You are on page 1of 67

Dasar-dasar promosi

kesehatan dan konsep


dasar pencegahan
Titiek Hidayati
Dept. Epidemiologi,
kedokteran keluarga dan
kesehatan masyarakat
PROMOSI KESEHATAN

PROMOSI KESEHATAN
Health promotion is the process of enabling
people to increase control over, and to improve
their health (The Ottawa Charter, 1986)
Kesehatan tidak hanya mengadakan pendidikan
atau penyuluhan kesehatan untuk mengajak
masyarakat mengubah pola hidupnya menjadi
lebih baik, tetapi promosi kesehatan juga
menyediakan sarana dan prasarana, memberikan
advokasi dan juga kebijakan bagaimana agar
tujuan yang ingin dicapai bisa terlaksana.
PROMOSI KESEHATAN

Perubahan pendidikan, organisasi,


ekonomi, lingkungan (Grenn & Johnson)
Advokasi --> peningkatan kemampuan
praktek lebih sehat (Dwore & Kreuter)
Mendorong meningkatkan kontrol
kesehatan (WHO)
Merubah perilaku tak sehat--> sehat
Sasaran: individu, kelompok, organisasi,
komunitas, pemerintah
PROMOSI KESEHATAN

Kombinasi proses perubahan untuk


mendukung kesehatan yang
ditujukan pada:
Pendidikan.
Organisasi.
Ekonomi.
dan lingkungan Grenn & Johnson,
1983)
PROMOSI KESEHATAN

Proses advokasi kesehatan yang dilaksanakan


untuk meningkatkan kemungkinan
personal (individu, keluarga & masyarakat).
swasta (profesional dan bisnis).
serta pemerintah (nasional, propinsi, lokal).
untuk mendukung praktek kesehatan positif
menjadi norma sosial (Dwore & Kreuter, 1980)
Untuk Advokasi, WHO mempumyai 3 hal untuk
mencegah penyakit-penyakit kronis yaitu:
Tidak merokok, perbaikan nutrisi dan aktivitas
fisik.
PROMOSI KESEHATAN

Kriteria Program Promosi Kesehatan yang Baik


Fokus pada 1 atau 2 faktor risiko, feasible
(memungkinkan) diubah, terukur, burden
tinggi
Target oriented program: sesuai sasaran
(sesuai dengan target yang memungkinkan
untuk dirubah)
Intervensi efektif
Sesuai sumber daya yang ada
Manajemen program promosi yang baik
Kondisi fundamental dan sumber untuk
kesehatan

Kedamaian
Tempat berteduh
Pendidikan
Makanan
Penghasilan
Ekosistem yang stabil
Sumber yang berkelanjutan
Keadilan sosial
Kesetaraan
Perbaikan kesehatan membutuhkan dasar yang
yang cukup aman syarat utama tersebut
Ottawa Charter of Health
Promotion
1. Kita perlu mempromosikan kesehatan melalui pengembangan kebijakan
kesehatan publik.
Contoh: Pembangunan kompleks industri yang dekat dengan pemukiman
seyogyanya
memperhatikan lingkungan kesehatan (mencegah efek negatif dari kegiatan
industri tersebut
terhadap kesehatan masyarakat di sekitar kompleks industri).
2. Kita perlu mempromosikan kesehatan melalui penciptaan lingkungan
yang mendukung hidup sehat.
Contoh: Kita memerlukan lingkungan untuk hidup, bekerja dan bersenang-
senang yang dibangun atau diciptakan untuk mendukung kesehatan.
Pelaksanaan lingkungan sehat bebas rokok, contoh : Kampus Bebas Rokok
FK UGM.
PROMOSI KESEHATAN

