You are on page 1of 38

Kusumasari Suryadi , M.

Si

BIODATA
NAMA
PENDIDIKAN

: KUSUMASARI SURYADI , S.Pi, M.Si


: S1 UNIVERSITAS PADJADJARAN
S2 INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PUBLIKASI TERBARU
: Institutional Analysis On G n G Type
PES Initiative In West Java Province,
Indonesia. Anna, Zuzy , Suryadi,
Kusumasari.
Presented in The East
Asian Association of
Environmental
and Resources Economics (EAAERE).
NO TELP : 081289173730
EMAIL
:kusumasari.zeiza@gmail.com

PROTOKOL KELAS
Perkuliahan dimulai pukul 18.30 berakhir

pukul 21.00
Masuk tepat waktu, paling lambat 20 menit
Silent HP, jangan terdistraksi dengan pesan
singkat/media sosial
Jika ada panggilan HP silahkan keluar untuk
menjawab
Ijin tidak masuk karena sakit /urusan sangat
mendesak hubungi saya.
Pilih Ketua kelas
Kusumasari Suryadi S.Pi, M.Si STIE AKHMAD DAHLAN

PROPORSI PENILAIAN
Komponen dan Bobot Penilaian :
Komponen Nilai

Bobot

Kehadiran

10 %

Tugas

20 %

UTS

30 %

UAS

40 %

Standar Penilaian :
Nilai Angka

Nilai Huruf

80 100

70 - 79

56 69

45 - 55

0 - 44

Kusumasari Suryadi S.Pi, M.Si STIE AKHMAD DAHLAN

JADWAL PERKULIAHAN
Hari

Selas
a

Jam

18.30-21.00

PERTEMUAN
I

II

III

IV

VI

VII

VIII

IX

20/9

27/9

4/10

11/10

18/10

25/10

1/11

8/11

15/11

1,2

3,4

5,6

UTS

7,8

9,10

11,1
2

13,14

UAS

MATERI PERKULIAHAN
1.

Pendahuluan

2.

Konsep Dasar Teori Baris dan Deret Serta Penggunaannya dalam Bisnis dan
Ekonomi

3.

Konsep Dasar Teori Fungsi, Teori Fungsi Linier dan Penerapannya Dalam
Bisnis dan Ekonomi

4.

Konsep Dasar Teori Diferensial dan Penerapannya Dalam Bisnis dan Ekonomi

5.

Penerapan Fungsi dalam Ekonomi

6.

Konsep Limit, Dalil-dalil Limit

7.

Diferensial

8.

Penerapan Diferensial dalam Ekonomi.

9.

Integral Tertentu, Kaitan-kaitan Integral Tertentu

10.

Penerapan Integral dalam Ekonomi

11.

Macam-macam Matriks, Pengoperasian Matriks

12.

Penerapan Matriks dalam Ekonomi.

13.

Bentuk Umum Program Linear, Metode Grafik, Metode Aljabar, dan


Metode Simpleks, Variabel Buatan dalam Minimisasi

14.

UAS

Fungsi

Sederhana,

Diferensial

Fungsi Majemuk,

KONSEP DASAR TEORI BARIS DAN


DERET SERTA PENGGUNAANNYA DALAM
BISNIS DAN EKONOMI
A. TEORI BARIS DAN DERET
Pengertian Baris
Baris yang dimaksud adalah bilangan yang tersusun secara
teratur dengan suatu pola perubahan tertentu dari satu suku ke
suku berikutnya. Penggolongan baris dapat didasarkan pada :
A. Jumlah suku yang membentuknya, dibedakan menjadi :
1.Baris berhingga
2. Baris tak berhingga
B. Pola perubahannya, sehingga dibedakan menjadi
1. Baris Hitung
2. Baris Ukur
3. Baris Harmoni

BARIS HITUNG
Baris hitung yaitu baris bilangan di mana pola perubahan dari
satu suku ke suku berikutnya besarnya tetap dan pola
perubahan tersebut dapat diperoleh dari selisih antara
satu suku ke suku sebelumnya.

