You are on page 1of 40

1.

Apa yang dimaksud dengan


Anemia?
Anemia adalah penurunan jumlah eritrosit,
kuantitas hemoglobin, atau volume packed
red cell dalam darah dibawah normal
(Kamus Saku Dorland).
Anemia adalah penyakit kekurangan
hemoglobin dalam sel darah, yang
disebabkan oleh jumlah sel darah merah
yang terlalu sedikit atau jumlah hemoglobin
dalam sel yang terlalu sedikit. (Ilmu
Penyakit Dalam)

2. Sebutkan Klasifikasi dari


Anemia!

Anemia karena gangguan pembetukan


eritrosit:
Anemia defisiensi Fe
Anemia defisiensi asam folat
Anemia defisiensi Vit B12
Anemia aplastik
Anemia mieloptisik
Anemia pada keganasan hematologi
Anemia diseritropoietik

Anemia menurut morfologiknya


-Anemia normokromik normositik
ukuran dan bentuk eritrosit normal serta
mengandung jumlah hemoglobin normal
-Anemia normokromik makrositik
ukuran dan bentuk eritrosit lebih besar dari
normal tetapi normokromik karena
konsentrasi hemoglobin normal
-Anemia hipokromik mikrositik
ukuran dan bentuk eritrosit lebih kecil dari
normal dengan kadar hemoglobin lebih
rendah dari normal

3.Jelaskan mengenai ERITROSIT


dan pembentukannya
MORFOLOGI

HEMOGLOBIN

Sel datar berbentuk piringan bikonkaf


dengan garis tengah 8um, tebal 2 um
di tepi luar, dan ketebalan 1 um di
bagian tengah
Satu eritrosit dipenuhi oleh lebih dari 250
juta molekul hemoglobin. Sel darah merah
tidak mengandung nukleus, organel, atau
ribosom
Hemoglobin ditemukan hanya di sel darah
merah. Molekul hemoglobin memiliki dua
bagian: globin dan hem.
Hemoglobin adalah suatu pigmen. Karena
kandungan besinya maka hemoglobin
tampak kemerahan jika berikatan dengan
oksigen dan keunguan jika mengalami
deoksigenasi.

USIA ERITROSIT

ERITROPOIESIS

Sel darah merah hanya bertahan hidup


rata rata 120 hari. Seiring proses penuaan,
membran plasma eritrosit menjadi rapuh
dan mudah pecahsaat melewati sistem
vaskular. Sebagian besar mengakhiri
hidupnya di limpa, karena jaringan kapiler
organ ini yang sempit dan berkelok
merusak sel rapuh ini.

Sumsum tulang dalam keadaan normal mengasilkan


sel darah merah baru (eritropoiesis) dengan
kecepatan menyamai kecepatan kerusakan sel tua.
Pada anak, sebagian besar tulang terisi oleh sumsum
tulang merah yang mampu memproduksi sel darah.
Namun, seiring dengan pertambahan usia, sumsum
tulang kuning yang tidak mampu melakukan
eritropoiesis secara perlahan menggantikan sumsum
tulang merah.
Sel sel eritrosit yang paling matang memerlukan
waktu beberspa hari sebelum matang penuh dan
dibebaskan ke dalam darah.
Waktu yang diperlukan untuk emngganti secara
tuntas semua SDM yang lenyap bergantung pada
seberapa banyak yang dibutuhlan untuk kembali ke
jumlah normal.

RETIKULOSIT

Jika kebutuhan akan produksi SDM


tinggi (misalnya setelah perdarahan)
maka sumsum tulang dapat
mengeluarkan sejumlah besar
eritrosit imatur yang dikenal sebagai
retikulosit ke dalam darah utnuk
memenuhi kebutuhn tersebut dengan
cepat.
Sumber: Fisiologi Sherwood

4.Jelaskan mengenai Lekosit dan


pembentukannya
Sel darah putih (lekosit) rupanya bening dan
tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel
darah merah, tetapi dengan jumlah yang lebih
sedikit. Diameter lekosit sekitar 10 m. Batas
normal lekosit berkisar 4.000 10.000 /
mm
darah. Lekosit di dalam tubuh
berfungsi untuk mempertahankan tubuh
terhadap benda benda asing ( foreign
agents) termasuk kuman kuman penyebab
penyakit infeksi.

