Professional Documents
Culture Documents
PEWAWANCARA : Halo, nama saya Dale. Saya ingin mengenal kamu lebih
dekat.Apakah kamu mau berbincang dengan saya?
JULIA : Tidak.
Kebanyakan pewawancara biasanya mengenalkan diri mereka dan memberikan tujuan
dari wawancara tersebut. Ada beberapa kontroversi dalam menggunakan nama depan
atau nama belakang. Guru guru disekolah jarang memanggil dengan nama depan,
sama dengan dokter anak ataupun dokter keluarga. Kemungkinan tidak ada yang salah
atau benar, tetapi pewawancara ini mungkin bisa mengatakan, nama saya (dr, tuan,
nyonya) Smith, tapi mungkin lebih gampang memanggil saya dengan nama depan
saya, Dale. Apakah kamu sudah diberitahu kenapa kamu kesini hari ini?
[Pewawancara dan Julia sama sama duduk dilantai dikelilingi bantal bantal dan
mainan. Wawancaranya berlangsung selama beberapa menit, pewawancara
menanyakan beberapa pertanyaan yang bersifat tertutup.Dari beberapa pertanyaan
yang sudah dijawab Julia, Julia mengungkapkan bahwa dia adalah anak kelas 3 SD
berumur 9 tahun yang sangat menyukai waktu istirahat disekolah meskipun mereka
tidak mengatakan alasannya.Dia mempunyai banyak teman (termasuk yang tidak
sekelas dengannya), dan dua saudara laki laki, satu lebih tua dan satu lagi lebih muda
darinya.Akhirnya, pewawancara menanyakan apakah Julia suka menggambar.Dan Julia
mengangguk iya dan mengambil kertas dan beberapa spidol.]
INSTRUKTUR : apakah kakak kamu setinggi itu? Dia terlihat lebih besar
dibandingkan ayahmu.
JULIA : Tidak, dia tidak sebesar itu.
INSTRUKTUR : tadi kamu bilang kamu pindah kesini dari sekolah lain. [julai
mengangguk] Menurut kamu gimana sekolah disini?
JULIA : ada baik dan buruknya [sambil berhenti menggambar].
INSTRUKTUR : coba jelasin ke saya.
Ini adalah sebuah penyelidikan, dengan pertanyaan tidak langsung.Pertama,
instruktur memulai memberikan pertanyaan, kemudian berhenti
menggambar.Julia mencoba untuk menjawab pertanyaan dengan lebih lengkap
tetapi percakapannya hambar.
JULIA : baiklah, disini mainan panjatannya lebih baik dan disini tidak ada
serangga dan semut.
INSTRUKTUR : apakah serangga membuatmu gugup? [Julia menggelengkan
kepalanya].Apa yang salah dengan semut?
JULIA : mereka membuatku merasa gatal.
INSTRUKTUR : bagaimana dengan anak anak?
JULIA : ada beberapa anak nakal di sekolah. Dan juga, ketika hujan, airnya
masuk kedalam kelas.
INSTRUKTUR : apakah kamu punya jas hujan daan sepatu boots didalam
kamar? [pewawancara tersenyum dan Julia membalas senyumnya sambil
menggelengkan kepala dan berkata tidak] apa yang terjadi di sekolah lama
mu jika ada anak yang nakal?
JULIA : hemm, guru akan memanggil orangtuanya dan memberitahu mereka
untuk berhenti melakukan hal tersebut dan anak anak akan tidak nakal lagi.
INSTRUKTUR : kalau disini bagaimana?
JULIA : disini tidak ada anak yang nakal.
Julia seperti enggan untuk menyatukan kontak emosionalnya, yang akan
berpotensi menjadi dialog yang membosankan. Jika kita menggali pertanyaan
yang lebih spesifik lagi itu hanya membuat dia menjadi lebih mempertahankan
pendapatnya.Sang instruktur memberikan isyarat dan melakukan pertukaran
dengan mengganti topic, mempelajari bahwa karena pindahnya keluarga Juli
setahun lalu yang menjadi masalah Julia saat ini. Menanyakan nama salah satu
sahabatnya di sekolah yang lama lalu mempelajari bahwa dia sedih tidak
berkomunikasi lagi dengan teman lamanya, dan ini akan memperkuat
hipotesis.
INSTRUKTUR : tadi kamu bilang kalau kamu punya satu sahabat di sekolah
lamamu. Siapa namanya?
JULIA : Erin.
INSTRUKUR : apakah kamu pernah mengunjunginya sejak kamu pindah
kesini? [Julia menggelengkan kepala.]apakah kamu pernah menulis surat atau
menelfon dia? [Julia melakukan penolakan lagi.]kamu gapernah menelfon
dia? Kok bisa?
JULIA : Ya, saya mencoba menelfon dia sekali tetapi dia tidak balik menelfon
saya. Dan saya menulis surat untuk dia 5 kali tetapi dia tidak membalas.
INSTRUKTUR : kalo menurut kamu apa yang terjadi?
JULIA : [sambil sedih] dia gatau alamat saya.
INSTRUKTUR : memalukan. Mungkin ada sesuatu yang dapat dilakukan
untuk membantu kalian untuk bersama.
