You are on page 1of 61

ETIK FARMASI

Enny Kusumastuti
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya

Pendahuluan
Cabang dari etik kedokteran yang menetapkan

kerangka bagi farmasis untuk digunakan menjawab


pertanyaan ttg apa yg seharusnya dilakukan dalam
praktek farmasis

Etik farmasi berhubungan dengan moral pada suatu

keadaan dalam praktek farmasis

Penting dalam hubungan kerja

farmasis dan profesi dokter

dengan teman profesi

Prinsip Etik (4 )
1.

Autonomy (Respect for Persons)


Seseorang berhak untuk melakukan evaluasi

atau memutuskan apa yang dikehendaki terhadap


kehidupannya sendiri ( menghargai , minat, sikap,
dan kepercayaan)
2.

Nonmaleficence (doing no harm)


Farmasis yang lalai menasehati pasien, khawatir
bahwa pasien akan menggunakan obat secara
kontinu karena informasi yang tidak jelas adalah
prinsip tidak merugikan, sebab apa yang dia
lakukan adalah melanggar prinsip ini

next

Beneficence (Doing Good), merupakan segi positif


untuk :
a. mencegah hal buruk
b. menghilangkan hal buruk
c. melakukan atau berusaha baik
Berbuat baik merupakan suatu kewajiban
yang bersifat positif untuk menolong orang lain
4. Justice (Fairness), dibutuhkan keseimbangan antara
manfaat dan beban dalam memberikan pelayanan
kesehatan yaitu suatu bentuk keadilan , seperti
dikatakan oleh Aristoteles : berikan kepada setiap
orang apa yang menjadi haknya.
3.

Kode Etik Farmasis


Seorang farmasis :
1) Menghormati hubungan profesional dengan
pasien dan bertindak dengan jujur dan tulus
2) Menghormati kebutuhan individu, nilai-nilai
dan martabat dari pasien
3) Membantu pasien untuk memilih tentang
pharmacy care
4) Memberikan perawatan yang kompeten
kepada pasien dan membantu pasien dalam
menerima perawatan kesehatan sesuai
dengan etik

next

5)

Menghormati nilai nilai dan kemampuan


koleganya dan profesi kesehatan lainnya

6)

Melindungi rahasia pasien

7)

Memastikan bahwa obat obat yang diberikan


kepada pasien adalah aman dan efektif

8)

Menjamin kelancaran pengobatan sesuai


dengan tugasnya dan pengadaan obat

Farmasis :
Menurut undang-undang, yang mempunyai

kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan


kefarmasian adalah farmasis. Salah satunya
adalah pelayanan obat dengan resep. Pelayanan
obat dengan resep dapat dilakukan di apotek
rumah sakit dan apotek umum
Dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian, filosofi farmasis yaitu
pharmaceutical care
Pharmaceutical care merupakan salah satu
upaya farmasis dalam meningkatkan mutu atau
kualitas pelayanan yang berorientasi pada
pasien

next
Seorang farmasis harus berada di apotek

untuk memberikan informasi yang betul


kepada konsumennya
Tugas farmasis a.l. memberikan informasi
tentang dosis, kombinasi obat, dan
rasionalitas resep yang diberikan oleh
dokter
Dituntut kehadiran farmasis di apotek

Dokter:

Dokter tidak diperkenankan ikut serta dalam usaha


apotek dengan menjanjikan akan mengirim semua
pasien kepada apotek atau menjadi propagandis
suatu pabrik farmasi

Dokter harus menjaga agar kertas resep jangan


sampai digunakan orang lain untuk memberi atau
menerima obat sebagaimana telah terjadi

Dokter tidak boleh meninggalkan resep kosong yang


telah ditandatangani

next
Menghindarkan semua tindakan yang

bertentangan dengan etika kedokteran di


antaranya:
- Menjual obat di tempat praktek (Self
dispensing)
- Menjual sampel obat yang diterima gratis
dari pabrik farmasi

