You are on page 1of 46

ODS MIOPIA

Pembimbing:
dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M

Disusun Oleh:
Kukuh Setyopambudi

01.210.6201

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu


Syarat
Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Penyakit Mata RST dr. Soedjono Magelang

IDENTITAS PASIEN

Nama : Sdr. A
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Sumberarum, Magelang
Tanggal Periksa: 21 September 2016

ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Penglihatan tambah kabur pada kedua mata saat
melihat jauh.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli mata RST dr. Soedjono Magelang pada
tanggal 21 September 2016 dengan keluhan penglihatan
tambah kabur saat melihat jauh pada kedua matanya.
Pasien ingin mengganti kacamatanya yang sudah terasa
tidak nyaman digunakan, terutama saat melihat tulisan
gurunya saat menjelaskan di papan tulis depan kelas dari
jarak yang jauh. Keluhan ini dirasakan sejak kurang lebih 1
bulan ini. Penglihatan kabur pada kedua mata timbul secara
perlahan, awalnya kedua mata kabur dirasakan tidak terlalu
mengganggu,
namun
lama-kelamaan
dirasakan
mengganggu
kegiatannya.
Sebelumnnya
pasien
menggunakan kacamata dengan minus 1,5 untuk mata
kanan dan minus 2,00 untuk mata kirinya sejak dua tahun
yang lalu atau saat kelas 1 SMA. Pasien mengaku belum
pernah berganti kacamata sebelumnya.

Pasien memiliki kebiasaan bermain game laptop dalam


jangka waktu yang lama, sering menggunakan
handphone dan penggunaannya di tempat dengan
pencahayaannya yang kurang.
Pasien merasa lebih jelas saat membaca atau melihat
dengan jarak yang dekat. Saat pelajaran di sekolah
pasien selalu duduk di depan supaya mengerti apa
yang di tulis gurunya di papan tulis.
Pasien menyangkal adanya kesulitan apabila melihat
garis lurus atau melihat garisnya seperti bengkok dan
terlihat bayangan yang bisa menyebabkan pasien
pusing. Pasien tidak memiliki keluhan bila membaca
atau melihat benda dekat. Pasien juga tidak mengeluh
penglihatan ganda.

Riwayat Penyakit
Dahulu

Riwayat infeksi mata hingga membuat pasien pergi


ke dokter disangkal.
Riwayat operasi yang berhubungan dengan mata
disangkal.
Riwayat trauma terbentur benda tumpul maupun
tajam disangkal.

Riwayat Pengobatan
Pasien baru memeriksakan mata
dan menggunakan kacamata minus
sejak kurang lebih 5 tahun lalu saat
pasien masih SMP.

Riwayat Penyakit
Keluarga
Orang tua pasien yaitu ayah
pasien
diketahui
memakai
kacamata baca sedangkan ibu
tidak menggunakan kacamata.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah seorang pelajar.
Ayah pasien seorang PNS dan ibu
pasien seorang ibu rumah tangga.
Kesan ekonomi cukup.

PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum
Keadaan Umum:
Kesadaran
:
Kooperatif
:
Status Gizi
:
Vital Sign
Tekanan Darah
Nadi
:
Respirasi
:
Suhu
:

Baik
Compos Mentis
Kooperatif
Cukup
: 120/80 mmHg
82 x/mnt
18 x/mnt
36,50C

Status Oftalmikus
Oculus Dexter

Oculus Sinister

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tidak Dilakukan pemeriksaan penunjang

DIAGNOSIS BANDING
1.ODS Miopia
Dipertahankan karena pada anamnesa pasien mengeluh kabur saat
melihat jauh, dan saat dilakukan pemeriksaan, visus OD 6/12 OS 6/15
dan ODS bisa menjadi 6/6 setelah dikoreksi dengan lensa sferis negatif.
2.ODS Astigmatisme Miopia Kompositus
Disingkirkan karena pada pasien tidak ada kesulitan apabila melihat
garis lurus atau melihat garisnya seperti bengkok serta dari hasil
pemeriksaan visus, pasien hanya bisa dikoreksi dengan lensa sferis
negatif. Koreksi lensa silinder negatif tidak memberikan pengaruh
terhadap pasien.
3.ODS Hipermetropia
Disingkirkan karena pada pasien terdapat keluhan pandangan kabur
saat melihat jarak jauh namun pasien dapat melihat jelas pada jarak
dekat. Dari hasil pemeriksaan koreksi visus ODS dengan lensa sferis
negatif memberikan kemajuan visus yang bermakna. Sedangkan pada
hipermetropia pandangan kabur saat melihat jarak jauh, tambah kabur
pada jarak dekat dan hasil koreksi visus bermakna dengan pemberian
lensa sferis positif.