Pembentukan Lekosit
Selsel polimorfonuklear dan monosit dalam keadaan normal hanya dibentuk
didalam sumsum tulang, sedangkan sel sel limfosit dan sel sel plasma
diproduksidalambermacammacamorganlimfoidtermasuklimfe, limpa,tonsil,
danbermacammacamsel-sellimfoidyanglaindidalam sumsumtulang,
usus dan sebagainya. Sel -sel darah putih yang di bentuk di dalam sumsum
tulang, terutama granulosit akan di simpan di dalam sumsum sampai mereka
diperlukan di dalam sistem sirkulasi, kemudian bila kebutuhannya meningkat
makaakanmenyebabkangranulosittersebutdilepaskan. Dalamkeadaannormal
granulosit yang bersirkulasi di dalam seluruh aliran darah kira kira tiga kali
daripada jumlah granulosit yang di simpan dalam sumsum, jumlah ini sesuai
denganpersediaangranulositselamaenamhari.(A.CGuyton,1995).

.PenggolonganLekosit
Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan bentuk intinya, sel darah putih
digolongkanmenjadiduagolongan:
1. Lekositbergranula

a. Eosinofil

Eosinofil adalah granulosit dengan inti yang terbagi 2 lobus dan sitoplasma
bergranulakasar,refraktildanberwarnamerahtuaolehzatwarnayangbereaksi
asamyaitu
c.Netrofil
b.Basofil
Selselinidisebutlekositpolimorfonuklearkarenabentukintinyabermacam
Mempunyaibentukbulat,danintinyasukardilihatsebabtertutupolehgranula.
macam.Adaduajenisnetrofilyaitunetrofilbatangdannetrofilsegment.

2.LekositTidakBergranula
a.Limfosit
Sel limfosit mempunyai ukuran yang kecil, kirakira hampir sama
dengan SDM. Limfosit adalah sel lekosit kedua terbanyak di dalam darah
b.Monosit
sesudahlekositnetrofil.
Monosit adalah sel darah yang kasar.Konsentrasi sel monosit ini di
dalamdarahantara5%sampai10%.
Selmonositinihanyaberadadalamdarahselama24jamsaja.

c.SelPlasma
SelPlasmamempunyaicirriciri:ukuran820um,berbentukbulat,berwarna
keunguunguan,kromatintersusunretikulairseperijarijarisepeda,membraninti
tidakjelas,danbutirintitidakada.

skan tentang trombosit dan proses pembentu

Trombosit
Trombosit adalah salah satu komponen darah yang mepunyai fungsi
utama dalam Pembekuan darah, berbentuk cakram bulat, oval,
bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari. Dengan nilai
normal 150.000-400.000/ml
fungsi: Trombosit berperan dalam pembekuan darah. Ketika terjadi
kerusakan pada pembuluh darah, trombosit memecah trombokinase
sehingga merangsang protombin untuk membentuk Trombin.
Trombin merangsang Fibrinogen membentuk fibrin yang berupa
jaring-jaring yang menutup bagian yang rusak.
Proses Pembentukan: Megakariosit mengalami pematangan
dengan replikasi inti endomiotik dengan memperbesar volume
sitoplasma, dan penambahan lobus. Dalam perkembanganya
sitoplasma menjadi granular dan trobosit diulepaskan.

