You are on page 1of 22

Pengaruh Tingginya

Frustasi Sebagai Faktor


Pemicu Terjadina KDRT Pada
Pembantu Rumah Tangga
(PRT)

Edo Pramana Putra


1102009093
Kelompok 2 Domestic Violence

Pendahuluan
Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah

setiap perbuatan terhadap seseorang


terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaran rumah tangga termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemerkosaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum dalam lingkup rumah
tangga.

Yang termasuk dalam ruang lingkup rumah tangga menurut

pasal 2 Undang-undang No.23 Tahun 2004 tentang


Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah :
Suami, isteri dan anak
2. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan
orang sebagaimana dimaksud pada huruf a karena hubungan
darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian
yang menetap dalam rumah tangga, dan atau
3. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap
dalam rumah tangga tersebut (Pembantu Rumah Tangga)
1.

(UU PKDRT No.23/2004)

Kurangny
a
informasi
& sarana
Performa
PRT yg
kurang

Kurang
pengetah
uan ttg
hukum

Kenapa
PRT
sering
jadi
korban?

Faktor
dari
majikan

Masalah
ekonomi

Deskripsi Kasus
Ibu V seorang wanita karier dan single parent yang tinggal

bersama kedua orang tuanya dan satu anak memperkerjakan


Ny M sebagai PRT.
Ibu V mengalami frustasi dikarenakan masalah pekerjaan, salah
satu ortu ibu V menderita stroke, memiliki anak dengan cacat
mental, beban ekonomi keluarga yang ditanggung, dan hidup
sebagai single parent. Ditambah dengan performa PRT yang
menurutnya kurang baik sehingga menambah beban psikis
yang dialaminya.
Ibu V melakukan tindak kekerasan kepada Ny. M karena frustasi
yang dialaminya.
Ny M berusaha kabur dari rumah ibu V dengan mencongkel
pintu pada tanggal 3 November 2012.
Ny M dibawa ke Polres Jakpus oleh pelapor

Diskusi
Pada kasus ini korban M yang berusia 13

tahun mendapat kekerasan berupa Fisik dan


Psikis
Fisik : luka lebam dan berdarah di sekitar
rongga orbita, lebam dipipi, dan mengalami
gangguan saraf pada daerah yang dipukul.
luka bakar di bagian punggung belakang
(disundut dupa)
Psikis : tekanan yang diberikan oleh
majikannya upaya melarikan diri.

Yang melatarbelakangi pelaku menganiaya

korban :
Ortu yg
sakit

Beban
ekonomi

Masalah
pekerjaa
n

Single
Parent

Anak
cacat
mental

Stress
Berkepa
njangan

Performa
PRT
kurang

Frustasi

Agresi

Kekerasa
n

Frustasi
Kata frustasi berasal dari bahasa Latin yaitu

frustratio, yang artinya adalah perasaan


kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam
pencapaian tujuan.
Semakin penting tujuannya, semakin besar
frustrasi yang akan dirasakan.
Frustasi erat kaitannya dengan perilaku
agresi.
Timbulnya perilaku agresif selalu di dahului
oleh keadaan frustasi dan keberadaan frustasi
selalu mengarah ke beberapa bentuk agresi-

Agresi
Berkowizt: merupakan suatu bentuk perilaku yang

mempunyai niat tertentu untuk melukai secara fisik atau


psikologis pada diri orang lain.
Aronson: tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan
maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan
ataupun tanpa tujuan tertentu.
Moore dan Fine: tingkah laku kekerasan secara fisik
ataupun secara verbal terhadap individu lain atau terhadap
objek.
Dari beberapa definisi, dapat disimpulkan bahwa agresi
merupakan tingkah laku individu baik secara fisik atau lisan
dengan maksud untuk menyakiti atau melukai individu lain
atau terhadap objek dengan ataupun tanpa tujuan tertentu.

