You are on page 1of 22

TERAPI CAIRAN

Komposisi elektrolit pada cairan


intraselular dan ekstraselular berbeda.
Cairan intraselular banyak mengandung
ion K dan fosfat (PO4).
Cairan ekstraselular banyak mengandung
ion Na dan Cl 1,3.

Plasma (5%) yang ditambah eritrosit (3%)


merupakan darah, jadi volume darah yaitu
8% 3
Estimated Blood Volume (EBV):
Volume darah bayi dan anak: 80 mL/kgBB
Volume darah dewasa pria: 75 mL/kgBB
Volume darah dewasa wanita: 65 mL/kgBB

Kebutuhan Air dan Elektrolit Harian

Pada dewasa:

Air : 30-35 mL/kgBB/hari. Kenaikan suhu 1C ditambah 1015%.

Na+ : 1,5 mEq/kgBB/hari 2 atau sekitar 50-100 mEq/hari atau


3-6 gram sebagai NaCl/hari 1.

K+ : 1 mEq/kgBB/hari 2 atau 0,5 mEq/kgBB/hari.


Pada bayi dan anak:

Air : 0-10 kg
: 100 mL/kgBB
10-20 kg
:1000 mL/kgBB + 50 mL/kgBB di atas 10 kg
>20 kg : 1500 mL/kgBB + 20 mL/kgBB di atas 20 kg

Na+ : 2 mEq/kgBB

K+ : 2 mEq/kgBB

Terapi cairan adalah tindakan untuk


mengganti dan memelihara cairan tubuh
dalam batas-batas fisiologis dengan cairan
kristaloid dan atau koloid secara
intravena.

INDIKASI TERAPI CAIRAN


Terapi Penggantian Cairan
Perdarahan

Tiap 1 mL darah yang hilang digantikan dengan 3 mL cairan


kristaloid isotonis seimbang atau 1 mL cairan koloid/darah

Third space losses

Digantikan dengan cairan kristaloid isotonis seimbang (contoh:


Ringer Laktat)

Keringat berlebihan

Digantikan dengan D5W NS dengan 5 mEq KCl/L

Gastric and colonic losses

Digantikan dengan D5W NS dengan 30 mEq KCl/L

Bile, pancreas, and small bowel Digantikan dengan cairan kristaloid isotonis seimbang (contoh:
losses

Ringer Laktat)

Resusitasi
Resusitasi cairan adalah tindakan pemberian
cairan yang adekuat dalam waktu yang relatif
cepat pada penderita gawat akibat kekurangan
cairan.
Rumatan
Tujuan pemberian terapi cairan rumatan adalah
untuk mengganti kehilangan cairan tubuh lewat
urin, feses, keringat dan uap pernapasan.

Kebutuhan cairan basal untuk rumatan


yaitu:
4 mL/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg
pertama, ditambah
2 mL/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg
kedua, ditambah
1 mL/kgBB/jam untuk sisa berat badan

Contoh : Pada laki-laki dengan berat


badan 60 kg, maka besar kebutuhan
rutin cairannya adalah: (10 kg x 4
ml/kg/jam) + (10 kg x 2 ml/kg/jam) +
(40 kg x 1 ml/kg/jam) = 100 ml/jam

Untuk mengganti cairan tergantung besar


kecilnya pembedahan, yaitu:
6-8 mL/kgBB untuk pembedahan besar
4-6 mL/kgBB untuk pembedahan sedang
2-4 mL/kgBB untuk pembedahan kecil

Jenis Cairan
1. Cairan Non Elektrolit
Jenis cairan tanpa elektrolit seperti dekstrosa
5% atau dekstrosa 10% yang diberikan secara
intravena akan cepat keluar sirkulasi dan
mengisi ruang interstisial

2. Cairan Elektrolit (Kristaloid)


Cairan kristaloid yang masuk intravaskular
akan terdistribusi ke interstisial

3. Cairan Koloid (Plasma Ekspander)


Disebut plasma ekspander karena memiliki
kemampuan yang besar dalam
mempertahankan volume intravaskular 2.

Cairan non Elektrolit


Dekstrosa 5% atau dekstrosa 10%
Cairan Elektrolit (Kristaloid)
NaCl isotonis, Hartmans Ringer Lactate dan
Ringer Acetate.
Koloid
Gelatin (haemaccell, gelafundin, gelofusin),
polimer dekstrosa (dekstran 40, dekstran 70)
atau turunan kanji yaitu Hidroksi-Etil Starch
(haes, ekspafusin) 1. Albumin, plasma dan darah
juga termasuk koloid 2.

