You are on page 1of 56

LAPORAN KASUS

SEORANG PENDERITA
DENGAN DERMATITIS
ATOPIK
OLEH : Fahmi Faisal A.
1510221049
PEMBIMBING : dr. R.A. Lucia
Devianty, SpKK

LATAR BELAKANG
Dermatitis atopik merupakan penyakit
peradangan kronik hilang timbul yang disertai
rasa gatal pada kulit
terutama terjadi pada bayi dan anak, menghilang
pada 50% kasus saat remaja tetapi dapat
menetap atau dimulai pada masa dewasa.
Patogenesis dermatitis atopik saat ini masih
banyak yang belum diketahui secara pasti
sehingga belum ada pengobatan yang dapat
memberikan kesembuhan total pada penderita
dermatitis atopik

Banyak ditemukan di poli penyakit


kulit kelamin penderita dengan
dermatitis atopik.

TUJUAN
Mengetahui pada penyakit Dermatitis Atopik

Patogenesis
penatalaksanaan

dan

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. R
JK : Laki-laki
Usia : 48 tahun
Alamat: Jl. Ki Gede Ingsuro Lr.
Nurul Iman No. 5, Palembang
Pekerjaan : Supir
Tanggal Kunjungan : 23
Agustus 2016

ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
ANJURAN
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS

ANAMNESIS

Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan bintil kemerahan seperti
digigit nyamuk pada kaki kanan 4 hari yang
lalu.
Keluhan Tambahan
Keluhan bintil kemerahan disertai rasa gatal
dan terasa panas.

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RS AK GANI
PALEMBANG dengan keluhan timbul bintil pada kaki kanan sejak
4 hari SMRS. Bintil disertai kemerahan yang berbatas tidak tegas
dan terasa gatal sehingga pasien sering menggaruknya. 3 hari
SMRS pasien sempat berobat ke puskesmas dan keluhan bintil
disertai kemerahan yang terasa gatalnya sempat hilang. Tetapi
keesokannya keluhannya kembali timbul, kemudian kemerahan
kembali muncul pada kaki kiri dan daerah dada pasien disertai
rasa gatal. 1 hari SMRS keluhan pasien juga belum hilang setelah
diberi obat oleh puskesmas dan keluhan kemerahannya
kemudian disertai rasa panas juga.

ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Alergi
: disangkal
Riwayat Rhinitis Alergika
: positif
Riwayat Penyakit Kronik
: disangkal
Riwayat dengan keluhan serupa: 1 tahun dan 2 tahun
yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

Alergi
: disangkal
Rhinitis Alergika
: positif (ayah)
Alergi Makanan atau obat : disangkal
Penyakit Kronik
: disangkal
dengan keluhan serupa: disangkal

ANAMNESIS
Riwayat Pengobatan

Pasien sudah sempat berobat ke puskesmas dan


diberi obat deksametason salep dan vit. B
kompleks.
Riwayat Sosial-Ekonomi & Higienitas

Pasien adalah seorang supir yang sering bepergian


keluar kota dan pasien memiliki jadwal makan yang
tidak teratur. Pasien lebih sering makan daging dan
makan-makanan laut dibandingkan dengan makan
sayur-sayuran. Pendidikan pasien hanya tamatan
SMA.
Kebersihan pribadi pasien cukup baik, pasien sehari
mandi minimal 2 kali. Handuk pasien digunakan
sendiri-sendiri.Setelah mandi pasien menggunakan
pakaian baru yang bersih.

STATUS GENERALIS
Kesadaran
: Kompos Mentis
Keadaan Umum
: Baik
Tanda Vital
: Tidak Dilakukan
Status Gizi
: Normoweight
Tanda Vital
: Dalam batas normal
Kepala
:Tak ada kelainan, pada wajah lihat status
dermatologikus
Leher
: Tak ada kelainan
Torax
:Cor dan pulmo tak ada kelainan, lihat status
dermatologikus
Abdomen
: Tak ada kelainan
Ekstremitas
: Ekstremitas superior tak ada kelainan,
ekstremitas inferior tak ada kelainan, varikosa vena (+)
pada tungkai bawah kanan, lihat status dermatologikus.

