You are on page 1of 70

HOME VISIT-

HOME CARE
REFERRAL PROCESS

Denny Anggoro Prakoso MD MSc


FKIK UMY 2015
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang


dasar-dasar, tahapan dan prosedur
Home visit-Home Care dan Proses
Rujukan
1. HOME VISIT/HOME CARE

Home visit : kedatangan petugas


kesehatan ke rumah pasien untuk lebih
mengenal kehidupan pasien dan atau
memberikan pertolongan kedokteran
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
pasien
Home care : pertolongan kedokteran
dilakukan di rumah tersebut
Ruang Lingkup

Home visit : mengenal lebih dekat dan


pertolongan kedokteran sebatas rawat
jalan (ambulatory service)
Home care : pertolongan kedokteran
yang bersifat rawat inap (hospitalization)
ALASAN HOME VISIT/HOME CARE

1. Untuk lebih mengenal kehidupan


pasien
- memperoleh data yang lengkap
tentang pasien :
- kondisi rumah, kondisi keluarga,
kondisi lingkungan, interaksi sosial,dsb
2. Memberikan pertolongan
- keadaan kesehatan pasien tidak
memungkinkan
- sebagai tindak lanjut pelayanan rawat
inap yang dilakukan rumah sakit
MANFAAT HOME VISIT/HOME CARE

1. Lebih meningkatkan hubungan dokter


pasien
2. Dapat lebih meningkatkan pemahaman
dokter kepada pasien
3. Dapat lebih meningkatkan kepuasan
pasien
4. Dapat lebih meningkatkan pemenuhan
kebutuhan pasien
MASALAH HOME VISIT HOME CARE

1. Terbatasnya pertolongan kedokteran


yang dapat diberikan
2. Panggilan kunjungan rumah yang tidak
diperlukan
3. Ketergantungan pasien dan keluarga
yang berlebihan
TATA CARA HOME VISIT-HOME CARE

Berdasarkan Pelaksana :
1. Dokter
2. Tenaga kesehatan lain yang terlatih

Berdasarkan Inisiatif
1. Dokter
2. Pasien/keluarga
Kegiatan Visit
A. Untuk Pengumpulan Data
1. Mempersiapakan daftar nama keluarga yang
akan dikunjungi (terutama high risk family)
2. Mengatur jadwal kunjungan
3. Mempersiapkan data yang akan dikumpulkan
4. Melakukan pengumpulan dan pencatatan
data
5. Menyampaikan nasihat/edukasi kesehatan
Data Minimal :
Identitas pasien, data rumah,
lingkungan, pemukiman pasien, struktur
keluarga, fungsi keluarga dan interaksi
keluarga
B. ATAS INISIATIF DOKTER

1. Mempersiapkan jadwal kunjungan


2. Menyampaikan jadwal kunjungan kepada
pasien
3. Mempersiapkan keperluan kunjungan
4. Melakukan kunjungan dan pertolongan
kedokteran
5. Mengisi rekam medis
6. Menyusun rencana tindak lanjut
C. ATAS INISIATIF PASIEN

1. Menanyakan keadaan selengkapnya


mengenai kondisi pasien
2. Mempersiapkan keperluan kunjungan
3. Melakukan kunjungan serta
pertolongan kedokteran
4. Mengisi rekam medis
5. Menyusun rencana tindak lanjut
Family Folder

Berisidata pasien dan keluarga


Butuh proses inovasi dan
pengembangan
2. Rujukan (Referral)

Dokter Memiliki Kompetensi Tetapi Akan


Dibatasi oleh Kewenangan
Ilustrasi kasus

Kasus 1 Apa yang akan anda lakukan?


Pasien laki-laki, 23 thn, kecelakaan lalu
lintas, pasien sadar penuh,amnesia (-)
ada vulnus excoriasi di wajah, di kepala
terdapat hematom frontal, mual/muntah
(-), dan gangguan saraf (-)

DIKELOLA SENDIRI RUJUK /KONSULTASI


Kasus 2. Apa yang akan anda lakukan?
Pasien perempuan, 25 tahun, dengan
nyeri perut kanan bawah, nyeri
mendadak, disertai mual, muntah, badan
agak demam. Pasien pernah mengalami
gejala usus buntu sebelumnya, tetapi
menolak untuk dioperasi.
DIKELOLA SENDIRI RUJUK/KONSULTASI
Kasus 3. Apa yang akan anda lakukan?
Pasien laki-laki, 15 tahun, datang dgn
keluhan kuku jari kaki terkena standar
motor. Darah keluar, dan kuku sebagian
mudah digoyangkan terlihat akan lepas.

DIKELOLA SENDIRI RUJUK /KONSULTASI


Kasus 4 Apa yang anda lakukan jika ?
Terdapat 10 orang warga yang
mengalami keracunan setelah makan
jamur yang didapat dari hajatan. Kondisi
pasien sedang, CM, VS normal, tetapi
masih mual dan muntah.