3. Kita perlu mempromosikan kesehatan dengan memperkuat partisipasi atau aksi


masyarakat.
Masyarakat sendiri yang menentukan kebutuhan dan cara yang tepat memenuhi kebutuhan
tersebut.
4. Kita perlu mempromosikan kesehatan dengan membantu masyarakat mengembangkan
keterampilannya.
Sehingga, masyarakat dapat mengontrol kesehatan dan lingkungannya, dan memiliki
keterampilan yang tepat untuk pilihan kesehatannya.
5. Kita perlu mempromosikan kesehatan dengan melakukan reorientasi sistem pelayanan
kesehatan.
Sehingga, ada keseimbangan antara promosi kesehatan dan pelayanan kuratif dan sistem
pelayanan kesehatan bekerja secara dekat dengan seluruh sektor yang memberikan
dampak
pada kesehatan.
Prioritas Promosi Kesehatan Abad terakhir

1. Mempromosikan tanggung jawab sosial kesehatan.


Pengambil keputusan harus peduli terhadap tanggung jawab
sosial. Sektor publik dan swasta sebaiknya mempromosikan
kesehatan dengan melaksanakan kebijakan dan praktek yang:
Mencegah lingkungan yang tidak aman dan memelihara
sumber yang digunakan
kepentingan umum.
Membatasi produksi dan perdagangan barang-barang yang
membahayakan kesehatan seperti rokok, bahan pengawet,
seperti juga praktek pemasaran yang tidak sehat.
Melindungi masyarakat terhadap di tempat kerja.
Termasuk fokus pada pengukuran dampak kesehatan sebagai
bagian integral daripengembangan kebijakan.
PROMOSI KESEHATAN

2. Meningkatkan investasi untuk pengembangan


kesehatan.
(dana DEPKES banyak digunakan untuk pembangunan fisik
Rumah Sakit, sedang pembangunan fisik layanan-layanan
kesehatan primer (POSYANDU, PUSKESMAS) tidak
dipikirkan)
3. Konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk
kesehatan health.
(sudah dilakukan tetapi belum agresif)
4. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan
memberdayakan promosi kesehatan individu dari,
dengan dan untuk masyarakat.
(sudah dilakukan ditingkat PUSKESMAS, POSYANDU, dan di
tingkat daerah)
5. Menciptakan infrastruktur kesehatan yang aman
perlu mekanisme dana secara lokal, nasional dan
PROMOSI KESEHATAN

Strategi Promosi Kesehatan Departemen


Kesehatan RI
Advokasi.
(mencoba mengadvokasi pemerintah-pemerintah
ditingkat lokal maupun nasional untuk bisa
memperhatikan masalah pembangunan kesehatan)
Bina suasana.
(lebih ke pendekatan daerah/lokal, mencoba
membina kerjasama dengan beberapa swasta dan
kementerian lain)
Pemberdayaan masyarakat.
Strategi Promosi Kesehatan Internasional

Pengajaran
Pelatihan
Konseling
Konsultasi
Komunikasi/Media elektronik dan tulis, tradisional
(tradisional contoh yang di jogja ini menggunakan
tembang (untuk Ca serviks), campur sari, (untuk SADARI).
Media dan advokasi
Pemberdayaan dan partisipasi masyarakat
Pengembangan kebijaksanaan dan advokasi
Perubahan organisasi
Pengembangan komunikasi dan perubahan sosial
Area Promosi Kesehatan

Sekolah
Industri-Tempat Kerja
Rumah Sakit
Masyarakat
Mengapa promosi kesehatan di
sekolah?
Anak usia sekolah 1/3 waktu hidup
dihabiskan di sekolah
Sekolah memiliki pengaruh besar dalam
membentuk perilaku seseorang di kemudian
hari
Banyak perilaku sehat dapat terbentuk pada
usia sekolah, ex:
Tegas menolak tawaran merokok
Perilaku suka jajan makan fast food saat
dewasa
PROMOSI KESEHATAN