6. Jelaskan etiologi anemia


Karena cacat sel darah merah
sel darah merah mempunyai komponen senyawa protein penyusun yang banyak
sekali . Tiap2 komponen ini apabila mengalami cacat/ kelainan akan menimbulkan
masalah bagi sel darah merah itu sendiri, sehingga tidak berfungsi sebagaimana
mestinya dan dengan cepat mengalami penurunan dan yang akan segera di hancurkan.
2. Karna kekurangan zat gizi
Anemia jenis ini adalah anemia yang disebabkan oleh faktor luar tubuh yaitu
kekurangan salah satu zat gizi.
3. Karena perdarahaan
Kehilangan darah dalam jumlah besar, tentu saja akan menyebabkan kurangnya
jumlah SDM dalam darah, sehingga terjadi anemia. Salah satu peneyebabnya karena
kecelakaan.
4. Karena autoimun
Dalam keadaan tertentu , sistem imun tubuh dapat mengenali dan menghancurkan
bagian-bagian tubuh yang biasanya tidak di hancurkan. Keadaan ini sebenarnya tidak
seharusnya terjadi dalam jumlah besar, bila hal ini terjadi, maka sel darah merah
umurnya memendek karena dengan cepat di hancurkan oleh sistem imun
1.

7.Epidemiologi Anemia
Anemia merupakan masalah yang dihadapi oleh
banyak negara, baik negara maju maupun
berkembang. Di negara maju prevalensi anemia
tergolong relatif rendah dibandingkan dengan negara
berkembang yang diperkirakan mencapai 90 % dari
semua individu.
Beberapa peneliti dan laporan menyatakan bahwa
anemia gizi besi merupakan prevalensi yang paling
tinggi dari berbagai anemia gizi, dan hampir separuh
dari semua wanita di negara berkembang menderita
anemia.

8. Hubungan menstruasi
dengan anemia
Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia
terutama sering dijumpai pada perempuan usia
subur, disebabkan oleh kehilangan darah sewaktu
menstruasi. Dalam keadaan normal tubuh orang
dewasa mengandung 4 sampai 5 gram besi. Lebih
dari besi terdapat didalam hemoglobin. Tiap
milliliter darah mengandung 0,5 mg besi.
Kehilangan besi umumnya sedikit sekali, dari 0,5-1
mg/hari. Namun, yang mengalami menstruasi
kehilangan tambahan sebanyak 15-28 mg/bulan.
Anemia akan muncul ketika terjadi pendarahan
secara berlebihan pada beberapa siklus menstruasi.
Kondisi ini lebih dikenal dengan istilahmenorrhagia.

9. Hubungan Anemia dengan


kehamilan

Penyebab anemia pada ibu hamil adalah


menurunnya hemoglobin dalam darah.
Selama masa kehamilan akan terjadi
sebuah peningkatan volume darah, hal ini
membuat hemoglobin dalam darah
menurun. Pada saat menjalani masa
kehamilan, tubuh akan menyangga
pertumbuhan janin didalam perut sehingga
tubuh ibu hamil akan sangat membutuhkan
lebih banyak lagi sel darah merah.

10. Zat gizi essensial yang


berkaitan pada anemia !
Fe (zat besi) berperan dalam pembentukan
hemoglobin, sering terjadi def. pada keadaan
perdarahan serta ibu hamil melalui proses
hemodilusi
vitamin B12 banyak terdapat pada protein
hewani berperan dalam pembentukan sel di
dalam sumsum tulang
Asam folat berperan penting dalam
pembentukan sel darah merah, dan
kebutuhannya meningkat 2-3 kali lipat selama
kehamilan

11. Apakah ada hubungan


anemia dengan Jenis Kelamin?
Ya, karena anemia merupakan keadaan
berkurangnya sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin (Hb) dibawah nilai
normal sesuai usia dan jenis kelamin.
Umumnya wanita lebih rentan terkena
anemia daripada laki-laki. Karena wanita
dapat kehilangan darah pada saat
menstruasi dan membutuhkan tambahan
zat besi ketika hamil.