DIAGNOSA
ODS Miopia

TERAPI
Medikamentosa
Oral : tidak ada
Topikal : tidak ada
Parenteral : tidak ada
Operatif : tidak ada
Non Medikamentosa
Resep kacamata sesuai koreksi:
OD : S 1,50
OS : S 2,00

KOMPLIKASI

Strabismus
Ablasio Retina

EDUKASI
Menjelaskan kepada pasien bahwa kelainan
gangguan penglihatan ini tidak bisa disembuhkan
dengan obat-obatan, tetapi bisa dibantu dengan
menggunakan kacamata atau lensa kontak.
Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa bila
membaca jangan terus menerus dan usahakan
dalam posisi tegak, hindari membaca buku sambil
tiduran dan dengan pencahayaan yang kurang.
Mata minus tidak bisa berkurang atau sembuh.
Penggunaan kacamata ataupun kontak lensa tidak
akan membuat mata minus menjadi sembuh atau
berkurang. Penggunaan kacamata hanya
membantu memperjelas penglihatan, dan
mengurangi cepatnya bertambahnya minus pada
mata, tentunya hal tersebut juga diimbangi dengan
kebiasaan sehari-hari.

Menjelaskan kepada pasien bahwa penglihatan kabur


pada kedua mata yang dialami oleh pasien termauk
dalam derajat yang ringan, menggunakan kacamata
maupun lensa kontak supaya minusnya tidak
bertambah dan tidak tidak berkembang ke penyakit
selanjutnya
Operasi LASIK adalah operasi yang bisa mengurangi
minus pada mata, namun banyak persyaratannya
dalam menjalani operasi ini, termasuk usia pasien saat
dilakukan operasi harus lebih dari 20 tahun untuk
kasus miopi yang ringan, untuk miopi tinggi bisa
dilakukan pada usia sekitar 25 tahun, maka dari itu
pada pasien ini belum bisa dilakukan operasi LASIK.
Menjelaskan kepada pasien bahwa harus rajin kontrol
kepada dokter, hal ini dikarenakan untuk mengevaluasi
supaya tidak berkembang ke penyakit selanjutnya.

RUJUKAN
Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke
ilmu penyakit lain.

PROGNOSI
S
OD

OS

Ad Visam

Dubia Ad Bonam

Dubia Ad Bonam

Ad Sanam

Ad Bonam

Ad Bonam

Ad Functionam

Ad Bonam

Ad Bonam

Ad Cosmeticam

Ad Bonam

Ad Bonam

Ad Vitam

Ad Bonam

Ad Bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Sumber Cahaya
Masuk ke mata melalui kornea
Ke humor aquos
Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris
Dibiaskan oleh lensa
Ke corpus vitreum
Cahaya jatuh tepat di fovea retina membentuk bayangan
nyata, terbalik, diperkecil
Sel batang dan sel kerucut meneruskan cahaya melalui nervus
opticus
Otak membalikkan lagi bayangan yang terlihat di retina
Obyek terlihat sesuai aslinya

MIOPIA
Miopia atau sering disebut juga rabun
jauh merupakan kelainan refraksi mata
dimana berkas sinar sejajar yang
datang memasuki mata tanpa
akomodasi, jatuh pada fokus yang
berada di depan retina. Dalam
keadaan ini objek yang jauh tidak
dapat dilihat secara teliti karena sinar
yang datang saling bersilangan pada
badan kaca, ketika sinar tersebut

Etiologi dan Patogenesis


Untuk melihat sesuatu objek dengan jelas, mata perlu
berakomodasi. Akomodasi berlaku apabila kita melihat
objek dalam jarak jauh atau terlalu dekat. Teori
Helmholtz mengatakan akomodasi adalah akibat dari
pada ekspansi dan kontraksi lensa, hasil daripada
kontraksi otot siliari. Teori Helmholtz merupakan teori
yang sekarang sering digunakan oleh dokter. Akibat
daripada kelelahan mata menyebabkan kelelahan
pada otot mata. Otot mata berhubungan dengan bola
mata hingga menyebabkan bentuk mata menjadi tidak
normal. Kejadian ini adalah akibat akomodasi yang
tidak efektif hasil dari otot mata yang lemah dan tidak
stabil. Pada mata miopia, bola mata terfiksasi pada