Contoh : 2, 4, 6, 8,
S1 (suku pertama)
S2 (suku kedua)
S3 (suku ketiga)
S4 (suku keempat)

10, 12 .......Sn
= 2 S1 = a = 2
= 4 S2 = a + b = 2 + 2 = 4
= 6 S3 = a + 2b = 2 + (2)2 = 6
= 8 S4 = a + 3b = 2 + (3)2 = 8

Sn (suku ke n) Maka untuk suku ke n di peroleh rumus :


Sn = a + ( n 1)b.
Dimana a = suku pertama, b = pembeda dan n = suku ke
n

Contoh Soal
1. Diberikan suku ke tiga dan suku ke tujuh masing-masing sebesar 150 dan 170.

Carilah suku ke sepuluhnya dari baris hitung tersebut.


S3
S7

= a + ( n 1 ) b = 150 150 = a + 2b
= a + (n 1 ) b = 170 170 = a + 6b - 20 = - 4b
b = -20 / -4 = 5
150 = a + 2b
150 = a + 2x5
150 = a + 10
150 10 = a
140 = a

S10 = a + (n 1) b = 140 + (10 -1) 5 140 + 45 = 185

2. Nilai suku ke 101 dari deret hitung 3, 5, 7, 9, 11, adalah.


Diketahui
:
a = 3 | b = 2 | n = 101
Ditanyakan
:
Sn?
Jwb : S101 = a + (n 1) b
S101 = 3 + (101 1) 2
S 101 = 3 + 100 x 2
S101 = 3 + 200
S101 = 203

DERET HITUNG
Deret hitung yaitu deretan bilangan yang tersusun dengan
aturan dimana suku pertama nya sama dengan suku pertama
baris hitungnya, suku keduanya merupakan penjumlahan dua
suku pertama baris hitungnya, suku ketiganya merupakan
penjumlahan tiga suku pertama baris hitungnya, dan seterusnya.

Baris hitung : 2, 4, 6, 8, 10, 12 ..... Maka Deret hitung : 2, 6, 12, 20, 30, 42, ...
D1 = 2,
D2 = 2 + 4 = 6,
D3 = 2 + 4 + 6 = 12
D4 = 2 + 4 + 6 + 8 = 20 Dst
dimana Dn = n/2 ( a + Sn ) atau Dn = n/2 { 2a + ( n 1 ) b}

Contoh Soal :
Sebuah baris hitung mempunyai suku pertama yang bernilai
140. Beda antar suku 5. Hitunglah suku ke-10nya ?
Berapakah Jumlah lima suku pertamanya ?.
a = 140, b = 5
S10 = 140 + ( 10 1 ) 5
= 140 + 45
= 185
D5 = 5/2 ( 2.140 + ( 5 1 ) 5 )
= 5/2 ( 280 + 20 )
= 5/2 ( 300 )
= 750

Berapa jumlah semua suku s/d suku yang ke 25 dari deret 3, 5, 7, 9,


11,
Diketahui
:
a = 3 | b = 2 | n = 25
Ditanyakan :
D25?
Jwb
:
Dn = ,n/2 (2a + (n 1) b)
D25 = 25/2 (2.3 + (25 1) 2)
D25 = 12,5 (6 + (24) 2)
D25 = 12,5 (6 + 48)
D25 = 12,5 x 54
D25 = 675

BARIS UKUR
Baris ukur yaitu baris bilangan di mana pola perubahan dari satu suku ke suku
berikutnya besarnya tetap dan pola perubahan tersebut dapat diperoleh dari
perbandingan antara satu suku sengan suku sebelumnya
Contoh : 2, 6, 18, 54, 162, ...... Sn
S1 (suku pertama) = 2
S2 (suku kedua) = 6
S3 (suku ketiga) = 18
S4 (suku keempat) = 54
S5 (suku kelima) = 162
Sn (suku ke n) = dst.
Pola perubahan dari satu suku ke suku berikutnya dilambangkan dengan
r (rasio) dan perbesarannya adalah perbandingan atara dua suku yang
berurutan dengan suku berikutnya, sehingga r = 6/2 = 18/6 = 54/18 =
162/54. maka r = 3.

