Professional Documents
Culture Documents
ABSES SUBMANDIBULA
Oleh :
PUTRI RARA IMAS BALERNA PRATIWI
FAA 110 030
Pembimbing :
dr. Sutopo Marsudi Widodo, Sp.RM
dr. Tagor Sibarani
Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Bagian Ilmu Rehabilitasi Medik dan Emergency
Medicine
2015
PENDAHULUAN
Abses submandibula merupakan salah
satu infeksi pada leher bagian dalam
(deep neck infection), disertai dengan
pembentukan pus pada daerah
submandibula.
mengancam jiwa
apabila abses tidak ditangani
LAPORAN KASUS
Primary Survey
Tn. M, Laki-laki
Vital sign :
Tekanan Darah :150/90 mmHg
Nadi
: 90x/menit
Pernapasan
: 22 x/menit
Suhu
: 37
Identitas Penderita
Nama
: Tn. M
Usia : 40 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat
: Flamboyan
Anamnesis
Autoanamnesis dengan penderita pada tanggal 9
Desember 2015 pukul 22.00 WIB.
Keluhan Utama : Nyeri pada mulut bagian
bawah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien rujukan rumah sakit Muhamadiah Palangka
Raya. Pasien dirujuk dengan diagnosa abses
submandibula dan dirawat 2 hari di Rs perujuk.
Pasien mengatakan mulut bagian bawah terasa
nyeri. Nyeri dirasakan sejak 4 hari SMRS Dorys
Silvanus. Nyeri mulut diikuti dengan bengkak
kemudian mulut sulit dibuka. Bengkak awalnya
sebesar kelereng namun dalam 3 hari semakin
membesar. Pasien tidak bisa makan hanya bisa
minum air putih sedikit menggunakan sedotan
sejak 1 hari SMRS Dorys Silvanus, karena
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : Eye (4), Motorik (6), Verbal (5).
Tanda vital :
Tensi : 150/90 mmHg
Nadi : 90x/menit, reguler, isi cukup, kuat
angkat
Suhu : 37C, aksila
Respirasi : 22 x/menit, torakoabdominal.
Kepala : Normocephal
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Teraba pada SIC V 1 jari lateral
midklavikula sinistra
Auskultasi : Frekuensi jantung 90 kali/menit,
reguler, S1-S2 tunggal, tidak ada murmur dan
gallop
Abdomen : cembung, distensi (-) bising usus
(+) normal , perkusi timpani , hepar dan lien
tidak membesar, turgor cepat kembali
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik.
Pemeriksaan Penunjang
Hasil laboratorium pada tanggal 8 Desember 2015 :
Diagnosis Banding
Abses Submandibula
Phlegmon/ Ludwig Angina
Diagnosis Kerja
Abses Submandibula
Penatalaksanaan
IVFD Ringer Laktat 20tpm
Infus Metronidazole 3 x 500 mg (IV)
Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gr (IV) Skin
Test
Injeksi Ketorolac 3 x 30 mg (IV)
Injeksi Ranitidin 3 x 50 mg (IV)
Usulan
Observasi KU dan Tanda Vital
Rontgen Panoramic
Rontgen Thorax
CT scan
Rencana pungsi abses kultur
Konsul Bagian Gigi & Mulut
PEMBAHASAN
Menurut Smeltzer dan Bare gejala dari
abses tergantung kepada lokasi dan
pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ
saraf. Gejala tersebut dapat berupa :
Nyeri
Teraba hangat
Pembengkakan
Kemerahan
Demam
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Etiologi
Kuman aerob yang paling sering
ditemukan adalah Streptococcus sp,
Staphylococcus sp, Neisseria sp,
Klebsiella sp, Haemophillus sp.
Patogenesis
Beratnya infeksi tergantung
dari virulensi kuman, daya
tahan tubuh dan lokasi
anatomi. Infeksi gigi dapat
mengenai
pulpa
dan
periodontal.
Penyebaran
infeksi
dapat
meluas
melalui foramen apikal gigi
ke daerah sekitarnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Radiologis
Rontgen jaringan lunak kepala AP
Rontgen panoramik
Rontgen thoraks
USG
Tomografi komputer (CT-scan)
Tatalaksana
tanda
DAFTAR PUSTAKA
Huang T, chen T, Rong P, Tseng F, Yeah T, Shyang C. Deep neck
infection: analysis of 18 cases. Head and neck. Ockt 2004.860-4
Yang S.W, Lee M.H, See L.C, Huang S.H, Chen T.M, Chen T.A. Deep
neck abscess: an analysis of microbial etiology and effectiveness of
antibiotics. Infection and Drug Resistance. 2008;1:1-8.
Rizzo PB, Mosto MCD. Submandibular space infection: a potentially
lethal infection. International Journal of Infectious Disease
2009;13:327-33
Soetjipto D, Mangunkusumo E. Sinus paranasal. Dalam : Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. 145-48
Ballenger JJ. Penyakit telinga hidung tenggorok kepala dan leher. Jilid
1. Edisi ke-13. Jakarta: Bina Rupa Aksara,1994.295-304