Klasifiksi Miopia
Berdasarkan penyebabnya:
Miopia aksial
Miopia kurvatura
Miopia indeks refraksi
Perubahan posisi lensa

Berdasarkan tingginya dioptri:


Miopia ringan, dimana miopia
antara1-3 dioptri
Miopia sedang, dimana miopia
antara 3-6 dioptri
Miopia tinggi, dimana miopia 6-10
dioptri

Secara klinis dan kelainan patologi yang terjadi


pada mata, miopia dibagi dua yaitu :

1. Miopia Simpleks
Terjadinya kelainan fundus ringan. Kelainan
fundus yang ringan ini berupa kresen
miopia yang ringan dan berkembang
sangat lambat. Biasanya tidak terjadi
kelainan organik dan dengan koreksi yang
sesuai bisa mencapai tajam penglihatan
yang normal. Berat kelainan refraksi yang
terjadi biasanya kurang dari -6D. Keadaan
ini disebut juga dengan miopia fisiologi.

2. Miopia Patologis
Disebut juga sebagai miopia degeneratif, miopia
maligna atau miopia progresif. Keadaan ini dapat
ditemukan pada semua umur dan terjadi sejak
lahir. Tanda-tanda miopia maligna adalah adanya
progresifitas kelainan fundus yang khas pada
pemeriksaan oftalmoskopik. Pada anak diagnosis
ini dapat dibuat jika terdapat peningkatan tingkat
keparahan miopia dengan waktu yang relatif
pendek. Kelainan refrasi yang terdapat pada
miopia patologik biasanya melebihi -6 D (Sidarta,
2007).

Miopia patologik :

Gambaran pada segmen anterior serupa dengan


miopia simpleks
Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior
berupa kelainan-kelainan pada :
Korpus Vitreum : dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan
atau degenerasi yang terlihat sebagai floaters
Papil saraf optik : terlihat pigmentasi peripapil, myopic crescent,
papil terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian
temporal. Myopic crescent dapat ke seluruh lingkaran papil
sehingga seluruh papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi
dan pigmentasi yang tidak teratur
Makula : berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang
ditemukan perdarahan subretina pada daerah makula.
Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan
koroid dan retina. Akibat penipisan ini maka bayangan koroid
tampak lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid.

Diagnosis Miopia

Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat


jelas bila dekat malahan melihat terlalu dekat,
sedangkan melihat jauh kabur atau disebut
pasien adalah rabun jauh. Pasien dengan miopia
akan memberikan keluhan sakit kepala, sering
disertai dengan juling dan celah kelopak yang
sempit.
Seseorang
miopia
mempunyai
kebiasaan
memicingkan
matanya
untuk
mencegah
aberasi
sferis
atau
untuk
mendapatkan efek lubang kecil.

Pasien miopia mempunyai pungtum remotum yang dekat


sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi
yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi.
Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan
terlihat juling ke dalam atau esoptropia. Pada pemeriksaan
funduskopi terdapat miopik kresen yaitu gambaran bulan
sabit yang terlihat pada polus posterior fundus mata miopia,
yang terdapat pada daerah papil saraf optik akibat tidak
tertutupnya sklera oleh koroid. Pada mata dengan miopia
tinggi akan terdapat pula kelainan pada fundus okuli seperti
degenerasi makula dan degenerasi retina bagian perifer
( Sidarta, 2007).

Pengujian atau test yang dapat dilakukan dengan


pemeriksaan mata secara umum atau standar
pemeriksaan mata, (Sidarta, 2003) terdiri dari :

Uji ketajaman penglihatan pada kedua mata dari


jarak jauh (Snellen) dan jarak dekat (Jaeger).
Uji penglihatan terhadap warna, uji ini untuk
membuktikan kemungkinan ada atau tidaknya
kebutaan.
Uji gerakan otot-otot mata.
Pemeriksaan celah dan bentuk tepat di retina.
Mengukur tekanan cairan di dalam mata.
Pemeriksaan retina.

Penatalaksanaan
Penggunaan Kacamata
Penggunaan kacamata untuk pasien miopia masih sangat penting.
Kacamata yang diberikan adalah kaca mata sferis negatif terkecil yang
memberikan ketajaman penglihatan maksimal.

