You are on page 1of 33

TELAAH JURNAL

Helicobacter Pylori Infection Is Not


Associated With Specific Symptoms in
Nonulcer-Dyspeptic Children
Nicolas Kalach, MD, PhD*; Karine Mention, MD; Dominique
Guimber, MD; Laurent Michaud, MD; Claire Spyckerelle, MD;
dan Frederic Gottrand, MD, PhD

Oleh:
Flavia Angelina
Satopoh, S.Ked
Pembimbing:
dr. Hasri Salwan,
Sp.A (K)

Latar Belakang
Helicobacter pylori kolonisasi pada gastritis kronik,

ulkus peptikum, mungkin karsinoma lambung.


Eradikasi

bakteri

ini

mencegah

kambuhnya

ulkus

peptikum pada dewasa dan anak.


Peran & manifestasi klinis H.pylori tidak jelas
Nyeri epigastrium terlokalisasi dan sering terbangun pada

malam hari telah dilaporkan kadang-kadang pada anakanak dengan infeksi ini. Namun, tingginya insiden infeksi
H.pylori

dalam

perjalanan

RAP

tidak

membuktikan

hubungan kausal antara infeksi dan nyeri abdomen.

Nyeri

perut

berulang

Recurrent

Abdominal

Pain/RAP)
Appleys Criteria
Terdapat setidaknya 3 episode nyeri perut yang berlainan

dengan

keparahan

yang

cukup

untuk

mengganggu

aktivitas sehari-hari/kinerja, terjadi selama periode 3 bulan.

Dispepsia

Non-Ulseratif

(Non-Ulcer

Dyspepsia/NUD)

Mengacu

pada

rasa

sakit

atau

ketidaknyamanan

yang

berpusat di perut bagian atas; merupakan kondisi yang sulit


untuk didefinisikan pada anak-anak banyak gejala yang
bervariasi.

Ulcer-like dyspepsia

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengkarakteristik gejala pada anak dengan
NUD yang terinfeksi H.pylori.

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit St.

Antoine dan Rumah Sakit Universitas Lille,


Perancis. Waktu penelitian antara Maret
2001 April 2002.

Metode
Desain studi: studi prospektif, bicentric, double-blind
Kriteria inklusi: anak berusia minimal 6 tahun dengan

NUD yang telah dirujuk untuk endoskopi saluran


pencernaan atas dengan nyeri epigastrium
Kriteria eksklusi:
anak-anak berusia <6 tahun
anak yang sudah menderita infeksi lambung H.pylori;
institutionalized encephalopathic children; dan
anak-anak yang telah menerima antibiotik, obat-obatan

yang mensupresi asam, atau obat antiinflamasi nonsteroid


selama evaluasi bulan sebelumnya.
Cara pengambilan data:

Kuesioner dibagikan acak oleh ahli gastroenterologi anak


sebelum prosedur endoskopi dilakukan (sebelum pemeriksa
mengetahui apapun mengenai status pasien).

Kuesioner

berisi

menggambarkan

permintaan
karakteristik

untuk
nyeri

epigastrium mereka:
Intensitas VAS (Visual Analog Score)
0

(tidak nyeri) 100 (tingkat tertinggi sakit)

Frekuensi hari per minggu


Kapan terjadinya nyeri siang/malam
Nyeri tekan epigastrium
Timbul rasa sakit dengan makan (sebelum,

selama, setelah)
Mual, muntah, kehilangan BB (>5% dari BB

Obat yang diminum bulan lalu (antispasmodik

atau analgesik)
Absen di sekolah
Riwayat keluarga dengan penyakit ulkus
peptikum
Latar belakang etnis
(Eropa ("putih"), Afrika Utara, Timur Tengah,
Afrika, Asia, atau Timur Jauh, sesuai dengan
tempat lahir ibu
Tingkat pendidikan ibu
Tidak sekolah, sekolah pendidikan primer dan
sekunder (SMA), atau tersier
Tingkat sosial ekonomi ayah
Pengangguran, rendah, menengah, tinggi

Cara pengolahan dan analisis data:


uji statistik perangkat lunak StatView

Parameter kuantitatif Mean, SD, median,


extreme

Parameter kualitatif tes x2. P<0,05


Infeksi H.pylori hasil kultur (+) dan
signifikan
pemeriksaan histologis (klasifikasi Sydney)
Tidak terinfeksi kultur (-), temuan histologis (-)
dari mukosa lambung

HASIL
Dari 100 anak

26 terinfeksi (12 perempuan, 14 laki-laki; usia rata-rata: 11,4


3,1 tahun)

74 tidak terinfeksi (44 perempuan, 30 laki-laki; usia rata-rata


10,4 3,1 tahun).