Mengapa promosi kesehatan perlu dilakukan di sekolah? Karena pada anak usia sekolah
1/3 waktu hidupnya dihabiskan di sekolah. Belum lagi jika ditambah dengan jam di luar
akademik sekolah misalnya kalo anak tsb aktif di kegiatan ekstrakulikuler, atau kegiatan
yang
berhubungan dengan akademik tapi diluar jam sekolah contahnya les tambahan, mengikuti
bimbingan belajar. Sehingga dari porsi waktu yang besar itulah yang bisa mempengaruhi
pembentuakan perilaku seorang anak. Lalu sebelum melakukan promosi kita harus dapat
mengambil segmen yang tepat, sesuai dengan program yang diinginkan, misalnya
permasalahan yang banyak timbul pada usia sekolah yaitu penyalahgunaan NAPZA, maka
programnya bisa berupa upaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan NAPZA.
Lalu sasarannya, kebanyakan permasalahan kenakalan remaja terjadi pada siswa SMA (yang
lebiah sering SMA negeri dan SMA yang tidak favorit). Mengapa? Karena merupakan masa
transisi, pencarian jati diri, kondisinya masih labil, jadi sangat mudah dipengaruhi oleh
lingkungan. Dan pada siswa SMA itu lebih dikhususkan pada remaja (siswa) yang
berkarakteristik
inferior atau bisa juga yang merasa dirinya inferior, contohnya bermasalah dengan
akademik,
prestasi dll. Ciri remaja dg penyalahgunaan NAPZA adalah yang paling sering dekat dengan
kriminalitas dan masalah ekonomi, serta prestasi yang buruk.
Sasaran Pencegahan NAPZA
pada SLTA
PROMOSI KESEHATAN

Siswa
mematuhi peraturan
terlibat dalam pembuatan kebijakan
ketrampilan mengatasi stress
akses pada perawat sekolah atau
konselor
menghargai diri sendiri
PROMOSI KESEHATAN

Orang tua
keterlibatan dalam kebijakan
mendukung kelompok
mempunyai strategi untuk
membantu anak
menjadi contoh
orang tua mengawasi
PROMOSI KESEHATAN

Guru
Pelatihan: pencegahan, mangatasi
stress, strategi dan pendekatan,
menghargai diri sendiri
Membuat kebijakan
Perkembangan kurikulum
Menjadi contoh/teladan
PROMOSI KESEHATAN

Diknas
Pelatihan
Membuat kebijakan
Perkembangan kurikulum
Pembiayaan konselor
Menjadi sumber
PROMOSI KESEHATAN

Masyarakat
Partisipasi dalam pembelajaran
Adanya perlindungan terhadap anak
(maksudnya diharapkan masyarakat
lebih kritis thd anak sekolah dalam
berperilaku hidup di luar sekolah).
Mengembangkan lingkungan yang
aman
Tahap-tahap promosi kesehatan di sekolah

School need assessment:


Relevant health statistics in school age
population (morbidity, mortality)
Evidence of current impact
Epidemiologic: behavior, environment
determinant
Prevalence/incidence of behavior determinant
Consultation with expert and key community
Consultation with individual community
member
PROMOSI KESEHATAN

Pendekatan program dengan kepala sekolah perlu ijin


diknas
Cara:
Ungkapkan bahwa intervensi masih cukup flexibel
akomodasi keinginan sekolah
Coba pahami interest lawan bicara
Coba buat lawan bicara interest kepada anda dengan
memaparkan manfaatnya bagi lawan bicara
Kemukakan fakta pendukung ide dan cari fakta pendukung
ide lawan bicara
Apa konsekuensi jika dilakukan/tidak dilakukan promosi
kesehatan
Sering bertemu dengan orang sulit, kendalikan emosi
PROMOSI KESEHATAN

Contoh: Penanggulangan NAPZA


dengan Pembentukan teater sekolah
di Kodya YK
Pelaksana LSM: Kalika
Lokasi: SLTA di kotamadya
Yogyakarta
Sasaran: Siswa SLTA
Tujuan: Pencegahan NAPZA di SLTA
Kerja sama: BKPK, PHP DIY
PROMOSI KESEHATAN