HUBUNGAN DOKTER PASIEN FARMASIS

DOKTER

FARMAS
IS

PASIEN

Hubungan profesional farmasis dengan pasien


Hubungan pasien farmasis merupakan hubungan

moral, menerima kepercayaan dari masyarakat


dan berjanji membantu dalam hal pengobatan
Mempunyai kewajiban mengatakan kebenaran,
berpendirian, teliti dan menghindari diskriminasi
dalam praktek
Membantu pasien untuk menentukan pilihan
tentang mana yang terbaik bagi pasien
Memberikan pengetahuan tentang keamanan dan
efektivitas obat, menjelaskan tentang efek
samping obat

next
Bertanggungjawab untuk menyampaikan dengan
benar kepada pasien tentang obat yang
tersedia
Akan membantu pasien dalam pengobatan
mereka secara maksimal sampai keadaan
mengizinkan
Memberikan informasi kepada pasien sampai
dimengerti dan peka terhadap pasien
Menempatkan urusan pasien dengan baik dalam
praktek profesional dengan menyediakan
pelayanan dan konsultasi

Kasus
Ny. Geulis menderita asma
Pada tanggal 9 Oktober 2012 dia pergi ke apotek

Jujur sebab dia mendapat serangan asma akut dan


kehabisan Albuterol
Dia meminta kepada farmasis obat Albuterol inhaler
(obat keras) atau minta ditelponkan ke dokter agar
dia bisa dapat obat tsb
Tn. B (farmasis) tidak melakukan semuanya
Ny. Geulis menjadi sesak nafas
Dia kemudian pergi ke RS dan selanjutnya membuat
pengaduan dan membuat tuntutan terhadap
farmasis/apotek Jujur

Pertanyaan
Apakah seorang pasien yang tidak mempunyai

resep dan tidak ada hubungan dengan apotek


mempunyai hak untuk meminta apotek menelpon
dokter dan mendapat resep untuk pasien tsb?

Apakah Farmasis melanggar etik ?

Hubungan Dokter-Farmasis
1.

Farmasis bertanggungjawab pada pekerjaan


dengan kolega dan profesional kesehatan
lainnya serta organisasi farmasi untuk
keamanan dan kemanjuran obat

2.

Farmasis, menyediakan waktu bila ada


pertanyaan atau konsultasi dari kolega atau
profesi kesehatan lainnya

Pentingnya hubungan kerja yang baik antara


dokter dan farmasis
Hubungan obat dengan kelahiran dan kematian
Perkembangan obat dan pengobatan

Untuk pasien perawatan pasien rawat jalan


Populasi manula

Bagian yang penting :


Komunikasi efektif
Berbagi tanggungjawab dalam pelayanan pasien
Menerima pendapat praktisi lain dalam pelayanan
pasien, saling mengisi dan menghargai

Keuntungan kolaborasi dokter-farmasis

Monitoring terapi dengan obat dapat meningkat


Informasi khusus pasien dapat ditangai lebih

tepat

Masalah terapi dengan obat dapat dipecahkan

lebih efektif dan efisien

Hubungan dokter-perusahaan farmasi


Perusah
Etik
aan
Pemasara
Farmasi
n
Dokter

Pasien

Kode Etik Pemasaran Produk Farmasi revisi 2009


Pasal 1.4.2. Tidak boleh ada pembayaran atau
penghargaan bentuk lain (termasuk dana bantuan,
beasiswa, subsidi, dukungan, kontrak
konsultasi,pendidikan atau kebutuhan praktek) yang
diberikan atau ditawarkan pada profesi kesehatan
sebagai imbalan penulisan resep, pemberian
rekomendasi, pembelian, penyediaan atau pemberian
produk pada pasien atau adanya janji untuk
melanjutkan hal tersebut.
Pasal 1.4.3. Promosi harus mendorong penggunaan
produk farmasi yang benar dengan memberikan
informasi secara objektif dan tanpa melebih-lebihkan
khasiatnya.

