(PERTEMUAN 1) OLEH : WIWIEN WIDYASTUTI Tujuan Perkuliahan
Mahasiswa memahami konsep
hampiran/aproksimasi Mahasiswa memahami konsep angka bena Mahaiswa memahami dan dapat menghitung galat. Masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikan dengan metode analitis maupun metode numeris. Teknik numeris menghasilkan penyelesaian (taksiran/hampiran/aproksimasi) yang dekat dengan penyelesaian analitis yang eksak. Ketidaksesuaian/ketidakcocokan antara hasil analitis/eksak dengan hasil secara numeris disebut dengan galat/error. Angka Bena (Significant Figure)
Angka bena adalah angka yang dapat digunakan
dengan pasti. Angka-angka ini berhubungan dengan sejumlah angka tertentu ditambah satu angka taksiran. Contoh : Speedometer mempunyai 3 angka bena (48,7) Odometer mempunyai 7 angka bena, (87324,45) Definisi Galat
Galat numerik timbul dari penggunaan hampiran
(aproksimasi) untuk menyatakan operasi dan besaran matematis yang eksak. Galat ini mencakup : 1. Galat pemotongan (truncation error) 2. Galat pembulatan (round-off error) Galat Pemotongan Galat yang dihasilkan karena menggunakan suatu aproksimasi daripada suatu prosedur matematis yang eksak. Contoh : Menghitung turunan kecepatan dengan memakai suatu persamaan beda terbagi hingga dv v v ti 1 v ti
dt t ti 1 ti Galat Pembulatan
Terjadi jika bilangan aproksimasi digunakan
untuk menyatakan suatu bilangan eksak. Contoh : Bilangan-bilangan seperti phi, akar 7 tidak dapat dinyatakan oleh sejumlah tetap angka bena sehingga bilangan-bilangan itu tidak dapat dinyatakan secara eksak oleh komputer. Penyimpangan yang disebabkan oleh penghilangn angka bena ini disebut sebagai galat pembulatan Hubungan antara hasil yang eksak (nilai sejati/ true value),galat dan aproksimasi. Nilai sejati=aproksimasi + galat
Sehingga dapat dikatakan bahwa galat numerik
sama dengan ketidaksesuaian (discrepancy) antara yang eksak dan aproksimasinya Et=nilai sejati aproksimasi
Et=galat sejati (true error)
Kelemahan definisi sebelumnya adalah bahwa tingkat besaran dari nilai yang diperiksa sama sekali tidak diperhatikan. Maka diberikan rumusan baru : galat _ sejati Galat _ relatif nilai _ sejati galat _ sejati t x100% nilai _ sejati t persen galat relatif yang sejati Perhitungan galat dengan rumusan tadi hanya cocok untuk kasus dengan fungsi yang ditangani dapat diselesaikan secara analitis (kasus khusus). Tapi dalam situasiyang sebenarnya, informasi tentang nilai sejati jarang sekali tersedia. Metode alternatif yang terbaik adalah menormalkan galat dengan menggunakan taksiran terbaik yang tersedia dari nilai sejati, yaitu terhadap aproksimasi itu sendiri. galat _ aproksimas i a x100% aproksimas i aproksimas i _ sekarang aproksimas i _ sebelumnya a x100% aproksimas i _ sekarang a persen galat aproksimasi
Nilai dari a dan t bisa negatif atau positif
Pada pelaksanaan komputasi, tanda galat tidak dipedulikan, yang penting adalah apakah nilai mutlaknya lebih kecil dari suatu toleransi () yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga pada perhitungan yang berulang (iteratif),komputasi diulangi sampai a s
Perhitungan akan mendapatkan hasil yang benar sampai