You are on page 1of 44

AFASIA

I Wayan Tunjung, dr., Sp. S


BAGIAN NEUROLOGI
RSUD KOTA MATARAM
1. PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi


manusia dan dasar dari sebagian
besar kemampuan kognitif.
Apabila terdapat gangguan bahasa,
penilaian kognitif seperti memori,
interpretasi, dan kalkulasi menjadi sulit
Gangguan bahasa dapat terjadi pada

pasien dengan penyakit otak fokal atau


difus
KOMPONEN BERBAHASA

Kelancaran Berbicara
Pemahaman

Penamaan

Pengulangan

Menulis

Membaca
(Campbell,2002)
DEFINISI

Afasia merupakan gangguan


berbahasa dimana pasien
menunjukkan gangguan dalam
memproduksi dan/atau memahami
bahasa
Afasia perkembangan/disfasia anak

mempunyai keterlambatan dalam


berbahasa, tidak sebanding dengan
perkembangan kognitif umumnya
KLASIFIKASI

Semua bentuk klasifikasi mempunyai


kekurangan
Belum ada klasifikasi yang mencakup

seluruh gangguan berbahasa yang


disetujui oleh semua pakar
Beberapa klasifikasi berdasarkan :

- Manifestasi klinik
- Distribusi anatomi lesi
- Gabungan keduanya
Berdasarkan manifestasi klinik
- Afasia lancar ( fluent )
- Afasia tidak lancar ( non-fluent )
Afasia lancar, mencakup:

- Afasia reseptif ( Wernicke )


- Afasia konduksi
- Afasia amnestik ( anomik )
- Afasia transkortikal
Afasia tidak lancar, mencakup :

- Afasia ekspresif
- Afasia global
Klasifikasi Berdasarkan Anatomi

Sindrom afasia peri-silvian :


- Afasia Broka ( ekspresif )
- Afasia Wernicke ( reseptif )
- Afasia konduksi
Sindrom afasia daerah perbatasan
( border zone ):
- Afasia transkortikal motorik
- Afasia transkortikal sensorik
- Afasia transkortikal campuran
Sindrom afasia subkortikal :
- Afasia talamik
- Afasia striatal
Sindrom afasia non-lokalisasi :
- Afasia anomik
- Afasia global
Klasifikasi Berdasarkan Linguistik

Afasia sintaktik
Afasia semantik

Afasia pragmatik

Afasia jargon

Afasia global
ANATOMI DAN FISIOLOGI BERBAHASA

Stimulus pendengaran dihantarkan dari


perifer melalui sistem auditif ke area auditif
primer di girus Hischl, pada kedua lobus
temporalis.
Di hemisfer dominan, informasi diteruskan
dari area auditif primer, langsung ke area
asosiasi auditif di bagian posterior lobus
temporalis superior.
Area asosiasi auditif dapat dianggap sebagai
pusat identifikasi kata ( area Wernicke )
Setelah suara diidentifikasi
sebagai simbol bahasa, informasi
diteruskan ke area pengenalan
kata ( bagian inferior lobus parietal
hemisfer dominan )
Informasi disampaikan kembali ke

atau melalui area Wernicke ke


area-area di otak, yang berkaitan
dengan enkoding atau berespon
pada bahasa
Area enkoding ( area Broca )
bertanggung jawab untuk konversi
preliminer simbol bahasa ke
aktivitas motor
Informasi dari area enkoding
motor disampaikan ke area motor
primer pada hemisfer untuk
dikonversi menjadi gerakan
motorik yang dibutuhkan, yang
memproduksi bicara
Terdapat komunikasi antara area
Broca dengan area motorik
suplementer yang terletak di
bagian medial girus frontal
superior Selanjutnya terjadi
komunikasi dari area motorik
suplementer ke area motorik
primer
Simbol bahasa visual diterima
sebagai impuls visual di pusat
visual primer di lobus oksipitalis
kedua hemisfer diteruskan ke
area asosiasi visual kemudian
terdapat dua jalur
Jalur pertama : informasi dari
asosiasi visual yang dominan
langsung ke area identifikasi kata
Jalur kedua: informasi dari area
asosiasi visual yang non-dominan
menyilang ke hemisfer yang dominan
melalui korpus kalosum
Informasi yang berhubungan dengan
penamaan obyek datang dari kedua
area asosiasi visual ke area
pengenalan kata hemisfer yang
dominan impuls penamaan obyek
memasuki sistem bahasa dan
ditransmisi ke area Wernicke
PEMERIKSAAN PASIEN AFASIA