Pasal 4 : Interaksi dengan profesi kesehatan


4.1.4. Perusahaan dilarang menawarkan segala induksi,
apresiasi, door prize, insentif, imbalan uang kepada
profesi medis.
4.1.5. Perusahaan tidak boleh mengorganisir atau
mensponsori suatu acara untuk profesi kesehatan
4.2.2. Perusahaan farmasi boleh mensponsori profesi
kesehatan untuk menghadiri acara ilmiah dengan
catatan sponsor sesuai dengan persyaratan berikut ini:
4.2.2.2. Setiap sponsor yang diberikan kepada individu profesi
kesehatan tidak boleh didasarkan atas kewajiban untuk
mempromosikan, merekomendasikan atau menuliskan resep suatu
produk farmasi.
4.2.2.3.Sponsor kepada profesi kesehatan terbatas pada biaya
transportasi ke dan dari tempat acara, makanan, akomodasi dan
registrasi untuk acara ilmiah yang berkaitan.

next
4.2.2.2. Setiap sponsor yang diberikan kepada individu
profesi kesehatan tidak boleh didasarkan atas kewajiban
untuk mempromosikan,
merekomendasikan atau menuliskan resep suatu produk
farmasi.
4.2.2.3.Sponsor kepada profesi kesehatan terbatas pada
biaya transportasi ke dan dari tempat acara, makanan,
akomodasi dan registrasi untuk acara ilmiah yang
berkaitan.

Pasal 5 : hadiah, alat medis dan donasi


5.2.1. Tidak boleh memberikan uang tunai atau yang
sejenisnya (seperti voucher) kepada profesi
kesehatan.
5.2.2. Hadiah untuk keperluan pribadi profesi
kesehatan (termasuk, tetapi tidak terbatas pada: CD
musik, DVD musik, tiket pertandingan olahraga atau
karcis pertunjukan, barang elektronik) tidak boleh
diberikan atau ditawarkan.

next
5.2.3. Barang suvenir promosi (Gimmick):
Gimmick dapat diberikan kepada profesi kesehatan
dan staf administratif yang berkaitan, dengan
syarat hadiah bernilai minimal dan relevan dengan
praktek profesi kesehatan (maksimal Rp. 200,000)
5.2.4. Alat medis dapat ditawarkan atau diberikan
gratis dengan ketentuan bahwa nilainya tidak
mahal dan berguna bagi pelayanan medis dan
perawatan pasien

next
5.3. Donasi
5.3.1. Donasi hanya boleh diberikan kepada institusi,
dan dilarang keras untuk diberikan secara
langsung kepada profesi kesehatan.
5.3.2. Donasi harus bermanfaat untuk pasien
dan/atau bermanfaat untuk pekerjaan atau
edukasi profesi kesehatan dari institusi tsb
5.3.3. Donasi tidak boleh diberikan berkaitan
dengan pembelian atau standardisasi produk,
peresepan obat atau penggunaan produk suatu
perusahaan di institusi tersebut.

Pasal 8 : CONTOH OBAT (SAMPLE)


Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.
437/MEN.KES/SK/VI/1987 tertanggal 11 Juni 1987,
maka pemberian contoh produk farmasi secara cuma
cuma kepada profesi kesehatan dilarang, kecuali jika
mendapat izin secara khusus dari yang berwenang.

Contoh kasus :
Dokter dengan pabrik farmasi
Pokok persoalan :
Apakah pemberian sejumlah hadiah dari pabrik
farmasi kepada dokter membuat dokter
mempunyai kewajiban menulis resep terhadap
produk tertentu?
Apakah hubungan antara pabrik farmasi dan
dokter merupakan persekutuan yang
mengkhawatirkan , dan dapat merugikan pasien?
Apakah pemberian donasi tersebut merupakan
masalah etik?

