You are on page 1of 78

GAMBARAN

RADIOGRAFIK
TRAUMA PADA
GIGI DAN RAHANG
KELOMPOK A 7

Yudhistira Rendra K 021411131032


Zhafira Nur Shabrina 021411131033
Dea Syarafina P W 021411131034
Lisa Rosulia 021411131035
TRAUMA

Trauma dapat didefinisikan sebagai cedera yang dihasilkan


oleh kekuatan eksternal. Luka traumatis dapat melibatkan gigi,
rahang atau gigi dan rahang. Tingkat dan luas cederanya
tergantung pada tingkat keparahan trauma. Meskipun
gambaran intraoral cukup dalam diagnosis dari cedera
traumatik yang melibatkan gigi, radiografi ekstraoral juga
diperlukan dalam evaluasi cedera traumatis pada rahang.
Fraktur adalah suatu keadaan

FRAKTUR dimana tulang retak, pecah, atau


patah, baik tulang maupun tulang
rawan. Bentuk dari patah tulang
bisa hanya retakan saja, sampai
hancur berkeping-keping. Penyebab
fraktur adalah trauma, misalnya
kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
ketinggian, kecelakaan kerja dan
kecelakaan atau cedera olahraga.
RADIOLOGIC SIGNS OF FRACTURE

Fraktur sering salah di artikan sebagai garis walaupun sifatnya 3D.


Sebuah fraktur bisa terlewat jika bidang frakturnya tidak sejajar dengan
arah incident x-ray beam on single plane image.
Berikut ini adalah tanda-tanda umum yang mengindikasi adanya fraktur
pada gigi atau tulang:

1. Adanya satu atau dua garis radiolusen diantara batas struktur anatomi. Apabila garis
memanjang melewati garis batas mandibula, lebih dari kemungkinan mereka mewakili struktur
yang tumpang tindih. Apabila garis memanjang melewati garis batas dari akar gigi, garis
tersebut mungkin menunjukkan neurovascular canal yang tumpang tindih.
2. Perubahan outline dan bentuk dari struktur anatomi normal. Mandibula yang tampak tidak
simetris antara sisi kiri dan kanan memungkinkan terjadi fraktur. Fraktur pada mandibula juga
memungkinkan terjadinya perubahan kontur pada bidang oklusal pada lokasi fraktur tersebut.
3. Terputusnya outer border. Terputusnya outer border akan tampak sebagai celah.
4. Peningkatan radiopacity dari struktur. Ini dapat menyebabkan tumpang tindih antara dua
fragmen gigi atau tulang seperti daerah yang muncul radiopaque ganda
Cedera oromaksilofasial diklasifikasikan menjadi
tiga

klasifikasi (Yokoyoma dkk, 2006), yaitu:

1)Fraktur kerangka wajah (meliputi fraktur mandibula, fraktur


maksila, frakturtulang

alveolar, fraktur zygomatik,dan fraktur tulang tulang wajah


lainnya)

2) Cedera jaringan gigi

3) Cedera jaringan lunak


Klasifikasi Fraktur
1. Single Fracture (fraktur tunggal)
2. Multiple Fracture
3. Simple Open Closed Fracture
4. Compound atau open Fracture
5. Comminuted Fracture
6. Complicated atau complex Fracture
7. Greenstick Fracture
1. SINGLE FRACTURE

Yaitu fraktur yang terjadi hanya pada satu tempat.


Contoh : Angulus mandibula
Leher condyle
Corpus mandibula

Arrow marks fracture with two fracture lines showing the fracture is through the medial and lateral
cortex of the mandible, root canal on central incisor, wisdom teeth in place. Note that the teeth to the
left of the fracture do not touch the upper teeth
2. Multiple Fracture

Terjadi lebih dari satu tempat

Contoh : Leher condyle ,Korpus mandibula

multiple mandible fractures of a patient seen by an oral surgeon in the right condyle, right body and
left coronoid process
3. Simple Open Closed
Fracture

Garis fraktur tidak berhubungan dengan


jaringan yang berada di luar maupun di dalam.
Insiden fraktur ini tidak menimbulkan luka
terbuka baik di kulit, mukosa, ataupun
membran periodontal. Dapat atau tidak terjadi
pergerakan fragmen.