Pemicu Agresi

Macam Agresi
Berkowitz membedakan agresi ke dalam dua

tipe, yakni :

Teori Frustasi - Agresi


Dalam kasus ini, tipe agresi yang dilakukan Ibu V

adalah tipe agresi benci. Karena antara ibu V dan


korban M sudah memiliki interaksi selama kurang
lebih 1 minggu dan tindakan kekerasan yang
dilakukan Ibu V dilandaskan dengan emosi.
Emosi ibu V ini disebabkan karena ibu V memiliki
tingkat kestressan yang cenderung tinggi. Hal ini
menjadikan Ibu V sensitif dan iritatif ditambah
dengan Ibu V yang kurang mampu memecahkah
masalah sehingga menjadikan ibu V frustasi.

Teori Frustasi - Agresi


Menurut Berkowitz, frustasi menimbulkan kemarahan dan

emosi marah inilah yang memicu agresi. Marah itu sendiri baru
timbul jika sumber frustasi dinilai mempunyai alternatif
perilaku lain daripada perilaku yang menimbulkan frustasi itu.
Sebagai contoh : Anda marah karena ada orang menginjak kaki
anda, padahal tempat di bus masih luas. Anda juga marah
karena mesin minuman macet, padahal sebetulnya dapat
diberi tanda bahwa mesin itu rusak agar orang tidak usah
kehilangan uangnya.
Akan tetapi, kalau sumber frustasi dinilai tidak mempunyai
pilihan lain (terpaksa melakukan hal tersebut), frustasi itu tidak
menimbulkan kemarahan sehingga juga tidak memicu agresi.
Demikian pula jika kaki anda terinjak di bus yang penuh sesak
atau mesin minuman mencantumkan tanda rusak.

Teori Frustasi - Agresi


Agresi beremosi benci itu pun tidak terjadi begitu

saja. Kemarahan memerlukan pancingan (cue)


tertentu untuk dapat menjadi perilaku agresi yang
nyata.
Misal: sebuah pistol yang ada di dekat seseorang,
dapat memancing kemarahan orang itu menjadi
perilaku agresi yang sesungguhnya (menembak
sumber frustasi) yang tidak akan terjadi jika pistol itu
tidak ada di situ.
Hal ini serupa dengan tindakan pelaku yang
menyudutkan dupa ke punggung korban sehabis
sembahyang.

Bentuk Agresi

Morgan, King, Weisz, & Schopler

(1986)

Bentuk bentuk Agresi

Contoh

a. Fisik, aktif, langsung

Menikam, memukul, atau menembak orang lain.

b. Fisik, aktif, tidak langsung

Membuat perangkat untuk orang lain, menyewa seorang


pembunuh untuk membunuh.

c. Fisik, pasif, langsung

Secara fisik mencegah orang lain memperoleh tujuan yang


diinginkan atau memunculkan tindakan yang diinginkan
(misalnya : aksi duduk dalam demonstrasi).

d. Fisik, pasif, tidak langsung

Menolak melakukan tugas-tugas yang seharusnya (misalnya :


menolak berpindah ketika melakukan aksi duduk).

e. verbal, aktif, langsung

Menghina orang lain

f. Verbal, aktif, tidak langsung

Menyebarkan gosip atau rumors yang jahat tentang orang lain.

g. Verbal, pasif, langsung

Menolak berbicara ke orang lain, menolak menjawab


pertanyaan, dll.

h. Verbal, pasif, tidak langsung

Tidak mau membuat komentar verbal (misalnya: menolak


berbicara ke orang lain yang menyerang dirinya bila dia
dikritik secara tidak fair).

Pandangan Islam
Dalam Islam kita dilarang melakukan putus asa, apalagi

hal ini menjurus ke arah yang negatif.