Penggunaan Lensa Kontak


Lensa kontak ada dua macam yaitu lensa kontak lunak (soft lens)
serta lensa kontak keras (hard lens). Pengelompokan ini didasarkan
pada bahan penyusunnya.
Keuntungan lensa kontak lunak adalah nyaman, mudah memakainya,
dislokasi lensa yang minimal, dapat dipakai untuk sementara waktu.
Kerugian lensa kontak lunak adalah memberikan ketajaman
penglihatan yang tidak maksimal, risiko terjadinya komplikasi seperti
keratitis, tidak mampu mengoreksi astigmatisme, serta perawatannya
sulit.
Kontak lensa keras mempunyai keuntungan yaitu memberikan koreksi
visus yang baik, bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama (awet),
serta mampu mengoreksi astigmatisme kurang dari 2 dioptri.
Kerugiannya adalah memerlukan fitting yang lama, serta memberikan
rasa yang kurang nyaman.

LASIK

LASIK adalah suatu tindakan koreksi kelainan refraksi mata yang


menggunakan teknologi laser dingin (cold/non thermal laser) dengan
cara mengkoreksi kelengkungan kornea.
Untuk dapat menjalani prosedur LASIK perlu diperhatikan beberapa
hal, yaitu:
Ingin terbebas dari kacamata dan lensa kontak
Kelainan refraksi:
Miopia sampai -1.00 sampai dengan - 13.00 dioptri.
Hipermetropia + 1.00 sampai dengan + 4.00 dioptri
Astigmatisme 1.00 sampai dengan 5.00 dioptri Usia minimal
18 tahun
Tidak sedang hamil atau menyusui
Tidak mempunyai riwayat penyakit autoimun
Mempunyai ukuran kacamata/ lensa kontak yang stabil selama
paling tidak bulan
Tidak ada infeksi mata, kelainan retina saraf mata, katarak,
glaukoma dan ambliopia
Telah melepas lensa kontak (Soft contact lens) selama 14 hari
atau 2 (dua) minggu dan 30 (tiga puluh) hari untuk lensa kontak
(hard contact lens)

Komplikasi
1. Ablasio retina
Resiko untuk terjadinya ablasio retina pada 0 sampai (4,75) D sekitar 1/6662. Sedangkan pada (-5) sampai (9,75) D risiko meningkat menjadi 1/1335. Lebih dari (-10)
D risiko ini menjadi 1/148. Dengan kata lain penambahan
faktor risiko pada miopia lebih rendah tiga kali sedangkan
miopia tinggi meningkat menjadi 300 kali (Sidarta, 2003).

2.Vitreal Liquefaction dan Detachment


Badan vitreus yang berada di antara lensa dan retina
mengandung 98% air dan 2% serat kolagen yang seiring
pertumbuhan usia akan mencair secara perlahan-lahan, namun
proses ini akan meningkat pada penderita miopia tinggi. Hal ini
berhubungan dengan hilangnya struktur normal kolagen. Pada
tahap awal, penderita akan melihat bayangan-bayangan kecil
(floaters). Pada keadaan lanjut, dapat terjadi kolaps badan
viterus sehingga kehilangan kontak dengan retina. Keadaan ini
nantinya akan menimbulkan risiko untuk terlepasnya retina
dan menyebabkan kerusakan retina. Vitreus detachment pada
miopia tinggi terjadi karena luasnya volume yang harus diisi
akibat memanjangnya bola mata (Sidarta, 2003).

3.Miopik makulopati
Dapat terjadi penipisan koroid dan retina serta
hilangnya pembuluh darah kapiler pada mata yang
berakibat atrofi sel-sel retina sehingga lapangan
pandang berkurang. Dapat juga terjadi perdarahan
retina dan koroid yang bisa menyebabkan
berkurangnya lapangan pandang. Miopi vaskular
koroid atau degenerasi makular miopia juga
merupakan konsekuensi dari degenerasi makular
normal dan ini disebabkan oleh pembuluh darah
yang abnormal yang tumbuh di bawah sentral
retina (Sidarta, 2003).

4.Glaukoma
Risiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%,
pada miopia sedang 4,2%, dan pada miopia tinggi 4,4%.
Glaukoma pada miopia terjadi dikarenakan stres akomodasi
dan konvergensi serta kelainan struktur jaringan ikat
penyambung pada trabekula.
5.Katarak
Lensa pada miopia kehilangan transparansi. Dilaporkan
bahwa pada orang dengan miopia, onset katarak muncul
lebih cepat (Sidarta, 2003).
Komplikasi lain dari miopia sering terdapat pada miopia tinggi
berupa ablasio retina, perdarahan vitreum, perdarahan koroid
dan strabismus esotropia biasanya mengakibatkan mata
berkonvergensi terus-menerus.

Terima Kasih

You might also like