Fakta
1. Dr. Tulus menerima sebuah surat dari pabrik farmasi
yang berbunyi :
Selamat, anda adalah dokter yang paling banyak menulis
resep obat A tablet. Karena kepercayaan dokter pada
produk kami, kami sangat berterimakasih dan silakan
diterima 2 tiket liburan ke Barcelona selama 7 hari.
2. Dr.Tulus beberapa kali menerima kunjungan medical
representative obat anti inflamasi dan obat lainnya dari
satu pabrik farmasi. Dr. Tulus tertarik dengan produk
tsb. Beberapa kali dr.Tulus makan malam dengan
med.rep dan selalu membayar makan malam tsb.
3. Dr. Tulus juga menerima contoh obat yang kemudian
diberikan pasien jika sesuai dengan indikasi penyakit.

Pembahasan :
1.

Akankah dr. Tulus menerima hadiah


tersebut?

2. Dr.Tulus berpikir apakah donasi tersebut

merupakan masalah etik?


3. Bagaimana dengan Perusahaan Farmasi
yang terkait?

4. Jelaskan sesuai dengan etik kefarmasian dan

kedokteran

Terapi Rasional
"Etik Farmakoterapi"

Enny Kusumastuti
FK Unsri

Rational, Legal,
Safe Drug Use
Studi lingkungan, etika, undang-undang dan isu
sosial
Penerapan ilmu Biologi, Medicine dan Science
Bioetika antar disiplin ilmu

Penemuan obat, perkembangan obat, percobaan

Based on The 1952 Code of Ethics in Pharmacy

Etik farmakoterapi
1. Rasional penggunaan obat
2. Pertimbangan pasien
3. Perkembangan obat : aman dan
manjur
4. Regulasi obat

Penggunaan obat rasional


Kualitas HEALTH CARE
Rekomendasi WHO

Keuntungan :

Komplikasi obat minimal

Prosedur benar

Efektif dan efisien

Proses terapi rasional


A. Langkah dalam memilih obat - P (ribadi)
1. Tetapkan Diagnosis
2. Tetapkan tujuan pengobatan
3. Susun daftar kelompok obat yang manjur
4. Pilih kelompok obat yang manjur berdasarkan
kriteria
5. Pilih obat -P

Langkah 1: tetapkan diagnosis


1.

Pastikan masalah pasien

2. Kaji patofisiologi penyakit, untuk lebih

memudahkan memilih obat

3. Kadangkala, patofisiologi ini belum diketahui,

tetapi pengobatan diperlukan dan dapat


diberikan (pengobatan simptomatik)

Langkah 2: Tetapkan tujuan pengobatan


Batasi tujuan terapi dengan obat
Patofisiologi menentukan tempat kerja obat dan

efek maksimum yang dapat dicapai

Menetapkan tujuan terapi dapat mencegah

penggunaan obat yang tidak perlu

Membantu menghindari praktek meresepkan obat

untuk tujuan pencegahan, misal antibiotika untuk


mencegah infeksi (penyebab pengobatan irrasional
yg sering dilakukan)

Langkah 3 : susun daftar kelompok obat yang


manjur
Tiga syarat : keamanan, kecocokan dan biaya
Pengetahuan farmakodinamik dan farmakokinetik
Kaitkan tujuan pengobatan dengan berbagai

kelompok obat, dipelajari obat yang manjur lebih


lanjut.
Mengenali obat yang manjur ada 2 cara :
1. lihat formularium, pedoman terapi rumah sakit
sampai WHO.
2. lihat dalam indeks buku acuan farmakologi dan
cocokkan dengan diagnosis/ tujuan pengobatan.