Sang instruktur berupaya untuk membantu, tidak begitu yakin bahwa
sahabatnya tidak mencoba untuk mengkontak Julia jika ia benar benar ingin
untuk saling kontak. Kalimat ini membutuhkan penjelasan lebih lanjut di lain
waktu. Sang instruktur berupaya untuk mendirikan sebuah terapi yang positif
dengan menyampaikan kehangatan dan berkata akan membantu di lain waktu.
INSTRUKTUR : turtle, aku tidak suka dengan rumah baru ku. Bisakah aku
kembali dan mengunjungimu di tempat yang lalu?
JULIA : oke.
INSTRUKTUR : senang sekali bisa kembali kesini. Rasanya aku tidak ingin
kembali ke rumah baruku lagi. Mau kah kamu menulis surat untuk orangtuaku
dan mengatakan bahwa aku tidak ingin kembali lagi?
Instruktur mencari tema dari perpisahan. Intruktur seakan akan
menggunakan kejadian langsung dan melihat inisiatif dari Julia dan mengikuti
arahnya.
JULIA : [memulai menulis, tetapi lalu ia mengambil sebuah boneka alligator
dari keranjang mainan dan berbicara dengan suara yang kasar.] kamu harus
pulang kerumah.
INSTRUKTUR : siapa kamu, alligator?
JULIA : saya ayah.
INSTRUKTUR : Hai, yah. Boleh kah aku tinggal dngan teman saya turtle
selama 2 bulan kedepan?
JULIA : tidak, kamu harus pulang sekarang.
INSTRUKTUR : tidak, aku tidak mau. Aku benci rumah baruku.
JULIA : pokoknya kamu harus pulang sekarang.
INSTRUKTUR : Tidak. [berbicara ke turtle] tolong sembunyikan aku. Diaman
aku bisa bersembunyi?
JULIA : [sebagai turtle] sembunyi dibawah tempat tidur.
JULIA : sejak saya menyingkirkan semutnya, saya jadi dapat makan semua makanan.
INSTRUKTUR : oh, kamu orangnya sedikit serakah?, tuan dinosaur? Saya akan membawa
kamu beberapa semut. Psssssss (instruktur mengembalikan helicopter dan menaburkan
semut ke dinosaur) itu yang kamu dapat karena memakan semua makanan dan tidak
membiarkan seorang pun memakannya.
Disini mungkin instruktur melakukan kesalahan terhadap Julia karena mendefinisikan
langsung dan mencoba untuk mengenali kelaparan dan kebutuhannya sebagai
keserakahan.Untuk melawan penafsiran yang salah ini, Julia mengatur dirinya menjadi
karakter ayahnya.
JULIA : saya ayahnya (dia menaruh mainan dinosaur nya dan mengambil tokoh mainan
ayah)
INSTRUKTUR : ( cepat mengganti peran dari pilot helicopter dan penebar semut menjadi
anak yang lapar) saya lapar. Boleh saya minta marshmallownya?
JULIA : Tidak, kamu tidak boleh
INSTRUKTUR : tapi aku mau marshmallow juga, mohon, ayah, boleh tidak saya minta
marshmallow?
JULIA : tidak, sayang, itu terlalu banyak gulanya buat kamu.
INSTRUKTUR : oh, ayolah, ayah. Jangan jadi cerewet.
JULIA : kamu bisa makan hotdog
INSTRUKTUR : saya tidak mau hotdog. Saya mau marshmallow, ayah.Mohon.
JULIA : tidak, kamu tidak boleh.
Pada saat ini ada beberapa indikasi bahwa salah satu dari tekanan di rumah mungkin masih
bertahan dibatas atas. Sekali lagi digambarkan sebagai ayah yang ketat dan kaku
INSTRUKTUR : baiklah, ini dia burung besar. Kamu pikir kamu bisa
mengambil marshmallow, tuan? Tidak mungkin.
JULIA : Oh, yeah? (dia mendapatkan pertolongan dari karakter monster
binatang yang lain)
INSTRUKTUR : Tidak mungkin, ini milikku! (mereka tetap mempertahankan
marshmallow) oops! Siapa itu?Apakah kamu monster? Siapa kamu ?
JULIA : Aku ibu, kalian berdua jangan bertengkar.
INSTRUKTUR : Baiklah ibu, kamu majikan nya. (dengan suara orang dewasa
biasa) saya pikir waktu kita sudah habis dan kita harus selesai untuk hari ini.
Terima kasih telah datang kesini.
Akhiran dari rangkaian ini, ibu memulihkan perdamaian. Mungkin ini peran
yang biasa terjadi di rumahnya. Ketika jam sudah habis , yang sering clinician
lakukan harus mengakhiri sesi secara tiba-tiba. Ini mungkin baik untuk
menunjukkan bahwa permainan dapat diteruskan dilain kesempatan. (bila
perlu, tersedia mainan yang sama dan pengaturan tempat permainan). Jika
anak-anak sedang menggambar, clinician penting untuk menjaga karyanya
agar tetap baik. Ini nantinya akan berhubungan dengan terapi, tema permainan
mungkin dapat di teruskan pada sesi-sesi berikutnya.