Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS
Nama
Jenis kelamin
Usia
Alamat
Agama
Suku bangsa
Pekerjaan
Tanggal masuk RS
Tanggal keluar RS
: Ny. Siti NK
: perempuan
: 45 tahun
: Wates, Magelang Utara
: Islam
: Jawa
: Ibu Rumah tangga
: 14 Desember 2015
: 16 Desember 2015
KU
Nyeri dari pinggang menjalar ke kaki kanan
RPS
RPD
2bulan SMRS pasien menstruasi selama 25
hari minum obat (tidak tau nama)
mampet badan menjadi bengkak dan
pinggang sampai paha kanan terasa sakit
tidak bisa digerakkan sulit berjalan
sembuh setelah 1 minggu
Riwayat Hipertensi, Diabetes disangkal karena
tidak pernah periksa.
Tidak ada gangguan fungsi pembekuan darah.
Riwayat kejang dan cedera kepala sebelumnya
disangkal oleh penderita.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
GCS
Tanda Vital
Tekanan Darah
120 / 80 mmHg
Nadi
80 x / menit,
Suhu
36,8 C
Pernafasan
20 x / menit
Status Generalis
Nervus Kranialis
Nervus Olfaktorius (I) Normosmia
Nervus Optikus (II)
Kanan
Kiri
Tajam penglihatan
Normal
normal
Lapang penglihatan
baik
baik
Melihat warna
Normal
Normal
Funduskopi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kiri
Pergerakan bulbus
Normal
Normal
Strabismus konvergen
(-)
(-)
Nistagmus
(-)
(-)
Eksoftalmus
(-)
(-)
Ptosis
(-)
(-)
Diameter pupil
3 mm
3 mm
Bentuk pupil
Bulat, isokor
Bulat, isokor
Refleks cahaya
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
langsung
Refleks cahaya tidak
langsung
Refleks konvergensi
Normal
Normal
Sikap bulbus
Sentral
Sentral
Melihat kembar
(-)
(-)
Kiri
Normal
Normal
Membuka mulut
Dapat
Menggerakkan rahang
Dapat
Menggigit
Dapat
Refleks kornea
Tidak dilakukan
Kiri
Raut muka
Fisura palpebra
Simetris
Mengangkat alis
Dapat, simetris
Mengerutkan dahi
Dapat, simetris
Menutup mata
Dapat
Menyeringai
Dapat, simetris
Menggembungkan
Dapat
pipi
Pengecapan 2/3
anterior
Baik
(+)
Kiri
(+)
arloji
Tes Weber
Tidak dilakukan
Tes Rinne
Tidak dilakukan
Tes Romberg
Tidak dilakukan
Baik
baik
Sensibilitas faring
(+)
Simetris
Menelan
Dapat
Mengejan
Dapat
Kanan
Kiri
(+)
(-)
Kiri
Pergerakan lidah
Dapat, simetris
Kedudukan lidah
normal
Normal
saat dijulurkan
Tremor lidah
Tidak ada
Fasikulasi lidah
Tidak ada
Artikulasi
Normal
MOTORIK
Observasi
Palpasi
Perkusi
Tonus
Kekuatan otot
: DBN
: konsistensi otot kenyal
: DBN
: normotonus
:
5
5
3
5
Extremitas atas :
M. deltoid
M. biceps brakii
M. triceps
M. brakioradialis
M. pronator teres
Genggaman tangan : 5 / 5
Extremitas bawah :
M. iliopsoas
M. kwadricep femoris: 3 / 5
M. hamstring
:3/5
M. tibialis anterior
M. gastrocnemius
M. soleus
:5/5
:5/5
:5/5
:5/5
:5/5
:3/5
:3/5
:3/5
:3/5
SENSORIK
Stereognosis
Barognosis
Graphestesia
Two point tactile discrimination
Sensory extinction
Loss of body image
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
REFLEKS FISIOLOGI
Refleks Superficial
Dinding perut /BHR
Cremaster
dilakukan