STATUS
DERMATOLOGIS
Regio kruris lateralis
dextra: Patch eritema
nummular disertai
dengan sedikit terang
dan hangat, disertai
sedikit skuama dan erosi

STATUS
DERMATOLOGIS
Regio kruris lateralis
sinistra: Patch eritema
nummular disertai
dengan sedikit terang
dan hangat, disertai
sedikit skuama dan
erosi

STATUS
DERMATOLOGIS
Regio torakalis
anterior: patch
eritema disertai
sedikit skuama
halus

ANJURAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Saran pemeriksaan penunjang, antara lain:
1.Pemeriksaan kadar IgE serum dan jumlah eosinofil
2. Tes gores kulit untuk melihat dermatografis putih
3. Percobaan asetilkolin
4. Percobaan antihistamin

DIAGNOSIS
BANDING
Dermatitis Atopik
Dermatitis Kontak
Alergik
Dermatitis Seboroik
Alergi Makanan

DIAGNOSIS
KERJA
Dermatitis Atopik

PROGNOSIS
Quo ad vitam: bonam
Quo ad functionam: bonam
Quo ad sanationam: dubia ad
bonam
Quo ad cosmetica: bonam

Non-Medikamentosa
(Edukasi)
Meningkatkan kebersihan badan
Menghindari stress
Menghindari fx pencetus
Memberitahu bahwa penyakit ini
kambuh-kambuhan
Menghindari garukan
Medikamentosa
Obat sistemik
Antihistamin
Cetrizine tablet 1 x 10 mg/hari
Kortikosteroid
Metilprednisolon 2x4 mg/hari
Obat topikal
Kortikosteroid krim
Nerilon/dexocort cream 10 gr
Eritromisin 2%

PEMBAHASAN

DEFINISI
Dermatitis atopik (DA) adalah keadaan
peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal
yang umumnya sering terjadi selama masa bayi
dan anak-anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopi pada keluarga atau penderita (DA, rinitis
alergik, dan atau asma bronkial).
Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian
mengalami eskoriasi dan likenifikasi, distribusinya
di lipatan (fleksural).1,2

EPIDEMIOLOGI
Kasus
Pasien adalah
seorang laki-laki
berumur 48 tahun.

Literatur
dermatitis atopik dapat
terjadi pada semua umur
baik pada bayi (infantil),
anak-anak, remaja sampai
usia dewasa.
Perbandingan penderita
dermatitis atopik antara
wanita dan laki-laki 1,3:1
sehingga dermatitis atopik
ini lebih banyak ditemukan
pada wanita, namun tidak
menutup kemungkinan
terjadi pada laki-laki juga.2

ETIOLOGI
Literatur
Kasus
Pasien datang dengan
keluhan bintil
berukuran <0.05 cm
disertai kemerahan
dan rasa gatal pada
kaki sebelah kanan
sehingga pasien
sering menggaruknya.
Pasien juga
mengatakan memiliki
riwayat atopi sama
seperti ayah pasien.

Sekitar 70% anak


dengan DA
mempunyai riwayat
atopi dalam
keluarganya seperti
asma bronkial, rinitis
alergi, atau dermatitis
atopik.
Sebagian besar anak
dengan DA (sekitar
80%), terdapat
peningkatan kadar IgE
total dan eosinofil di
dalam darah.1,2

GEJALA KLINIK
Literatur
Kasus
Dari hasil anamnesis
dan pemeriksaan fisik
pada pasien
ditemukan efloresensi
berupa patch eritema
numular dengan
sedikit merah dan
hangat disertai
skuama halus dan
sedikit erosi pada
regio ekstremitas
inferior yaitu di

DA bentuk dewasa
terjadi pada usia
sekitar 20 tahun ke
atas.
Umumnya berlokasi di
daerah lipatan, muka,
leher, badan bagian
atas dan ekstremitas.
Lesi berbentuk
dermatitis kronik
dengan gejala utama
likenifikasi dan
skuamasi.1,2,4,5

Patch eritema
dengan sedikit
skuama halus pada
daerah dada
pasien.
Keluhan juga
disertai rasa gatal
dan terasa hangat.