Perbedaan

karakteristik

usia

atau

gejala-gejala

antara

kelompok (-), kecuali nyeri epigastrium selama makan lebih


sering pada anak tidak terinfeksi (25,6% vs 3,8%).

Tidak ada perbedaan sebagian besar karakteristik gejala


antar kelompok

Diskusi
Dispepsia sulit dikarakteristikkan pada anak. Hyams

dkk, dalam studi prospektif mengenai dispepsia dan


subtipe dispepsia (ulcer-like dan dysmotility-like)
hanya 5 kasus dari 127 subyek memenuhi kriteria
mereka untuk dispepsia dan menyimpulkan bahwa
sebagian besar anak-anak dengan dispepsia tidak
memiliki penyakit yang serius.
Kelainan organik pada RAP 45% pada anak-anak,
dan infeksi H.pylori ditemukan hanya 1 dari 44.
Peneliti berpendapat nyeri pada malam hari yang
terkait dengan nocturnal awakening, nyeri saat puasa
yang hilang dengan makanan, nyeri yang terkait
dengan makan, nyeri postprandial, rasa pahit, dan

anak-anak yang tidak terinfeksi lebih sering

merasakan nyeri epigastrium saat makan


daripada yang terinfeksi. Namun, gejala klinis
ini tidak signifikan secara klinis pada
kelompok yang tidak terinfeksi, karena hanya
26% dengan nyeri epigastrium saat makan
dan 74% tidak.

Fiedorek dkk meneliti 245 anak-anak sehat untuk

bukti adanya kolonisasi H.pylori dan ditemukan


bahwa 30% dari mereka terdapat kolonisasi.
Blecker dkk menyelidiki 466 anak-anak tanpa
gejala untuk bukti infeksi H.pylori dengan
menggunakan
serum
spesifik
mengandung
antibodi H.pylori prevalensi infeksi H.pylori
meningkat dari 5,4% menjadi 13,4% dengan
bertambahnya usia.
Bode dkk, dalam sebuah studi epidemiologi besar
pada anak-anak yang sehat bahwa infeksi
H.pylori bukanlah penyebab gejala GI.

Penelitian kami sebelumnya sesuai dengan

laporan-laporan tersebut dari 74 anak


dengan umur yang sama dan tidak terinfeksi
H.pylori bahwa RAP tidak signifikan ada
pada 63% dari pasien dengan H pylori
Penelitian
dibandingkan
49%
dari kelompok
kontrol. ini:
kami
sesuai
dengan penelitian
kami tidak menemukan perbedaan yang
signifikan antara anak yang terinfeksi H pylori
dan tidak terinfeksi baik dalam intensitas dan
frekuensi RAP atau gejala yang lain. Hasil ini
menunjukkan bahwa tidak ada bukti mengenai
hubungan antara infeksi ini dengan RAP bahkan
dalam subkelompok anak-anak yang mengalami
NUD tipe epigastric.

Wever dkk melakukan studi tatalaksana double blind

untuk menjelaskan apakah gejala menghilang pada


anak dengan infeksi H.pylori dan RAP setelah eradikasi
bakteri.
Tingkat eradikasi adalah 81% (30 dari 37) dalam
kelompok secara keseluruhan dan 74% (17 dari 23)
pada blind group; namun, tidak ada korelasi terlihat
antara eradikasi H pylori dan menghilangnya RAP
setelah 3 atau 6 bulan pengamatan pada kelompok
total atau dalam blind group dari anak yang diteliti.
Dengan
demikian,
penelitian
ini
tidak
dapat
membuktikan hubungan kausal antara RAP dan infeksi
H. pylori.

KESIMPULAN
Penelitian ini tidak mengungkap adanya karakteristik khusus

gejala-gejala pada anak terinfeksi H.pylori dengan dispepsia


non-ulcer.
Hasil

penelitian menyediakan bukti kuat tidak adanya

hubungan kausal langsung antara NUD epigastrium dan


infeksi H. pylori. Dikarenakan anak terinfeksi H.pylori tidak
dapat

dibedakan

dari

mereka

yang

tidak

terinfeksi

berdasarkan gejala yang muncul, tidak terdapat indikasi


untuk menskrining secara sistematis adanya infeksi H.pylori
pada anak-anak dengan RAP dan NUD.

