You are on page 1of 14

Task

Readi
ng
Hukum dan Etika dalam Pelayanan
Geriatri

Opi
M. Oleh Kelompok 5
Hidayatullah Sulatun
Silva H.
Neta
R
hli
Ga
Pendahuluan
Dalam bidang geriatri, masalah etika (termasuk
hukum) sangat penting artinya, bahkan diantara
berbagai cabang kedokteran mungkin pada cabang
inilah etika dan hukum paling berperan. Kane (1994)
dkk menyatakan : .... ethic is fundamental part of
geriatrics. While it is central to the practice of
medicine it self, the dependent nature of geriatric
patients, makes it a special concern..............
PRINSIP ETIKA PELAYANAN
KESEHATAN PADA LANSIA
Empati
Yang harus dan yang jangan
Otonomi
Keadilan
Kesungguhan Hati
Mengenai keharusan untuk berbuat baik dan
otonomi, Meier dan Cassel menulis sebagai
berikut : ..............although the medical
community has ferquently been attacked for
its attitude toward patients, it is usually
conceded that paternalism can be justified if
certain criteria are met; if the dangers averted
or benefits gained for the person outweigh
the loss of autonomy resulting from
intervention; if the person is too ill to choose
the same intervention.
..continue
Aspek etika pada pelayanan geriatric berdasarkan prinsip
otonomi :

1.penderita harus ikut berpartisipasi dalam prosea pengambilan


keputusan dan pembuatan keputusan. Pada akhirnya pengambilan
keputusan harus bersifat sukarela.
2.keputusan harus telah mendapat penjelasan cukup tentang
tindakan atau keputusan yang akan diambil secara lengkap dan
jelas.
3.keputuan yang diambil hanya dianggap sah bila penderita secara
mental dianggap kapabel.
KEINGINAN PENDERITA
(ADVANCE DIRECTIVES)
Dalam hal menghargai hak otonomi
penderita, dikenal apa yang disebut sebagai
arahan keinginan penderita,
arahan keinginan penderita dicatat/direkam
Yang lebih kuat dari arahan keinginan
penderita adalah apa yang disebut sebagai
testament kematian (living will),
PEMBERIAN PERALATAN
PERPANJANGAN HIDUP
(LIFE SUSTAINING DEVICE)
Salah satu aspek etika yang penting dan
tetap kontroversial dalam pelayanan geriatri
(ex : ventilator dan upaya perpanjangan hidup
yang lain (resusitasi kardio-pulmoner dll)
Pada dewasa muda seringkali tidak menjadi
masalah, tapi usia lanjut seringkali
diperdebatkan. Tindakan kejam (futile
treatment).
..continue
kekejaman fisiologik
kekejaman kuantitatif
Kekejaman kualitatif
PERUMATAN PENDERITA
TERMINAL DAN HOSPIS
perawatan hospis atau perawatan bagi penderita
terminal merupakan bagian yang penting dari
pelayanan geriatri.
Bagi penderita yang keadaannya tidak sadar/koma,
semua fungsi organ sudah jelas tidak bisa membaik
dengan berbagai pengobatan, nafas agonal dan
keadaan yang jelas tidak memberi harapan,
masalahnya mungkin tidak begitu sulit.
persoalan etika dan hukum menjadi lebih rumit pada
penderita yang masih sadar penuh.
..continue
Pada penderita ini (misalnya dengan diagnosis
karsinoma metastasis lanjut), beberapa hal perlu
ditimbangkan :

1. Apakah penderita perlu diberitahu


2. Kalau jelas-jelas semua tindakan medis/operatif tidak
bisa dikerjakan, apakah ada hal lain yang perlu
dilakukan, atau apakah etis kalau dokter tetap
memaksakan pemberian sotostatika atau tindakan
lain ?
ASPEK HUKUM DAN ETIKA
PASIEN GERIATRI DI INDONESIA
hukum tentang Lanjut Usia dan penerapannya
disuatu negara merupakan gambaran sampai berapa
jauh perhatian negara terhadap para Lanjut Usianya.
Baru sejak tahun 1965 di Indonesia diletakkan
landasan hukum, yaitu Undang-Undang nomor 4
tahun 1965 tentang Bantuan bagi Orang Jompo.
LANDASAN HUKUM DI INDONESIA
PERMASALAHAN

Permasalahan yang masih terdapat pada Lanjut


Usia, bila ditinjau dari aspek hukum dan etika, dapat
disebabkan oleh faktor, seperti berikut :

1. Produk Hukum
2. Keterbatasan prasarana
3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
4. Hubungan Lanjut Usia dengan Keluarga
Demikianlah....
TERIMA KASIH !!

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya


kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan ah dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. (QS. Al- Isra
[17]: 23).

You might also like