Contoh: Fraktur Kondilus, Prosesus


Coronoideus, dan Ramus asenden

Regio P2 M1
Simple Open Closed Fracture
4. Compound atau open Fracture

Fraktur ini berhubungan dengan jaringan yang berada di


luar seperti kulit, mukosa, dan membran periodontal.
semua fraktur dapat menimbulkan luka terbuka pada garis
fraktur.
Contoh: Terjadi perdarahan di lokasi fraktur
Regio C M1
Compound atau open Fracture

3D CT reconstruction of mandible fracture, white arrow


marks fracture, red arrow marks moderate displacement and
open bite
5. Comminuted Fracture

Fraktur menyebabkan tulang pecah tulang terpisah menjadi


beberapa kepingan. Fraktur jenis ini disebabkan karena
benturan yang keras dengan kecepatan yang tinggi.
Contohnya: Korpus mandibula
Comminuted Fracture
6. Complicated atau
complex

Pecahnya tulang yang menyebabkan kerusakan pada organ


maupun struktur.
Disertai kerusakan jaringan lunak yang parah, serta terjadi
displacement (pergeseran) tulang dapat ke arah intra oral.
Contoh: Fraktur tulang hidung, Lacrimal
Tulang orbita, dinding sinus maksilaris (fraktur yang
berada di dekat nervus)
Pada fraktur komplikata, mungkin
dapat

terjadi komplikasi seperti :

Obstruksi jalan napas

Gangguan penglihatan

Obstruksi saluran nasalacrimal

Komplikasi neurologis
7. Greenstick

Fraktur dimana salah satu korteks tulang patah dan korteks


yang lain menjadi bengkok. Fraktur ini hanya dapat terjadi
pada anak-anak karena pertumbuhan tulang mempunyai
ketahanan yang lebih kuat.
Concussion
TRAUMA Luxation
PADA GIGI Avulsion
CONCUSSION

Benturan di gigi yang berdampak pada struktur


vaskular akar gigi dan ligament periodontal yang
menybabkan edema inflamasi.
Klinis :
o Pada gigi yang trauma terasa rapuh ketika disentuh,
dengan mengetuk gigi secara horinsontal atau vertical
secara lembut
o Gigi juga mungkin sensitif untuk menggigit
Gambaran Radiografi

Terlihat adanya pelebaran ligament periodontal


Gambaran radiografi

Hilangnyanya rongga pulpa dan adanya resorpsi akar internal


LUXATION

Luxation adalah gigi mengalami dislokasi dari soket gigi


setelah lepas dari perlekatan periodontal
Luxation dibagi menjadi 3:
1. Intrusive Luxation: terjadi dislokasi gigi ke arah dalam tulang
alveoli
2. Extrusive Luxation : terjadi dislokasi gigi ke arah
permukaan soket gigi
3. Lateral Luxation : terjadi dislokasi gigi ke arah di luar
arah sumbu gigi (mesial, distal, lingual, bukal)
KLINIS
Adanya pergerakan pada bagian apikal gigi pada extrusive
dan lateral luxation
Jika parah dapat terjadi nekrosis pulpa atau hilangnya ruang
pulpa dan saluran akar
Pada Luxation yang ringan, tampak seperti gigi normal
walaupun sedikit goyah, terasa sangat sensitif waktu
perkusi atau mengunyah.
GAMBARAN RADIOGRAFI

Intrusive Luxation : dapat menyebabkan sebagian / seluruh penutupan


ligament periodontal space
GAMBARAN RADIOGRAFI

Extrusive Luxation : terjadi pertambahan lebarnya


periodontal ligament space dan gigi ini juga mengalami
sedikit terangkat keluar soket gigi
GAMBARAN RADIOGRAFI

Lateral Luxation : terjadi dislokasi gigi ke


arah di luar sumbu gigi (bukal)
AVULSION

Avulsion adalah gigi terlepas dari


soketnya/tulang alveol akibat trauma langsung
mengenai gigi yang bersangkutan atau dapat
pula tidak langsung, yaitu akibat dari rahang
yang terkena trauma.
KLINIS

