You are on page 1of 57

KEGAWATAN YANG

SERING DIJUMPAI PADA


BAYI PREMATUR

Masalah yang akan dibahas


I.

MUNTAH

II.

GANGGUAN NAPAS

III.

KEJANG

MUNTAH
Yang harus diperhatikan :
1.
Volume muntahan
2.
Isi muntahan : bilious, berdarah, susu yang
belum dicerna,
3.
Apakah tanda vital normal ? Tanda vital yang
abnormal mungkin berhubungan dengan proses
yang abnormal seperti kelainan intra abdominal
4.
Apakah perut tetap lemas dengan bising usus
normal atau perut menjadi kembung dengan
tampilan usus yang kembung. Hilangnya bising
usus disertai kembung, nyeri tekan dan
kemerahan dinding perut merupakan tanda
peritonitis. Hilangnya bising usus mungkin juga
merupakan tanda ileus.
5.
Kapan b.a.b terakhir ? Konstipasi dapat
menyebabkan kembung dengan toleransi minum
yang buruk dan muntah

Diagnosis banding muntah


1.

Muntah hijau. Merupakan masalah serius,


terutama bila terjadi dalam 72 jam pertama.
Mungkin karena obstruksi usus, ileus atau
pemasangan OGT yang terlalu dalam. Harus
dianggap karena obstruksi atau ileus sampai
dibuktikan tidak. Penyebab utama obstruksi
adalah malrotasi usus halus.

2.

Muntah berdarah. Dapat karena trauma


pemasangan OGT, stress ulcer atau NEC.

3.

Muntah susu yang belum dicerna. Mungkin


karena jadwal pemberian minum yang terlalu
rapat.

Diagnosis banding muntah


4. Muntah susu yang telah dicerna. Mungkin
karena pengosongan lambung yang lama,
pemberian minum yang berlebihan atau karena
osmolaritas berlebih akibat penambahan bahan /
vitamin pada susu
5. Sepsis. Sepsis dapat menyebabkan ileus
6. Intoleransi formula. Jarang terjadi, mungkin
karena intoleransi karbohidrat. Bisa dibuktikan
dengan pemeriksaan pH feces. Mungkin ada
riwayat serupa dalam keluarga
7. Pemberian minum yang terlalu agresif. Biasanya
pada prematur kecil yang pemberian minumnya
terlalu cepat ditambah.
8. Konstipasi. Perut penuh, lemas dan b.a.b
terakhir 48 -72 jam yang lalu

Pemeriksaan Fisik pada kasus


muntah
Lakukan pemeriksaan fisik lengkap
terutama daerah abdomen.
* adakah bising usus ( bila tidak
terdengar
mungkin menunjukkan ileus atau
peritonitis.
* adakah distensi lambung
* adakah nyeri tekan
* adakah kemerahan dinding perut
( tanda penting
pada peritonitis)
* adakah tampak segmen usus yang
kembung

Tatalaksana muntah
A.

Muntah hijau
1. Obstruksi usus. Dekompresi dengan
memasang OGT, Konsultasikan pada ahli bedah
2. Ileus. Puasakan bayi, pasang OGT
Ileus pada bayi baru lahir biasanya sekunder
,
karena : sepsis, NEC, hipokalemia, pnemonia,
hipotiroidisme atau karena efek obat yang
diberikan pada ibu (MgSO4)

Tatalaksana muntah
B. Muntah berdarah
1. Trauma pemasangan OGT. Bisa terjadi bila OGT
terlalu besar atau pemasangan traumatik. Ganti
dengan OGT yang terkecil, lakukan bilas lambung
dan observasi bayi.
2. Perdarahan saluran cerna.
a. Tukak lambung. Lakukan bilas lambung dan
berikan ranitidine
b. DIC. Penangan DIC secara umum
c. Defisiensi vit. K. Berikan vit. K inj. setelah
lahir

Tatalaksana muntah
C. NEC. Perlu penganan khusus
D. Muntah susu belum dicerna. Bila < 30% volume
yang
diberikan dan tanda vital baik maka dapat
diberikan
kembali. Ini mungkin karena jarak pemberian
minum
terlalu dekat. Bila berlanjut maka bayi perlu
dievaluasi ulang, buat foto polos dan mungkin bayi
perlu dipuasakan memberi kesempatan usus untuk
istirahat.
E. Muntah susu telah dicerna. Bila muntah berulang
bayi perlu direevaluasi, buat foto polos dan bayi
dipuasakan

Tatalaksana muntah
F. Sepsis. Lakukan pemeriksaan lab,
puasakan bayi dan berikan antibiotika
G. Intoleransi formula. Coba berikan
formula bebas laktosa
H. Konstipasi. Boleh dicoba stimulasi anus,
bila gagal berikan suppositoria