Menurut literatur juga


kriteria diagnosis DA
ditentukan gejala
klinis dari keluhan DA
itu sendiri yaitu
berdasarkan kriteria
yang disusun oleh
Hanifin dan Rajka
sedangkan kriteria
lainnya berdasarkan
kriteria William.1,2

Literatur
PATOGENESIS
Kasus
Pasien memiliki
riwayat bersinbersin ketika udara
dingin dan kotor.
Riwayat atopi pada
keluarga pasien
positif pada ayah
pasien.

Etiopatogenesis
dari DA sampai
saat ini masih
belum diketahui
atau tidak jelas,
tetapi sebagian
patogenesis DA
dapat dijelaskan
secara
immunologik, nonimmunologik, serta
dari resiko faktorfaktor

DIAGNOSA BANDING
Diagnosa banding dengan dermatitis
kontak alergika dapat disingkirkan
karena pada dermatitis kontak
alergika lesinya berdasarkan tempat
kontaktan dan pasien tidak pernah
timbul gejala jika dioleskan
apapun.6,7,8

Diagnosa banding dengan dermatitis


seboroik juga dapat disingkirkan
karena pada dermatitis seboroik
ditandai erupsi berskuama, salmon
colored atau kuning berminyak yang
mengenai kulit kepala, pipi, badan,
ekstremitas, sedangkan pada pasien
predileksinya hanya di tungkai
bawah dan dada.6,7,8

PENATALAKSANAAN
Kasus
Non-Medikamentosa
(Edukasi)
Meningkatkan
kebersihan
badan
Menghindari stress
Menghindari fx pencetus
Memberitahu
bahwa
penyakit
ini
kambuhkambuhan
Menghindari garukan

Literatur
penatalaksanaan pada
dermatitis atopik yaitu
berdasarkan
penatalaksanaan
umum dan khusus.
Penatalaksanaan
umum yaitu meliputi
edukasi tentang
penyakitnya dan juga
menghindari faktorfaktor pencetus

Medikamentosa
Obat sistemik
Antihistamin
Cetrizine tablet 1 x 10
mg/hari
Kortikosteroid
Metilprednisolon 2x4 mg/hari
Obat topikal
Kortikosteroid krim
Nerilon/dexocort cream 10 gr
Eritromisin 2%

penatalaksanaan
khusus diberikan obat
topikal seperti
kortikosteroid topikal,
hidrasi kulit,
antihistamin topikal,
immunodilator topikal.
Kemudian diberikan
juga obat sistemik
seperti kortikosteroid,
antihistamin, anti
infeksi, siklosporin,
interferon,
antimetabolit,
probiotik, alergen
immutherapy.

PROGNOSIS
Prognosis pada pasien ini quo ad
vitam, ad fungsionam, dan ad
cosmeticum baik. Sedangkan untuk
quo ad sanationam adalah dubia ad
bonam karena DA ini merupakan
penyakit kronik residif yang berarti
bisa kambuh kapan saja.

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

Dermatitis atopik : peradangan kulit


kronis dan residif, pada epidermis dan
dermis disertai gatal, yang umumnya
sering terjadi selama masa bayi dan
anak anak, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam
serum dan riwayat atopik pada keluarga
atau penderita (rinitis alergi atau asma).

TINJAUAN
PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan


negara industri lainnya, prevalensi
dermatitis atopik pada anak mencapai
10 - 20%, sedangkan pada dewasa
sekitar 1 3%.
Dermatitis atopik cenderung diturunkan
Resiko mewarisi dermatitis atopik lebih
tinggi bila ibu menderita dermatitis
atopik dibandingkan dengan ayah

TINJAUAN
PUSTAKA
ETIOPATOGENE
SIS

hasil interaksi yang kompleks antara


kerentanan genetik yang menyebabkan
penurunan fungsi sawar kulit, cacat
pada sistem imun bawaan, dan
peningkatan respon kekebalan terhadap
alergen dan antigen mikroba

TINJAUAN
PUSTAKA
ETIOPATOGENE
SIS

Penurunan fungsi sawar kulit


akibat penurunan regulasi gen filagrin dan
lorikrin, peningkatan kadar enzim proteolitik
endogen dan peningkatan kehilangan air
transepidermal
bisa bertindak sebagai sarana untuk
sensitisasi alergen sehingga mempengaruhi
anak anak dalam pengembangan asma
dan alergi makanan