Pemeriksaan Kelancaran berbicara


Bicara lancar bicara spontan lancar,
tanpa tertegun-tegun untuk mencari
kata yang diinginkan
Defek yang ringan dapat dideteksi
melalui tes kelancaran menemukan
kata, yaitu jumlah kata tertentu yang
dapat diproduksi selama jangka waktu
yang terbatas
Menyebutkan nama hewan
sebanyak mungkin dalam waktu 60
detik. Catat jumlah, dan kesalahan
yang ada (Normal : 18-20 nama
hewan 5-7) dipengaruhi usia
Menyebutkan kata yang dimulai
huruf tertentu, tidak termasuk
nama orang atau nama kota
(Normal : 36-60 kata, tergantung
usia, inteligensia dan tingkat
pendidikan )
PEMERIKSAAN PEMAHAMAN

Konversasi : diajak bercakap-cakap dapat


dinilai kemampuannya memahami
pertanyaan dan suruhan yang diberikan
oleh pemeriksa
Suruhan : suruhan dari yang sederhana
sampai yang sulit
Pemeriksa dapat mengeluarkan beberapa
benda, misalnya kunci, uang, arloji. Suruh
pasien menunjukkan salah satu benda
tersebut.
Ya atau tidak : pasien diberikan
pertanyaan ( paling sedikit 6
pertanyaan ) yang dijawab dengan
ya atau tidak
Menunjuk : mulai dengan suruhan
yang mudah difahami, kemudian
meningkat pada yang lebih sulit.
Misalnya: tunjukkan lampu,
kemudian tunjukkan gelas yang
ada di samping televisi.
PEMERIKSAAN REPETISI

Pasien disuruh mengulang kata-kata,


mula-mula yang sede rhana ( satu
patah kata ), kemudian diingkatkan
menjadi banyak ( satu kalimat ).
Pemeriksa harus memperhatikan
apakah terdapat parafasia, salah
tatabahasa, kelupaan, dan
penambahan
Normal : dapat mengulang kalimat
yang mengandung 19 suku-kata
PEMERIKSAAN MENAMAI
Mencakup kemampuan menyebutkan
nama obyek, bagian dari obyek, bagian
tubuh, warna, dan bila perlu gambar
geometrik, simbol matematik.
Dapat dibantu dengan memberikan
suku kata pemula atau dengan
menggunakan kalimat penuntun.
Terangkan kepada pasien bahwa ia
akan disuruh menyebutkan nama
beberapa obyek juga warna dan
bagian dari obyek tersebut.
PEMERIKSAAN PENGGUNAAN TANGAN
( KIDAL ATAU KINAN )
Penggunaan tangan dan sisi otak yang
dominan mempunyai kaitan yang erat
Sebelum menilai bahasa perlu ditentukan
sisi otak mana yang dominan
Mula-mula tanyakan apakah pasien kidal
atau kinan
Suruh pasien memperagakan tangan mana
yang digunakan untuk memegang pisau,
melempar bola, dll.
Mengobservasi cara menulis tidak
cukup untuk menentukan kidal
atau kinan, karena banyak orang
kidal diajarkan sejak kecil menulis
dengan tangan kanan
Tanyakan pula apakah ada juga

kecenderungan menggunakan
tangan yang lainnya
Ada individu yang kecenderungan
kinan dan kidalnya hampir sama
(ambi-dextrous)
Lateralisasi pusat bahasa ada 4 :
1. Golongan R (kinan mutlak)
- Selalu memakai tangan dan kaki
kanan
- Tidak ada orang kidal di keluarga
- Hemisfer dominan kiri
2. Golongan r (kinan tidak mutlak)
- Ada orang kidal di keluarga
- Terdapat ambivalensi serebral
3. Golongan l (kidal tidak mutlak)
- Lebih lincah dengan tangan/kaki
kiri
- Banyak orang kinan di keluarga
- Terdapat ambivalensi serebral
4. Golongan L (kidal mutlak)
- Selalu memakai tangan/kaki kiri
- Tidak ada orang kinan di keluarga
- Hemisfer dominan kanan
- Eksistensinya diragukan
GAMBARAN KLINIK AFASIA
Afasia Global
Bentuk afasia yang paling berat
Bahasa spontan tidak ada atau
berkurang sekali, komprehensi
menghilang atau sangat terbatas,
repetisi terganggu, membaca dan
menulis juga terganggu
Karena lesi luas sebagian besar atau
semua daerah bahasa
Hampir selalu disertai hemiparesis
atau hemiplegi
Afasia Broca
Bicara tidak lancar, tampak
melakukan upaya untuk berbicara
Tampak sulit memulai bicara