EVALUASI JURNAL

LATAR BELAKANG
Secara garis besar, latar belakang jurnal ini

telah
memenuhi
komponen-komponen
yang harusnya terpapar dalam latar
belakang. Pada latar belakang jurnal, telah
dijelaskan
bahwa
belum
ada
data
mengenai penelitian sejenis. Pada jurnal
tidak
dipaparkan
hipotesis
penelitian
namun sudah dipaparkan mengenai tujuan
dari penelitian.

TUJUAN
Tujuan dari penelitan ini sudah cukup baik

karena peneliti telah memaparkannya


secara jelas dilakukannya penelitian ini,
yaitu untuk mengkarakteristik gejala pada
anak terinfeksi H.pylori dengan NUD.

METODE
Metode jurnal tidak lengkap. Pada metode jurnal

tidak dijelaskan secara detail mengenai populasi


dan sampel dan hanya menjelaskan mengenai
kriteria inklusi dan eksklusi yaitu anak anak-anak
dengan NUD yang dirujuk dari dokter anak setelah
penilaian klinis dan biologis untuk endoskopi GI atas
karena nyeri epigastrium.
Desain

penelitian,

Kriteria

eksklusi,

pengolahan dan analisis data telah dijelaskan.

cara

HASIL
Hasil

penelitian dalam jurnal ini, telah


memenuhi
komponen-komponen
yang
harus ada dalam hasil penelitian jurnal.
Dalam hasil penelitian, telah dipaparkan
jumlah dan persentasi masing-masing
variabel, apakah data di bandingkan
dengan data yang didapatkan sebelumnya,
bagaimana hasil keluaran, apakah angka
yang didapat signifikat secara statistik dan
secara klinis.

DISKUSI
Pada jurnal, terdapat hasil penelitian,

perbandingan dengan penelitian


sebelumnya dan sesuai dengan tujuan
penelitian.

Penilaian VIA (Validity,


Importancy, Applicability)

STUDY VALIDITY
--Is the research question well-defined that can be
answered using this study design?
Ya, penelitian dengan menggunakan desain penelitian
pada jurnal ini dapat menjawab tujuan penelitian.
--Does the author use appropriate methods to answer
their questions?
Ya, peneliti menggunakan metode deskriptif analitik
yang dapat menjawab tujuan dari penelitian.
--Is the data collected in accordance with the purpose
of research?
Ya, data dikumpulkan melalui lembar kuesioner pasien
kemudian dilakukan analisis.

Randomization
--Was the randomization list concealed

from patients, clinicians and researchers?


Ya, pada jurnal disebutkan bahwa peneliti
mengambil data dari lembar kuesioner
yang dibagikan kepada anak dengan NUD
yang akan dilakukan tindakan endoskopi
saluran pencernaan atas oleh ahli
gastroenterologi anak. Oleh karena itu
sampel pada penelitian ini tidak diketahui
oleh pasien, klinisi, maupun peneliti itu
sendiri.

Interventions and co-interventions

--Were the performed interventions described in


sufficient detail to be followed by others?
Pada penelitian ini tidak ada intervensi dari
peneliti karena peneliti menggunakan data dari
lembar kuesioner yang telah terstandarisasi.
--Other than intervention, were the two groups
cared for in similar way of treatment?
Tidak ada intervensi dalam perlakuan terhadap
kedua kelompok karena kuesioner dibagikan
kepada seluruh anak sebelum diketahui status
pasien apakah terinfeksi Helicobacter pylori atau
tidak.

APPLICABILITY
Using results in your own setting

--Are your patient so different from those studied that


the results may not apply to them?
Ya, karena di tempat ini jarang dilakukan tindakan
endoskopi ataupun pemeriksaan kultur dan histologis
untuk mengidentifikasi kuman H.pylori pada pasien
dengan dispepsia. Diagnosis lebih berdasarkan klinis
yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.
--Is your environment so different from the one in the
study that the methods could not be use there?
Ya, karena pemeriksaan lanjutan seperti endoskopi dan
kultur ataupun histologis jarang dilakukan untuk
indikasi dispepsia.

IMPORTANCE
--Is this study important?
Ya, penelitian ini penting karena hasil
penelitian ini dapat membantu residen dan
dokter spesialis Anak dalam mendiagnosis
pasien dispepsia.

Kesimpulan : Penelitian pada jurnal ini

Valid, Important dan not Applicable.

THANK YOU

You might also like