TINJAUAN
PUSTAKA
ETIOPATOGENE
SIS

Immunopatologi
Pada lesi akut dalam dermis dapat dijumpai sel T,
monosit, makrofag, dan infiltrasi limfositik yang
sebagian besar terdiri dari sel T memori yang
menunjukkan pertemuan sebelumnya dengan
antigen

Lesi likenifikasi kronis ditandai dengan


epidermis hiperplastik dengan pemanjangan
rete ridges, hiperkeratosis menonjol dan
spongiosis minimal.
Terjadi peningkatan jumlah eosinofil pada
lesi dermatitis atopik kronis berkontribusi
pada peradangan alergi oleh karena sekresi
sitokin dan mediator yang meningkatkan

TINJAUAN
PUSTAKA
ETIOPATOGENE
SIS
Sitokin dan kemokin
Peradangan kulit atopik diatur oleh ekspresi
sitokin proinflamasi dan kemokin.
Sitokin mengikat pada reseptor endotelium
pembuluh darah, mengaktifkan jalur sinyal
selular, yang mengarah ke induksi molekul
adhesi sel endotel vaskular
Dermatitis atopik akut dikaitkan dengan
produksi sitokin oleh sel T helper tipe 2
(Th2), terutama IL-4 dan IL-13 yang
meningkatkan ekspresi molekul adhesi pada
sel endotel
dermatitis atopik kronis terjadi peningkatan
produksi IL-5 yang terlibat dalam

TINJAUAN
PUSTAKA
ETIOPATOGENE
SIS
Faktor faktor pencetus dermatitis atopik
Makanan
Alergen hirup
Infeksi kulit.

TINJAUAN
PUSTAKA
MANIFESTASI
KLINIK
Dermatitis atopik infantil (usia 2 bulan
sampai 2 tahun)
Lesi mulai di muka (dahi, pipi) berupa eritema papulovesikel yang halus, karena gatal digosok, pecah,
eksudatif, dan akhirnya terbentuk kusta.
Lesi kemudian meluas ke tempat lain, sklap, leherm
pergelangan tangan, lengan dan tungkai
Rasa gatal yang timbul sangat mengganggu sehingga
anak gelisah, susah tidur dan sering menangis
Lambat laun lesi menjadi kronis dan residif
Sekitar usia 18 bulan mulai tampak likenifikasi

TINJAUAN
PUSTAKA
MANIFESTASI
KLINIK
Dermatitis atopik pada anak (usia 2 10
tahun)
kelanjutan bentuk infantil atau timbul sendiri (de
nove)
Lesi lebih kering, tidak begitu eksudatif, lebih banyak
papul, likenifikasi dan sedikit skuama
Letak kelainan kulit di lipat siku, lipat lutut,
pergelangan tangan bagian fleksor, kelopak mata,
leher, jarang di wajah.
Rasa gatal garuk erosi likenifikasi infeksi
sekunder
siklus gatal garuk
Penderita sensitif terhadap wol, bulu kucing, anjing,
ayam, burung dan lainnya

TINJAUAN
PUSTAKA
MANIFESTASI
KLINIK
Dermatitis atopik pada remaja dan
dewasa
plak papular eritematosa dan berskuama atau plak
likenifikasi yang gatal
lokalisasi lesi di lipat siku, lipat lutut dan samping
leher, dahi dan sekitar mata.
mengalami likenifikasi dengan sedikit skuama dan
sering terjadi ekskoriasi dan eksudasi karena garukan.
Lama kelamaan terjadi hiperpigmentasi
Lesi sangat gatal, terutama pada malam hari waktu
berisitrahat
Kulit penderita dermatitis atopik yang telah sembuh
mudah gatal dan cepat meradang bila terpajan oleh
bahan iritan eksogen

TINJAUAN
PUSTAKA
DIAGNOSIS
Kriteria Mayor

Kriteria Minor

Pruritus

Xerosis

Dermatitis di wajah / ekstensor pada

Infeksi

bayi dan anak

S.aureus dan virus herpes simplek)

