You are on page 1of 34

CASE REPORT 1

Appendisitis Akut


Created : Syifa suciana putri, S.ked
RSUD Bangkinang
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. N
Umur : 20 tahun
Tgl lahir : 30/07/1996
Pekerjaan : mahasiswa
Tgl periksa : 26/09/2016
ANAMNESIS

Keluhan Utama : nyeri perut kanan bawah

Riwayat Penyakit Sekarang :


Nyeri perut kanan bawah disertai mual
muntah sejak 1 SMRS.
OS mengaku nyeri ulu hati, mual,muntah,
perut terasa tidak nyaman, lemas disertai
demam sejak 4 SMRS.
BAK (+) dan BAB tidak ada keluhan

Riwayat Penyakit Dahulu :
OS mengaku mempunyai sakit maag.

Riwayat Penyakit Keluarga : ( - )

Riwayat Alergi Obat : ( - )


PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : Eye (4), Motorik (6), Verbal (5).
Tanda vital :
Tensi : 110/90 mmHg
Nadi : 90x/menit, reguler, isi cukup, kuat
angkat
Suhu : 36,6C, aksila
Respirasi : 18x/menit, torakoabdominal.

Kepala : Normocephal. Palpebra tidak edema,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.

Leher : Trakea di tengah, pembesaran KGB (-),


peningkatan JVP (-).
Thoraks :
Paru
Inspeksi : Simetris, tidak ada ketinggalan gerak,

frekuensi napas 18 kali/menit, teratur,
pernapasan torakoabdominal.
jenis

Palpasi : Fremitus +/+ normal


Perkusi : Sonor +/+ pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler pada kedua
lapang paru, ronki (-/-), wheezing (-/-).
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Teraba pada SIC V1 jari medial
midklavikula sinistra
Auskultasi : Frekuensi jantung 90 kali/menit,
reguler, S1-S2 tunggal, tidak ada murmur dan gallop
STATUS LOKALIS

Abdomen : Datar, distensi (-), bising usus
(+) normal, timpani, hepar dan lien tidak
teraba membesar, nyeri tekan Mc Burney (+),
Rovsing sign (+), defans muskular (-),
Obturator sign (+) Psoas sign (+).

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2
detik.
Genetalia dan anus : tidak dilakukan
pemeriksaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil laboratorium pada tanggal 26/09/2016 :
WBC : 17,6/uL
HGB : 13,1 g/dL
PLT : 284/uL
HT : 38.0 %
Plano Test : negatif
Leukosit urin : negatif
Keton : 3+

Diagnosis Banding
Apendisitis Akut
Gastroenteritis
Kehamilan ektopik

Diagnosis Kerja
Apendisitis Akut
Tatalaksana Usulan

IVFD NaCl 0,9% 20
USG Abdomen
tpm
Injeksi Cefotaxime
skin test alergi
meropenam
Injeksi ketorolac 2 x 1
amp mg (IV)
Observasi keadaan
umum dan vital sign
Puasa dari malam ini,
rencana operasi besok
DEFINISI

Appendisitis adalah peradangan yang


terjadi pada appendix vermicularis.
Dapat ditemukan pada semua umur, hanya
pada anak-anak kurang dari 1 tahun jarang
dilaporkan.
Insiden tertinggi: 20-30 tahun = laki >
perempuan
ANATOMI
Anatomi Appendiks

Terletak di Lumen menyempit


puncak sekum dibagian proksimal
Bentuk tabung
dan melebar di distal.
Pada bayi: kerucut
p: 7-10cm, d:0,7cm
Vaskularisasi :
Dipangkal
a. apendikularis;
terdapat valvula
cabang dari
apendikularis
a.iliocaecalis; cabang
dari a. mesenterica
superior
MACAM POSISI APPENDIKS

Promontorik : ujung
appendiks menunjuk kearah
promontorium sacri

Retrocolic: appendiks
berada dibelakang kolon
ascenden dan biasanya
retroperitoneal

Antecaecal: appendiks
berada didepan caecum

Paracaecal: appendiks
terletak horizontal di
belakang caecum

Pelvic descenden:
appendiks menggantung ke
arah pelvis minor

Retrocaecal (65%):
appendiks berputar ke atas
kebelakang caecum.
FUNGSI APPENDIKS

Berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh

Apendiks dianggap sebagai struktur vestigial


(sisihan) yang tidak memiliki fungsi apapun bagi
tubuh.
Menjaga Flora Usus
ETIOLOGI

Adanya isi lumen

Sumbatan yang terus menerus. o/ krn


adanya fekalit, hipertrofi jaringan limfoid,
sisa barium dr pemeriksaan rontgen, diet
rendah serat, cacing usus (ascaris)
Erosi mukosa apendiks: e.histolitica
Gejala Klinis

Awal nyeri di seluruh perut ( epigastrium


dan regio umbilical). Tahap lanjut Nyeri perut
kanan bawah (Mc Burney)
Mual muntah

Nafsu makan menurun

Obstipasi

Demam bila sudah ada komplikasi (berkisar


37,5c)
ALVARADO SCORE

Appendicitis akut >7


poin
Penanganan 1-4 :
observasi
Penanganan 5-6 :
antibiotik
Penanganan 7-10 :
operasi dini
DIAGNOSIS

Anamnesa : nyeri
perut kanan bawah,
anorexia, mual muntah,
obstipasi

Pemeriksaan fisik

status generalis:
tampak kesakitan,
membungkuk,
memegang perut kanan
bawah, demam
Diagnosis cont...

Status lokalis:

abdomen kuadran kanan


bawah: McBurney nyeri
tekan, lepas, ketok
(+)rangsang peritoneum
Defans muskuler (+)
m.rectus abdominis
Rovsing sign (+)

Psoas sign (+)

Obturator sign (+)

RT : Nyeri tekan pada jam 9


- 12

Gambar: Mc Burney point


Rovsings sign
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : darah dan urin

Appendicogram

Foto polos abdomen

USG
Diagnosis Banding

Gastroenteritis : rasa sakit (lebih ringan)


yang didahului dengan mual muntah,
leukositosis <
Kehamilan ektopik
Infeksi saluran kemih
Demam dengue
Penatalaksanaan

Appendektomi
cito : appendicitis
akut, abses dan
perforasi
Appendektomi
elektif : appendisitis
infiltrat
Konservativ
kemudian operasi
elektif : appendisitis
infiltrat
Appendektomi

Insisi Mc Burney

Insisi Roux

Insisi Pararectal
Terapi konservativ

Bed rest dengan Antibiotik yang


posisi fowler (posisi masif : Metronidazol
terlentang dengan Monitor : infiltrat,
kepala di tinggikan tanda2 peritonitis
18-20 inchs, kaki (perforasi), suhu tiap
diberi bantal, lutut 6 jam, LED, angka
ditekuk) leukosit
Diet cair, kompres
dingin daerah Mc.
Burney
Komplikasi

Gangren

Perforasi dinding apendiks

Phlebitis v.portae

Abses hepar multiple

Sepsis

Menjadi apendisitis kronis


Prognosis

Dengan diagnosis yang akurat dan


pembedahan, tingkat mortalitas dan
morbiditas sangat kecil.
Keterlambatan diagnosis akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas jika
terjadi komplikasi.
Serangan berulang dapat terjadi bila
apendiks tidak diangkat
Daftar pustaka

Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu


Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2004.
Grace, Borley, At a Glance ILMU BEDAH. Edisi
Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2006
Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga.
Jakarta : Penerbit Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Univeristas Indonesia. 2000
Schwartz. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah.
Jakarta : EGC 2000.

You might also like