12. Mengapa Konjungtiva


Anemis?
Karena pada anemia kekurangan erotrosit
sehingga darah yang seharusnya dialirkan ke
seluruh tubuh dengan cukup jadi tidak
merata, sementara itu konjungtiva merupakan
salah satu daerah sensitive yang apabila tidak
teraliri darah dengan sempurna akan tampak
pucat sama halnya seperti bibir dan kuku.

13.Metabolisme Eritrosit
JALAN EMBDEN-MEYERHOF
Eritrosit tidak mempunyai mitokondria atau organel lainnya dan juga
metabolisme di dalam sitoplasmanya sangat berkurang. Yang diperlukan untuk
fungsinya tentu saja adalah penambahan glukosa yang dipecahkan melalui
glikolisis menjadi laktat. Untuk setiap molekul glukosa yang digunakan,
dihasilkan dua molekul ATP dan dengan demikian dua ikatan fostat berenergi
tinggi. ATP ini menyediakan energi untuk pemeliharaan volume, bentuk dan
kelenturan (flexibility) sel darah merah. ATP juga berfungsi menyediakan
energi bagi Na+/K+ -ATPase, yang menjaga lingkungan ion di dalam eritrosit,
dan ini memakai satu molekul ATP untuk menggerakkan tiga ion natrium ke
luar dan dua ion kalium ke dalam sel. BPG (2,3-Bifosfogliserat) juga berasal
dari pemecahan glukosa.
Jalan Embden-Meyerhof juga menghasilkan NADH yang diperlukan oleh enzim
methhemoglobin reduktase untuk mereduksi methemoglobin yang tidak
berfungsi (hemoglobin teroksidasi) yang mengandung besi Ferri (Fe3+OH)yang diproduksi oleh oksidasi sekitar 3% hemoglobin setiap hari- untuk
menjadi aktif berfungsi sebagai bentuk hemoglobin tereduksi (mengandung
besi ferro, Fe2+).

Metabolisme Eritrosit

ALAN HEKSOSA MONOFOSFAT (PENTOSA FOSFAT)


Kira-kira 5% glikolisis terjadi dengan cara oksidatif ini di mana glukosa 6fosfat dikonversi menjadi 6-fosfoflukonat dan terus menjadi ribulosa 5-fosfat.
NADPH dihasilkan dan berikatan dengan glutation (GSH) yang menjaga
keutuhan gugus sulfidril (-SH) dalam sel termasuk yang di dalam hemoglobin
dan membran sel darah merah. NADPH yang digunakan oleh methemoglobin
reduktase lainnya memelihara besi hemoglobin dalam keadaan Fe2+ yang
fungsional aktif.
Selain itu dengan adanya O2 selalu terbentuk peroksida yang sangat reaktif,
yang juga harus dimusnahkan. Hal ini terjadi secara enzimatik dengan
bantuan glutation (GSH). Tripeptida (-Glu-Cys-Gly) yang atipikal ini membawa
satu gugus tiol pada sistein. Pada reduksi methemoglobin dan peroksida,
gugus tiol tersebut akan dioksidasi menjadi disulfida yang sesuai (GSSG).
Regenerasi GSH dikatalisis oleh glutation reduktase yang pada proses ini
memerlukan NADPH sebagai koenzim.

14. Metabolisme Hemoglobin


A. Biosintesis Hemoglobin
1) Biosintesis Heme
Sintesis heme merupakan proses yang sangat kompleks dan
melibatkan berbagai tahapan enzimatis. Sintesis heme dilakukan
dengan penggabungan senyawa Protophorphyrin IX dan Fe di dalam
mitokondria. Pembentukan senyawa protophophyrin IX ini diawali
oleh kondensasi antara Succynil co-A dan Glisin di dalam
mitokondria. Kemudian berlajut reaksi yang lainya dan pada akhirnya
terbentuklah protophorphyrin IX.
2) Biosintesis Globin
Gen-gen pembentuk protein globin terdapat pada kromosom 11
(-cluster) dan kromosom 16 (-cluster) dan terletak pada lengan
pendek kromosom. Pada bayi, produksi globin- sudah banyak diikuti
oleh produksi globin-. Ketika memasuki umur 6 tahun, produksi
globin- menurun dan meningkatnya produksi globin-. Sehingga
pada bayi banyak ditemukan HbF (22) dan pada dewasa banyak
ditemukan HbA ( ).