: +/+
: tidak
:-/:-/-
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Gonda
Stransky
Rossolimo
Mendel-Bechtrew
Hoffman
Tromner
:-/:-/:-/:-/:-/:-/:-/:-/:-/:-/:-/-
REFLEKS PRIMITIF
Grasp refleks
Palmo-mental refleks
:-/:-/-
PEMERIKSAAN SEREBELUM
Koordinasi:
Asinergia /disinergia
Diadokinesia
Metria
Tes memelihara sikap
Rebound phenomenon
Tes lengan lurus
Tonus
Tremor
: DBN
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: baik
: baik
Keseimbangan
Sikap duduk : baik,normal
Sikap berdiri
Wide base /broad base stance: normal
Modifikasi Romberg
: normal
Dekomposisi sikap
: normal
Berjalan / gait
Tendem walking
: normal
Berjalan memutari kursi / meja: normal
Berjalan maju-mundur
: normal
Lari ditempat
: normal
FUNGSI LUHUR
Aphasia
: (-)
Alexia
: (-)
Apraksia
: (-)
Agraphia
: (-)
Akalkulia
: (-)
Right-left disorientation : (-)
Fingeragnosia
: (-)
SACRO-ILIACA
Patricks
Contra patricks
: +/: +/-
TES PROVOKASI
NERVUS ICHIADICUS
Laseque
Sicards
Bragards
Door bell sign
ASSESSMENT
Klinis
Topis
: protusio nukleus pulposus menjalar sepanjang n.
Ischiadicus (radiks L4-L5, S1)
Etiologi
DD:
Medical sciata
Tumor intrapspinal
Piriformis Syndrome
Spondilisis Lumbal
Spondilolistesis
Fraktur spinal lumbosacral
PLANNING
Diagnostik
Foto rontgen lumbosacral fokus tulang
CT Scan tanpa kontras
Lab darah:
Darah lengkap
Gula darah
Laboratorium
Hb
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
Lekosit
Netrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
MCH
MCHC
MCV
GDS
GD II PP
: 13,0 g/dL
: 4,79 jt/uL
: 37 %
: 328.000 /uL
: 11.500 /uL
: 79,1 %
: 15,7 %
: 4,2 %
: 0,3 %
: 0,4 %
: 27,1 pg
: 35,1 g/dL
: 77,2 fl
: 86 mg/dL
: 116 mg/dL
Kesan : Normal
Terapi
Infuse Asering+tarontal 300 14 tpm
Inj Katese drip dalan NS 100 cc dalam 20
menit
Injeksi Lapibal 2x1 IV
Injeksi Extrace 500 mg 2x1 IV
Fibrosal PO 2x1
Natto PO 2x1
Myones PO 2x1
Provelyn PO 1-0-0
Injeksi trilac+ Lidocain IM (minimal invasif)
Monitoring
Monitoring keadaan umum
Monitoring tanda vital
Edukasi
Menjelaskan penyakit yang diderita.
Tidak duduk atau bangun dari tempat tidur
dan tetap tidur.
Saat pulang jika mengangkat barang
dimulai dengan posisi duduk.
Prognosa
Quo ad vitam
Quo ad sanam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan
salah satu penyebab dari nyeri punggung
(NPB) yang penting. Prevalensinya berkisar
antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling
sering (90%) mengenai diskus intervertebralis
L5-S1 dan L4-L5. Biasanya NBP oleh karena
HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kirakira 6 minggu. Tindakan pembedahan jarang
diperlukan kecuali pada keadaan tertentu.
Definisi
ETIOLOGI
Beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya HNP adalah sebagai berikut :
1.
Riwayat trauma
2.
Riwayat pekerjaan yang perlu
mengangkat beban berat, duduk, mengemudi
dalam waktu lama.
