You are on page 1of 24

2

MANUSIA
1
Menggunakan
Aqal

1. Memiliki argumen
2. Setiap argumen bisa
dipertanyakan
argumennya
Berujung pada
pemikiran yang
paling mendasar

Memperoleh
Kebenaran

1
Menggunakan
Perasaan

1. Suka tidak suka


2. Tertarik tidak tertarik
3. Senang tidak senang
Berujung pada pokoke
Bersifat subyektif
dan emosional

Bersifat obyektif
dan rasional
Dapat menghantarkan
pada kebenaran

Tidak dapat
menghantarkan pada
kebenaran

Apakah Benar Itu


Benar adalah:
PERNYATAAN = KENYATAAN
Contoh-contoh:
Apakah ini benar buku?
Apakah ini benar spidol?
Apakah bumi itu ada?
Apakah surga itu ada?
Apakah Tuhan itu ada?
Apakah bidadari surga itu cantik?
Apakah bidadari di surga itu berjumlah
10.000?

Bagaimana aqal bisa mencapai kebenaran?

1.
2.
3.
4.

Aqal = pemikiran =
kesadaran, memiliki 4
syarat:
Fakta yang terindera
Indera-indera
Otak
Informasi sebelumnya
(malumat assabiqoh)

Terkait

Faham

PEMIKIRAN TINGKAT I
(kebenaran langsung)

Itu adalah kebenaran


langsung!
Bagaimana jika manusia ingin
membenarkan sesuatu yang tidak
kelihatan?
Ingin mengetahui sesuatu di balik
tembok?
Ingin tahu yang ada di dalam tanah?
Ingin tahu yang ada di dalam samudra?
Ingin tahu kandungan bumi?
Ingin tahu yang ada di balik langit?
Ingin tahu apakah surga itu ada?
Ingin tahu apakah Tuhan itu ada?

PEMIKIRAN TINGKAT II (kebenaran tidak


langsung)

1.
2.
3.
4.

Memikirkan
yang ghoib :
Tersembunyi
Terhalang
Lampau
Yang akan
datang

1.

2.

DALIL
BENAR

3.

SYARAT DALIL :
Harus terindera secara
langsung (pemikiran tk I)
PENILAIAN DALIL :
Hanya 1 alternatif
membenarkan: pasti
benar (wajib aqli)
Lebih dari 1 alternatif
membenarkan:
mungkin benar
mungkin salah
(jaiz aqli)
Tidak ada alternatif
membenarkan: pasti
salah (mustahil aqli)

Nilai Kebenaran:
100% = Yaqin

+/- 95% = Ghalabatu Dzon


+/- 75% = Dzon

+/- 50% = Syak

+/- 25% = Wahm

0% = Kidzib

Catatan (notes):
Pemikiran tingkat 2 ini kemudian dikembangkan oleh

manusia menjadi metode ilmiah.


Pengembangannya dibantu dengan ilmu statistika.
Dalil yang digunakan adalah banyaknya sampel dari
populasi atau banyaknya pengulangan dari pengujian.
Tingkat kebenaran yang dicari dengan metode ilmiah
sesungguhnya hanya sebatas kidzib sampai
ghalabatu dzan (dengan simbol Ho dan H1).
Kebenaran dengan metode ini sekarang dianggap
sebagai satu-satunya kebenaran yang absah yang
dapat diterima oleh seluruh manusia.
Metode ilmiah bahkan mengabaikan kebenaran
yakin yang dapat dicapai oleh aqal manusia (hanya
karena tidak harus menggunakan prosedur metode
ilmiah yang ada).

Itu adalah kebenaran tidak langsung!


Apakah masih ada kebenaran yang ingin diketahui

manusia?
Contohnya: tentang faham demokrasi.
Apa yang ingin diketahui manusia tentang demokrasi?
Sangat tergantung dengan pertanyaannya.
Jika pertanyaannya: demokrasi itu apa?
Demokrasi itu kedaulatan ada di tangan rakyat.
Jawaban itu benar atau salah?
Hal itu bisa diteliti pada dalil-dalilnya.
Jika ada dalil yang menunjukkan bahwa jawaban itu
sesuai dengan penggagas faham demokrasi maka
jawaban itu dapat dianggap benar.
Ini adalah kebenaran tingkat 2 (tidak langsung)

Bagaimana jika pertanyaannya beda?


Demokrasi itu benar atau salah?
Bagaimana kita bisa menilai benar

salahnya?
Contoh lain: nasionalisme itu apa?
Nasionalisme itu benar atau salah?
Membunuh itu apa?
Membunuh itu benar atau salah?
Kawin itu apa?
Kawin itu benar atau salah?
Perang itu apa?
Perang itu benar atau salah?
Terorisme itu apa?
Terorisme itu benar atau salah?

PEMIKIRAN TINGKAT III (kebenaran aqidah)


PENCURI
PEMBUKTIAN
BENAR ATAU SALAH?
Harus ada dalil:
1. Barang bukti
2. Saksi-saksi
PEMIKIRAN TINGKAT II

DIADILI

Tertangkap

VONIS

Hukuman 2 tahun penjara


BENAR ATAU SALAH?
PEMIKIRAN TINGKAT III
?

Terdakwa: Mengapa harus 2 tahun penjara?