DIKELOLA SENDIRI RUJUK /KONSULTASI


Kasus 5 Apa yang anda lakukan jika ?
Ada seorang bapak, 40 th, datang
dengan perdarahan kedua tangan yang
memancar setelah kejatuhan kaca
ketika sedang membersihkan rumahnya
setelah gempa?

DIKELOLA SENDIRI RUJUK /KONSULTASI


Definisi

Konsultasi

upaya memintakan bantuan


profesional penanganan kasus penyakit
yang sedang ditangani oleh seorang
dokter ke dokter lain yang lebih ahli
Definisi

Rujukan

Pelimpahan wewenang dan tanggung


jawab pengelolaan suatu kasus penyakit
dan ataupun masalah kesehatan secara
timbal balik, yang dapat dilakukan
secara vertikal (berbeda stratanya) atau
secara horisontal(sama stratanya)
1. KarenaDiperlukan
Alasan pesatnya perkembangan ilmudan
Konsultasi dan
pengetahuan ~tidak mungkin dikuasai oleh
Rujukan
seorang dokter
2. Karena makin bervariasinya kebutuhan dan
tuntutan kesehatan keluarga ~perlu kerjasama
antar dokter
3. Karena keterbatasan kemampuan
dokter,ketrampilan, keterbatasan
waktu/kesempatan
Manfaat Konsultasi dan Rujukan

1. Mampu meningkatkan derajat kesehatan


individu, keluarga,dan masyarakat
2. Pengetahuan dan ketrampilan dokter
akan meningkat
3. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan
pasien secara komprehensif akan lebih
terpenuhi
Jenis Rujukan

A. Rujukan Medis
B. Rujukan Kesehatan
A. Rujukan medis
pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab pada rujukan medis adalah
masalah kedokteran

Tujuan untuk menyembuhkan


penyakit dan atau memulihkan status
kesehatan pasien
1. Rujukan pasien(transfer of patient)
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
penatalaksanaan pasien dari satu strata
pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke
strata pelayanan kesehatan yang lebih
sempurna atau sebaliknya, untuk pelayanan
tindak lanjut yang diperlukan
2. Rujukan ilmu pengetahuan(transfer of
knowledge)
pengiriman dokter atau tenaga kesehatan lain
yang lebih ahli dari satu strata pelayanan
kesehatan yang lebih mampu ke strata
pelayanan kesehatan yang kurang mampu
untuk pelaksanaan bimbingan dan diskusi
atau sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan
dan latihan. Misal penanganan Kejang demam
C. Rujukan bahan pemeriksaan
laboratorium(transfer of specimen)
pengiriman bahan-bahan pemeriksaan lab dari
strata pelayanan kesehatan yang kurang
mampu ke strata kesehatan yang lebih
mampu untuk pemeriksaan bahan-bahan
laboratorium. Misal pengiriman jaringan hasil
biopsi.
B. Rujukan kesehatan
Pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab adalah untuk masalah kesehatan
masyarakat
a. Rujukan tenaga
pengiriman dokter atau tenaga kesehatan dari
satu strata pelayanan kesehatan yang lebih
mampu ke strata pelayanan kesehatan yang
kurang mampu untuk menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau
sebaliknya, untuk memperoleh pendidikan dan
latihan. Misal Pelatihan penanganan dan
pelaporan KLB Diare/Demam Berdarah
b. Rujukan sarana
pengiriman pelbagai peralatan medis dan
ataupun non medis dari satu strata pelayanan
kesehatan yang lebih mampu ke strata
pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat
yang ditemukan, atau sebaliknya, untuk
pelayanan tindak lanjut yang diperlukan. Misal
pengiriman Alat Deteksi Dini Leptospirosis
(Leptotec)
c. Rujukan operasional
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat dari satu strata pelayanan
kesehatan yang kurang mampu ke strata
pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau
sebaliknya, untuk pelayanan tindak lanjut yang
diperlukan. Misal Tim Penanggulangan
Bencana.
Karakteristik Konsultasi dan Rujukan
1. Ditinjau dari ruang lingkup kegiatan
*** Konsultasi : memintakan bantuan profesional
pihak ketiga
*** Rujukan : melimpahkan wewenang dan
tanggung jawab penanganan kasus penyakit yg
sedang dihadapi pada pihak ketiga
2. Ditinjau dari kemampuan dokter
*** Konsultasi : pada dokter yang lebih
pengalaman/lebih ahli
*** Rujukan : kelebihan pengalaman/keahlian
tidak mutlak, dapat melimpahkan wewenang
dan tanggung jawabnya meskipun
kemampuannya setingkat
3. Ditinjau dari wewenang dan tanggung
jawab
*** Konsultasi : wewenang dan tanggung jawab
pada dokter yg melakukan konsultasi
*** Rujukan : wewenang dan tanggung jawab
pada dokter yg diberi rujukan
Masalah konsultasi dan rujukan