Dermatitis di fleksura pada dewasa

Dermatitis non spesifik pada tangan

kulit

(khususnya

oleh

atau kaki
Dermatitis kronis atau residif

Iktiosis / hiperliniar palmaris /


keratosis piliaris

Riwayat atopi pada penderita atau

Pitiriasis alba

keluarga
Dermatitis di papila mamae
White dermographism dan delayed
blanch response

TINJAUAN
PUSTAKA
DIAGNOSIS
Kriteria Mayor

Kriteria Minor
Keilitis
Lipatan infra orbita dennie-morgan
Konjungtivitis berulang
Keratokonus
Katarak subskapular anterior
Orbita menjadi gelap
Wajah pucat / eritema
Gatal bila berkeringat
Intoleran terhadap wol atau pelarut
lemak

TINJAUAN
PUSTAKA
DIAGNOSIS
Kriteria Mayor

Kriteria Minor
Aksentuasi perifolikular
Hipersensitif terhadap makanan
Perjalanan pernyakit dipengaruhi
oleh faktor lingkungan dan emosi
Tes kulit alergi tipe dadakan
positif
Kadar IgE di dalam serum
meningkat
Awitan pada usia dini

Kriteria diagnosis pada bayi


Kriteria Mayor
Riwayat atopik pada keluarga

Kriteria Minor
Xerosis/iktiosis/hiperliniaris
palmaris

Dermatitis di wajah/ ekstensor

Aksentuasi perifolikular

Pruritus

Fisura belakang telinga


Skuama di skalp kronis

TINJAUAN
PUSTAKA
DIAGNOSA
BANDING
Dermatitis seboroik (terutama pada bayi)
Dermatitis kontak
Dermatitis numularis
Skabies
Iktiosis
Psoriasis (terutama di daerah palmoplantar)
Dermatitis herpetiformis
Sindrom Sezary
Penyakit Letterer-Siwe

TINJAUAN
PUSTAKA
PENATALAKSA
NAAN
mengidentifikasi ,menyingkirkan faktor yang
memperberat dan memicu siklus gatal garuk
serangan dermatitis pada bayi dan anak
diperhatikan kebersihan di daerah bokong dan
genitalia, popok segera diganti bila basah atau
kotor
Usahakan tidak memakai pakaian yang bersifat
iritan (wol atau sintetik), bahan katun lebih baik
Kulit anak/ bayi dijaga tetap tertutup pakaian
untuk menghindari pajanan iritan atau trauma
garukan
Mandi dengan pembersih yang mengandung
pelembab

TINJAUAN
PUSTAKA
PENATALAKSA
NAAN

Pengobatan Topikal
Hidrasi kulit
perlu diberikan pelembab krim hidrofilik urea 10%
dapat pula ditambahkan hidrokortison 1% di dalamnya,
Emolien dipakai beberapa kali sehari, karena lama kerja
maksimum 6 jam
Kortikosteroid topikal
sebagai anti-inflamasi lesi kulit
bayi digunakan salap dan steroid berpotensi rendah
(hidrokortison 1-2,5%).
anak dan dewasa dipakai steroid berpotensi menengah
(triamsinolon),
Wajah, daerah genitalia dan intertriginosa digunakan
steroid berpotensi lebih rendah.
lesi akut yang basah dikompres dahulu sebelum
digunakan steroid, misalnya dengan larutan Burowi, atau
larutan permaganas kalikus 1:5000.

TINJAUAN
PUSTAKA
PENATALAKSA
NAAN

Immunomodulator topikal
Takrolimus
penghambat calcineurin, bentuk salep
0,03% untuk usia 2 15 tahun, untuk dewasa
0,03% dan 0,1%
Pimekrolimus
senyawa askomisin, immunomodulator golongan
mokrolatam
bekerja sebagai pro-drug, yang baru menjadi aktif
bila terikat pada reseptor sitosilik imunofilin
Pimekrolimus dan takrolimus tidak dianjurkan pada
anak usia kurang dari 2 tahun
dinasehati untuk tidak memakai pelindung
matahari karena ada dugaan bahwa kedua obat
tersebut berpotensi menimbulkan kanker kulit