B. Katabolisme Hemoglobin
Seiring dengan eritrosit yang semakin tua, sel tersebut menjadi
kaku dan fragil, akhirnya pecah. Hemoglobin terutama difagosit di
dalam limpa, hati, dan sumsum tulang serta direduksi menjadi globin
dan heme. Globin akan masuk kembali ke dalam kumpulan asam
amino. Besi dibebaskan dari heme, dan bagian yang lebih besar
diangkut oleh protein plasma tranferin ke sumsum tulang untuk
kembali memproduksi eritrosit. Sisa besi disimpan dalam hati dan
jaringan tubuh lain dalam bentuk ferritin dan hemosiderin untuk
digunakan di kemudian hari. Sisa bagian heme yang lain akan direduksi
menjadi CO dan Biliverdin. Carbon akan diangkut dalam bentuk
karboksihemoglobin dan akan dikeluarkan melalui paru-paru.
Selanjutnya biliverdin akan diubah menjadi bilirubin bebas yang dilepas
dalam plasma untuk diangkut ke hati dan diekskresi dalam kanalikuli
empedu.

Bagaimana pemeriksaan Laboratorium Darah


Pemeriksaan
darah(complete
lengkap blood
Pemeriksaan
darah lengkap
count/ CBC) yaitu jenis pemeriksaan untuk
mendiagnosis suatu penyakit, melihat respon
tubuh terhadap suatu penyakit, atau melihat
kemajuan/respon terapi.
Meliputi: Hb,Ht, Leukosit,
Trombosit,eritrosit,MCV, MCH, MCHC
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan darah rutin meliputi pemeriksaan
Hb, Ht, Leukosit dan hitung jenis, Trombosit, Laju
endap Darah, Eritrosit

Pemeriksaan darah Tepi


Untuk mengetahui jumlah leukosit (sel darah
putih), serta mengetahui adanya infeksi yang
menyebabkan respon anti body.

Andi Annisa
Dwi Wahyuni
Adam
(2013730005)

16.Mekanisme wajah pucat


Di akibatkan karena berkurangnya volume
darah, berkurangnya Hemoglobin dan
vasokontriksi untuk memaksimalkan pengiriman
ke organ-organ vital. Warna kulit merupakan
indeks yang di percaya untuk pucat karena
pigmentasi kulit, suhu, dan ke dalaman serta
distribusi bantalan kapiler. Bantalan kuku, telapak
tangan, dan membran mukosa mulut serta
konjungtiva merupakan indikator yang lebih baik
untuk menilai pucat. Jika lipatan tanggan tidak lagi
berwarna merah muda, hemoglobin biasanya
kurang dari 8 gram.

17.Gambaran radiologi.
Anemia Aplastik
Salah satu contoh gambaran radiology yang
sering ditemukan adalah pada penderita
anemia aplastic yaitu dengan abnormalitas
skelet, yang paling sering hypoplasia atau tidak
adanya ibu jari dan anomaly pergelangan
tangan sisi radial.
50% mengalami hypoplasia
25% mengalami osteoporosis
25% mengalami anomaly ginjal, ginjal atopic
atau aplastic dan horse shoe kidney.

18. Anemia Defisiensi Besi


Definisi

Anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan


besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong
yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan
hemoglobin berkurang.

