You are on page 1of 17

Laporan Kasus

APPENDICITIS

FEBRIA NURUL INTAN 7112080037


SYAIFUL AZIM 7112080131
YELVI NALITA 7112081774
YONGKY SUGANDA 7112081777

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR - SMF ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN SUMATERA UTARA
Anatomi dan Fisiologi Appendix

Ap
Definisi dan Klasifikasi Apendisitis
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks
vermiformis.
Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut
fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh
akan timbul striktur lokal. Apendisitis
purulenta difusi yaitu sudah bertumpuk nanah.
Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis
kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh
akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis
obliteritiva yaitu apendiks miring, biasanya
ditemukan pada usia tua.
Gambara
Etiologi
Infeksi bakteri
n klinis

Faktor pencetus: sumbatan lumen


appendiks (akibat hiperplasia jaringan
Nyeri abdomen periumbilikal,
limfe, fekalith, tumor, cacing askaris) mual, muntah
dan erosi mukosa appendiks akibat
E.Hystolitica. Lokalisasi nyeri menuju fossa
iliaca dextra

Patofisiolog Pireksia ringan

iSumbatan sekresi mukus


tek.intralumen gang.
Flushing, takikardi

Nyeri tekan (biasanya saat


Aliran limfe edema + kuman lepas) di titik Mc.Burney
ulserasi mukosa
appendicitis akut fokal ( nyeri Nyeri tekan pelvis sisi kanan
visceral di ulu hati karena pada pemeriksaan pre rectal
peradangan mukosa referred
pain Th10). Peritonitis jika appendiks
mengalami perforasi
Gang. Aliran vena trombus
iskemik+ kuman pus Massa appendiks jika pasien
appendicitis supuratif (nyeri datang terlambat
Pemeriksaan
Diagnosis
penunjang
A: nyeri perut mula-mula di
epigastrium Mc.Burney, demam Foto abdomen kadang
subfebris, abdominal discomfort,
Dunphys sign (nyeri saat batuk).
ditemukan fekolit,
P.Fisik: - inspeksi (DBN)
adanya perselubungan
- Palpasi : Rovsing sign (+), Blumbreg di fossa iliaca dextra.
sing (+) nyeri lepas, nyeri titik pada
Mc.Burney, defans muskuler (+) USG abdomen massa
m.rektus abdominal. infiltrat atau abses.
Perkusi: Nyeri ketok (+)
Aukultasi (DBN) Laparoskopi berguna
Rectal Touche: nyeri padajam 9-11 pada kasus yang
Psoas sign (+). meragukan
Obturator sign (+).
Laboratorium
Tabel 2.1. Skor Alvarado Skor
Migrasi nyeri dari abdomen sentral ke 1
fossa iliaka kanan
Anoreksia 1
Mual atau Muntah 1
Nyeri di fossa iliaka kanan 2
Nyeri lepas 1
Peningkatan temperatur (>37,5C) 1
Peningkatan jumlah leukosit 10 x 109/L 2

Neutrofilia dari 75% 1


Total 10
Pasien dengan skor awal 4 sangat tidak mungkin menderita apendisitis dan tidak
memerlukan perawatan di rumah sakit kecuali gejalanya memburuk.
Diagnosa
Banding Terapi
Gastroenteritis
Demam Dengue
Kelainan ovulasi Pembedahan
Konservatif
Infeksi panggul dilakukan
appendektomi
Kehamilan di luar pada infiltrat
kandungan appendikuler
Kista ovarium dengan
Endometriosis ovarium metode F-
eksterna regimen
Urolitiasis pielum/ OCHNER -
ureter kanan SHERREN (6F)
Penyakit saluran cerna
lainnya
Prognosa
Komplikasi
Massa Kebanyakan pasien setelah
periappendikular operasi appendektomi sembuh
spontan tanpa penyulit, namun
Appendicitis
komplikasi dapat terjadi apabila
perforata pengobatan tertunda atau telah
Appendicitis kronik terjadi peritonitis (peradangan di
dalam rongga perut).

Biasanya sembuh antara 10


sampai 28 hari.
LAPORAN KASUS
Anamnesis Pribadi
Nama : Widah hanum
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jln. Garu IIA No 63 Medan
Tanggal masuk : 01 september 2016
Ruangan : Jabal Rahmah
Keluhan Utama : sakit perut kanan bawah
Telaah :
Wanita umur 24 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Umum Haji Medan dengan keluhan
sakit perut kanan bawah. Hal ini dialami pasien sejak 3 hari yang lalu.Sebelumnya OS belum
pernah berobat. Keluhan yang dirasakan nyeri perut kanan bawah (+),mual (+), muntah
(+),demam (-), BAK (+),warna BAK jernih, BAB (+) normal,flatus (+).
Riwayat Penyakit Terdahulu: -
Riwayat Pemakain Obat : -
Riwayat Alergi Obat : Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat.
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
Status Presens Status Generalisata
Sensorium : Compos mentis
Pemeriksaan Fisik
Tek. Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit Kepala Mata: Konjungtiva palpebra inferior pucat (-) /(-),
Pernapasan : 20x/menit sklera ikterik (-)/(-), RC (+)/(+), pupil isokor 3 mm
Suhu : 36 Co
Telinga Dalam batas normal
BB: 63 kg; TB: 160 cm Hidung deviasi septum (-), sekret (-).
Anemis : (-)
Mulut Atrofi papil (-)
Ikterus : (-)
Sianosis : (-) Leher TVJ R-2 cmH2O, trakea medial, pembesaran KGB (-),
Dyspnoe : (-) Struma (-)
Edema : (-) Thorax Inspeksi : Normal fusiformis, napas tertinggal (-)
Depan Palpasi : SF kanan = kiri, kesan normal
Keadaan Umum: Tampak Sakit
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
BPH R/A : ICR V/VI dekstra
BPJ atas : ICR III sinistra
BPJ kanan : ICR IV LSD
BPJ kiri : 2 cm medial LMCS ICR V
Auskultasi : SP : vesicular,ST: (-)
Jantung (HR) : 60 x/i, regular,
Status Generalisata
Thoraks Inspeksi : Normal fusiformis
Belakang Palpasi : SF kanan = kiri, kesan normal
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : SP : vesicular
ST : (-)