Efek Koloid 3
Cairan koloid masuk secara intravena
menyebabkan tekanan onkotik meningkat
sehingga volume intravena bertambah, venous
flowback (preload) pun meningkat. Preload yang
meningkat menyebabkan cardiac output
meningkat sehingga perfusi ke jaringan membaik.
Kadar Hb 7 gram% pada orang sehat tanpa
kelainan jantung, paru dan pembuluh darah pada
umumnya masih dalam batas aman sehingga
belum diperlukan transfusi darah.

TUJUAN TERAPI
CAIRAN
1. Resusitasi
Resusitasi cairan adalah tindakan pemberian
cairan yang adekuat dalam waktu yang relatif
cepat pada penderita gawat akibat kekurangan
cairan. Kekurangan cairan tersebut pada umumnya
disebabkan oleh perdarahan.
Tujuan resusitasi cairan adalah untuk memulihkan
perfusi jaringan serta pengiriman oksigen ke sel
sehingga tidak terjadi iskemia jaringan yang
berakibat gagal organ.

Rumatan
Cairan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan normal harian berupa kristaloid
atau cairan non elektrolit.
Tujuan pemberian terapi cairan rumatan
adalah untuk mengganti kehilangan cairan
tubuh lewat urin, feses, keringat dan uap
pernapasan. Cairan yang hilang tersebut
mengandung sedikit sekali elektrolit.

JUMLAH CAIRAN YANG


DIBERIKAN
1. Kristaloid
Jika pasien kehilangan cairan 1000 cc maka resusitasi
cairan hanya dengan kristaloid diberikan sebanyak 34 kali jumlah cairan yang hilang.
2. Koloid
Jika pasien kehilangan cairan 1000 cc maka resusitasi
cairan hanya dengan koloid diberikan sejumlah cairan
yang hilang.
3. Campuran kristaloid dan koloid
Jika pasien kehilangan cairan 1500 cc maka resusitasi
cairan yang diberikan 1000 cc koloid dan 500 cc x 3
kristaloid.

SYOK SIRKULASI
Diagnosis syok berdasarkan gejala klinis dibagi
menjadi 3 komponen.
Yang pertama, biasanya ada tanda dari hipotensi
arteri yg sistemik
Yang kedua, ada gejala klinis dari hipoperfusi jaringan.
Yang ketiga, hiperlaktatemia dengan indikasi
metabolism selular oksigen yang abnormal. Nilai
normal laktat dalam darah adalah 1 mmol per liter,
tetapi dalam kasus ini meningkat menjadi >1,5 mmol
per liter dalam kegagalan sirkulasi akut.

RESUSITASI CAIRAN PADA


PASIEN SYOK
Terapi cairan berfungsi untuk meningkatkan
aliran mikrovaskular darah dan meningkatkan
cardiac output merupakan bagian essensial
dalam penanganan berbagai bentuk syok.
Kristaloid adalah solusi pilihan pertama,
dikarenakan karena kristaloid ditoleransi dan
murah. Penggunaan albumin untuk menangani
hipoalbuminemia yang parah yang mungkin
masuk akal untuk beberapa pasien.

Cairan harus segera diinfus dengan cepat


Khasnya, sebuah infuse dalam 300 sampai 500
ml cairan diberikan selama periode 20 sampai
30 menit.
Dalam syok, tujuan biasanya meningkat dalam
tekanan arterial sistemik, meskipun bisa juga
menurun dalam nadi atau juga meningkat
dalam pengeluaran urin.

TERAPI CAIRAN
UNTUK SEPSIS
BERAT
Kristaloid digunakan sebagai pilihan terapi awal
pada resusitasi sepsis berat dan syok septik.
Penggunaan hidroksietil starch (HES) untuk
resusitasi cairan pada sepsis berat dan syok
septik.
Albumin dapat digunakan untuk resusitasi
cairan pada sepsis berat dan syok septik ketika
pasien membutuhkan sejumlah substansi dari
kristaloid.
Tidak ada manfaat yang jelas pada pemberian
larutan koloid dibandingkan dengan kristaloid,
selain biaya yang tinggi pada pemberian koloid,
sehingga direkomendasikan penggunaan
kristaloid pada resusitasi awal pasien dengan
sepsis berat dan syok septik.

Pada pasien dengan hipoperfusi


jaringan yang diinduksi sepsis dengan
kecurigaan hipovolemia perlu menerima
minimum 30 mL/kgBB kristaloid.
Pemberian cairan diteruskan hingga
ada perbaikan hemodinamik
berdasarkan variabel dinamik (tekanan
nadi, stroke volume) dan statik (tekanan
arterial, detak jantung).

You might also like