You are on page 1of 22

REFERAT

Hiperemesis Gravidarum
Pembimbing :
Dr. Riyanto Irawan, SpOG
Tommy S. Ked
1102012297
Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi
RSUD dr. Dradjat Prawiranegara Serang
Periode 9 Mei 17 Juli 2016

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah
gejala yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan
trimester I. Mual dan muntah biasa terjadi pada 60-80%
primigravida dan 40-60% multigravida.
Mual dan muntah yang mengganggu aktivitas sehari-hari
atau

menimbulkan

hiperemesis gravidarum.

komplikasi,

disebut

dengan

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan mual dan
muntah diantaranya biologis, social dan psikologis.
Namun faktor biologis yang paling berperan.
Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian,
tetapi angka kejadiannya masih cukup tinggi.

Hampir

25% pasien hiperemesis gravidarum dirawat inap lebih


dari sekali.

BAB II : Hiperemesis Gravidarum


DEFINISI
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada
awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.
Keluhan muntah yang begitu hebat di mana segala apa
yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi

keadaan

pekerjaan sehari-hari.

umum

dan

mengganggu

ETIOPATOGENESIS
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui
secara

pasti,

tetapi

terdapat

beberapa

teori

mengajukan keterlibatan faktor-faktor.

Biologis

Sosial

Psikologis

yang

ETIOPATOGENESIS
Beberapa teori terbaru menyatakan :
1.
hCG meningkat
pada awal
kehamilan.

Menginduksi
ovarium untuk
memproduksi
estrogen

Estrogen dapat
menimbulkan
rasa mual

2.
Progesterone

Menghambat motilitas
lambung dan kontraksi otototot gaster

Tabel 1 : Etiologi Hiperemesis Gravidarum


Sumber : Universitas Sumatera Utara, diakses pada tanggal 27 mei 2015 pkl 20.08
WIB

KLASIFIKASI

Klasifikasi
Tingkat 1

Tingkat 2

Muntah yang terus


menerus
Menimbulkan intoleransi
terhadap makanan dan
minuman
Tanda-tanda dehidrasi
ringan
Takikardi

Segala makanan dan


minuman dimuntahkan
Haus hebat
Sub-febril
Nadi cepat 100-140 kali
per menit
Tekanan darah sistolik
kurang dari 80 mmHg
Kadang icterus (+)
Aseton
Bilirubin dalam urin

Tingkat 3 (Jarang
terjadi)

Gangguan kesadaran
Muntah berkurang atau
berhenti
Icterus dapat terjadi
Sianosis
Nistagmus
Gangguan jantung
Bilirubin dan proteinuria
dalam urin

FAKTOR RISIKO
Beberapa faktor risiko penyakit hiperemesis gravidarum
antara lain :
Usia ibu
Usia gestasi
Jumlah gravida
Tingkat sosial ekonomi
Kehamilan ganda
Kehamilan mola
Kondisi psikologis ibu
Adanya infeksi H.pilory.

Manifestasi Klinik
Gejala klinik yang sering dijumpai adalah :
Mual dan muntah
Penurunan berat badan
Ptialism (salivasi yang berlebihan)
Tanda-tanda dehidrasi termasuk hipotensi postural dan takikadi
Pada pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremi,
hipokalemia, dan peningkatan hematokrit
Hipertiroid dan LFT yang abnormal juga dapat dijumpai

DIAGNOSIS
Anamnesa
Anamnesa
keluhan amenorea
mual dan muntah
berat yang
mengganggu
aktivitas seharihari

Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
Fisik
Pemeriksaan
tanda vital
keadaan
membran mukosa
turgor kulit
nutrisi dan berat
badan
dijumpai
dehidrasi, turgor
kulit yang
menurun,
perubahan
tekanan darah
dan nadi.

Pemeriksaan
Pemeriksaan
Obstetrik
Obstetrik
Ditemukan tandatanda
kehamilan( uterus
sesuai usia
kehamilan dengan
konsistensi lunak
dan serviks yang
livide).

Pemeriksaan
Pemeriksaan
Penunjang
Penunjang
USG
Laboratorium
darah lengkap
pemeriksaan
kadar elektrolit
keton urin
tes fungsi hati
dan urinalisa
untuk
menyingkirkan
penyebab lain

Pasien dengan hiperemesis gravidarum dapat diperoleh


peningkatan relatif hemoglobin dan hematokrit, hiponatremia dan
hipokalemia, badan keton dalam darah dan proteinuria. Bila
hyperthyroidism dicurigai, dilakukan pemeriksaan T3 dan T4.

Diagnosis Banding
Ulkus Peptikum
Kolestasis obstetrik
Perlemakan hati akut
Apendisitis akut
Hipertiroidisme

PENATALAKSANAAN
Tata laksana awal untuk mual dan muntah tanpa komplikasi
adalah :
Istirahat dan menghindari makanan yang merangsang mual dan
muntah.
Perubahan pola diet yang sederhana, yaitu mengkonsumsi
makanan dan minuman dalam porsi yang kecil namun sering
cukup efektif untuk mengatasi mual dan muntah derajat ringan.
Minuman elektrolit dan suplemen nutrisi peroral.
Menu makanan yang banyak mengandung protein juga memiliki
efek positif karena bersifat eupeptic dan efektif meredakan mual.