Langkah 4 : pilih kelompok obat yang manjur


berdasarkan kriteria
1. Buat daftar obat pilihan dengan cara yang rasional

(lihat pedoman pengobatan baku tingkat institusi,


nasional atau internasional termasuk WHO)
2. Pedoman ini merupakan alat bantu dalam menuliskan
resep yang rasional ketika memilih suatu obat
3. Semua obat yang mekanisme kerjanya sama dan
struktur molekul mirip berada dalam satu kelompok
4. Untuk membandingkan beberapa obat, diperlukan
informasi tentang kemanjuran, keamanan,
kecocokan suatu obat

next
Kemanjuran : kemanjuran dan efek samping obat

sangat penting dalam menentukan pilihan, banyak


pasien diberi obat yang lebih kuat dibanding
kebutuhan pasien (misalnya pemberian antibiotika
pada infeksi ringan)
Keamanan : semua obat ada efek samping,
perhatikan pemberian obat pada : manula, anak-anak,
penderita fungsi hati-ginjal dan wanita hamil
Kecocokan : tergantung pada kondisi pasien, pada
pasien dengan penyakit lain harus hati-hati
memberikan suatu obat
Biaya : berikan obat yang benar-benar diperlukan,
tersedia dan terjangkau

next
Pilihan pertama, obat yang sudah terbukti

kemanjuran dan keamanannya dalam memenuhi


kebutuhan sebagian besar masyarakat, data
ilmiah lengkap dan ada uji klinik.

Menggunakan nama generik (nama ilmiah yang

didasari nama zat aktif)

Bila terdapat dua atau lebih obat yang sama

sifatnya, pilihlah obat yang telah lebih banyak


diteliti, sifat farmakokinetiknya paling
menguntungkan, sebaiknya produk lokal.

Langkah 5 : pilih obat sesuai tujuan pengobatan

1. Memilih zat aktif dan bentuk sediaan : dalam


memilih bentuk sediaan, zat aktif harus efektif,
hal ini sebagian besar menyangkut farmakokinetik.
Bentuk sediaan yang berbeda membutuhkan jadwal
dosis yang berbeda dan kepatuhan pasien meminum
obat
Obat generik lebih murah dibandingkan obat paten
Bila ada dua atau lebih obat dengan sifat yang
sama, pilih obat yang sudah lebih lama beredar di
pasar, sudah banyak dipakai dan lebih aman

next
2. Memilih jadwal dosis baku : dapat dilihat dalam
formularium, farmakope, pedoman praktek atau
buku ajar farmakologi .
Pada pasien yang termasuk dalam populasi umum
dalam usia, ADME, maka dosis diberikan
berdasarkan aturan umum
Pada pasien dengan gambaran yang berbeda
(gangguan fungsi tubuh) diperlukan penyesuaian
jadwal dosis
Beberapa obat memerlukan dosis beban awal agar
kadar maksimal dalam plasma segera dicapai
Obat lain memerlukan peningkatan dosis secara
perlahan

next
3. Memilih lama waktu pengobatan yang baku :
- Ketika meresepkan obat, tentukan lamanya
pengobatan.(kenali patofisiologi dan prognosis
penyakit), biasanya sdr akan tahu berapa lama
pengobatan diberikan.
- Jumlah total obat yang diresepkan bergantung
pada jadwal dosis dan lamanya pengobatan, mudah
dihitung. Misalnya untuk pasien bronkhitis,
saudara dapat meresepkan antibotika (amoksisilin)
untuk 7 hari.

Kecocokan obat

1. Apakah zat aktif dan bentuk sediaan cocok?


manjur : indikasi ( obat diperlukan?)
menyenangkan (mudah penangannya?)
aman : kontra indikasi, interaksi
2. Apakah jadwal dosis sudah cocok?
manjur : dosis cukup? Menyenangkan (mudah
minumnya dan mudah diingat)
aman : kontraindikasi, interaksi
3. Apakah lama pengobatan sudah cocok?
manjur : lamanya (injeksi, profilaksis)
aman : kontraindikasi (ES, ketergantungan),
jumlah obat terlalu banyak

