengelola emosi dan
rangsangan sendiri; (3). Motivasi Diri, kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi kemunduran dan
kegagalan; (4). Empati, kemampuan untuk merasakan bagaimana perasaan oran lain; (5). Ketrampilan Sosial,
kemampuan menangani emosi orang lain.
3. Pengambilan Keputusan:
4. Motivasi:
Masalah motivasi akan dibahas tersendiri. Hanya saja perlu kita pahami disini bahwa teori tentang
motivasi terlalu dirasionalkan. Perlu diketahui bahwa ada banyak orang yang terlibat secara emosional dengan
pekerjaannya, yang tidak dapat dijelaskan secara rasional. Contohnya seperti banyak orang yang lupa makan dan
bekerja sampai larut malam karena tenggelam dengan irama kerjanya.
5. Kepemimpinan:
Masalah ini dibahas tersendiri, disini sekedar memperkenalkan bahwa emosi dapat
menjadi bagian integral dari kepemimpinan. Ungkapan emosi seorang pemimpin menjadi unsur penting yang
mengakibatkan individu menerima atau menolak.
6. Konflik Interpersonal:
Kapan saja konflik bisa timbul, dan kita bisa memastikan bahwa emosi akan
timbul. Keberhasilan menyelesaikan sebuah konflik sangat dipengaruhi kemampuan mengidentifikasikan unsurunsur emosional.
TEORI AWAL
TENTANG MOTIVASI
Teori ERG
Teori Kebutuhan
McClelland
Teori Evaluasi Kognitif
TEORI KONTEMPORER
TENTANG MOTIVASI
Teori Penetapan-Sasaran
Teori Penguatan
Teori Hanyut dan
Motivasi Intrinsik
Teori Kesetaraan
Teori Pengharapan
21
Esteem needs
Social needs
Physiological needs
TEORI X
TEORI Y
1.
1.
2.
2.
3.
4.
Memiliki kreatifitas
3.
4.
belajar
sebagai
menerima
23
FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI
1.
FAKTOR-FAKTOR HYGIENE
1.
Gaji (Salary)
2.
2.
Kedudukan (Status)
3.
3.
4.
5.
Penyeliaan (Supervision)
6.
7.
4.
5.
24
Teori ERG
Teori ini dikembangkan oleh Clayton Alderfer yang mengelompokkan semua kebutuhan manusia dalam tiga
kategori, yaitu: (1). Existence needs; (2). Related needs; (3). Growth needs. Disingkat dengan ERG.
Kebutuhan yang paling bawah adalah E, ditengah R, dan yang diatas adalah G. Tetapi ketiganya dapat terjadi
bersamaan.
Kebutuhan eksistensi, adalah kebutuhan yang membuat kelestarian hidup manusia secara jasmaniah.
Kebutuhan ini menurut Maslow (Kebutuhan Jasmani + Kebutuhan Keselamatan & Keamanan).
Kebutuhan Perhubungan, Menurut Maslow (Kebutuhan Sosial + Kebutuhan Keselamatan & Keamanan).
Kebutuhan Pertumbuhan, Menurut Maslow (Kebutuhan Aktualisasi + Kebutuhan Esteem).
Menurut Alderfer, kebutuhan yang sudah terpuaskanpun dapat menjadi pendorong perbuatan, tidak seperti
Maslow, hanya kebutuhan yang belum terpuaskan saja yang mendorong terjadinya perbuatan atau perilaku.
Dalam teori Alderfer dikenal adanya Satisfaction-Progression (Maju karena puas): yaitu apabila seseorang
telah memperoleh kepuasan pada kebutuhan E, kemudian maju ke kebutuhan R, apabila sudah terpuaskan maka
ia beralh ke kebutuhan G. Sebaliknya Frustation-Regression (Mundur karena kecewa): Artinya jika ia
frustasi memenuhi kebutuhan G, maka ia akan mundur (regression) ke kebutuhan R, dan jika ia menemukan
frustasi di kebutuhan R, maka ia akan turun pada kebutuhan E. Jika pada E masih frustasi maka ia akan terus
menerus berkonsentrasi pada kebutuhan E saja.
G
Frustation-Regression
R
E
Satisfaction-Pregression
25
Teori Penetapan-Sasaran
Goal-setting Theory yang dikembangkan Edwin Locke, berpendapat bahwa keinginan (intention)
yang ada dalam batin untuk mencapai goal merupakan sumber utama motivasi kerja. Misalnya:
ingin menyelesaikan pekerjaan sebelum jam 17.00, ingin meningkatkan produktivitas secesar
10%, ingin menyelesaikan S-2 dalam 16 bulan dsb.
28
Teori Penguatan
Teori Penguatan (Reinforcement Theory) adalah lawan pendapat dari goal-setting
theory. Teori penguatan merupakan pendekatan kognitif yang mengemukakan bahwa
sasaran individu mengarahkan tindakannya. Argumentasinya penguatanlah yang
mengkondisikan perilaku.
Teori ini mengabaikan keadaan internal individu namun memusatkan sematamata hanya pada apa yang terjadi pada seseorang bila ia melakukan tindakan.
Teori ini bukanlah teori motivasi, akan tetapi karena memberikan analisis yang
ampuh terhadap apa yang mengendalikan perilaku maka dipertimbangkan
masuk dalam pembahasan motivasi.
29
Teori Hanyut
Menurut Ken Thomas yang mengembangkan teori ini, motivasi seseorang tidak
berkaitan dengan sasaran akhir. Kegiatan yang dilakukan mencapai sasaran yang
tidak dibatasi waktu dan bukannya upaya untuk mencapai sasaran. Dengan
demikian ketika seseorang mengalami perasaan hanyut (flow), dia benar-benar
termotivasi secara intrinsik.