Etiologi

asupan besi rendah, gangguan absorpsi, serta kehilangan


besi akibat pendarahan menahun (menorrhagia, hematuria)

Patogenesis

Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan besi


sehingga cadangan besi semakin menurun. Apabila
kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi kosong
sama sekali. Apabila jumlah besi menurun terus maka
eritropoiesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin
mulai menurun, akibatnya timbul anemia defisiensi besi.
Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epitel serta
beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada kuku,
epitel mulut, dan faring serta berbagai gejala lainnya.

Gejala

Gejala umum : kadar hb turun dibawah 7-8 g/dl,


lemah, lesu , cepat lelah, mata berkunang-kunang,
serta telinga mendenging, pucat.
Gejala khas defisiensi besi : kuku sendok
(koilonychia), permukaan lidah licin dan mengkilap
karena papil lidah menghilang (arofi papil lidah),
adanya peradangan pada sudut mulut (stomatitis
angularis), nyeri menelan (disfagia).
Gejala penyakit dasar : dijumpai gejala-gejala
penyakit yang menjadi penyebab anemia defisiensi
besi, contoh : pada anemia akibat penyakit cacing
tambang dijumpai dyspepsia, parotis membengkak,
dan kulit telapak tangan bewarna kuning seperti
jerami.

Pencegahan

1. Pendidikan kesehatan yaitu : Penyuluhan gizi untuk


mendorong konsumsi makanan yang membantu absorpsi
besi.
2. Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber
perdarahan kronik paling sering di daerah tropic
3. Suplementasi besi; terutama untuk segmen penduduk
yang rentan seperti ibu hamil dan anak balita.
4. Fortifikasi bahan makanan dengan besi

Penatalaksana

Terapi kausal; tergantung penyebabnya

19. Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah anemia yang


khas ditandai oleh adanya sel megaloblast
dalam sumsum tulang.

Klasifikasi anemia
megaloblastik
Menurut penyebabnya anemia megaloblastik di bagi beberapa
Jenis :
1. Anemia megaloblastik karena defisiensi Vitamin B12
2. Anemia megaloblastik karenma defisiensi asam folat
3. Anemia megaloblastik karena kombinasi defisiensi
vitamin
B12 dan asam folat

ETIOLOGI
1.
2.
3.

4.

Defisiensi Vit B12


Defisiensi Asam Folat
Gangguan metabolisme
B12 dan asam folat.
Gangguan sintesisi DNA

vitamin

Manifestasi klinis
Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik
adalah sebagai berikut :
1. Tubuh lemah,tidak bertenaga dan pucat
2. Anemia karena eritropoesis yang efektif
3. Ikterus ringan akibat pemecahan globin
4. Glositis dengan lidah berwarna merah, halus, seperti daging (buff
tongue), stomatitis ang`ularis,dan nyeri.
5. Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan
vitamin B12 juga mempengaruhi sistem saraf .
6.
purpura trombositopeni karena maturasi megakariosit terganggu.
7. Pada defisiensi vitamin B12 dijumpai gejala neoropati .

Pemeriksaan penunjang
1. Darah Tepi :
anemia makrositer dimana sel-sel eritrosit membesar
anisositosis (ukuran eritrosit abnormal bervariasi)
poikilositosis (bentuk eritrosit yang tidak beraturan)
lekopenia, netropenia hipersegmentasi
trombositopenia
ditemukannya normoblas di dalam darah tepi.
2. Sumsum Tulang:
Eritropoesis: sel besar-besar, pertumbuhan sitoplasma lebih cepat dari pada
inti, banyak ditemukan sel primitif (promegaloblas dan megaloblas basofil).
Lekopoesis: sel besar-besar, banyak ditemukan granulosit atifikal, giant
netrofil batang, terjadi disosiasi inti dan sitoplasma (misalnya mielosit granula
jarang), hipersegmentasi sel netrofil.
Trombopoesis: megakariosit biasanya menurun, atifikal, agranulasi, terjadi
hipersegmentasi nukleus.