Ciri umum bentuk sediaan


Sistemik : oral, sublingual, rektal, inhalasi, injeksi
1. Bentuk sediaan oral (sirup, tablet, pulveres, kapsul):
kemanjuran : (-) kemanjuran tidak tentu, first pass
effect
(+) efek bertahap
keamanan : (-) kadar puncak rendah, iritasi
lambung, penyerapan tak tentu
kenyamanan: (-) pada anak2 dan manula ?
2. Tablet sublingual dan aerosol
kemanjuran : (+) segera bekerja
keamanan : (-) mudah over dosis
kenyamanan: (-) untuk aerosol sulit ditangani
(+) tablet mudah penggunaannya

next
3. Sediaan rektal (supositoria) :
kemanjuran : (-) penyerapan tak tentu
(+) tidak mengalami first pass
effect
keamanan : (-) iritasi lokal
kenyamanan : (+) untuk pasien yang mual, muntah
dan susah menelan
4. Sediaan inhalasi (gas, uap) :
kemanjuran : (+) efek segera
keamanan : (-) iritasi lokal
kenyamanan : (-) harus trampil

next

5. Injeksi :
kemanjuran : (+) efek segera, tidak mengalami
first pass effect, dosis lebih akurat
keamanan : (-) masalah sterilitas
kenyamanan : (-) nyeri, lebih mahal, perlu
ketrampilan
Sediaan topikal : kulit, alat indra, oral lokal, rektal
lokal, vagina, inhalasi lokal
kemanjuran : (+) kadar tinggi dimungkinkan
keamanan
: (-) a.b dpt menimbulkan sensitisasi
(+) ESO tidak banyak
kenyamanan : (-) bbrp sediaan vagina sulit ditangani

Mengobati pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tetapkan masalahnya
Tegaskan tujuan terapi
Periksa kecocokan obat-P
Tuliskan resepnya
Beri penjelasan tentang aturan pakai dan
kewaspadaan
Pantau (dan hentikan?) pengobatan

Langkah 1 : Tetapkan masalahnya


Penyakit atau gangguan
Tanda adanya penyakit yang mendasari
Masalah psikologis atau sosial, kecemasan
Efek samping
Permintaan resep (polifarmasi)
Ketidakpatuhan meminum obat
Permintaan terapi pencegahan
Gabungan semua faktor

Langkah 2 :Tegaskan tujuan terapi


Latihan :
o Pasien 1 : anak usia 4 th, agak kurang gizi, menderita
diare encer tanpa muntah selama 3 hari. Dia tidak
kencing selama 24 jam. Pada pemeriksaan tidak
diketemukan demam (suhu 36,8C, tetapi nadi
teraba cepat dan turgor rendah
o Pria 44 th menderita gangguan tidur selama 6 bulan,
datang untuk meminta resep tablet diazepam 5 mg
yang diminum tiap malam. Dia minta diresepkan 60
tablet

Terapi :
Pasien 1 : diare kemungkinan karena infeksi virus

(BAB encer dan tidak berlendir/berdarah) dan


tidak ada demam. Ada tanda dehidrasi (lemah, urin
sdkt, turgor kulit berkurang). Tujuan utama
pengobatan adl 1. mencegah semakin parahnya
dehidrasi dan 2 melakukan rehidrasi (bukan
menyembuhkan infeksi)
Pasien 2 : coba dihentikan penggunaan obat, krn
diazepam tidak diindikasikan untuk penggunaan
jangka panjang
dpt menimbulkan toleransi.
Turunkan dosis secara bertahap dan perlu dibantu
psikoterapi

Langkah 3 : periksa kecocokan obat-P


A. Apakah zat aktif dan bentuk sediaan dalam

obat-P cocok untuk pasien?