S1 (suku pertama) = a = 2
S2 (suku kedua) = ar = 2.3 = 6
S3 (suku ketiga) = ar2 = 2.3^2 = 2.9 = 18
S4 (suku keempat) = ar3 = 2.3^3 = 2.27 = 54
S5 (suku kelima) = ar4 = 2.3^4 = 2.81 = 162
Sn (suku ke n) Untuk menentukan suku ke n diperoleh rumus
Sn = ar ^n-1

DERET UKUR
Deret Ukur yaitu deretan bilangan yang tersusun dengan aturan di mana
suku pertamanya sama dengan suku pertama baris ukurnya, suku keduanya
merupakan penjumlahan dua suku pertama baris ukurnya, suku ketiganya
merupakan penjumlahan tiga suku pertama baris ukurnya, dan seterusnya.
Ada dua rumus yang digunakan dalam deret ukur:
Mencari nilai suku ke n dari deret ukur
Sn = a x ^ 1.
a
=
suku pertama
p
=
pengganda
n
=
indeks suku
Contoh:
Berapa nilai suku yang ke 6 dari deret 2, 4, 8, 16, 32,
Diket
:
a=2|p=2|n=6
Dita :
S6 ?
Jwb :
S6 = a x ^ 1.
S6 = 2 x 2^6 1.
S6 = 2 x 25
S6 = 2 x 32
S6 = 64

Mencari jumlah sampai dengan n suku


Dn = , (1 ,^.)1 .
a = suku pertama
p = pembeda
n = indeks suku
Contoh:
Berapa jumlah semua suku yang ke 5 dari 2, 4, 8, 16, 32,
Diket
:
a = 2 | p = 2 | n =5
Dita
:
D5?
Jwb

D5 = , (1 ^.)1 .
D5 = ,2 (1 ,2^5.)1 2.
D5 = ,2 (1 32)1.
D5 = ,2 (31)1.
D5 = ,(62)1.
D5 = 62

PENGGUNAAN DALAM
EKONOMI
Dalam bidang bisnis dan ekonomi,
teori atau prinsip-prinsip deret sering
diterapkan dalam kasus-kasus yang
menyangkut perkembangan dan
pertumbuhan.

Releva
n

Apabila
perkembangan atau
pertumbuhan suatu
gejala tertentu
berpola seperti
perubahan nilai-nilai
suku sebuah deret
hitung atau deret
ukur, maka teori deret.

a
a
460
460
460
n
n
n

= 720 520
= 200
= 200 + (n 1) 130
= 200 + 130n 130
= 70 + 130n
= (460-70): 130
= 390:130
=3

Jadi:
1. Penerimaan tahun pertama = a = 200.000.000
2. Perkembangan tiap tahun = b = 130.000.000
3. Penerimaan sebesar 460.000.000 pada tahun ke n = 3

Model bunga majemuk


Adalah penerapan deret ukur dalam kasus simpan pinjam dan investasi. Dengan modal ini dapat dihitung misalnya, besarnya pengembalian tingkat bunganya. Atau sebaliknya, untuk mengukur nilai
sekarang dari suatu jumlah hasil investasi yang akan diterima dimana saja.
Jika misalnya modal pokok sebesar P dibungakan secara majemuk dengan suku bunga pertahun setingkat I maka jumlah akimulatif modal tersebut dimasa datang setelah n tahun (Fn) dapat dihitung
sebagai berikut:
Fn = P (1 + i) n
P
I
n

=
=
=

jumlah sekarang
tingkat bunga pertahun
jumlah tahun

Rumus diatas mengandung anggapan tersirat bahwa bunga diperhitungkan/ dibayarkan satu kali dalam satu tahun. Apabila bunga diperhitungkan atau dibayarkan lebih dari satu kali (missal m kali,
masing-masing i/m pertermin) dalam satu tahun maka jumlah dimasa depan menjadi:
Fn = P (1 + ,-.) m.n
m = frekuensi pembayaran bunga dalam satu tahun
Suku (1 + i) dan (1 + ,-.) dalam dunia bisnis dinamakan actor bunga majemuk (compounding interest factor) yaitu suatu bilangan yang lebih besar dari satu bilangan yang dapat dipakai untuk
menghitung jumlah dimasa yang akan datang dari suatu jumlah sekarang.
Dari rumus diatas dengan manipulasi matematis dapat dihitung nilai sekarang apabila yang diketahui jumlahnya dimasa datang. Nilai sekarang (Present Value) dari suatu jumlah uang tertentu dimasa
datang adalah:
P = ,1-,(1+)-.. atau P = ,1-,(1+,-.)-...
suku ,1-,(1+)-.. atau ,1-,(1+,-.)-... dinamakan actor diskon to (discount factor) yaitu suatu bilangan yang lebih kecil dari satu yang dapat dipakai untuk menghitung nilai sekarang dari suatu
jumlah dimasa datang.