30
Teori Kesetaraan
Teori Kesetaraan (Equity Theory) dikembangkan oleh Adam, didasarkan atas premis bahwa
motivasi dipengaruhi derajad keadilan yang dipersepsikan oleh seseorang karyawan dalam situasi
kerjanya. Jika seorang karyawan merasa ia dibayar kurang dari teman kerjanya yang sederajad
padahal pengorbanannya sama maka ia merasa diperlakukan tidak adil, dan akan berusaha
mengurangi ketidakadilan itu dengan perbuatan tertentu.
Dirinya
Orang lain
<
Outcomes
Inputs
Outcomes
Inputs
>
Outcomes
Inputs
Outcomes
Inputs
Outcomes
Inputs
Equalpaid = Adil
Outcomes
Inputs
31
Teori Pengharapan
Teori Pengharapan (expectancy theory) dikembangkan oleh Vroom, semula sangat sederhana
karena hanya menyatakan bahwa performance adalah fungsi daripada motivasi dan kemampuan
(ability) sehinggga dirumuskan:
P = f (MxA)
Dari rumus itu selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan lima variabel yaitu: expectancies
(harapan), outcomes (hasil), instrumentalities (sarana), valences (nilai), dan choices (pilihan).
Sehingga dapat digambarkan seperti dibawah ini:
Harapan
EFFORT
Sarana
Nilai Hasil
MBO
Bagaimana anda menjalankan teori penetapan sasaran ? Jawaban yang paling relevan terhadap
pertanyaan itu adalah : Laksanakan program MBO (Management By Obyective). MBO adalah
program yang mencakup sasaran spesifik, yang ditentukan secara partisipatif, untuk kurun waktu
tertentu yang eksplisit, dengan umpan balik kemajuan-kemajuan sasaran. Empat unsur umum
MBO adalah: Spesifikasi sasaran, Pengambilan keputusan partisipatif, Jangka waktu yang
eksplisit, dan Umpan balik kinerja.
Teori Penetapan Sasaran: menunjukkan bahwa sasaran yang sulit menghasilkan tingkat kinerja
individual yang tinggi daripada sasaran yang mudah. MBO, secara langsung mendukung sasaran
spesifik dan umpan balik, selain itu MBO sangat efektif bila sasaran itu sulit agar dapat menuntut
orang itu memaksa diri bekerja.
33
Reinforcement Theory
Program Pengakuan
Konsisten dengan teori penguatan (reinforcement theory), hasil survey 1500 orang karyawan di
Inggris, bahwa motivasi yang paling berpengaruh ditempat kerja adalah Pengakuan. Pengakuan
dapat menjadi motivator yang manjur.
Salah satu alat pengakuan yang digunakan luas adalah PENGAKUAN SISTEM SUSLAN.
Karyawan menawarkan usulan perbaikan proses atau cutting cost dan diberikan pengakuan berupa
hadiah sejumlah uang tunai. Di Jepang cara semacam ini berfungsi dengan baik.
JEPANG
47
u.s. $35/usul
EROPA
u.s. $90/usul
34
Motivation Theories
Pelibatan Karyawan
TEORI X
TEORI Y
TEORI
DUA
FAKTOR
TEORI
ERG
35
Expectancy Theory
Upah Variabel
Agaknya upah variabel paling sesuai dengan prediksi-prediksi teori pengharapan (expectancy
theory). Individu seharusnya mempersepsikan hubungan yang kuat antara kinerja dengan imbalan
yang mereka terima. Jika imbalan dialokasikan sepenuhnya berdasarkan faktor-faktor bukan
kinerja seperti senioritas atau jabatan, maka kemungkainan besar karyawan akan mengurangi
upaya mereka.
Hasil survey 400 perusahaan manufaktur di Inggris membuktikan bahwa perusahaan dengan
rencana upah insentive mencapai produktifitas 43% - 64% lebih besar daripada perusahaan
tanpa rencana semacam itu.
36
Expectancy Theory
Tunjangan Fleksible
Memberi tunjangan yang sama kepada semua karyawan mengasumsikan bahwa semua karyawan
mempunyai kebutuhan yang sama. Asumsi seperti itu keliru. Seharusnya tunjangan fleksibel dapat
dijadikan sebagai sarana motivator. Konsisten dengan teori pengharapan, imbalan organisasi
seharusnya ditautkan dengan sasaran masing-masing karyawan.
ASPEK
KELEBIHAN
KEKURANGAN
KARYAWAN
Biaya tunjangan
meningkat.
ORGANISASI
optional
sering
Motivation Theories
TEORI
ERG
TEORI
PENGUATAN
TEORI
KESETARAAN
38
K1
Mendifinisikan masalah
2.
3.
4.
Mengevaluasi alternatif
5.
Keahlian
Ketrampilan
Kreatifitas
Kreatifitas
Keahlian merupakan landasan bagi semua pekerjaan kreatif. Pemahaman Picasso tentang
seni dan pengetahuan Einstein tentang fisika meerupakan kondisi dasar bagi mereka untuk
memberikan sumbangan kreatif.
Ketrampilan berpikir kreatif merupakan karakteristik kepribadian sekaligus bakat untuk
melihat hal yang umum dari sudut pandang berbeda.
Kreatifitas (motivasi tugas-intrinsik) merupakan keinginan untuk mengerjakan apa saja
karena hal itu menarik.
40
BOUNDED
RATIONALITY
Intuisi
41
UTILITARIAN
HAK
KEADILAN
42