Latar Belakang:
Prevalensi NAPZA di DIY tinggi
Awalnya mengancam siswa S1, merembet ke
SLTA, SLTP dan SD
Saat paling rawan NAPZA adalah masa SLTA
pencarian jati diri, ingin berkreasi, energi yang
tinggi
Alihkan perhatian dari NAPZA ke teater
(harapannya tim teater bisa jadi educator)
Teater sebagai ajang promosi anti NAPZA dengan
prinsip pendidikan rekan sebaya
PROMOSI KESEHATAN

Bentuk kegiatan
Rekrutmen relawan yang:
Siswa SLTA, prestasi akademik cukup, dipercaya oleh
rekan sebaya
Interest seni drama
Diijinkan orang tua
Pembentukan kelompok teater SLTA di 3 wilayah kota YK
Penguatan organisasi kelompok teater
Pelatihan:
Seni drama: Pengenalan diri s/d Pementasan teater
Penanggulangan NAPZA
Pementasan teater anti NAPZA judul sesuai anggota
PROMOSI KESEHATAN

Di Sekolah
Pencegahan penyakit gigi dan mulut
Pencegahan penyakit infeksi :
Diare
Kecacingan
Penerapan hidup sehat:
Olah raga
Pemilihan makanan
Penerapan lingkungan sehat:
Kebersihan lingkungan
Kerja sama antara Puskesmas dengan sekolah
Pemberdayaan UKS
Pembentukan dokter kecil
Keterlibatan guru (olah raga dan kesehatan)
Partisipasi dari orang tua murid
Promoting health in organization: working institution
( Promosi Kesehatan ditempat Kerja)

The aims of promoting health in working


institution
Performing safe, healthy, and supporting
environment for working
The working behavior of the workers is healthy
The healthy behavior of:
Workers
Workers family
Surrounding community
Community of product user
PROMOSI KESEHATAN
Langkah-langkah Promosi Kesehatan ditempat
Kerja

1. Meningkatkan dukungan manajer


a. Meningkatkan komitmen
b. Dukungan finansial
c. Terlibat dalam pengembangan program
2. Koordinasi
a. Koordinasi dengan divisi lain ditempat kerja
b. Koordinasi dengan tempat kerja lain
3. Penilaian yang dibutuhkan
a. Mengidentifikasi masalah2 kesehatan yang ada di
tempat kerja
b. Mengidentifikasi faktor penyebab dan alternative
pemecahan masalahnya
PROMOSI KESEHATAN
4. Merancang program
a. Mengidentifikasi bahan-bahan yang mungkin
b. Mengidentifikasi alternative pemecahan program
c. Merancang strategi, meliputi:
- Jenis-jenis strateginya
- Dimana, kapan dan bagaimana?
- Tiap orang bertanggung jawab
- Bagaimana memonitor dan mengevaluasinya
5. Pelaksanaan Promosi Kesehatan
a. peremcanaan sebelumnya
b. harus fleksibel dalam mengakomodasi kebutuhan lokal
6. Memonitor (mengawasi) dan Evaluasi
a. bersama dengan stakeholder lain penggunaan barang-barang
b. mengkoordinasikan pemecahan masalah yang juga dirasakan oleh para
stakeholder
c. mengevaluasi dan memperbaiki program
7. Program
a. berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
b. membuat program yang sesuai dengan kebutuhan ditempat kerja
PROMOSI KESEHATAN

Promosi Kesehatan Bapedalda (Badan


Pelaksana Dampak lingkunagn Daerah)
DIY untuk penurunan faktor risiko CVD
Gambaran Lokasi Penelitian
Kantor pemerintahan tingkat propinsi
Visi kantor: Menjaga keseimbangan
lingkungan
Di awal tahun tidak banyak kegiatan kantor
Jumlah pegawai 75 orang
PROMOSI KESEHATAN

Alasan pemilihan lokasi:


PNS banyak yang memiliki FR CVD
Visi kantor tidak terkait dengan
masalah kesehatan secara langsung
Tujuan Pendidikan:
Meningkatkan kesadaran karyawan
Bapedalda DIY memikirkan FR CVD
dalam kehidupan sehari-hari mereka
PROMOSI KESEHATAN

