You are on page 1of 20

Tatalaksana Awal Gangguan Respirasi Pada Bayi Baru

Lahir

ELLA ROLITA
Pembimbing : dr. Devi Gusmaiyanto, Sp.A, M.
Biomed
KEPANITRAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TENGKU RAFIAN
KABUPATEN SIAK
2017
Pendahuluan
Gangguan napas merupakan masalah yang
sering dijumpai pada BBL, di tandai dengan
takipnea, napas cuping hidung, retraksi
interkostal, sianosis dan apnu.
Gangguan napas yang paling sering adalah TTN
(Transient Tachypnea of the Newborn), RDS
(Respiratory Distress Syndrome) atau PMH
(Penyakit Membran Hialin) dan Displasia
bronkopulmonar.
Gangguan napas merupakan kasus emergensi,
30-40 % pada BBL
Definisi
Gangguan nafas adalah meningkatnya
kerja pernafasan di tandai dengan :
- takipnea : > 60-80x/i
- retraksi
- nafas cupung hidung
- merintih atau grunting
- sianosis
Patofisiologi
Paru berasal dari pengembangan
embryonic foregut dimulai dengan
perkembangan bronchi utama pada usia
3 minggu kehamilan.
Pertumbuhan paru kearah kaudal ke
mesenkim sekitar dan pembuluh darah,
otot halus, tulang rawan dan komponen
fibroblast berasal dari jaringan ini. Secara
endodermal epitelium mulai membentuk
alveoli dan saluran pernapasan.
Di luar periode embrionik ini, ada 4 stadium
perkembangan paru :

Pseudoglandular (5-17 minggu)


- Terjadi perkembangan percabangan bronkhius dan
tubulus asiner
Kanalikuler (16-26 minggu)
- Terjadi proliferasi kapiler dan penipisan mesenkim
- Diferensiasi pneumosit alveolar tipe II sekitar 2 minggu
Sakuler (24-38 minggu)
- Terjadi perkembangan dan ekspansi rongga udara
- Awal pembentukan septum alveolar
Alveolar (36 minggu lebih 2 tahun setelah lahir)
- Penipisan septum alveolar dan pembentukan kapiler
baru
Surfaktan paru

Dibentuk pada pneumosit alveolar tipe


II disekresikan kedalam rongga udara
kecil sekitar 22 minggu usia kehamilan
Komponen utama surfaktan :
fosfolopid, sebagian besar terdiri dari
dipalmytilphosphatidylcholine (DPPC)
Di sekresi oleh eksositosis dari lamellar
bodies pneumosit alveolar tipe II dan
myelin tubuler
Pembentukan myelin tubuler tergantung
pada ion kalsium dan protein surfaktan SP-A
SP-B
Surfaktan lapisan tunggal berasal dari myelin
tubuler dan sebagian besar terdiri dari DPPC
Fungsinya untuk mengurangi tegangan
permukaan dan menstabilkan saluran napasl
selama ekspirasi yang kemungkinan
stabilisasi dan pemeliharaan sisa volume
paru
Klasifikasi gangguan napas
Etiologi gangguan napas
pada BBL
Sindrom aspirasi mekonium
Sindrom aspirasi mekonium (meconium
aspiration syndrome, MAS) disebabkan aspirasi
cairan amnion yang mengandung mekonium.
Respiratory distress syndrome (RDS)/ Penyakit
membran hialin (PMH)
Merupakan gangguan pernapasan yang
berhubungan dengan struktur paru yang belum
matur dan defisiensi surfaktan, terutama terjadi
pada neonates usia <34 minggu atau berat
lahir <1500 gram.
TTN (Transient Tachypnea of the Newborn)
Kondisi yang dapat sembuh spontan yang
ditandai dengan takipnea, retraksi ringan,
hipoksia, dan terkadang merintih,
biasanya tanpa tanda-tanda distress
pernapasan berat.
Pneumnonia neonatorum
Infeksi bakteri seperti grup streptococcus
(GBS), staphylococcus aureus,
streptococcus pneumonia merupakan
penyebab tersering pneumonia
neonatorum.
Pneumotoraks
Merupakan kelainan yang diakibatkan
oleh tekanan berlebihan yang di terima
oleh alveolus selama tindakan
resusitasi. Pneumotoraks dapat terjadi
spontan maupun didapat dari infeksi,
SAM, defprmitas paru, barotraumas
ventilasi.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
- Pada pemeriksaan fisik dapat di jumpai gejala klinik
gangguan napas, beberapa tanda di bawah ini:
- Merintih atau grunting tetapi warna kulit masih
kemerahan, merupakan gejala yang menonjol
- Sianosis
- Retraksi
- Tanda obstruksi saluran napas mulai dari hidung:
aresis koanae, di tandai dengan kesulitan
memasukkan pipa nasogastrik melalui hidung
- Air ketuban bercampur mekonium atau
pewarnaan hijau-kekuningan pada tali pusat
- Abdomen mengempis (scaphoid abdomen)
Diagnosis banding
Kelainan sistem respirasi:
- Obstruksi saluran napas atas
- RDS (Respiratiry distress syndrome)
- TTN (Transient tachypnea of the newborn)
- Pneumonia
- Sindroma aspirasi mekonium
- PPHN: Persistent pulmonary hypertension in
newborn
- Pneumothorak, atelektasis, perdarahan paru,
efusi pleura
Sepsis
Sistema kardiovaskular: penyakit jantung bawaan, gagal
jantung kongestip, PDA (Patent ductus arteriosus), syok
Metabolik: keadaan yang dapat menyebabkan asidosis,
hipo/hipertermia, gangguan keseimbangan elektrolit,
hipoglikemia
Sistema hemopoetik: Anemia (termasuk anemia akibat
kehilangan darah secara akut, yang dapat
mengakibatkan syok hipovolemik atau kehilangan darah
kronik yang dapat menyebabkan gagl jantung kongestip
dan polisitemia)
SSP = Sistem Susunan Syaraf Pusat: perdarahan,
depresi farmakologik, drug withdrawal malformasi,
asfiksia saat lahir/depresi pernapasan.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium:
Analisis gas darah (AGD)
Elektrolit
Pemeriksaan jumlah sel darah:
polisitemia mungkin karena hipoksemia
kronik
Pemeriksaan rontgen
Algoritma diagnosis dan Tatalaksana Gagal nafas pada Neonatus