Contoh Soal 1:
Seorang pengusaha meminjam uang di bank sebanyak Rp 250 juta, untuk jangka waktu 4 tahun, tingkat bunga yang berlaku adalah 12% pertahun. Dari data tersebut berapa seluruh uang yang harus
dikembalikan pengusaha tersebut pada saat pelunasan? Apabila perhitungan pembayaran bunga dibayar 4 bulanan, berapa jumlah uang yang harus dikembalikan?
Diket
:
P=250.000.000 | n=4 | i=12%=0,12 |m=3
Dita
:
a. F4 jika dikembalikan pada saat pelunasan
b. F4 jika dibayar 4 bulanan
Jwb
:
a. F4=P(1+i)n
F4=250.000.000(1+0,12)4
F4=250.000.000(1,12)4
F4=250.000.000(1,57)
F4=393379840
b.
F4= P(1+ ,-.)m.n
F4=250.000.000(1+ ,0,12-3.)3.4
F4=250.000.000(1+0,04)12
F4=250.000.000(1,04)12
F4=250.000.000(1,601)
F4=400.258.054,64
Contoh 2:
Tabungan seorang nasabah akan menjadi Rp56.700.000 tiga tahun yang akan datang. Jika tingkat bunga bank yang berlaku 6% pertahun berapa tabungan nasabah tersebut pada saat sekarang?
Apabila pembayaran bunga tidak pertahun tetapi persemester berapa tabungan nasabah tersebut pada saat sekarang?
Diket
:
F=56.700.000 | i=6%=0.06 | n=3 | m=2
Dita
:
a.
P Jika tingkat bunga bank yang berlaku 6% pertahun
b.
P
pembayaran bunga tidak pertahun tetapi persemester
Jwb:
a.
P=,1-,(1+)-..F
P=,1-,(1+0,06)-3..56.700.000
P=,56.700.000-,,1,06.-3..
P=,56.700.000-1,19.
P=47.647.058,82
b.
P=,1-,(1+,-.)-...
P=,1-,(1+,0,06-2.)-3.2..F
P=,56.700.000-,(1,03)-6..
P=,56.700.000-1,19.
P=47.647.058,82

Deret Hitung
- Suku ke-n dari DH
- Jumlah n suku
Deret Ukur
- Suku ke-n dari DU
- Jumlah n suku
Dan penerapannya dalam dunia ekonomi

22

Deret : Rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu.
Suku : Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk deret.
Macam-macam deret :
- Deret Hitung
- Deret Ukur
- Deret Harmoni

23

Deret hitung : deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan
tertentu.
Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung dinamakan pembeda, yang tak lain adalah selisih
antara nilai dua suku yang berurutan.
Contoh :
5, 10, 15, 20, 25, 30 (pembeda 5)
90, 80, 70, 60, 50, 40 (pembeda -10)

24

5, 10, 15, 20, 25, 30


S1, S2, S3, S4, S5, S6
S1 = 5 = a
S2 = 10 = a + b = a + (2 - 1)b

Sn = a + (n - 1)b

S3 = 15 = a + 2b = a + (3 - 1)b

a = suku pertama / s1

S4 = 20 = a + 3b = a + (4 - 1)b

b = pembeda

S5 = 25 = a + 4b = a + (5 - 1)b

n = indeks suku

S6 = 30 = a + 5b = a + (6 - 1)b

25

Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan


suku tertentu tidak lain adalah jumlah nilai
suku-sukunya.
n

J n Si S1 S 2 ........... S n
i 1
4

J 4 Si S1 S 2 S 3 S 4
i 1
5

J 5 S i S1 S 2 S3 S 4 S 5
i 1
6

J 6 S i S1 S 2 S3 S 4 S5 S 6
i 1

26

Berdasarkan rumus suku ke-n


Sn = a + (n - 1)b, maka dapat diuraikan
J4 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) = 4a + 6b
J5 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b)
= 5a + 10b
J6 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + (a + 5b)
= 6a + 15b