Sering terjadi pada maksila, lebih sering hanya satu


gigi yang hilang.
Sering terjadi pada pasien usia muda, dimana gigi
Incisivus sentral baru saja erupsi dan jaringan
periodontal belum terbentuk sempurna
GAMBARAN RADIOGRAFI

Terlihat lamina dura dari soket gigi yang kosong


GAMBARAN RADIORAFI

Terlihat tulang berkembang pada dinding lateral soket. Pada ujung


petunjuk tampak garis radiolusen yang mirip bentukan saluran akar.,
sehingga memberi gambaran yang mirip akar tertinggal.
Pada umumnya
fraktur gigi
permanent
FRAKTUR disebabkan oleh
PADA GIGI karena jatuh,
kecelakaan naik
kendaraan, pukulan
yang mengenai gigi
FRAKTUR MAHKOTA GIGI

DIBAGI 3 KATEGORI :
Fraktur hanya di bagian enamel gigi : Infraction of the Crown
/ keretakan mahkota
Fraktur yang melibatkan enamel dan dentin, tetapi belum
melibatkan jaringan pulpa : uncomplicated Fracture
Fraktur yang telah melibatkan enamel, dentin dan jaringan
pulpa : Complicated Fraktur
GAMBARAN RADIOGRAFI

Fraktur hanya pada bagian enamel gigi


Pada gambar ini juga terlihat adanya luxation
Fraktur yang melibatkan enamel dan dentin tapi belum melibatkan pulpa
Fraktur yang telah melibatkan enamel, dentin, dan pulpa
FRAKTUR AKAR GIGI

Fraktur akar sering terjadi pada insisiv 1 maksila akibat trauma


pada wajah, tulang alveolar, atau gigi

Klinis
Untuk melihat derajat kegoyangan akar gigi yang fraktur, letakan
jari diatas tulang alveol, bila yang goyang hanya bagian
mahkota, sedangkan bagian akar yang tertanam tidak goyang,
ini berarti ada fraktur akar gigi
GAMBARAN RADIOGRAFI

Fraktur akar gigi, terlihat garis horizontal radiolusen


Garis fraktur arah oblique yang radiolusen
Fraktur akar vertikal

merupakan fraktur yang memanjang dari mahkota ke arah


apeks gigi.
Klinis :
Pasien mengeluh nyeri karena tekanan yang besar
Pasien mungkin memiliki rarefying osteitis
GAMBARAN
RADIOGRAFI

A. Gambar terdapat pada premolar pertama rahang


bawah yang telah dilakukan perawatan endodontik.
Terlihat bahwa terdapat fraktur pada saluran akar
B. Gigi caninus rahang bawah dengan perpindahan
fragmen yang signifikan.
FRAKTUR KOMBINASI

Fraktur yang terjadi pada mahkota


hingga akar, dan biasanya melibatkan
pulpa.

Tampak
gambaran
fraktur dari
mahkota hingga
pada akar gigi
TRAUMA
1. Fraktur Mandibula
PADA TULANG 2. Fraktur MidFasial

FASIAL
FRAKTUR Prevalensi Kejadian:
1. Usia 16-35 tahun
MANDIBUL 2. Pria 3 kali lebih banyak dari
A wanita
Kecelakaan, jatuh, trauma olah raga
Berhubungan dengan trauma lainnya
FRAKTUR MANDIBULAR
BODY

Fraktur mandibular body 1 sisi sering disertai fraktur


prosesus condyle sisi berlawanan
Trauma pd anterior mandibula unilateral/ bilateral
fraktur prosesus condyle
Trauma keras pd sisi lateral fraktur pd angulus, ramus,
prosesus coronoid
Pd anak-anak biasanya di regio anterior
GAMBARAN RADIOGRAFI

1. Garis radiolusen tajam pd tepi fraktur


2. Bentukan step pd pergeseran fragmen tulang yg fraktur
3. Bidang oklusal tdk rata
4. Kadang tepi dr batas fraktur overlapping dan lebih radiopak di regio
tsb
FRAKTUR MANDIBULAR
CONDYLE

Terjadi di bagian leher atau kepala condyle


Fraktur bagian leher condyle lebih sering terjadi

GEJALA KLINIS: GAMBARAN RADIOGRAFI:


Tdk selalu tampak jelas Regio lateral dan
Palpasi pd telinga luar tdk anteroposterior pd kedua sisi
teraba condyle condyle
Krepitasi saat buka-tutup mulut Radiografi proyeksi Lateral
Pembengkakan dan trismus di Cephalometry of Skull,
daerah sendi TMJ Panoramic, Lateral Oblique
Gigitan terbuka anterior saat of The Ramus Mandible
oklusi (Anterior Open Bite) Proyeksi Reverse Towns
dan Trans Orbital, utk arah
frontal
GAMBARAN RADIOGRAFI
GAMBARAN RADIOGRAFI
GAMBARAN RADIOGRAFI
FRAKTUR PROSESUS
ALVEOLARIS

Fraktur Simple dapat terjadi pd cortical plate bag


bukal/lingual, pd maksila maupun mandibula. Pd
umumnya bersamaan dengan trauma gigi, gigi
mengalami luksasi, dengan atau tanpa dislokasi, dan garis
fraktur tampak horizontal. Biasanya terjadi di regio
anterior maxilla.
GEJALA KLINIS: GAMBARAN
Maloklusi disertai pergerakan dr
fragmen fraktur
RADIOGRAFI:
Dapat terlihat untuk fraktur
Luka terbuka
Kegoyangan seluruh fragmen pd kedua sisi
Sukar membedakan fraktur
fraktur tulang saat palpasi dan
akar dgn fraktur yg overlap
digerakkann satu gigi
Bunyi tidak wajar saat perkusi dr pd tulang alveolar
Radiografi dgn proyeksi
gigi yg terletak pd fragmen tulang
Perdarahan dr hidung dan regio yg sudut berbeda
terlibat
Echymosis/hematom pd
vestibulum bag bukal
GAMBARAN RADIOGRAFI
GAMBARAN RADIOGRAFI
1.Fraktur Orbital
Wall Blow Out
2.Fraktur
FRAKTUR Zygomaticus
MIDFASIAL 3.Fraktur Maxilla (Le
Fort)
FRAKTUR ORBITAL WALL BLOW
OUT

Fraktur orbital wall blow out merupakan hasil


trauma yang disebabkan masuknya benda
yang terlalu besar pada rongga orbital, seperti
tinju atau bola baseball. Trauma ini dapat
menyebabkan kerusakanpada dinding
tulangorbita yang relatif tipis.
KLINIS

Enophtalmos, restrictive strabismus, dan rasa baal di


infraorbital yaitu di daerah kelopak mata bawah dan
pipi, sampai ke gusi atas.
penurunan visus dan vertical diplopia, ekimosis,
ptosis
pembengkakan pada daerah periorbital, gerakan
bola mata terbatas, disertai rasa nyeri bila bola mata
digerakkan
Pendarahan subconjunctiva pada bola mata
Pasien biasanya mengalami gangguan dalam
menggerakkan bola mata ke atas
GAMBARAN RADIOGRAFI

PA cephalometric
Projection, dan Waters
USG : Pemeriksaan ini
memiliki sensitivitas
sebesar 85%
CT Imaging:
Merupakan pilihan
utama. Dilakukan
dengan potongan
coronal
MRI : kurang
disarankan karena MRI
kurang baik dalam
menggambarkan
kondisi tulang
Waters
Projection

fraktur pada
orbital rim kiri
FRAKTUR ZYGOMATICUS

Fraktur zygomaticus merupakan salah satu


fraktur midfasial yang paking sering terjadi,
umumnya sering terjadi pada trauma yang
melibatkan bagian tengah wajah.
DIBAGI MENJADI 2:
1. Fraktur kompleks zygomaticus 2. Fraktur Lengkung zygomaticus

TAMPAK FRONTAL

PANDANGAN SUBMENTOVERTEKS
KLINIS

Hilangnya tonjoloan prominen pada daerah


zygomaticus dan kurvatur cembung yang normal
pada daerah temporal.
Dalam kebanyakan kasus, dapat terjadi periorbital
ecchymosis dan pendarahan sclera.
epitaksis unilateral, anestesi atau paresthesia pipi,
dan gerakan mata terganggu.
Gerakan mandibular mungkin akan terbatas apabila
terjadi pergeseran os zygomaticus yang akibat
pengaruh processus coronoideous
GAMBARAN RADIOGRAFI