Neonatus dengan distress nafas


Berat

(PCH, grunting, apneu, sianosis
Ringan-Sedang
Resusitasi:
(Takipneu ringan)
Bersihkan jalan nafas, hisap lendir (suction)
Pemberian oksigen , pasang OGT Disesuaikan
Pasang akses intra vena : menurut usia
D10% 60 ml/kgBB
Ca-Gukonas 10% 6-8 ml/kgBB
Monitor temperatur
Monitor saturasi
Rontgen toraks (Bila memungkinkan)
Evaluasi menggunakan
skor Downes YA Observasi 30 menit
Perbaikan klinis Membaik
TIDAK ( Ancaman gagal nafas/DS6) TIDAK YA
Pemberian O2 dilanjutkan
Intubasi
Monitoring saturasi
Pemberian antibiotik spektrum luas:
Rontgen toraks
Ampicillin & Gentamicin (inisial)
Perawatan
Pemeriksaan penunjang:
Evaluasi menggunakan bayi rutin
Darah rutin & hitung jenis, AGD, GDS, elektrolit,
skor Downes
rontgen toraks
Konsul NICU/rujuk ke RS yang memiliki NICU
HasilAGD: Hipoglikemi bolus D10% 2cc/kgBB,
Asidosis dilanjutkan infus kontinyu kec 6-8
metabolik/respiratorik mg/kgBB/mnt
Bila pH 7,25 Na- Hiperglikemi kuranngi konsentrasi
Bikarbonat 1-2 mEq/kgBB infus glukosa (D5%)
dlm 30 menit

Perawatan di NICU
penatalaksanaan
Prognosis
Prognosis tergantung pada latar
belakang etiologi gangguan napas
Prognosis baik jika gangguan napas
akut dan tidak berhubungan dengan
keadaan hipoksemia yang lama
Kesimpulan
Gagal nafas pada neonatus merupakan masalah klinis
yang sangat serius, yang berhubungan dengan tingginya
morbiditas, mortalitas dan biaya perawatan.
Faktor resiko utama gagal nafas pada neonatus adalah
prematuritas, bayi berat badan lahir rendah, dan
golongan sosioekonomi rendah.
Diagnosis gagal nafas merupakan diagnosis klinis.
Gambaran klinis yang meningkatkan kewaspadaan klinis
akan terjadinya gagal nafas antara lain: peningkatan atau
penurunan laju respirasi, peningkatan atau penurunan
usaha nafas, periodic breathing, apnea, sianosis yang
tidak berkurang dengan pemberian oksigen, turunnya
tekanan darah disertai takikardi, pucat, kegagalan
sirkulasi yang diikuti bradikardi, dan penggunaan otot-
otot pernafasan tambahan.
TERIMAKASIH

You might also like