GANGGUAN NAPAS
PADA BAYI

BATASAN

Frekuensi napas : > 60x/mnt,


dgn satu atau lebih tanda
tambahan ggn napas.
Frekuensi napas < 30x/mnt
Bayi dgn sianosis sentral
Bayi apnea

PRINSIP DASAR
kematian atau sekuele
Apnea Danger Sign
Gangguan napas : banyak faktor
penyebab, penanganan awal kegawatan
merupakan hal yang sangat penting

Pada Bayi Kurang Bulan:


Penyakit Membran Hialin
Pneumonia
Asfiksia
Kelainan atau Malformasi
Kongenital

Diagnosis
Anamnesis
Waktu timbul
Usia kehamilan
Pengobatan steroid antenatal
Faktor predisposisi: KPD, Demam pd
ibu sebelum persalinan
Riw Asfiksia & Persalinan dgn tindakan
Riwayat aspirasi

Pemeriksaan Fisik
Frekuensi napas bayi lebih 60 atau kurang
30 kali/menit dengan tanda tambahan sbb :

Bayi dengan sianosis sentral


Tarikan dinding dada
Merintih
Bayi apnea

Manajemen umum
Pasang jalur infus intravena, sesuai dengan
kondisi bayi, bila bayi tidak dalam keadaan
dehidrasi berikan infus Dekstrosa 5%
Pantau tanda vital, jaga patensi jalan napas
Berikan Oksigen (1-2 liter/menit dengan kateter
nasal)

Manajemen umum
Jika bayi mengalami apnea:
Lakukan tindakan resusitasi yang sesuai
Lakukan penilaian lanjut

Bila terjadi kejang, hentikan kejang


Periksa kadar glukosa darah
Pemberian nutrisi adekuat

Lanjutkan pemberian O2 2-3 ltr/menit dgn


kateter nasal, bila masih sesak dpt
diberikan O2 4-5 liter/menit dgn sungkup
Bayi jgn diberikan minum

Lanj
Jika ada tanda berikut, berikan
antibiotika (Ampisilin & Gentamisin)
utk terapi kemungkinan besar sepsis:
Suhu aksiler < 34 C atau > 39 C;
Air ketuban bercampur mekonium;
Riwayat infeksi intrauterin, demam curiga infeksi
berat atau ketuban pecah dini (> 18 jam).

Lanj
Bila suhu aksiler 34-36.5 C atau
37.5-39 C tangani masalah suhu
abnormal & nilai ulang setelah 2 jam:
Bila suhu masih belum stabil atau ggn
napas belum ada perbaikan, berikan
antibiotik;
Jika suhu normal, teruskan amati bayi.
Bila suhu kembali abnormal, ulangi
tahapan tsb diatas.

Lanj
Bila tidak ada tanda kearah sepsis, nilai
kembali bayi setelah 2 jam
Bila bayi tidak menunjukkan perbaikan
setelah 2 jam, terapi untuk Kemungkinan
besar sepsis, segera rujuk

Lanj
Bila ada perbaikan, kurangi terapi O2
bertahap
Pasang pipa lambung, berikan ASI
peras setiap 2 jam.
Amati bayi 24 jam stlh pemberian
antibiotik dihentikan. Bila bayi
kembali tampak kemerahan tanpa
pemberian O2 slm 3 hr, minum baik &
tak ada alasan bayi tetap tinggal di
RS, bayi dpt dipulangkan.

KEJANG PADA BAYI

BATASAN
Perubahan secara tiba-tiba fungsi
neurologi, baik motorik maupun
autonomik, krn kelebihan pancaran listrik
pada otak

PRINSIP DASAR
Kejang yg berkepanjangan mengakibatkan
hipoksia otak yg cukup berbahaya bg
kelangsungan hidup bayi atau
mengakibatkan gejala sisa di kemudian
hari.
Dpt diakibatkan oleh asfiksia neonatorum,
hipoglikemia atau merupakan tanda
meningitis atau masalah susunan saraf.

Lanj
Kejang adalah salah satu Tanda Bahaya
atau Danger sign pada neonatus
Dapat diantisipasi dengan melakukan
tindakan promotip atau preventip
Secara klinik kejang pada bayi
diklasifikasikan tonik, klonik, mioklonik dan
subtle seizures

LANGKAH PROMOTIF / PREVENTIF


Mencegah persalinan prematur
Melakukan pertolongan persalinan yg
bersih & aman
Mencegah asfiksia neonatorum
Melakukan resusitasi dgn benar

Lanj
Melakukan tindakan Pencegahan
Infeksi
Mengendalikan kadar glukosa darah
ibu
Antisipasi setiap faktor kondisi (faktor
predisposisi) dan masalah dalam
proses persalinan.