Program Pendidikan:
1. Pendekatan Manajemen
2. Penyadaran bahaya CVD:
Pemaparan gambaran CVD di Yogyakarta
Identifikasi penyakit-penyakit CVD diantara para karyawan
Pemeriksaan tekanan darah dan wawancara
Umpan balik hasil pemeriksaan fisik
3. Meningkatkan partisipasi karyawan
Pemaparan cara-cara pencegahan
Identifikasi cara pencegahan yang sesuai
Identifikasi kebutuhan pendidikan pencegahan CVD
PROMOSI KESEHATAN

4. Mengetahui ketrampilan pencegahan


Ceramah dan diskusi serial:
Diet sehat pencegah penyakit jantung
Bagaimana berolah raga yang baik
Bagaimana cara berhenti merokok
Pelatihan relawan untuk pengukuran tekanan darah
5. Kesepakatan-kesepakatan pendukung
Kesepakatan penyediaan snack sehat tinggi serat
Olah raga rutin seminggu dilanjutkan ukur tekanan darah
Sebulan sekali jalan bersama
Cek kesehatan mandiri (general check-up program pemerintah,
EKG mandiri
karyawan biasa)
Kegiatan dilanjutkan oleh relawan yang telah terbentuk
PROMOSI KESEHATAN

Evaluasi awal:
Observasi: Peserta datang terlambat, one by one
Pretes Pengetahuan, sikap, praktek FR CVD
Pengukuran fisik
Evaluasi Proses:
Peserta hadir 80%
Tidak ada yang meninggalkan ruangan ceramah
Banyak pertanyaan tentang cara praktis diet
tinggi serat
PROMOSI KESEHATAN

Post test program


Observasi: Diskusi para peserta yang
tertarik berlanjut hingga 1 jam
Pos tes Pengetahuan, sikap, praktek FR
CVD
Pengukuran fisik
PROMOSI KESEHATAN Di tempat kerja

