Professional Documents
Culture Documents
PEMBIMBING
TERAPI CAIRAN
ialah tindakan untuk memelihara ataupun
mengganti
cairan
tubuh
dengan
pemberian cairan infus secara intravena
untuk
mengatasi
berbagai
masalah
gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit.
Terapi cairan perioperative meliputi terapi
masa pra-bedah, selama pembedahan,
dan pasca bedah.
1,2
Ekstraselular
(24%)
Interstitial
(18%)
Plasma Darah
(6%)
Anion
Na
142
114
15
150
Ca
2,5
Mg
1,5
27
Total
154
152
194
Cl
103
114
HCO3
27
30
10
HPO4
100
SO4
20
As Organik
Protein
16
63
Total
154
152
194
Hiperventilasi
Aktivitas ekstrim
Aktivitas menurun
poliuri, dll )
ginjal, dll )
Dehidrasi
Klinis
Dehidrasi
Dehidrasi
Dehidrasi
Ringan (5%)
Sedang (5-
Keadaan Umum
Baik, Compos
10%)
Gelisah, rewel
Letargik, tak
Mata cekung,
Mentis
Normal
,lesu
Cekung
sadar
Sangat cekung
keing
Air mata
Ada
Kering
Kering sekali
Lembab
Kering
Sangat kering,
kering
pecah-pecah
Haus
Minum normal
Haus
Turgor
Baik
Jelek
Sangat jelek
Nadi
Normal
Cepat
Cepat sekali
Tekanan darah
Normal
Turun
Turun sekali
Kurang, oliguri
Kurang sekali
Air kemih
Normal
Ginjal,
dengan
mekanisme
reninangiotensin,
mempengaruhi
tekanan
darah.
Kelenjar adrenal, dengan mekanisme
aldosteronakan
mempengaruhi
retensi
natrium.
Kelenjar hipofisis, dengan mekanisme ADH,
akan mempengaruhi reabsorbsi air.
Paru-paru, dengan mekanisme asidosisalkalosis untuk menjaga asam basa.
Faktor-faktor
intraoperatif
Induksi anestesi
Kehilangan
darah
Prosedur diagnostik
Pemberian obat
Preparasi bedah
cairan
Penanganan medis
ke third space
terhadap kondisi
yang abnormal.
Kehilangan
pasca operasi.
abnormal
ekstraselular
Kehilangan
Peningkatan
katabolisme
jaringan.
cairan
Penurunan volume
sirkulasi
Restriksi cairan
luka operasi
efektif.
preoperatif
Faktor-faktor
postoperatif
akibat
Stres
yang
Mengganti
kekurangan
air
dan
elektrolit.
Untuk mengatasi syok.
Untuk mengatasi kelainan yang
ditimbulkan karena terapi yang
diberikan. Terapi cairan preoperatif
meliputi
tindakan
terapi
yang
dilakukan pada masa pra-bedah,
selama pembedahan dan pasca
bedah.
Berdasarkan
osmolaritasnya :
Berdasarkan
kelompoknya :
Cairan hipotonik
Cairan Isotonik
Cairan hipertonik
Cairan Kristaloid
RL
NS
Cairan Koloid
Koloid alami
Koloid sintetis
Nama
Keuntungan
Kristaloid
Koloid
Tidak mahal
volume intravaskular)
Mempertahankan cairan
Kerugian
intrakranial
Mahal
koloid
helastarch)
ke interstitial
besar
Efeknya sementara
Terapi rumatan
Digunakan rumus Holiday Segar 4:2:1,
yaitu:
Pada
pembedahan
akan
menyebabkan cairan pindah ke
ruang ketiga, ke ruang peritoneum,
ke luar tubuh. Untuk menggantinya
tergantung
besar
kecilnya
pembedahan,yaitu :
6-8 ml/kg untuk bedah besar.
4-6 ml/kg untuk bedah sedang.
2-4 ml/kg untuk bedah kecil.
TRANFUSI DARAH
adalah
pemberian
darah
atau
komponen darah dari satu individu
(donor) ke individu lainnya (resipien),
dimana dapat menjadi penyelamat
nyawa, tetapi dapat pula berbahaya
dengan berbagai komplikasi
1,8,12
Untuk
meminimalkan
kemungkinan
terjadinya
reaksi
selama
transfusi,
dilakukan
beberapa
tindakan
pencegahan. Pemberian biasanya selama
2 jam atau lebih untuk setiap unit darah
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo W. A., Setiyohadi.B., dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed.5. Jilid 1. Internal
Publishing: Jakarta
2. Guyton AC dan Hell JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.11. Jakarta : EGC.
3. Sherwood L .2009. Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi ke 6. Jakarta:EGC
4. Latief AS, dkk. 2001 petunjuk praktis anestesiologi : terapi cairan pada pembedahan, ed.2
bagian anestesiologi dan terapi intensif, FK UI.
5. Dobson, Michel B. 2012. Penuntun praktis Anestesi. Prinsip terapi cairan dan elektrolit.
Jakarta : EGC.
6. Kaswiyan U. 2010. Terapi cairan perioperatif. Bagian Anestesiologi dan Reanimasi.Fakultas
Kedokteran Universitas padjajaran.
7. Mulyono, I. 2009. Jenis-jenis Cairan, dalam Symposium of Fluid and Nutrition Therapy in
Traumatic Patients, Bagian Anestesiologi FK UI/RSCM, Jakarta.
8. Grethlein, Sara J. 2012. Blood Substitutes . journal of emedicine medscape.
9. Kardon, Eric M . 2014. Transfusion Reactions In Emergency Medicine. journal of emedicine
medscape.
10.Adriansyah, Rizky dkk. 2009. Reaksi Hemolitik Akibat Transfusi. Majalah Kedokteran Indonesia,
Vol: 59, No: 8. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
11.Hanafie, Achsanuddin. 2009. Anemia dan Transfusi Sel Darah Merah pada Pasien Kritis.
Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 39, No. 3. SMF-Anestesi dan Reanimasi FK-USU/RSUP Haj
Adam Malik, Medan, RSU Dr. Pirngadi Medan
12.WHO. 2013. the clinical use of blood in general medicine obstetric pediatrics surgery &
anaesthasia trauma and Bums.
13.Ario, Dewangga dkk. 2011. Kebutuhan Optimal Cairan Ringer Laktat untuk Resusitasi Terbatas
(Permissive Hypotension) pada Syok Perdarahan Berat yang Menimbulkan Kenaikan Laktat
Darah Paling Minimal. Journal of Emergency Vol. 1. No. 1. Departemen/SMF Ilmu Bedah,
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya
TERIMA KASIH