27

Masing-masing Ji dapat ditulis

J 4 4a 6b 4a (4 1)b
2

5
n

J 5 5a 10b 5a (5 1)b J n na (n 1)b


2
2

J 6 6a 15b 6a (6 1)b
2

n
atau J n 2a (n 1)b
2

n
a a (n 1)b
2
n
(a S n )
2

Sn
28

Deret ukur : deret yang perubahan sukusukunya berdasarkan perkalian terhadap


sebuah bilangan tertentu.
Bilangan yang membedakan suku-suku
sebuah deret ukur dinamakan pengganda.
Contoh :
1)5, 10, 20, 40, 80, 160 (pengganda 2)
2)512, 256, 128, 64, 32, 16 (pengganda 0,5)

29

S1 5 a
S 2 10 ap
S 3 20 app

ap

2 1

ap 2 ap 31

n-1
S

ap
n
3
4 1
S 4 40 appp
ap ap
4
5 1
S 5 80 apppp ap ap

S 6 160 appppp ap 5 ap 6 1
a suku pertama
p pengganda
n indeks suku

30

J n Si S1 S 2 S3 S 4 ........... S n
i 1

berdasarkan rumus S n ap maka :


n-1

J n a ap ap ap ....... ap
2

n2

ap

n 1

(1)

jika dikalikan dengan bilangan pengganda p, maka :


n 1

pJ n ap ap ap ap ....... ap ap
2

(2)

selisih antara persamaan (1) dan persamaan (2)

31

selisih antara persamaan (1) dan persamaan (2)

J n pJ n a ap

J n (1 p ) a (1 p )
n

a (1 p )
a ( p 1)
Jn
atau J n
1 p
p 1
n

p 1

p 1
32

Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam


kegiatan usaha, misalnya : produksi, biaya,
pendapatan, penggunaan tenaga kerja dll. Memiliki
pola seperti deret hitung, maka prinsip-prinsip deret
hitung dapat diterapkan dalam menganalisis
perkembangan vaiabel tersebut.

Pelajari Kasus 1 dan 2

33

Modal pokok P dibungakan secara majemuk, suku


bunga perahun i, maka jumlah akumulatif modal F
setelah n tahun adalah:

setelah 1 tahun : F1 P P.i P (1 i )


setelah 2 tahun : F2 P (1 i ) P (1 i )i P (1 i ) 2
setelah 3 tahun : F3 P (1 i ) 2 P (1 i ) 2 i P (1 i ) 3
setelah n tahun : Fn (.........) (..........) P (1 i ) n
Jumlah di masa datang dari jumlah sekarang
:
Bunga dibayar
Fn P (1 i ) n
S n ap n-1
1x setahun
34

Bila bunga dibayar lebih sekali dalam setahun, misal m kali, maka :

i mn
Fn P (1
)
m

m = frekuensi pembayaran bunga dalam setahun


Suku (1+i) dan (1 + i/m) disebut faktor bunga
majemuk (compounding interest factor), yaitu suatu
bilangan yang lebih besar dari 1, yang dapat dipakai
untuk menghitung jumlah dimasa mendatang dari
suatu jumlah sekarang.
35

Dengan manipulasi matematis, bisa diketahui


nilai sekarang (present value) :

1
P
F
n
(1 i )

1
atau P
F
mn
(1 i / m)

Suku 1/(1+i)n dan 1/(1+i/m)mn dinamakan faktor


diskonto (discount factor), yaitu suatu bilangan
lebih kecil dari 1 yang dapat dipakai untuk
menghitung nilai sekarang dari suatu jumlah dimasa
datang.
36

Pt = P1 R t-1
Dimana
R =1+r
P1 = jumlah pada tahun pertama (basis)
Pt = jumlah pada tahun ke-t
r = persentase pertumbuhan per-tahun
t = indeks waktu (tahun)

37

TERIMAKASIH
Selamat Belajar

38

You might also like