Kalimatnya pendek ( 5 kata atau


kurang per kalimat )
Pengulangan buruk

Kemampuan menamai buruk

Kesalahan parafasia
Pemahaman lumayan (namun kesulitan
memahami kalimat kompleks)
Gramatika bahasa kurang, tidak
kompleks
Irama bicara terganggu

Sering mengalami perbahan

emosional, seperti frustasi dan depresi


Lesi pada daerah Brodmann 44 dan
sekitarnya
Prognosis lebih baik daripada afasia
global
Afasia Wernicke
Berbicara lancar
Panjang kalimat normal

Artikulasi baik

Prosodi baik

Anomia

Parafasia fonemik dan semantik

Komprehensi auditif dan membaca


buruk
Repetisi terganggu

Menulis lancar, tetapi isinya kosong


Lesi terletak di daerah bahasa bagian
posterior girus temporalis superior
Dapat juga dijumpai pada lesi subkortikal
yang merusak isthmus temporal
memblokir signal aferen inferior ke
korteks temporal
Penderita dengan defisit komprehensi

yang berat, prognosis penyembuhannya


buruk, walaupun diberikan terapi bicara
yang intensif
Afasia Konduksi
Merupakan gangguan berbahasa
yang lancar (fluent ), yang ditandai
oleh gangguan berat pada
repetisi
Kesulitan dalam membaca dan
menulis, parafasia jelas
Pemahaman bahasa terpelihara

Anomia berat
Penyebab diduga karena
terputusnya hubungan area
Wernicke dan Broca
Pada beberapa pasien terlibat girus
supramarginalis
Sering lesi ada pada substansia

alba subkortikal dalam di koreks


parietal inferior, mengenai fasikulus
arkuatus yang menghubungkan
korteks temporal dan frontal
Afasia sensorik transkortikal
Keluaran lancar (fluent )
Pemahaman buruk

Repetisi baik

Ekholalia

Komprehensi auditif dan membaca

terganggu
Defisit motorik dan sensorik jarang
dijumpai
Didapatkan defisit lapangan pandang
di sebelah kanan
Afasia motorik transkortikal
Keluaran tidak lancar ( nonfluent )

Pemahaman baik
Repetisi baik

Inisiasi output terlambat

Ungkapan-ungkapan singkat

Parafasia semantik

Ekholalia
Afasia motorik subkortikal/pure
word-dumbness/bisu kata-kata
ekspresi verbal tidak bisa, tetapi
mengutarakan fikiran dengan
tulisan masih bisa
Afasia transkortikal campuran
Keluaran tidak lancar (nonfluent )

Komprehensi buruk
Repetisi baik

Ekholalia mencolok
Afasia transkortikal disebabkan
oleh lesi yang luas, berupa infark
berbentuk bulan sabit di dalam
zona perbatasan antara pembuluh
darah serebral mayor (misalnya di
loobus antara daerah arteri
serebri anterior dan media)
Penyebab paling sering : anoksia
sekunder, oklusi pembuluh darah
berat arteri karotis, demensia
Afasia Anomik
Keluaran lancar
Komprehensi baik

Repetisi baik

Gangguan dalam menemukan kata

Banyak tempat di hemisfer


dominan yang dapat menyebabkan
afasia anomiknilai lokalisasi
afasia ini terbatas
PENANGANAN

1. Terapi psikologis
2. Terapi medikamentosa masih
dalam penelitian. Pernah dicoba
obat-obat dopaminergik dan
kolinergik
3. Speech therapy
PROGNOSIS

Harapan hidup tidak hanya ditentukan


oleh adanya afasia
Progosis bervariasi, tergantung luas

dan sifat lesi, usia, dan kesehatan


penderita secara keseluruhan
Secara umum terpeliharanya fungsi

komprehensi mempunyai prognosis


yang lebih baik
TERIMA KASIH

You might also like