Professional Documents
Culture Documents
Enny Kusumastuti
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
Pendahuluan
Cabang dari etik kedokteran yang menetapkan
Prinsip Etik (4 )
1.
next
next
5)
6)
7)
8)
Farmasis :
Menurut undang-undang, yang mempunyai
next
Seorang farmasis harus berada di apotek
Dokter:
next
Menghindarkan semua tindakan yang
DOKTER
FARMAS
IS
PASIEN
next
Bertanggungjawab untuk menyampaikan dengan
benar kepada pasien tentang obat yang
tersedia
Akan membantu pasien dalam pengobatan
mereka secara maksimal sampai keadaan
mengizinkan
Memberikan informasi kepada pasien sampai
dimengerti dan peka terhadap pasien
Menempatkan urusan pasien dengan baik dalam
praktek profesional dengan menyediakan
pelayanan dan konsultasi
Kasus
Ny. Geulis menderita asma
Pada tanggal 9 Oktober 2012 dia pergi ke apotek
Pertanyaan
Apakah seorang pasien yang tidak mempunyai
Hubungan Dokter-Farmasis
1.
2.
tepat
Pasien
next
4.2.2.2. Setiap sponsor yang diberikan kepada individu
profesi kesehatan tidak boleh didasarkan atas kewajiban
untuk mempromosikan,
merekomendasikan atau menuliskan resep suatu produk
farmasi.
4.2.2.3.Sponsor kepada profesi kesehatan terbatas pada
biaya transportasi ke dan dari tempat acara, makanan,
akomodasi dan registrasi untuk acara ilmiah yang
berkaitan.
next
5.2.3. Barang suvenir promosi (Gimmick):
Gimmick dapat diberikan kepada profesi kesehatan
dan staf administratif yang berkaitan, dengan
syarat hadiah bernilai minimal dan relevan dengan
praktek profesi kesehatan (maksimal Rp. 200,000)
5.2.4. Alat medis dapat ditawarkan atau diberikan
gratis dengan ketentuan bahwa nilainya tidak
mahal dan berguna bagi pelayanan medis dan
perawatan pasien
next
5.3. Donasi
5.3.1. Donasi hanya boleh diberikan kepada institusi,
dan dilarang keras untuk diberikan secara
langsung kepada profesi kesehatan.
5.3.2. Donasi harus bermanfaat untuk pasien
dan/atau bermanfaat untuk pekerjaan atau
edukasi profesi kesehatan dari institusi tsb
5.3.3. Donasi tidak boleh diberikan berkaitan
dengan pembelian atau standardisasi produk,
peresepan obat atau penggunaan produk suatu
perusahaan di institusi tersebut.
Contoh kasus :
Dokter dengan pabrik farmasi
Pokok persoalan :
Apakah pemberian sejumlah hadiah dari pabrik
farmasi kepada dokter membuat dokter
mempunyai kewajiban menulis resep terhadap
produk tertentu?
Apakah hubungan antara pabrik farmasi dan
dokter merupakan persekutuan yang
mengkhawatirkan , dan dapat merugikan pasien?
Apakah pemberian donasi tersebut merupakan
masalah etik?
Fakta
1. Dr. Tulus menerima sebuah surat dari pabrik farmasi
yang berbunyi :
Selamat, anda adalah dokter yang paling banyak menulis
resep obat A tablet. Karena kepercayaan dokter pada
produk kami, kami sangat berterimakasih dan silakan
diterima 2 tiket liburan ke Barcelona selama 7 hari.
2. Dr.Tulus beberapa kali menerima kunjungan medical
representative obat anti inflamasi dan obat lainnya dari
satu pabrik farmasi. Dr. Tulus tertarik dengan produk
tsb. Beberapa kali dr.Tulus makan malam dengan
med.rep dan selalu membayar makan malam tsb.
3. Dr. Tulus juga menerima contoh obat yang kemudian
diberikan pasien jika sesuai dengan indikasi penyakit.