Abdomen Inspeksi : Distensi (-), jejas (-), benjolan(-)


Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri terbatas pada regio iliaka kanan ,nyeri
tekan perut kanan bawah (+),nyeri lepas(+)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik usus (+) Normal

Pinggang Tappingpain (-)/(-)


Inguinal Dalam batas normal
Genitalia Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremit Edema (-)/(-), sianosis (-)/(-)
as Sup

Ekstremit Edema (-)/(-), sianosis (-)/(-)


as Inf
Status Lokalisata
Regio iliaka dextra:
Inspeksi: dalam batas
normal
Palpasi: Rovsing sign (+),
Blumbreg sing (+) nyeri
lepas, nyeri titik pada
Mc.Burney, defans muskuler
(+) m.rektus abdominal.
Perkusi : nyeri ketok perut
kanan bawah (+)
Auskultasi : bising usus (+)
normal
PEMERIKSAAN HASIL LABORATORIUM

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Darah Rutin
Hb 13,9 12-16
Eritrosit 4,3 3,9-5,6
Leukosit *12,900 4,000-11,000
Ht 39,7 36-47
Trombosit 309000 150.000-
450.000
Index Eritrosit
MCV 91,9 80-96
MCH *32,1 27-31
MCHC *35,0 30-34
Hitung jenis leukosit
Eosinofil 1 1-3
Basofil 0 0-1
Netrofil stab *0 2-6
Netrofil seg *77 53-75
Limfosit *14 20-45
Monosit 8 4-8
Laju
Urin Endapan
rutin darah 24 0-20

Makroskopis
Warna kuning kuning
Kejernihan jernih jernih
pH 6,0 4,6-8,0
Berat Jenis 1025 1013-1030
Protein negatif negatif
Glukosa negatif negatif
Nitrit negatif negatif
Bilirubin negatif negatif
Urobilinogen negatif negatif
RESUME :
Wanita umur 24 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Umum Haji Medan dengan
keluhan sakit perut kanan bawah. Hal ini dialami pasien sejak 3 hari yang lalu.
Sebelumnya OS belum pernah berobat. Keluhan yang dirasakan nyeri perut kanan
bawah (+), mual (+), muntah (+), demam (-), BAK (+), warna BAK jernih, BAB (+)
normal, flatus (+).
RPT : (-)
RPO : (-)
Diagnosa Banding : Appendisitis Akut
Gatroenteristis
Urolitiasis
Kista Ovarium
Diagnosa Sementara : Appendisitis Akut
Tindakan Bedah : Appendektomi
PENATALAKSANAAN
Penatalaksaan yang dapat dilakukan pada penderita appendisitis meliputi
penanggulanangan konservatif dan operasi.
Penanggulangan konservatif
Penanggulangan konservatif terutama diberikan pada penderita yang tidak mempunyai
akses kepelayanan bedah berupa pemberian antibiotik. pemberian antibiotik berguna
untuk mencegah infeksi. pada penderita appendisitis perforasi, sebelum operasi
dilakukan pengantian cairan dan elektrolit, serta pemberian antibiotik sistemik.
Prosedur Operasi
MEDIKAMENTOSA
Bed rest, Head up 30%
Monitoring vital sign.
IVFD RL 20 gtt/i
Ceftriaxon 1 gr/12 jam
Ciprofloxacin 200 mg/12 jam
Ketorolac 30 mg/8 jam
Ranitidin 1 amp/12 jam
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
DAFTAR PUSTAKA
Sari DK, Mirzanie H, Leksana, Slamet AW. Chirurgica
(re-package edition). Jakarta: Tosca Enterprise.2005.Bab-
IV.h1-7.
Sjamsuhidayat.R & Wim de jong. Buku ajar ilmu
bedah. Edisi revisi. Jakarta : penerbit buku kedokteran
EGC, 1997. hl.523-538.
Grace PA, Borley NR. At a glance: ilmu bedah. Ed. III.
Jakarta: Erlangga. 2002. hl.118-119.
Mansjoer A, Suprohaita, Wardhini WI, Setiowulan W.
Kapita Selekta Kedokteran. Ed. III jilid 2. Jakarta: Media
Aescupalis. 2000. h313-317
Sabiston. Buku ajar bedah (Essentials of surgery).
Bagian 2, cetakan I : Jakarta, penerbit buku kedokteran
EGC. 1994.
Suwardi, ref bedah Hernia dan penangannya , cirebon,
2010.

You might also like