You are on page 1of 17

Musyawarah

masyarakat desa

S EK O LA H TIN G G I ILM U K ES EH ATA N H U S A D A


JO M B A N G P R O G EM P R O FES I N ER S
TA H U N A K A D EM IK 2012/2013

Berdasarkan M M D tgl3 juni2013


disekatiditem ukan 3 m asalah yaitu :
1. Jentik
2. Lansia
3. jamaban

1.M asalah jentik


Data yang ditemukan
1. Di desa Dukuhklopo positif jentik 772 rumah 51,4 %
2. Membersihkan kamar mandi

2 mingggu sekali : 463(19,6%)


Tidak pernah

: 38(2,7%)

3. Ventilasi rumah

42 rumah (3%) dari 1401 rumah tidak mempunyai ventilasi


99 rumah (7%) dari 1401rumah mempunyai ventilasi kurang

4.

Dari data program P2 DBD puskesmas Dukuh Klopo:


pada tahun 2012 penderita DBD 8 penderita (3 penderita meninggal
dan 5 penderita sembuh)

5.

Pada tahun 2012 ABJ Desa Dukuhklopo 85,2%

6.

Desa DukuhKlopo merupakan Desa endemis DBD

M asalah yang ditem ukan


(diagnosa kep.kom unitas)

Tujuan yang ingin dicapai

Resiko terjadinya peningkatan

penyakit DBD akibat rendahnya


ABJ

(angka

bebas

jentik)

berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan

dan

kesadaran

masyarakat dalam pemberantasan


sarang nyamuk secara berkala.

Desa DukuhKlopo tahun 2013

tidak menjadi desa endemis DBD


Angka bebas jentik (ABJ) >95 %

Intervensiyang sudah dilakukan


Pendekatan keseluruh penduduk tentang penyakit DBD dan 3M

plus
Penyuluhan pada kelompok masyarakat Pengajian (Dusun

Kapas,Kapringan,Dukuh dan Penjalinan tentang bahaya DBD )


Contoh cara membersihkan kamar mandi (WC umun) di

Dsn.penjalinan
Pembagian leaflet tentang pemberantasan DBD
Abatisasi pada rumah yang positif ada jentik
Evaluasi hasil dari abatesasi

Evaluasi
ABJ (Angka Bebas Jentik) dari 772 rumah 51,4% menjadi

61 rumah 95,6 % untuk itu kegiatan abatisasi selektif


perlu di ulang 2-3 bulan lagi.

2. Masalah lansia
Jumlah pra lansia 627 dan lansia 481 didesa DukuhKlopo
Setiap Dusun di Desa dukuhklopo

(100%) terdapat kegiatan posyandu

lansia
Jumlah lansia yang aktif mengikuti posyandu lansia 100 lansia
Keluhan yang sering dialami lansia
1.

Pegel linu 255

2.

Sering melamun 21

3.

Sering lupa 16

4.

Pendengaran kurang 27

5.

Hipertensi 68

Tingkat keterjangkauan posyandu lansia tiap dusun

1.

Kapas 15 /324 x 100 = 4,7 %

2.

Kapringan 30/356 x 100 = 8,4 %

3.

Dukuh 20/208 x 100 = 9,6 %

4.

Penjalinan 40 / 220 x 100 = 18,1 %

Tingkat perkembangan posyandu tiap-tiap dusun


1. Dusun kapas tingkat madya
2. Dusun kapringan tingkat madya
3. Dusun dukuh tingkat madya
4. Dusun penjalinan tingkat madya (58)

Masalah yang
ditemukan

Tujuan yang
diharapkan

Potensial peningkatan kualitas

hidup lansia di wilayah desa


DukuhKlopo
dengan

berhubungan

tingginya

kesadaran

Tingkat perkembangan posyandu

lansia

(telaah

kemandirian

lansia dalam usaha pemeliharaan

posyandu lansia) meningkat dari

kesehatan

madya ke purnama

keaktifan
kesehatan.

ditunjang
kader

dan

dengan
petugas

D/S

(peran serta lansia) ke

posyandu lansia meningkat.

Intervensiyang dilakukan m ahasisw a


Pembekalan / pelatihan kader posyandu lansia desa Dukuhklopo dengan materi :

Cara menghitung IMT dan pentingnya menghitung IMT


Cara memeriksa tekanan darah
Dengan memberikan sertifikat

Mengikuti pelaksanaan posyandu lansia di tiap dusun (kapringan,dukuh,kapas dan

penjalinan)
Mengaktifkan kembali senam lansia yang sudah lama tidak dilakukan
Melakukan pengamatan strata posyandu lansia di tiap-tiap posyandu lansia dari

madya ke purnama ( penjalinan ) dengan :


Melengkapi sarana dan prasarana (tensimeter, pengukuran tinggi badan,

termometer)
Pengadaan sarana penyuluhan (macam-macam leaflet)

Evaluasihasil
Peningkatan strata posyandu lansia

penjalinan dari madya ke purnama

M asalah jam ban


309 (22,1%) rumah yang tidak memiliki jamban sendiri dari 1092

rumah (78,9%) didesa DukuhKlopo


54 KK masih BAB sembarangan
1092 rumah memiliki jamban sendiri dengan bentuk
1.

Cemplung: 104 (9,6%)

2.

Plengseng :164 (15%)

3.

Leher angsa dg septic tank :

4.

Leher angsa tanpa septic tank :64 (5,8%)

760 (69,6%)

M asalah yang ditem ukan


Resiko terjadinya penyakit (diare, disentri, Kolera, dll) akibat masih

adanya warga BAB di sembarang tempat (OD) berhubungan dengan


kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS)

Intervensiyang telah dilakukan m ahasisw a


Pendekatan kesehatan tentang
Penyuluhan pada 3 keluarga di desa dukuh
Penyuluhan pada 5 keluarga di desa kapringan
Penyuluhan pada 7 keluarga di desa kapas

Pemicuan 1 WC Umum di dusun kapringan


Berkoordinasi dengan kepala desa dan kepala dusun untuk pembuatan

WC umum
Pendalaman masalah jamban pada keluarga yang tidak memiliki

jamban

Evaluasihasil
Mengurangi warga yang BAB

sembarangan

Kesim pulan
Mahasiswa berhasil meningkatkan ABJ (Angka Bebas

Jentik) dari ABJ 51,4 % menjadi 95,6 % (Target Program


P2DBD 95 %)
Mahasiswa

berhasil

meningkatkan

tingkat

perkembangan posyandu lansia dari strata madya ke


Purnama di posyandu Lansia Dusun penjalianan
Mahasiswa

berhasil

sembarangan

mengurangi

warga

yang

BAB

You might also like