BENAR ATAU SALAH?
Hakim: BENAR
Terdakwa: Dasarnya apa?
Hakim: KUHP !
Terdakwa: Mengapa harus dengan KUHP?
BENAR ATAU SALAH?
Hakim: BENAR
Terdakwa: Dasarnya apa?

Hakim: UU PERADILAN
Terdakwa: Mengapa harus dengan UU PERADILAN?
BENAR ATAU SALAH?
Hakim: BENAR
Terdakwa: Dasarnya apa?
Hakim: UUD 45 !
Terdakwa: Mengapa harus dengan UUD 45?
BENAR ATAU SALAH?
Hakim: BENAR
Terdakwa: Dasarnya apa?

Hakim: PANCASILA
Terdakwa: Mengapa harus berdasarkan PANCASILA?
BENAR ATAU SALAH?
Hakim: BENAR
Terdakwa: Dasarnya apa?
Hakim: Kesepakatan para PENDIRI NEGARA !
Terdakwa: Mengapa harus mengikuti PENDIRI NEGARA?
BENAR ATAU SALAH?
Hakim: BENAR
Terdakwa: Dasarnya apa?

Hakim: NILAI-NILAI LUHUR BANGSA INDONESIA


Terdakwa: Mengapa harus sesuai NILAI-NILAI LUHUR?
BENAR ATAU SALAH?
Hakim: BENAR
Terdakwa: Dasarnya apa?
Hakim: Dari NENEK MOYANG Bangsa Indonesia !
Terdakwa: Mengapa harus mengikuti NENEK MOYANG?
BENAR ATAU SALAH?
Hakim: BENAR
Terdakwa: Dasarnya apa?

Hakim: DARI NENEK MOYANGNYA LAGI


Terdakwa: Nenek moyangnya lagi dari mana?
Hakim: DARI NENEK-NENEK MOYANGNYA LAGI
Terdakwa: Nenek-nenek moyangnya lagi dari mana?
Akan berhenti sampai pertanyaan apa?
Dari mana asal:
MANUSIA, ALAM DAN KEHIDUPAN?
PEMIKIRAN
AQIDAH !

Darimana asal Manusia, Alam


dan Kehidupan?
BERFIKIR
MENGGUNAKAN AQAL

MANUSIA

KEHIDUPAN
ALAM SEMESTA

ALAM SEMESTA

MANUSIA
BERSIFAT:
TERBATAS
LEMAH
SERBA KURANG
MEMBUTUHKAN
YANG LAIN

KUMPULAN
BENDA-BENDA
ANGKASA
YANG
BERSIFAT:
TERBATAS
MEMBUTUHKAN
YANG LAIN

KEHIDUPAN
BERSIFAT
INDIVIDUAL:
TERBATAS
LEMAH
SERBA KURANG
MEMBUTUHKAN
YANG LAIN

MUSTAHIL BERSIFAT AZALI

MUSTAHIL BERSIFAT AZALI


PASTI ADA PENCIPTANYA

SIFAT PENCIPTA
ADA YANG
MENCIPTAKAN

MENCIPTAKAN
DIRI SENDIRI

BERSIFAT
AZALI

BATHIL

BATHIL

BENAR
WAJIBUL
WUJUD

Sudah Faham?
Silakan jawab pertanyaan berikut
ini:
1. Jika Tuhan Maha Kuasa, mampukah
Tuhan menciptakan batu yang sangat
besar sekali, sehingga Tuhan tidak
mampu mengangkatnya?

2.

Jika Tuhan Maha Kuasa, mampukah


Tuhan menciptakan Tuhan? (Tuhan anak,
misalnya).

Kesimpulan:
Pertanyaan aqidah I: Dari mana asal

manusia, alam semesta dan kehidupan?


Dengan menggunakan aqal, manusia
mampu menjawab dengan benar.
Jawabnya adalah: Pasti ada Penciptanya.
Pencipta bersifat azali, wajibul wujud.
Jika aqal dapat memastikan adanya
Pencipta, apakah itu sudah cukup?

Masalah berikutnya:
Jika manusia yang ada di bumi ini mau

menggunakan aqalnya, pasti mereka akan


mengakui adanya Pencipta (Tuhan).
Jika seluruh manusia di bumi sudah percaya
adanya Tuhan, apakah masalah di dunia ini akan
selesai?
Kenyataannya, hampir 90% penduduk di bumi ini
percaya adanya Tuhan.
Hampir semua negara yang berdiri di muka bumi
ini selalu didasari oleh kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Tetapi, mengapa bumi ini tidak semakin aman,
semakin makmur dan semakin damai?
Justru yang terjadi adalah sebaliknya!

Oleh karena itu:


Bagi manusia, percaya kepada adanya

Tuhan saja tidak cukup!


Termasuk bagi landasan negara!
Manusia harus terus berfikir, berfikir dan
berfikir, menggunakan aqalnya.
Hingga sampai kepada pertanyaan aqidah
2, yaitu:
Apa tujuan hidup manusia di dunia ini?
Jawaban pertanyaan inilah yang nantinya
akan mampu merubah dunia

Apa tujuan hidup


manusia di dunia ini?

Ikuti segmen berikutnya


Aqidah Islamiyah 3

You might also like