You are on page 1of 19

PENGERTIAN

Bahasa: adhdharby fil ardhi atau


bepergian untukMUDHARABA
urusan dagang
Terminologi: H akad kerjasama usaha
antara pemilik dana dan pengelola dana
untuk melakukan kegiatan usaha, laba
dibagi atas dasar nisbah bagi hasil
menurut kesepakatan kedua belah pihak;
sedangkan bila terjadi kerugian akan
ditanggung oleh si pemilik dana kecuali
disebabkan oleh misconduct, negligence
atau violation oleh pengelola dana
KARAKTERISTIK AKAD
MUDHARABAH

Jaminan modal
tidak boleh ada jaminan atas modal, namun
demikian agar pengelola dana tidak melakukan
penyimpangan, pemilik dana dapat meminta
jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga.
Dan jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila
pengelola dana terbukti melakukan kesalahan
yang disengaja, lalai atau melakukan pelanggaran
terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama
dalam akad.
KARAKTERISTIK AKAD
MUDHARABAH
Perjanjian:
akad/kontrak/perjanjian sebaiknya dituangkan
secara tertulis dan dihadiri para saksi. Dan dalam
perjanjian harus mencakup berbagai aspek antara
lain tujuan mudharabah, nisbah pembagian
keuntungan, periode pembagian keuntungan,
ketentuan pengembalian modal, hal hal yang
dianggap sebagai kelalaian pengelola dana dan
sebagainya..
KARAKTERISTIK AKAD
MUDHARABAH

Mempunyai risiko tinggi karena:

pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam


pengelolaan usaha kecuali sebatas memberikan
saran-saran dan melakukan pengawasan

informasi usaha dipegang oleh pengelola dana dan


pemilik dana hanya mengetahui informasi secara
terbatas.
Pembagian Risiko:
Pemilik dana memiliki resiko dalam bentuk
finansial
Pengelola dana memiliki resiko dalam
bentuk non finansial

Pembagian keuntungan:
Menggunakan nisbah yang disepakati
Menggunakan nilai realisasi keuntungan,
yang mengacu pada laporan hasil usaha
periodik yang disusun oleh pengelola
dana
KARAKTERISTIK AKAD
MUDHARABAH

Persengketaan:
Apabila terjadi perselisihan
diantara dua belah pihak maka
dapat diselesaikan secara
musyawarah di antara mereka
berdua atau melalui badan
arbitrase syariah.
HIKMAH AKAD
MUDHARABAH

Agar dapat memberi manfaat dan


keringanan kepada manusia.
Ada sebagian orang yang memiliki harta,
tetapi tidak mampu untuk membuatnya
menjadi produktif.
Ada pula orang yang tidak memiliki harta
tetapi ia mempunyai kemampuan untuk
memproduktifkan nya.
Dengan akad mudharabah, dapat tercipta
kerjasama antara modal dan kerjasama demi
kemashlahatan dan kesejahteraan umat
manusia.
SKEMA MUDHARABAH
RUKUN DAN KETENTUAN
SYARIAH AKAD MUDHARABAH

a.Pemilik modal (Shahibul Maal).


b. Pengelolah usaha (Mudharib).
c. Proyek atau usaha (Amal).
d. Modal (Rasul Maal).
e. Ijab qabul (shiqat).
f. Nisbah bagi hasil.
JENIS MUDHARABAH

1. Mudharabah muthlaqah:
pengelola dana memiliki kewenangan untuk melakukan apa saja
dalam pelaksanan bisnis bagi keberhasilan tujuan mudharabah
itu.
2. Mudharabah muqayyadah
pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana
mengenai lokasi, cara, dan atau objek investasi/sektor usaha
3. Mudaharabah musytarakah
Merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad
musyarakah).
PRINSIP PEMBAGIAN HASIL
USAHA

Pembagian hasil usaha mudharabah dapat


dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil
(revenue sharing) atau bagi laba (profit
sharing).
Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka
dasar pembagian hasil usaha adalah laba
bruto (gross profit) bukan total pendapatan
usaha (omzet).
Sedangkan dalam prinsip bagi laba, dasar
pembagian adalah laba neto (net profit) yaitu
laba bruto dikurangi beban yang berkaitan
dengan pengelolaan modal mudharabah.
CONTOH PERHITUNGAN BAGI
HASIL