TINJAUAN
PUSTAKA
PENATALAKSA
NAAN

Immunomodulator topikal
Preparat ter
efek anti pruritus dan anti inflamasi
Dipakai pada lesi kronis, jangan pada lesi akut
bentuk salap hidrofilik likuor karbonis detergen
5% - 10% atau crude tar 1% - 5%.
Antihistamin
tidak dianjurkan karena berpotensi kuat
menimbulkan sensitisasi pada kulit

TINJAUAN
PUSTAKA
PENATALAKSA
NAAN
Pengobatan Sistemik
Kortikosteroid hanya digunakan untuk
mengendalikan eksaserbasi akut, dalam jangka
pendek dan dosis rendah
Antihistamin hidroksisin atau difenhidramin
Anti-infeksi
belum resisten eritromisin, asitromisin atau
klaritromisin
sudah resisten diklosasilin, oksasilin atau
generasi pertama sefalosporin
Interferon
Siklosporin Dosis jangka pendek yang dianjurkan
per oral 5 mg/kgBB

TINJAUAN
PUSTAKA
PENATALAKSA
NAAN
Terapi Sinar (Phototherapy)
Dermatitis atopik yang berat dan luas dapat
digunakan PUVA
Terapi UVB atau Goeckerman dengan UVB dan ter
juga efektif.
Kombinasi UVB dan UVA
UVA bekerja pada sel Langerhans dan eosinofil
UVB mempunyai efek imunosupresif dengan cara memblokade
fungsi sel Langerhans dan mengubah produksi sitokin
keratinosit

TINJAUAN
PUSTAKA
PROGNOSIS

Prognosis lebih buruk bila kedua orang tuanya menderita


dermatitis atopik.
Faktor yang berhubungan dengan prognosis kurang baik
dermatitis atopik yaitu :
Dermatitis atopik luas pada anak
Menderita rinitis alergi dengan asma
Riwayat dermatitis atopik pada orang tua atau
saudara kandung
Awitan (onset) dermatitis atopik pada usia muda
Kadar IgE serum sangat tinggi

KESIMPULAN

Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis dan residif


disertai gatal
sering terjadi selama masa bayi dan anak anak
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum
dan riwayat atopik pada keluarga atau penderita
hasil interaksi yang kompleks antara kerentanan genetik
yang menyebabkan penurunan fungsi sawar kulit, cacat
pada sistem imun bawaan, dan peningkatan respon
kekebalan terhadap alergen dan antigen mikroba
Dalam mendiagnosa dermatitis atopik harus mempunyai 3
kriteria mayor dan 3 kriteria minor. Sehingga pada
penatalaksanaan dapat diberikan secara adekuat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kariosentono, harijono. Dermatitis atopik ( Eksema ) Dari gejala klinis, Reaksi atopik,
Peran eosinofil, Tungau debu rumah, Sitokin sampai kortikosteroid pada
penatalaksanaannya. UNS Press, Solo.2006.
2. Djuanda, adi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi IV. Balai Penerbit FK UI, Jakarta,
1999.
3. Siregar, R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. EGC, Jakarta, 2004.
4. Judarwanto, widodo dr. Dermatitis atopik. Childrens Allergy Clinic. http//www.
childrenallergyclinic. Wordpress. Com.
5. Barnes. 2008. Asthma and COPD basic mechanisms and clinical management, 2nd
ed. Academic Press.
6. Corwin, Elizabeth J. 1997. Buku saku patofisiologi/Handbook of Pathophysiology. Alih
Bahasa: Brahm U. Pendit. Cetakan 1. Jakarta: EGC.
7. Daili, Emmy S. Sjamsoe; Menaldi, Sri Linuwih; Wisnu, I Made. 2009. Panduan
Bergambar Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan
Kulit Dan Kelamin Fkui/Rsupn Cipto Mangunkusumo. PT MEDICAL MULTIMEDIA
INDONESIA. Jakarta Pusat
8. Judarwato, Widodo. 2010. Allergy testing. Children Allergy CenterInformation
Education Network.
9. Hanifin JM, Rajka G. Diagnostic features of atopic dermatitis. Acta Dem Venereol
1980;92:44.
10. Spergel & Schneider, 1999. Atopic dermatitis. The Internet Journal of Asthma, Allergy
and Immunology

You might also like