Perhatikan : kemanjuran (indikasi, sediaan cocok)


keamanan (kontra indikasi, indikasi,
kelompok berisiko tinggi)
Kelompok risiko tinggi ; kehamilan, menyusui, anakanak, manula, gagal ginjal, gagal hati, riwayat
alergi, penyakit lain dan obat lain

Latihan : zat aktif dan bentuk sediaan


Pasien 3 : wanita 22 tahun dalam kehamilan 2 bulan. Di
lengan kanannya timbul bisul. Anda menyimpulkan
bahwa bisulnya harus diinsisi, tapi sementara ini dia
memerlukan obat penghilang nyeri. Obat-P anda
untuk nyeri adalah tablet asetosal.
Pasien (bisul) : pasien akan menjalani operasi,
asetosal tidak dapat diberikan karena akan
mempengaruhi mekanisme pembekuan darah dan
obat ini juga menembus plasenta. Pilih obat lain yang
tidak mempengaruhi janin, parasetamol adalah
pilihan terbaik.

B. Apakah jadwal dosis obat baku cocok untuk


pasien?

Manjur

Jendela
terapi

Obat

Jadwal
dosis

Aman

Kurva kadar
plasma-waktu

Pharmacodynamics
Pharmacokinetics

Menyesuaikan jadwal dosis


Menyesuaikan kurva kadar dengan jendela
terapi
2. Mengubah besarnya dosis obat
3. Mengubah frekuensi pemberian obat
1.

C. Apakah lama pengobatan baku cocok untuk


pasien?
Pasien 4 : laki-laki 18 tahun menderita batuk

kering setelah selesma; dia mendapat R/ kodein


20 mg, tiga kali 1 tablet perhari sebanyak 30
tablet.

Pasien batuk kering : jumlah tablet terlalu

banyak, batuk perlu ditekan paling lama 5 hari,


jadi cukup 10-15 tablet

Langkah 4 : Tuliskan resepnya


Lihat IT tentang resep
Tuliskan resep dengan jelas dan lengkap :
o Nama, alamat, telepon dokter
o Tanggal
o Nama generik obat, kekuatannya
o Bentuk sediaan, jumlah total
o Label : cara pakai, peringatan
o Nama, alamat, umur pasien
o Paraf atau tanda tangan dokter

Langkah 5 :Beri penjelasan tentang aturan pakai


dan kewaspadaan
6 informasi yang minimal diberikan kepada pasien :
1. Efek obat : mengapa obat diperlukan, gejala
mana yang hilang, kapan efek obat mulai terlihat,
bila obat diminum tidak sesuai aturan
2. Efek samping : ES yang mungkin timbul, cara
mengenali, berapa lama, seberapa parah, apa
yang harus dilakukan bila ada masalah
3. Instruksi : bgmn cara minum obat, kapan
diminum, berapa lama pengobatan berlangsung,
bgmn cara menyimpan obat, bgmn bila lupa
minum obat

next
4. Peringatan : kapan obat hrs dihentikan, brp
dosis terbanyak, mengapa obat hrs diminum
sampai habis
5. Kunjungan berikutnya : kapan pasien hrs
kembali/tidak kembali, kapan hrs datang lebih
awal, informasi yang diperlukan pada kunjungan
berikutnya
6. Sudah jelaskah semua?
Tanyakan pada pasien apa dia sudah mengerti
dan disuruh mengulang informasi yang
terpenting, tanyakan apakah ada yang ingin
ditanyakan lagi

Langkah 6 ; pantau atau hentikan pengobatan


Manjurkah pengobatan anda?
a. ya, dan pasien sembuh : hentikan pengobatan
b. Ya, tetapi belum selesai: efek samping serius?
- Tidak : pengobatan dapat dilanjutkan
- Ya : pertimbangkan kembali dosis
atau pilihan obat
c. Tidak, dan pasien belum sembuh : teliti semua
langkah : diagnosis tepat?, tujuan pengobatan
benar?, obat-P cocok?, obat yang diresepkan
benar?, instruksi kpd pasien benar?, efek obat
dipantau denga benar?

You might also like