Pada emesis gravidarum, obat-obatan diberikan apabila


perubahan pola makan tidak mengurangi gejala, sedangkan
pada hiperemesis gravidarum, obat-obatan diberikan setelah
rehidrasi dan kondisi hemodinamik stabil.
Pemberian obat secara intravena dipertimbangkan jika
toleransi oral pasien buruk. Obat-obatan yang digunakan
antara lain adalah vitam B6 (piridoksin), antihistamin dan
agen-agen prokinetik.
Suplementasi
mencegah

dengan
terjadinya

tiamin

dapat

komplikasi

dilakukan

berat

gravidarum, yaitu Wernickes encephalopathy.

untuk

hiperemesis

Pada pasien dengan hiperemesis gravidarum pasien harus


dirawat inap di rumah sakit dan dilakukan rehidrasi dengan
cairan natrium klorida atau ringer laktat
Penghentian pemberian makanan per oral selama 24-48
jam,

serta

pemberian

Penatalaksanaan

antiemetik

dilanjutkan

sampai

jika

dibutuhkan.

pasien

dapat

mentoleransi cairan per oral dan didapatkan perbaikan hasil


laboratorium.

Gambar 1. Algoritme Terapi Farmakologi untuk mual dan muntah dalam kehamilan
Sumber : J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 11, November 2011

DIET HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Diet hyperemesis I
(diberikan
pada
Hiperemesis tingkat
3) :

Diet hyperemesis II
(jika rasa mual dan
muntah
berkurang) :

Diet hyperemesis III


diberikan
kepada
penderita dengan
hyperemesis ringan
:

Roti kering dan buah- Pemberian dilakukan


buahan.
secara bertahap untuk Pemberian minuman
makanan yang bernilai
Cairan tidak diberikan
dapat
diberikan
gizi
tinggi.
Minuman
bersama
makanan
bersama
makanan.
tidak
diberikan
tetapi 1-2 jam setelah
Diet ini cukup dalam
bersama makanan.
makan.
semua zat gizi, kecuali

Diet hyperemesis II
Diet
kalsium.
hyperemesis
rendah dalam semua
kurang
mengandung
zat gizi, kecuali vitamin
zat gizi, kecuali vitamin
A dan D.
C.

KOMPLIKASI
Pada mual dan muntah yang parah, lama dan sering dapat
menyebabkan tubuh mengalami defisiensi 2 vitamin penting
yaitu Thiamin dan Vitamin K.
Pada

defisiensi

thiamin

dapat

terjadi

Wernicke

encephalopathy, yaitu suatu keadaan gangguan sistem saraf


pusat yang ditandai dengan pusing, gangguan penglihatan,
ataxia dan nistagmus. Penyakit ini dapat berkembang
semakin parah menyebabkan kebutaan, kejang dan koma.
Pada defisiensi vitamin K, terjadi gangguan koagulasi darah
dan juga disertai dengan epiktaksis

PROGNOSIS
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis
gravidarum sangat memuaskan. Literatur lain menyebutkan,
prognosis hiperemesis gravidarum pada umumnya baik,
namun dapat menjadi fatal apa bila terjadi deplesi elektrolit
dan ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan
cepat.

KESIMPULAN
1. Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada
awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan
muntah yang begitu hebat di mana segala apa yang dimakan
dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi
keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari,
berat badan menurun
2. Terdapat beberapa teori yang mengajukan keterlibatan
faktor-faktor biologis, sosial dan psikologis. Namun faktor
biologis yang paling berperan dalam penyebab hiperemesis
gravidarum

KESIMPULAN
3. Prognosis Hiperemesis gravidarum pada umumnya baik
apabila dilakukan tatalaksana yang sesuai, namun dapat
menjadi

fatal

apa

bila

terjadi

deplesi

elektrolit

dan

ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Aidil. 2011. Perbandingan Kejadian Infeksi Helicobacter Pylori pada
Hiperemesis Gravidarum dengan Hamil Normal. Diakses melalui
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/27054 . Diakses pada tanggal 28
Mei 2016 pukul 19.45 WIB.
Gunawan K, Manengkei P S K, Ocviyanti D. 2011. Diagnosis dan Tatalaksana
Hiperemesis Gravidarum J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 11,
November 2011. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hiperemesis Gravidarum, www.medicastore.com . Diakses tanggal 29 Mei
2016 pukul 16.00 WIB.
Sarwono, P. 2014. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Kelainan Gastrointestinal.
Jakarta, penerbit PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal. 814-818
Yasa A C A R. 2012. Hubungan antara Karakteristik Ibu Hamil dengan
Kejadian Hiperemesis Gravidarum di RSUD Ujungberung pada periode 20102011. Diakses melalui http://elibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.10854.pdf .
Diakses pada tanggal 28 Mei 2016 pukul 17.21 WIB.

You might also like