Keselamatan kerja
Kesehatan dan kebersihan di tempat
kerja
Pencegahan penyakit infeksi dan
tidak menular
Lingkungan sehat
Rekreasi dan olah raga
PROMOSI KESEHATAN
Di Rumah Sakit
Pencegahan penyakit: Primer,
Sekunder, Tersier
Pembudayaan hidup sehat
Penerapan pengendalian penyakit
Pemberdayaan dokter dan petugas
kesehatan lainnya
Pemberdayaan Masyarakat
The model of working with community
KAB model (Knowledge, Attitude, behavior)
Health professional define what knowledge, attitude and practice needed
for the
community health
Domination of health professional
Empowerment model
Enhancing individual capacity which enabling them to control over their
own health status
The role of health professional as a facilitating friend
Community action model
To mobilize the community to reduce the inequality which is the main
cause of health
problem
Following the community choice
PROMOSI KESEHATAN
Model (Contoh) Pemberdayaan Masyarakat:
PSP (Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku) yang mendominasi pada
petugas kesehatannya
Para tenaga ahli kesehatan mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku yang
dibutuhkan untuk kesehatan masyarakat.
Penguasaan tenaga ahli kesehatan
Model KAB ini kurang sesuai jika diaplikasikan dimasyarakat kalangan atas
Bentuk kekuatan/ kemampuan/ wewenang
Meningkatkan kemampuan individu untuk lebih mengontrol status
kesehatannya.
Peran tenaga ahli kesehatan sebagai penyedia fasilitas
Aksi Masyarakat
Mengerahkan masyarakat untuk mengurangi ketidaksamarataan terutama
yang
menyebabkan permasalahan kesehatan
Menuruti pilihan masyarakat.
PROMOSI KESEHATAN
Langkah-langkah Penguatan Masyarakat
1. Memahami kondisi daerah tersebut:
Observasi permasalahan yang ada
Memahami jaringan komunikasi daerah tersebut
Menggali factor penyebab yang ada
Menemukan alternative pemecahan masalahnya
2. Pendekatan dengan pemimpin masyarakat
3. Bekerja dengan masyarakat
Memotivasi masyarakat supaya mampu memecahkan permasalahannya
Bersama masyarakat membuat intervensi
Memfasilitasi bagaimana mengatur perubahan untuk memastikan
kemampuan
Melaksanakan intervensi bersama masyarakat
Mengawasi dan mengevaluasi intervensi bersama masyarakat
PROMOSI KESEHATAN
Latar Belakang
Lokasi: Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, Jawa Tengah
Alasan pemilihan lokasi: Pegunungan sulit air
Jenis: Community Heath promotion program
Pelaksana: LPM UII
Kerja sama dengan BKPK, PHP, DIY
Kasus : Penanganan Air Bersih
Gambaran kegiatan
Kecamatan Samigaluh daerah pegunungan
Musim kemarau kesulitan air
Sumber air bersih: Air sumur, mata air
Sumur 2 buah dalam 1 dusun
Pembuatan sumur mahal
Air disalurkan dengan pipa/selang
Tanah longsor pipa rusak
PROMOSI KESEHATAN
1. Need assessment
RAP:
Pertemuan dengan toma identifikasi kebutuhan setempat
Observasi lapangan:
Mata air tertutup sampah kualitas air berkurang
Air bersih disalurkan dengan pipa/ selang
Tanah longsor pipa pecah
Dana berantai dari pemdes untuk perbaikan rumah sehat
2. Targeted Audience
1 dusun ada 60 KK
Kelompok warga: terpelajar dan awam
Terpelajar vokal too dominate
Biasa menurut yg vokal less participation
Forum komunikasi masyarakat: Pertemuan dusun
PROMOSI KESEHATAN
Program Planning
Kesepakatan penetapan masalah
Kesepakatan penyelesaian masalah
Perlunya penguatan organisasi (motor ekstern)
Penguatan tenaga ahli dalam organisasi
(motor ekstern):
Resolusi konflik
Tehnis pembuatan sumur
Penguatan jaringan
PROMOSI KESEHATAN
Program Implementation
Penetapan masalah:
Permasalahan yang dihadapi air bersih?
Brain storming masalah yang dihadapi: Sumur, Mata air, Malaria
Survey kampung sendiri untuk pemetaan masalah di lokasi
Pemotretan SAB bermasalah
Diputuskan membuat sumur dengan dana bergulir (10 juta)
Penguatan organisasi:
Pembentukan organisasi: susunan, tugas, tanggung jawab, orangnya
Aturan main peminjaman:
Tak ada bunga uang administrasi
Surat perjanjian peminjaman
Diketahui ahli waris
Kesepakatan penyelesaian hutang tak terbayar
Aturan pembangunan
PROMOSI KESEHATAN
Program Evaluation
Monitoring:
Proses diskusi dominasi vokal
Kehadiran diskusi berbenturan dengan tahlilan
Evaluasi:
Jumlah sumur terbangun
Kelancaran angsuran hutang
Administrasi
Kohesivitas organisasi masyarakat
Cara pemecahan konflik
Keberlangsungan program
Concepts of Prevention
Concepts of Prevention

The objective of preventive medicine


is to intercept or oppose the cause
and thereby the disease process.
Levels of Prevention:
1. Primary prevention
2. Secondary prevention
3. Tertiary prevention
Pencegahan
PRIMARY PREVENTION
Ths is the measure undertaken in the period of
prepathogenesis (i.e.before the development of the
disease) which removes the possibility of occurence
of the diseases,for which removes the possibility of
occurrence of the disease.
Specially,it is all the more important in those
diseases, for which no treatment is available, e.g.
AIDS, cancer, rabies, carries tooth, etc.
Primary prevention can be adopted by two modes
of interventionnamely health promotion and
Specific protection.
Secondary Prevention
Actions which halts the progress of a
disease at its incipient stage and
prevents complications.
Intervention in early pathogenesis phase.Early
diagnosis and adequate treatment.