Ibrahim berkata: Tidak ada orang yang berputus asa
dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang
sesat. [Al Hijr:56]

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada


kemudahan. [Alam Nasyrah:5-6]

Allah tidak membebani kita diluar


kemampuan kita
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum
kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa
yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami,
maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. [Al Baqarah:286]
Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut

kesanggupannya [Al Mu'minuun:62]

Berusaha mencari
karunia Allah
Jika telah shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi;

dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyakbanyak supaya kamu beruntung. [Al Jumu'ah:10]
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah

kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah


kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. [Al Qashash:77]

Kesimpulan
Berkowitz mengatakan bahwa frustasi menimbulkan

kemarahan dan emosi marah inilah yang menimbulkan


agresi dalam teori Frustasi-Agresinya. Frustasi yang
berkepanjangan akan membuat keadaan psikologis
seseorang menjadi lebih agresif dan dapat menyerang
sumber frustasi maupun objek lain.
Dalam Islam kita dilarang putus asa dan harus beriman

kepada takdir. Kita menerima semua ujian karena yakin itu


semua sudah ditetapkan oleh Allah. Sebagai seorang
muslim kita patut untuk bertawakal dan tetap bersabar
serta tetap berusaha mencari karunia Allah SWT karena
dibalik kesengsaraan selalu ada kemudahan.

Saran
Penting buat setiap individu untuk dapat mengontrol emosinya,

terlebih ketika dalam keadaan terdesak. Untuk individu yang sulit


untuk mengontrol emosinya sebaiknya melakukan terapi dengan
dokter ahli, psikolog, maupun orang atau profesi yang dianggap
dapat membantu terapi.
Selain itu setiap individu hendaknya membentengi dirinya dengan

wawasan agama Islam yang luas, karena Islam sudah mengatur


semua perihal dalam kehidupan ini.
Peran pemerintah juga penting dalam upaya pencegahan KDRT.

Dengan mempromosikan penyediaan pelayanan hukum mengenai


KDRT secara luas dan menyeluruh dapat membantu masyarakat
sadar akan perlindungan hukum terhadap korban KDRT.

Ucapan Terimakasih
Pada bagian ini, penulis ingin berterima kasih kepada

Polres Jakarta Pusat yang berlokasi di Jl. Kramat Raya


no.61, khususnya kepada AKP Sentike.B, SH dan staf yang
telah memberikan kesempatan untuk berkunjung dan
mengumpulkan data untuk laporan ini. Terima kasih juga
kepada dr.Yulia Suciati M.Biomed yang telah memberikan
bimbingan dan waktunya untuk menyelesaikan laporan
kasus ini. Tak lupa terima kasih saya haturkan kepada
dr.Hj.RW.Susilowati, Mkes dan DR.Drh.Hj Titiek Djannatun
sebagai koordinator blok elektif, serta dr.Ferryal Basbeth,
SpF sebagai dosen pengampu. Kepada semua anggota
kelompok Domestic Violence II terima kasih atas
dukungan dan kerja samanya.

Daftar Pustaka
Dewi.RK. 2011. Forum relawan pembantu korban kdrt: usaha optimalisasi tindak

lanjut kasus kekerasan dalam rumah tangga. Singaraja : Universitas Pendidikan


Ganesha.
Saragih, Sustri. 2012. Kekerasan Terhadap Pembantu Rumah Tangga [internet].
Diakses 22 November 2012, dari http://hukum.kompasiana.com / (last update 20
October 2012)
Berkowitz, Leonard. 1998. Frustration-Aggression Hypothesis: Examination and
Reformulation. Wisconsin: Psychological Bulletin.
Undang-Undang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga Republik Indonesia
No.23 Tahun 2004.
Koeswara, E. 1998. Agresi Manusia. Bandung: PT. Eresco
Mutadin. 2002. Faktor Penyebab Perilaku Agresi [internet]. Diakses 24 November
2012, dari http://www.e-psikologi.com .
Linda L. Davidoff. 1991. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta. Erlangga
Anonim. Materi Agresi [internet].diakses 22 November 2012 dari http://goo.gl/jKd6Y
Ilham, MA. 2011. Jangan Putus Asa! [internet]. Diakses pada 28 November 2012,
dari http://media-islam.or.id/ (last update 17 Agustus 2011)

You might also like