Lanj
Berikan pengobatan rasional &
efektif
Lanjutkan pengamatan dan
pengobatan thd masalah infeksi pd
saat kehamilan ataupun persalinan
Jangan pulangkan bila masa kritis
belum terlampaui

Lanj
Beri instruksi tertulis utk asuhan
mandiri di rumah
Lakukan tindakan & perawatan yg
sesuai bagi BBL dari ibu yg
infeksi saat persalinan
Berikan hidrasi oral / IV
secukupnya

DIAGNOSIS
Anamnesis :
Riwayat persalinan: bayi lahir
prematur, lahir dgn tindakan,
penolong persalinan, asfiksia
neonatorum.
Riwayat imunisasi tetanus.
Riwayat perawatan tali pusat
dgn obat tradisional.

Lanj

Riwayat kejang, penurunan


kesadaran, ada gerakan
abnormal pada mata, mulut,
lidah dan ekstrimitas .
Riwayat spasme atau
kekakuan pada ekstremitas,
otot mulut dan perut.

DIAGNOSIS
Anamnesis :
Kejang dipicu kebisingan /
prosedur/tindakan pengobatan.
Riwayat bayi malas minum
ssdh dpt minum normal.
Adanya faktor risiko infeksi.

Lanj

Riwayat ibu mendpt obat mis.


heroin, metadon, propoxypen,
sekobarbital, alkohol.
Riwayat perubahan warna kulit
(kuning)
Saat timbul & lamanya terjadi
kejang.

DIAGNOSIS
Kejang:
Gerakan abnormal pada wajah, mata,
mulut, lidah & ekstrimitas
Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas,
gerakan spt mengayuh sepeda, mata
berkedip, berputar, juling.

Lanj
Tangisan melengking dgn nada tinggi,
sukar berhenti.
Perubahan status kesadaran, apnea,
ikterus, uub membonjol, suhu tubuh tidak
normal.

DIAGNOSIS
Spasme:
Bayi tetap sadar, menangis kesakitan
Trismus, kekakuan otot mulut, rahang kaku,
mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu.

Lanj
Opistotonus, kekakuan pada ekstremitas,
perut, kontraksi otot tidak terkendali.
Dipicu oleh kebisingan, cahaya, atau
prosedur diagnostik.
Infeksi tali pusat.

Anamnesis

Pemeriksaan

Timbul saat
lahir s/d hari
ke 3
Riwayat ibu
Diabetes

Kejang, tremor,
letargi atau tidak
sadar
Bayi kecil (< 2,500 g
atau uk < 37 mg)
Bayi sangat besar
(berat lahir >4,000 g)

Pemeriksaan
/ diagnosis
lain
Kadar glukose
darah kurang
dari 45 mg/dL
(2.6 mmol/L)

Kemungkinan
diagnosis

Hipoglikemia

Anamnesis

Pemeriksaan

Ibu tidak
Spasme
imunisasi TT
Malas minum
sebelumnya
normal
Timbul hari ke
3-14
Lahir di rumah
dgn lingkungan
kurang higienis
Olesan bahan
tidak steril pada
tali pusat

Pemeriksaa
Kemungkina
n / diagnosis
n diagnosis
lain
Infeksi tali
pusat

Tetanus
neonatorum

Anamnesis
Timbul
pada hari
ke 2 atau
lebih

Pemeriksaan
Kejang atau
tidak sadar
Uub membonjol
Letargi

Pemeriksaan /
diagnosis lain
Sepsis

Kemungki
-nan
diagnosis
Curiga
meningitis
(tangani
meningitis
& obati
kejang)

Anamnesis

Pemeriksaan

Riwayat
resusitasi pd
saat lahir atau
bayi tdk
bernapas
minimal satu
menit sesudah
lahir
Timbul pd hari
ke 1 - 4
Persalinan dgn
penyulit (misal
partus lama
atau gawat
janin)

Kejang atau tidak


sadar
Layuh atau letargi
Gangguan napas
Suhu tidak normal
Mengantuk atau
aktivitas menurun
Iritabel atau rewel

Pemeriksaa
n/
diagnosis
lain

Kemungkin
an
diagnosis

Asfiksia
neonatorum
dan/atau
Trauma
(obati kejang,
dan tangani
asfiksia
neonatorum)

Anamnesis
Timbul pada
hari ke 1
sampai 7
Kondisi bayi
mendadak
memburuk
Mendadak
pucat

Pemeriksaan
Kejang atau tidak
sadar
Bayi kecil (berat
lahir < 2500 g
atau umur
kehamilan < 37
mgg)
Gangguan napas
berat

Pemeriksa
an /
diagnosis
lain

Kemungkinan
diagnosis

Perdarahan
intraventrikula
r (Nilai dan
tangani
perdarahan dan
juga asfiksia
neonatorum)

Anamnesis
Ikterus hebat
timbul pd hr ke
2
Ensefalopati
timbul pada
hari ke 3 - 7
Ikterus hebat
yg
tdk/terlambat
diobati