Penjualan Rp 1.000.000
HPP Rp 650.000
Laba kotor Rp 350.000
Biaya-biaya Rp 250.000
Laba (rugi) bersih Rp 100.000
metode profit sharing dengan nisbah pemilik: pengelola =
30:70
- Pemilik : 30% x Rp 100.000 = Rp 30.000
- Pengelola : 70% x Rp 100.000 = Rp 70.000
metode revenue sharing dengan nisbah
pemilik:pengelola=10:90
- Pemilik : 10% x Rp 350.000 = Rp 35.000
- Pengelola : 90% x Rp 350.000 = Rp 315.000
BAGI HASIL UNTUK AKAD
MUDHARABAH MUSYTARAKAH(PSAK
105 PAR 34)

hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana


sesuai nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil
investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana tersebut
dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan
pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing; atau
hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai
musytarik) dan pemilik dana sesuai dengan porsi modal
masing-masing, selanjutnya bagian hasil investasi setelah
dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut
dibagi antara pengelola dana dengan pemilikdana sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
CONTOH PERHITUNGAN
BAGI HASIL MUDHARABAH
MUSYTARAKAH
soal

A dan B usaha bersama, dimana A Investasi


uang Rp. 2.000.000 dalam usaha B. Nisbah
untuk A dan B disepakati 1:3.
Setelah usaha berjalan, B ikut berinvestasi Rp.

500.000.
Laba Januari 2008 : Rp. 1.000.000
PERHITUNGAN BAGI HASIL
MUDHARABAH MUSYTARAKAH
ALTERNATIF 1

Pertama,
Bagian A: x Rp 1.000.000 = 250.000
Bagian B: x Rp 1.000.000 = 750.000
Kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk
pengelola dana tersebut (Rp 1.000.000 Rp 750.000) dibagi
antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik
dana sesuai dengan porsi modal masing-masing;
Bagian A: Rp 2.000.000/Rp 2.500.000 x 250.000 = Rp 200.000
Bagian B : Rp 500.000/Rp 2.500.000 x 250.000 = Rp 50.000
Sehingga B sebagai pengelola dana akan memperoleh Rp
750.000 + Rp 50.000 = Rp 800.000, dan A sebagai pemilik dana
akan memperoleh Rp 200.000.
PERHITUNGAN BAGI HASIL MUDHARABAH
MUSTARAKAH ALTERNATIF 2
Pertama hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai
musytarik) dan pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing,
Bagian A: Rp 2.000.000/Rp 2.500.000 x Rp 1.000.000 = Rp 800.000
Bagian B: Rp 500.000/Rp 2.500.000 x Rp 1.000.000 = Rp 200.000
Kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana
(sebagai musytarik) sebesar
Rp 800.000 (Rp 1.000.000 Rp 200.000) tersebut dibagi antara pengelola
dana dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Bagian A: x Rp 800.000 = 200.000
Bagian B: x Rp 800.000 = 600.000
Sehingga B sebagai pengelola dana akan memperoleh Rp 200.000 + Rp
600.000 = Rp 800.000, dan A sebagai pemilik dana akan memperoleh Rp
200.000.
PERBEDAAN BAGI HASIL DENGAN
BUNGA
Sistem Bunga Sistem Bagi hasil
Penentuan bunga dibuat pada waktu Penentuan besarnya rasio/ nisbah bagi hasil dibuat
akad dengan asumsi harus selalu pada waktu akad dengan berpedoman pada
untung kemungkinan untung rugi

Besarnya persentase berdasarkan Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah
pada jumlah uang (modal) yang keuntungan yang diperoleh
dipinjamkan

Pembayaran bunga tetap seperti yang tergantung pada keuntungan proyek yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan
proyek yang dijalankan oleh pihak ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
nasabah untung atau rugi

Jumlah pembayaran bunga tidak Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan
meningkat sekalipun jumlah peningkatan jumlah pendapatan.
keuntungan berlipat atau keadaan
ekonomi sedang booming

Eksistensi bunga diragukan (kalau Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil
tidak dikecam) oleh beberapa
kalangan

You might also like