Largely the domain of a clinical medicine.


Drawbacks:Already there is suffering of
mental anguish, pain.
Loss of productivity
More expensive and less effective
Tertiary Prevention
All measures available to reduce or
limit impairments and disabilities,
minimize suffering caused by
existing departures from good health
and to promote the patients
adjustment to irremediable
conditions.
Intervention in late pathogenesis
phases to prevent sequelae and limit
disability.
Modes of Intervention

Any attempt to intervene or interrupt


the usual sequence in the
development of disease.
Modes of intervention:Health promotion
Specific protection
Early diagnosis and treatment
Disability limitation
Rehabilitation
PRIMARY PREVENTION
Health Promotion
This consist of General measures, which will strengthen the
individual/host and prevents the occurrence of the disease by
interrupting the interaction among the three factors of epidemiological
triad.
The various measures of health promotion are:
Health education (on personal hygiene, oral hygiene, nutrition
education, life-style, etc.).
Sex education.
Adequate nutrition.
Improvement in the environmental sanitation (such as control of
insects, provision of protected water supply, sanitary disposal of
sewage, etc.).
Promotion of breast feeding and proper weaning.
Family planning and spacing of births.
Genetic counseling (premarital and marriage counseling)
Efficient ante-natal care and post natal care.
Recreation facilities (sports, games, cultural activities, etc.).
Improvement in the literacy level.
Specific Protection
This consist of specific measure,which prevent specific diseases.
The various measures are:
Immunization against vaccine preventable diseases,
Silver nitrate or Penicillin eye drops against ophthalmia
neonatorum,
Condom against AIDS
Use of specific nutrients (Vit. A against nutritional blindness, IFA
against nutritional anemia, Iodised salt against Iodine
Deficiency Disorders),
Helmet against head-injury,
Masks against pneumoconiosis,
Ear plugs against noise induced deatness,
Lead apron against radiation hazards,
Visor against welding keratitis,
Barrier cream against occupational skin cancer,
Avoidance of allergens and carcinogens,
Sterilization procedures of surgical instruments,
Pasteurization of milk,
Traffic signals against road accidents,
Specific Protection
Immunization e.g. Vaccine
preventable diseases.
Specific nutrient e.g. Iron.
Protection against injuries (seat belt)
Chemoprophylaxis e.g. against
Malaria.
Control of consumer product quality
and safety of foods, drugs, cosmetics
etc.
Secondary prevention

Early diagnosis and Treatment


The detection of disturbances of
homoeostatic and compensatory
mechanism while biochemical,
morphological and functional
changes are still reversible.
Important in reducing high morbidity
and mortality.
Secondary prevention
This helps in the following ways:
Helps in recovery from the disease (restoration)
Reduces the duration of illness in the individual,
Minimizes the suffering,
Prevents the development of complications,
Prevents further spread of the diseases in the
community,
Prevents or postpones the deaath of the
individual.
Tertier prevention
Disease Impairment Disability Handicap
Accident Loss of foot Inability to Loss of job
waalk
Vit A deficiency Corneal xerosis Blurring of Blindness and
vision loss of job
Leprosy Involvement of Inability to work Unemployment
nerves because of claw
hand
Tertier prevention
Rehabilitation
The combined and coordinated use of medical,
social, educational and vocational measures
for training and retraining the individual to
the highest possible level of functional
ability.
Medical rehabilitation
Vocational rehabilitation
Social rehabilitation
Psychological rehabilitation
Example rehabilitation care:
1. Establishing the schools for the blind
2. Providing aids for crippled, such as
artificial limb
3. Reconstructive surgery in leprosy
4. Graded exercises in paralysis
5. Intraocular implantation of learn
among cataract patient.
Functions of a doctor:
The care of the individual
The care of community Community
diagnosis & Community treatment

As a teacher
Ringkasan pencegahan
Ringkasan pencegahan
Terima kasih

Titiek Hidayati
Dept. Epidemiologi,
kedokteran keluarga dan
kesehatan masyarakat

You might also like