Pemeriksaan
Kejang
Opistotonus

Pemeriksaa
n/
diagnosis
lain
Hasil tes
Coombs
positif

Kemungkina
n diagnosis

Ensefalopati
bilirubin
(Kernikterus)
(obati kejang
dan tangani
Ensefalopati
bilirubin)

MANAJEMEN UMUM
Medikamentosa
Fenobarbital 20 mg/kg BB i.v dlm
waktu 5 menit, jika kejang tdk
berhenti dpt diulang dgn dosis 10
mg/kg BB sebanyak 2x dgn selang
waktu 30 menit. Jika tdk tersedia jalur
i.v & atau tdk tersedia sediaan obat
i.v, maka dpt diberikan i.m
Bila kejang berlanjut rujuk

MANAJEMEN UMUM
Pengobatan rumatan
Fenobarbital 3-5 mg/ kg BB /hari,
dosis tunggal atau terbagi tiap 12
jam secara i.v atau per oral.
Sampai bebas kejang 7 hari.

HIPOGLIKEMIA
Definisi : kadar gula darah < 40 mg/dl
Bisa simtomatik atau asimtomatik
Hipoglikemia simtomatik adalah keadaan
yang serius dan dapat menyebabkan
kerusakan SSP
Tanda utama adalah rangsangan SSP
( jitteriness, kejang atau high pitched
cry) dan depresi SSP (apnea, serangan
sianosis, letargi dan kesulitan minum)
Pemeriksaan akurat dengan mengukur
kadar gula darah, walaupun pemeriksaan
memakai strip bisa juga digunakan.

HIPOGLIKEMIA
Faktor risiko :
Prematur < 35 minggu
Bayi kecil masa kehamilan < persentil 10
Asfiksia berat
Hipotermia
Bayi sakit lainnya : sepsis, NEC

HIPOGLIKEMIA
Pencegahan : pengenalan faktor risiko, uji
saring, pemberian minum segera dan
sering. Pemberian minum mulai umur 1 2
jam bila keadaan baik, mulai 60 ml/kg/hari
dan ditingkatkan sampai 90 ml/kg/hari bila
keadaan memungkinkan.
Bila harus diinfus, maka berikan larutan
D10W , total 60 90 ml/kg/hari ( setara
dengan masukan 4 6 mg
glukosa/kg/menit. Bila harus pembatasan
cairan maka konsentrasi glukosa dapat
dinaikkan, larutan 15% harus diberikan
melalui vena sentral

HIPOGLIKEMIA
Pengobatan :
1. Berikan 200 mg glukosa/kg ( 2 ml
larutan D10W/kg), berikan selama 2
menit, disamping pemberian cairan yang
telah diperhitungkan.
2. Bila bayi tetap hipoglikemia berikan infus
6 10 mg glukosa/kg/menit ( 90 150
ml D10W/kg/hari )
Pemeriksaa dx atau kadar gula darah diulang
2 jam kemudian dan tiap 6 jam sampai
didapat kadar yang stabil.

Spasme/ tetanus
Berikan Diazepam 10mg/kg BB/ hari
dgn drip selama 24 jam atau bolus IV
tiap 3 jam, maksimum 40 mg/ kg/hari
Bila frekuensi napas kurang 30x/ mnt,
hentikan pemberian obat meskipun
bayi masih mengalami spasme.
Bila tali pusat merah & membengkak,
mengeluarkan pus atau berbau busuk
obati utk infeksi tali pusat.

Spasme/ tetanus
Beri bayi:
antitoksin tetanus 10,000 IU IM
TT IM pada tempat yg berbeda dg tempat
pemberian antitoksin
Benzyl Penicillin G 100,000 IU/kg BB IV atau IM
2x sehari slm 7 hr

Anjurkan ibunya utk mendpt TT 0.5


ml (utk melindunginya & bayi yg
dikandung berikutnya) & kembali
bulan depan utk pemberian dosis ke
dua.
Pada kasus perdarah subdural,
trauma SSP & hidrosefalus
diperlukan tindakan bedah, dapat
dirujuk.

TERAPI SUPORTIF
Menjaga patensi jln napas dan
pemberian O2 utk mencegah
hipoksia otak yg berlanjut.
Pasang jalur IV & beri cairan IV dgn
dosis rumat serta tunjangan nutrisi
adekuat

Mengurangi rangsang suara,


cahaya maupun tindakan invasif utk
menghindari bangkitan kejang pd
penderita tetanus, pasang pipa
nasogastrik & beri ASI peras
diantara spasme. Mulai dgn jumlah
setengah kebutuhan per hari &
pelan-pelan dinaikkan jumlah ASI yg
diberikan shg tercapai jumlah yg
diperlukan

TERIMA KASIH

You might also like