Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peran suami dalam mendukung kehamilan, persalinan, dan masa nifas istrinya untuk mencegah kematian ibu. Pemerintah Indonesia telah membuat program Gerakan Sayang Ibu dan Suami Siaga untuk meningkatkan kesadaran suami akan resiko kehamilan serta pentingnya dukungan suami, antara lain dengan menyiapkan biaya kesehatan ibu dan siap mengantar istrinya ke fas
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peran suami dalam mendukung kehamilan, persalinan, dan masa nifas istrinya untuk mencegah kematian ibu. Pemerintah Indonesia telah membuat program Gerakan Sayang Ibu dan Suami Siaga untuk meningkatkan kesadaran suami akan resiko kehamilan serta pentingnya dukungan suami, antara lain dengan menyiapkan biaya kesehatan ibu dan siap mengantar istrinya ke fas
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peran suami dalam mendukung kehamilan, persalinan, dan masa nifas istrinya untuk mencegah kematian ibu. Pemerintah Indonesia telah membuat program Gerakan Sayang Ibu dan Suami Siaga untuk meningkatkan kesadaran suami akan resiko kehamilan serta pentingnya dukungan suami, antara lain dengan menyiapkan biaya kesehatan ibu dan siap mengantar istrinya ke fas
ibu hamil, bersalin dan nifas masih merupakan masalah besar negara berkembang termasuk Indonesia.
Berdasarkan SDKI 2012,
rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu.
WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin.
Kehamilan merupakan masa yang
cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama dari suami, agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan nyaman dan aman (Musbikin, 2007, p.253).
Sering kali suami kurang memahami
bahwa setiap kehamilan memiliki resiko, suami berkeyakinan bahwa kehamilan merupakan peristiwa biasa dan bukan peristiwa yang membutuhkan waktu, istirahat, perhatian dan dukungan (Depkes RI, 2003).
Untuk meningkatkan kepedulian suami
terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas terutama meningkatkan kesadaran suami tentang pentingnya keterlibatan dan dukungan dalam kehamilan istrinya, maka pemerintah membuat program Gerakan Sayang Ibu (GSI) dengan pengorganisasian Suami Siaga (Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI, 2004)
Suami siaga merupakan bentuk
pendampingan yang diberikan kepada ibu, karena salah satu orang terdekat ibu adalah suami. Program suami siaga (Suami Siap Antar Jaga) dikembangkan untuk mendukung program GSI. Suami menyiapkan biaya pemeriksaan dan persalinan, siap mengantar istri ke tempat pemeriksaan dan melahirkan, serta siap menjaga dan menunggu istri melahirkan.
PENGETAHUAN SUAMI SIAGA
1.Upaya menyelamatkan ibu hamil. 2.Tiga terlambat, yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan.
3.Empat terlalu, yaitu terlalu muda saat
hamil, terlalu tua untuk hamil, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat usia kehamilan. 4.Perawatan kehamilan, tabungan persalinan, donor darah, tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas, serta pentingnya pencegahan dan mengatasi masalah kehamilan secara tepat.
5.Transportasi siaga dan pentingnya
rujukan. Dengan demikian perhatian suami dan keluarga bertambah dalam memahami dan mengambil peran yang lebih aktif serta memberikan kasih sayang pada istri terutama pada saat sebelum kehamilan, selama kehamilan, persalinan, dan sesudah persalinan.