Waters dapat
memperlihatka
n tulang
zygomatic dan
sinus B
maxillaries
A

Waters Projection dari fraktur kompleks zygomaticus


region kanan (A) fraktur pada dinding lateral sinus
maksilaris (B) fraktur pada orbital rim kanan
Submentovertex, dapat
memeperlihatkan lengkung tulang
dari zygomatic
CT Imaging

A B

Menunjukkan depresi dan rotasi dari fraktur kompleks


zygomaticus kiri (A) tampak axial (B) tampak coronal.
Tingkat udara-cairan juga terlihat di sinus maksilaris
kiri.
FRAKTUR MAXILLA

Fraktur maxilla ini merupakan fraktur yang


kompleks dan bervariasi, sehingga dibuatkan
klasifikasi oleh Le Fort menjadi :
1. Le Fort I (horizontal Fracture)
2. Le Fort II (Pyramidal Fracture)
3. Le Fort III (Craniofacial Disjunction)
LE FORT I (HORIZONTAL
FRACTURE)

Merupakan fraktur maxilla


arah horizontal pada tulang
maxilla, dan terjadi
pelepasan tulang alveol
rahang atas dari tulang fasial
bagian tengah, sehingga
terjadi gerakan bebas dari
maxilla, terlihat seperti
mengambang, disebut
Floating-Jaw.
KLINIS

Gigi rahang atas posterior berkontak dahulu dengan


gigi rahang bawah
Gigitan anterior terbuka, dagu retruded, dan wajah
menjadi panjang.
Pembengkakan dan memar pada mata, nyeri atas
hidung dan wajah, dan kelainan bentuk hidung.
Epistaksis
terjadi pengelihatan ganda sesekali.
GAMBARAN RADIOGRAFI

Cephalometric
Projection of
Posteroanterior of
Skull untuk melihat
grais fraktur dalam
jurusan transversal.
Lateral Cephalometric
of fasial bone : untuk
melihat garis fraktur
jurusan sagittal
Waters projection of
skull, untuk melihat
apakah dasar sinus
juga terlibat
CT Imaging
(a) Preoperative lateral cephalogram and (b) postoperative lateral
cephalogram of a patient with Le Fort I osteotomy
LE FORT II (PYRAMIDAL
FRACTURE)

Fraktur yang dimulai dari os


nasal dan meluas melalui os
etmoid dan os lacrimal,
turun kebawah melalui
sutura zygomaticofacial,
berlanjut ke posterior dan
lateral melalui maxilla,
dibawah zygomaticus dan
kedalam pterigoid.
KLINIS

Edema di kedua periorbital, disertai dengan


ekimosis, yang terlihat seperti raccoon sign.
Biasanya ditemukan juga hypoesthesia di nervus
infraorbital.
Kadang terjadi Maloklusi dan open bite
Kadang-kadang disertai warna merah kebiruan dari
sclera mata dan konjunctiva
Terjadi perdarahan hidung (epistaxis) dan keluarnya
cairan cerebrospinal.
GAMBARAN RADIOGRAFI

Cephalometric
Projection of
Posteroanterior of
Skull
Lateral Cephalometric
of facial bone
Waters Projection of
Skull
CT Imaging
LE FORT III (CRANIOFACIAL
DISJUNCTION)

merupakan terpisahnya
semua tulang muka dari
basis crania dengan fraktur
simultan zygomaticus,
maxilla, dan os nasal.
KLINIS

Remuknya wajah disertai adanya mobilitas tulang


zygomatikomaksila kompleks yang menyebabkan
terdesaknya bagian tengah dari region nasal ke arah
dalam.
Fraktur ini disertai pula dengan keluarnya cairan
cerebrospinal, edema, dan ekimosis periorbital.
GAMBARAN RADIOGRAFI

Cephalometric
Projection of
Posteroanterior of
Skull
Lateral Cephalometric
of facial bone
Waters Projection of
Skull
CT Imaging

Waters Projection menunjukkan


fraktur Le Fort III
PA cephalometric Projection menunjukkan
fraktur di dinding lateral kedua sinus maksilaris

You might also like