Pembahasan :
1.
kedokteran
Terapi Rasional
"Etik Farmakoterapi"
Enny Kusumastuti
FK Unsri
Rational, Legal,
Safe Drug Use
Studi lingkungan, etika, undang-undang dan isu
sosial
Penerapan ilmu Biologi, Medicine dan Science
Bioetika antar disiplin ilmu
Etik farmakoterapi
1. Rasional penggunaan obat
2. Pertimbangan pasien
3. Perkembangan obat : aman dan
manjur
4. Regulasi obat
Keuntungan :
Prosedur benar
next
Kemanjuran : kemanjuran dan efek samping obat
next
Pilihan pertama, obat yang sudah terbukti
next
2. Memilih jadwal dosis baku : dapat dilihat dalam
formularium, farmakope, pedoman praktek atau
buku ajar farmakologi .
Pada pasien yang termasuk dalam populasi umum
dalam usia, ADME, maka dosis diberikan
berdasarkan aturan umum
Pada pasien dengan gambaran yang berbeda
(gangguan fungsi tubuh) diperlukan penyesuaian
jadwal dosis
Beberapa obat memerlukan dosis beban awal agar
kadar maksimal dalam plasma segera dicapai
Obat lain memerlukan peningkatan dosis secara
perlahan
next
3. Memilih lama waktu pengobatan yang baku :
- Ketika meresepkan obat, tentukan lamanya
pengobatan.(kenali patofisiologi dan prognosis
penyakit), biasanya sdr akan tahu berapa lama
pengobatan diberikan.
- Jumlah total obat yang diresepkan bergantung
pada jadwal dosis dan lamanya pengobatan, mudah
dihitung. Misalnya untuk pasien bronkhitis,
saudara dapat meresepkan antibotika (amoksisilin)
untuk 7 hari.
Kecocokan obat
next
3. Sediaan rektal (supositoria) :
kemanjuran : (-) penyerapan tak tentu
(+) tidak mengalami first pass
effect
keamanan : (-) iritasi lokal
kenyamanan : (+) untuk pasien yang mual, muntah
dan susah menelan
4. Sediaan inhalasi (gas, uap) :
kemanjuran : (+) efek segera
keamanan : (-) iritasi lokal
kenyamanan : (-) harus trampil
next
5. Injeksi :
kemanjuran : (+) efek segera, tidak mengalami
first pass effect, dosis lebih akurat
keamanan : (-) masalah sterilitas
kenyamanan : (-) nyeri, lebih mahal, perlu
ketrampilan
Sediaan topikal : kulit, alat indra, oral lokal, rektal
lokal, vagina, inhalasi lokal
kemanjuran : (+) kadar tinggi dimungkinkan
keamanan
: (-) a.b dpt menimbulkan sensitisasi
(+) ESO tidak banyak
kenyamanan : (-) bbrp sediaan vagina sulit ditangani
Mengobati pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tetapkan masalahnya
Tegaskan tujuan terapi
Periksa kecocokan obat-P
Tuliskan resepnya
Beri penjelasan tentang aturan pakai dan
kewaspadaan
Pantau (dan hentikan?) pengobatan
Terapi :
Pasien 1 : diare kemungkinan karena infeksi virus
Manjur
Jendela
terapi
Obat
Jadwal
dosis
Aman
Kurva kadar
plasma-waktu
Pharmacodynamics
Pharmacokinetics
next
4. Peringatan : kapan obat hrs dihentikan, brp
dosis terbanyak, mengapa obat hrs diminum
sampai habis
5. Kunjungan berikutnya : kapan pasien hrs
kembali/tidak kembali, kapan hrs datang lebih
awal, informasi yang diperlukan pada kunjungan
berikutnya
6. Sudah jelaskah semua?
Tanyakan pada pasien apa dia sudah mengerti
dan disuruh mengulang informasi yang
terpenting, tanyakan apakah ada yang ingin
ditanyakan lagi