Professional Documents
Culture Documents
b. Proses Peperangan
Tahap I (1821-1825)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Peperangan terjadi antara kaum adat dan kaum padri karena masalah
agama.
Berkobar sebelum perang diponegora.
Dari kota lawas pertempuran meluas ke Alahan panjang dan Tanah datar.
Kaum adat meminta bantuan kepada inggris namun ditolak karena
inggris sudah didak mempunyai kekuasaan lagi di Indonesia.
Kaum adat meminta bantuan kepada belanda tahun 1821 sehingga kaum
padri menyerang pos pos belanda di Semawang , soli air dan Lintau
Belanda mendirikan benteng Fort Van Capellen di Batusangkar dan Fort
De Kock di Bukit tinggi untuk menggempur kaum padri. Upaya ini gagal
sehingga Belanda mundur menuju ke Pagar Ruyung.
Tahun 1822 terjadi pertempuran di Baso dipimpin oleh Tuanku Nan
Rencek. Di Bonio kaum padri berhasil menyerang pos belanda yang di
pimpin oleh Letnan Maartius dan kapten Brusse.
24 September 1822 pasukan paderi menyerang Belanda di Agam.
Tahun 1825 posisi belanda semakin sulit apalagi dijawa sedang
berlangsung perang Diponegoro, sehingga belanda mengajak kaum padri
untuk melaksanakan perundingan. Maka diadakanlah kontrak Perdamaian
pada tanggal 19 Oktober 1825 di Padang. Untuk sementara perang
terhenti belanda memusatkan pasukannya di jawa untuk menghadapi
Tahap II