Penatalaksanaan
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12.
vegetarian dapat di cegah atau di tangani dengan penambahan
vitamin per oral atau melalui susu kedelai yang diperkaya. Apabila
defisiensi disebabkan oleh defek absorbsi atau tidak tersedianya
faktor intrinsik,dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
Terapi anemia megaloblastik:
1. Untuk defisiensi vitamin B12: hydroxycobalamin IM 200mg/hari,
atau 1000mg diberikan tiap minggu selama 7 minggu. Dosis
pemeliharaan 200mg tiap bulan atau 1000mg tiap 3 bulan.
2. Untuk defisiensi folat: berikan asam folat 5 mg/hari selama 4
bulan.
3. Respon terhadap terapi: retikulosit mulai naik hari 2-3 dengan
puncak pada hari 7-8. Hb harus naik 2-3g/dltiap 2 minggu.
Neuropati biasanya dapat membaik tetapi kerusakan medulla
spinalis biasanya irreversibel.

20. Differential diagnosis ( Anemia


Hemolitik)
Definisi
penyakit kurang darah atau anemia yang
terjadi karena meningkatnya destruksi sel
darah merah
Epidemiologi
Anemia hemolitik mewakili sekitar 5% dari
semua anemia, dengan kejadian kasus 1-3
per 100.000 penduduk per tahun,

Patofisiologi
Dibagi 2 berdasarkan tempat pemecahan
eritrositnya:
1. Hemolisis intravaskuler/ korpuskuler
Terjadi dalam sirkulasi pada kondisi normal
eritrosit yg lisis akan melepaskan
hemoglobin bebas ke sirkulasi akan diikat
haptoglobin dan hemopektin menuju RES
untuk di destruksi, apabila hemolisis berat
di intravskuler

Kadar haptoglobin
menurun

hemoglobinemia

Teroksidasi menjadi
methemoglobin

hemoglobinuria

Penyimpanan besi
melalui tubulus
ginjal berupa
hemosiderin

Hb keluar melalui
tubulus ginjal

Bila berlanjut kronis


akan menyebabkan
kerusakan epitel di
tubulus ginjal

metheglobinemia

Simpanan
hemosiderin keluar
melalui urin
( hemosiderinuria

Hemolisis ekstravaskuler/ekstrakorpuskular
Hemoglobin akan di destruksi di RES, ia akan pecah
menjadi globin dan heme. Globin ini akan kembali
disimpan sebagai cadangan, sedangkan heme
nanti akan pecah lagi menjadi besi dan
protoporfirin. Besi diangkut lagi untuk disimpan
sebagai cadangan, akan tetapi protoforfirin tidak,
ia akan terurai menjadi gas CO dan Bilirubin.
Bilirubin jika di dalam darah akan berikatan
dengan albumin membentuk bilirubin indirect
(Bilirubin I), mengalami konjugasi di hepar
menjadi bilirubin direct (bilirubin II), dieksresikan
ke empedu sehingga meningkatkan
sterkobilinogen di feses dan urobilinogen di urin.

Manifestasi klinis
Takikardi
Takipnea
Pusing
Lelah
Lemas
Mual
Ikterik
Perubahan warna kulit

Pemeriksaan laboratorium
Sedian hapus darah tepi pada umumnya terlihat eritrosit
normositik normokrom, kecuali diantaranya thalasemia yang
merupakan anemia mikrositik hipokrom.
penurunan Hb >1g/dl dalam 1 minggu
penurunan masa hidup eritrosit <120hari
peningkatan katabolisme heme, biasanya dilihat dari
peningkatan bilirubin serum
hemoglobinemia, terlihat pada plasma yang berwarna merah
terang
hemoglobinuria, jika urin berwarna merah, kecoklatan atau
kehitaman
hemosiderinuria, dengan pemeriksaan pengecatan biru prusia
haptoglobin serum turun
retikulositosis

penatalaksanaan
Obat kortikosteroid : prednison
splenektomi

You might also like