You are on page 1of 23

1.

2.
3.
4.
5.

KELOMPOK 5
RAHMAWATI
ULUFI KHAIRINNISA
ERNI DJIBU
BELARINA
ENGGAR

APPENDISITIS

A. Definisi
Apendisitis adalah peradangan pada
apendiks vermiformis dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering,
Penyakit ini dapat mengenai semua baik
laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih
sering menyerang laki-laki berusia 10-30
tahun (Mansjoer, 20I0).

B. Anatomi fisiologi
Appendiks merupakan organ yang
berbentuk tabung dengan panjang kira-kira 10
cm dan berpangkal pada sekum. Appendiks
pertama kali tampak saat perkembangan
embriologi minggu ke delapan yaitu bagian
ujung dari protuberans sekum. Pada saat
antenatal dan postnatal, pertumbuhan dari
sekum yang berlebih akan menjadi appendiks
yang akan berpindah dari medial menuju katup
ileocaecal.

Gambar Appendiks pada saluran pencernaan

C. Etiologi
Appendisitis belum ada penyebab yang pasti
atau spesifik tetapi ada factor faktor prediposisi
yang menyertai. Faktor tersering yang muncul
adalah obtruksi lumen.
1. Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan
penyebab terbanyak.
2. faekolit dalam lumen appendiks.
3. Infeksi kuman dari colon yang paling sering
adalah E. Coli dan streptococcus

D. Faktor resiko
Faktor sumbatan
1. Faktor bakteri
2. Kecenderungan familiar
3. Faktor ras dan diet
4. Faktor infeksi saluran pernapasan

E. FAKTOR PRESPITASI
Apendisitis akut merupakan merupakan infeksi
bakteria. Berbagai berperan sebagai faktor
pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks
merupakan factor, tumor apendiks dan cacing
askaris dapat pula menyebabkan sumbatan
yang diajukan sebagai faktor pencetus
disamping hiperplasia jaringan limfe, fekalit

PATOFISIOGI

F. Manifestasi Klinik
1. Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya disertai dengan
demam derajat rendah, mual, dan seringkali muntah
2. Pada titik Mc Burney terdapat nyeri tekan setempat karena
tekanan dan sedikit kaku dari bagian bawah otot rektus kanan
3. Nyeri alih mungkin saja ada; letak apendiks mengakibatkan
sejumlah nueri tekan, spasme otot, dan konstipasi serta diare
kambuhan
4. Tanda Rovsing (dapat diketahui dengan mempalpasi kuadran
kanan bawah , yang menyebabkan nyeri kuadran kiri bawah)
5. Jika terjadi ruptur apendiks, maka nyeri akan menjadi lebih
menyebar; terjadi distensi abdomen akibat ileus paralitik dan
kondisi memburuk

G. Tes diagnostic
1. Laboratorium
a.Pemeriksaan darah
b.Pemeriksaan urin

2. Radiologis
c.Foto polos abdomen
d.Usg
e.Barium enema
f.CT-scan
g.Laporoscopy

H. PENATALAKSAAN MEDIS
1. Sebelum operasi
2. Operasi
3. Pasca operasi

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian keperawatan adalah langkah
awal dari proses keperawatan yang meliputi
aspek biologis. psikokologis. sosial, dan
spiritual serta komprehensif Maksud dari
pengkajian adalah untuk mendapatkan
informasi atau data teutang pasien. Data
tersebut berasal dari pasien (data primer),
dari keluarga (data sekunder), data dari
catatan yang ada (data tersier).

B. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi, kesadaran composmentis, keadaan
umum: lemah. pucat, keringat, kesakitan, bentuk
tubuh bungkuk, pernafasan cepat.
2. Auskultasi, peristaltik usus dan suara tambah
keras.
3. Palpasi, adanya nyeri tekan, nyeri lepas. terasa
adanya benjolan dikuadran kanan bawah
abdomen. nadi cepat, suhu tubuh meningkat (3839C).
4. Perkusi, mengetuk jari diatas perut

C. Diagnosa Keperawatan
1. Pre operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri
biologi (distensi jaringan intestinal oleh
inflamasi)
b.Perubahan pola eliminasi (konstipasi)
berhubungan dengan penurunan peritaltik.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan mual muntah.
d.Cemas berhubungan dengan akan
dilaksanakan operasi

2. Post operasi
a. Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik
(luka insisi post operasi appenditomi).
b.Resiko infeksi berhubungan dengan
tindakan invasif (insisi post pembedahan).
c. Defisit self care berhubungan dengan nyeri.
d.Kurang pengetahuan tentang kondisi
prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
kurang informasi.

D. Rencana keperawatan
1. Nyeri akut
NOC :
a. Pain Level
b. pain control
c. comfort level
kriteria hasil:
d. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
e. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
f. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
g. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
h. Tanda vital dalam rentang normal
i. Tidak mengalami gangguan tidur

2. Konstipasi
NOC:
a.Bowl Elimination
b.Hidration
c.kriteria hasil:
d.Pola BAB dalam batas normal
e.Feses lunak
f. Cairan dan serat adekuat
g.Aktivitas adekuat
h.Hidrasi adekuat

NIC :
a. Manajemen konstipasi
b. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan konstipasi
c. Monitor tanda-tanda ruptur bowel/peritonitis
d. Jelaskan penyebab dan rasionalisasi tindakan pada pasien
e. Konsultasikan dengan dokter tentang peningkatan dan
penurunan bising usus
f. Kolaburasi jika ada tanda dan gejala konstipasi yang menetap
g. Jelaskan pada pasien manfaat diet (cairan dan serat) terhadap
eliminasi
h. Jelaskan pada klien konsekuensi menggunakan laxative dalam
waktu yang lama
i. Kolaburasi dengan ahli gizi diet tinggi serat dan cairan
j. Dorong peningkatan aktivitas yang optimal
k. Sediakan privacy dan keamanan selama BAB

3. Kekurangan volume cairan


NOC:
a.Fluid balance
b.Hydration
c.Nutritional Status : Food and Fluid Intake
kriteria hasil:
d. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal,
e. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
f. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
g. Orientasi terhadap waktu dan tempat baik
h. Jumlah dan irama pernapasan dalam batas normal
i. Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal
j. pH urin dalam batas normal
k. Intake oral dan intravena adekuat

NIC :
a.Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
b.Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
c.Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN ,
Hmt , osmolalitas urin, albumin, total protein )
d.Monitor vital sign setiap 15menit 1 jam
e.Kolaborasi pemberian cairan IV
f.Monitor status nutrisi
g.Berikan cairan oral
h.Berikan penggantian nasogatrik sesuai output (50 100cc/jam)
i. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
j. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
k.Atur kemungkinan tranfusi
l. Monitor intake dan urin output setiap 8 jam

E. Komplikasi
a. Perforasi appendiks
b. Peritonitis Abses
c. Dehidrasi.
d. Sepsis.
e. Elektrolit darah tidak seimbang.
f. Pneumoni

You might also like