Professional Documents
Culture Documents
Hyperactivity Disorder
Fanly / 10.2016.079
Dr pembimbing :
dr.Evalina Asnawi SpKJ
Definisi
Prevalensi ADHD secara global adalah sekitar 5,3 % terjadi pada anak dan
2,5 % terjadi pada dewasa. Hal ini disebabkan oleh karena anak-anak
yang mengalami ADHD pada usia anak-anak akan memiliki
kecemderungan sebesar 40-60 % untuk tetap berkembang menjadi ADHD
pada saat usia dewasa.
Bukti adanya dasar genetik untuk ADHD mencakup corcodance yang lebih tinggi pada
kembar monozigot dibandingkan dizigot. Saudara kandung anak hiperaktif juga memiliki
risiko kira-kira dua kali untuk memiliki gangguan dibandingkan populasi umum.
Disebutkan bahwa beberapa anak yang menderita ADHD memiliki kerusakan ringan
pada sistem saraf pusat dan perkembangan otak selama masa periode janin dan
perinatal. Kerusakan ini diduga disebabkan oleh gangguan sirkulasi, toksik, metabolik,
mekanik atau fisik pada otak.2 Rapoport dkk dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
anak dengan ADHD mengalami pengecilan lobus prefrontal kanan, nukleus kaudatus
kanan, globus palidus kanan serta pada vermis.
Faktor Neurokimia
Pada pasien ADHD diperkirakan terjadi mutasi gen, sehingga terjadi peningkatan ambilan
kembali dopamin ke dalam sel neuron di sitem limbik dan lobus prefrontal akibat perubahan
aktivitas Dopamine Transporter Gene.1,2
Faktor neurofisiologis
Sejumlah studi yang menggunakan positron emmision tomography (PET) menemukan aliran
balik serta laju metabolik di area laju frontalis anak-anak dengan ADHD. Pemindaian PET juga
menunjukan bahwa anak dengan gangguan ini memiliki metabolisme glukosa yang
berkurang secara global dibandingkan dengan anak normal. Stres berulang yang terjadi
dilingkungan bisa mengakibatkan seorang anak mengalami gangguan perhatian dan
perilaku hiperaktif.
Manifestasi klinis
Hiperaktivitas
Hendaya motorik perspektual
Labilitas emosi, defisit koordinasi umum
Defisit atensi (rentang atensi singkat, mudah teralih perhatiannya,
perseverasi, gagal menyelesaikan tugas, inatensi, konsentrasi buruk)
Impulsivitas (bertindak sebelum berpikir, pergeseran tiba-tiba dalam
aktivitas, kurang teratur, melompat di kelas)
Defisit daya ingat dan berpikir
Ketidakmampuan belajar spesifik
Diagnosis
A. Salah satu dari (1) atau (2)
1. Pada kriteria ini, anak ADHD paling sedikit mengalami enam atau lebih dari gejala-
gejala berikutnya, dan berlangsung selama paling sedikit 6 bulan sampai suatu
tingkatan yang maladatif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan.
Seringkali gagal untuk memberikan perhatian yang baik terhadap hal-hal yang
rinci atau sering melakukan kesalahan yang tidak baik seharusnya/ceroboh
terhadap pekerjaan sekolah, pekerjaan lain atau aktivitas-aktivitas lainnya
Mudah teralih perhatiannya oleh stimulus yang datang dari luar, dan
Hiperaktivitas
Seringkali tidak bisa duduk diam atau kaki-tangannya bergerak-gerak terus dengan
gelisah
Seringkali tidak mampu duduk diam dikursinya di dalam kelas atau pada situasi
dimana anak diharapkan duduk diam
D. Ada bukti yang jelas bahwa gejala-gejala ini menimbulkan gangguan klinis yang
signifikan di bidang sosial
Farmakoterapi
Golongan metilfenidat
Golongan Deksamfetamin
Golongan Pamolin
Anti depresan
Jenis Obat Dosis Efek Samping Lama Kerja Perhatian
Modifikasi perilaku
Suplemen tambahan
Diet
Diet feintgold
Diet gula
Gejala inti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) meliputi tingkat aktivitas
dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan serta kemampuan
mengumpulkan perhatian yang terganggu.
Gejala ADHD terbagi menjadi yaitu kurang perhatian, hiperaktivitas dan perilaku
impulsif.
Terapi standar anak dengan ADHD terdiri dari medikasi (farmakologi) dan konseling
(non farmakologi).
Terima Kasih