1. Apabila konsultasi dan atau rujukan tsb


dilakukan atas inisiatif dokter serta penjelasan
yg dilakukan tidak dapat meyakinkan pasien,
dapat menimbulkan rasa kurang percaya pasien
pada dokter
2. Apabila konsultasi dan atau rujukan tsb
dilakukan atas permintaan pasien, dapat
menimbulkan rasa kurang senang pada diri
dokter
3. Apabila dokter tempat dimintakan konsultasi
tidak memberikan jawaban, melainkan
mengambil alih wewenang dan dan tanggung
jawab pananganan pasien atau dokter tempat
rujukan tidak merujuk kembali pasien tsb
setelah tindakan kedokteran selesai dilakukan
4. Apabila dokter yg melakukan konsultasi dan
atau rujukan tidak sependapat dengan saran
atau tindakan dokter konsultan(second opinion)
5. Apabila ada pembatas dalam melakukan
konsultasi dan rujukan, misl:sikap dan perilaku
dokter, pasien tidak cukup biaya, transportasi,
birokrasi dari pihak asuransi
6. Apabila pasien tidak bersedia untuk
dikonsultasikan atau dirujuk
Tata Cara konsultasi
Ada 2 jenis konsultasi
1. Konsultasi formal (formal consultation)
2. Konsultasi informal (informal consultation)
melakukan konsultasi informal,misal :
diskusi/percakapan di kantor, di ruang
istirahat atau melalui telepon
Tata cara/langkah-langkah konsultasi
formal
1. Alasan dilakukannya konsultasi harus
dijelaskan selengkap-lengkapnya pada
pasien

2. Dokter yg melakukan konsultasi harus


berkomunikasi secara langsung dengan
dokter tempat konsultasi
3. Keterangan tentang pasien yg
disampaikan pada waktu konsultasi
harus lengkap tapi tidak berlebihan

4. Sesuai dengan ketentuan kode etik


profesi, seyogyanya dokter yg
dimintakan konsultasi bersedia
memberikan bantuan profesional yg
sesuai
4 Macam Rujukan (Referral)

1. Interval referral :
Dokter keluarga menyerahkan wewenang
dan tanggung jawab sepenuhnya dalam
jangka waktu tertentu, misl: cuti, keluar
kota
2. Collateral referral
menyerahkan wewenang & tanggung
jawab untuk satu masalah kedokteran
khusus, misal:penyakit glaukoma kronik
pd dokter spesialis mata, penanganan
masalah lain masih tetap oleh dokter yg
merujuk, misal ISPA masih dengan
dokter yang merujuk
3. Cross referral
menyerahkan wewenang & tanggung
jawab penanganan penderita
selamanya, misal:pindah ke daerah
lain, pasca PTT.
4. Spit referral
menyerahkan wewenang & tanggung
jawab sepenuhnya, selama pelimpahan
tsb dokter yang merujuk tidak ikut
campur (rujukan terpecah). Misal Kasus
Usus buntu dengan Diabetes. Ke Bedah
dan Ke Penyakit Dalam.
Sistem Rujukan Jenjang Pelayanan
Kesehatan Indonesia
Skema Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan Indonesia
Implementasi Sistim Rujukan

Mencakup semua bidang kesehatan


Contoh Sistim rujukan neonatus, sistim
rujukan kebidanan.
Teknis Persiapan Rujukan (pasien)

1. Komunikasi dengan pasien dan keluarga


2. Melakukan komunikasi dengan tempat
rujukan
3. Mengisi blangko/form rujukan
4. Mempersiapkan alat transportasi
5. Mempersiapkan penderita
6. Pemantauan hal-hal penting dalam
perjalanan rujukan
7. Membina komunikasi dengan tempat rujukan
Akibat Proses Salah Rujukan
Dampak Sistim Rujukan Tidak
Berjalan Baik
1. Pusat pelayanan vertikal mendapatkan
beban yang berlebihan
2. Pelayanan menjadi tidak efektif
3. Pembiayaan kesehatan menjadi tidak
efisien
4. Alur rujukan menjadi terbalik
Dukungan Sistim Rujukan

1. Kesiapan Sumber daya manusia


2. Sistim rujukan yang sudah mantap
3. Komunikasi yang baik
4. Tersedianya Sarana rujukan (misal
form rujukan, alat komunikasi, alat
transportasi)
Transportasi Rujukan

Sarana untuk memindahkan/mentransfer


pasien dari satu pusat pelayanan ke pusat
pelayanan lain

Ada 3 macam sarana :


1. Darat
2. Udara
3. Laut
Bentuk Transportasi Rujukan

Darat (Tradisional)
Darat (Modern)
Remote Area
Air Ambulance
Water Ambulance
Fenomena dalam Rujukan
TERIMA KASIH

You might also like