3
Sering membungkuk.
4
Posisi tubuh saat berjalan.
5
Proses degeneratif (usia 30-50 tahun).
6
Struktur tulang belakang.
7
Kelemahan otot-otot perut, tulang
belakang
Hernia Lumbosacralis
Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar,
bisanya oleh kejadian luka posisi fleksi, tapi
perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non
trauma adalah kejadian yang berulang. Bersin,
gerakan tiba-tiba, biasa dapat menyebabkan
nucleus
pulposus
prolaps,
mendorong
ujungnya/jumbainya dan melemahkan anulus
posterior. Pada kasus berat penyakit sendi, nucleus
menonjol keluar sampai anulus dan melintang
sebagai potongan bebas pada canalis vertebralis.
Lebih sering, fragmen dari nucleus pulposus
menonjol sampai pada celah anulus, biasanya pada
satu sisi atau lainnya (kadang-kadang ditengah),
dimana mereka mengenai menimpa sebuah serabut
atau beberapa serabut syaraf
MANIFESTASI KLINIS
Tes laseque
Tes kekuatan dorsofleksi pergelangan kaki dan ibu jari
kaki. Kelemahan menunjukkan gangguan akar saraf L4-5
Tes refleks tendon achilles untuk menilai radiks saraf S1
Tes sensorik kaki sisi medial (L4), dorsal (L5) dan lateral
(S1)
Tes laseque silang merupakan tanda yang spesifik untuk
HNP.
Bila tes ini positif, berarti ada HNP, namun bila negatif tidak
berarti tidak ada HNP. Pemeriksaan yang singkat ini cukup
untuk menjaring HNP L4-S1 yang mencakup 90% kejadian
HNP. Namun pemeriksaan ini tidak cukup untuk menjaring
HNP yang jarang di L2-3 dan L3-4 yang secara klinis sulit
didiagnosis hanya dengan pemeriksaan fisik saja.
Faktor risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah
1. Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi
2. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita
3. Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya
Faktor risiko yang dapat dirubah
1. Pekerjaan dan aktivitas
2. Olah raga yang kurang
3. Merokok
4. Berat badan berlebih
Terapi
Terapi konservatif untuk HNP meliputi:
Tirah baring
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan
intradiskal, lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari.
Medikamentosa
1. Analgetik standar (parasetamol, kodein, dan dehidrokodein yang
diberikan tersendiri atau kombinasi).
2. NSAID : penghambat COX-2 (ibuprofen, naproxen, diklofenak) dan
penghambat COX-2 (nabumeton, etodolak, dan meloxicam).
3. Analgesic kuat : potensi sedang (meptazinol dan pentazosin),
potensi kuat (buprenorfin, dan tramadol), dan potensi sangat
kuat (diamorfin dan morfin).
4. Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun
dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk
mengurangi inflamasi
Terapi Operatif
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan
mengubah defisit neurologik.
Tindakan operatif pada HNP harus berdasarkan alasan yang kuat yaitu
berupa:
1. Defisit neurologik memburuk.
2. Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).
3. Paresis otot tungkai bawah.
4. Terapi Konservatif gagal
1. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus
intervertebral
2. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural
pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis
spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan
kompresi medula dan radiks
3. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra
4. Disektomi dengan peleburan : Graf tulang (Dari krista illaka atau bank
tulang) yang digunakan untuk menyatukan dengan prosessus spinosus
vertebrata. Tujuan peleburan spinal adalah untuk menstabilkan tulang
belakang dan mengurangi kekambuhan.
KOMPLIKASI
1)
2)
3)
4)
5)
6)
PROGNOSIS
Terapi konservatif yang dilakukan dengan traksi merupakan
suatu perawatan yang praktis dengan kesembuhan
maksimal. Kelemahan fungsi motorik dapat menyebabkan
atrofi otot dan dapat juga terjadi pergantian kulit
TERIMA KASIH