You are on page 1of 26

Laporan Kasus

Meningitis Tuberculosis

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU PENYAKIT SARAF RSUD BANGKINANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERDAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU
2017
IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. LK
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 22 tahun
Alamat : bangkinang
Pekerjaan : mahasiswi
Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri kepala sejak lebih kurang 3 bulan ini
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri kepala yang terasa semakin meningkat sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Nyeri dirasakan di belakang kepala, terasa seperti ditekan. Nyeri bertambah saat pasien
beraktivitas dan berkurang jika pasien beristirahat dan meminum obat penghilang rasa
nyeri. Awalnya, nyeri kepala telah dirasakan sejak 5 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Demam 3 bulan yang lalu, hilang timbul, tidak tinggi, tidak menggigil, berkeringat
banyak, dan demam turun dengan mengkonsumsi obat penurun panas.
Pasien mengeluhkan mata juling sejak 3 bulan yang lalu. Pasien merasakan melihat
ganda saat melihat ke kanan dan ke kiri.
Penglihatan kabur sejak 15 hari yang lalu. Sekarang pasien hanya mampu melihat
lambaian tangan.
Muntah ada dalam 15 hari terakhir, frekuensi 2-3 kali per hari, berisi apa yang dimakan,
banyaknya sekitar gelas.
Kejang ada dalam 15 hari terakhir, 4 kali, terjadi pada seluruh tubuh, tidak sadar saat
kejang, dan sadar setelah kejang. Saat kejang, mata mendelik ke atas, mulut tidak
berbuih.
Pasien dirawat di puskesmas selama lebih kurang 1 minggu sebelum dirujuk ke RSUD
Bangkinang karena nyeri kepala, dirujuk karena tidak ada perbaikan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat menderita TB milier sejak 3 bulan yang lalu dan
telah mendapat obat paket TB, namun tidak tuntas
minum .
Riwayat batuk-batuk lama sejak 3 tahun yang lalu.
Riwayat penurunan berat badan lebih dari 20 kg dalam 3
tahun ini.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
seperti ini.
Riwayat Pribadi dan Sosial :
Pasien seorang karyawan swasta dengan aktivitas fisik
sedang dan tidak merokok.
PEMERIKSAAN FISIK
Umum
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : CMC. GCS 15 (E4M6V5)
Nadi/ irama : 69x/menit, teratur
Pernafasan : 21x/menit
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,7oC
Status Internus
Kulit : turgor kulit kembali cepat
Kelenjar getah bening
Leher : tidak teraba pembesaran KGB
Aksila : tidak teraba pembesaran KGB
Inguinal : tidak teraba pembesaran KGB
Rambut: hitam, tidak mudah dicabut
Mata : pupil bulat isokor, reflek cahaya +/+, gerak bola mata
terbatas ke lateral kanan dan kiri, reflek kornea +/+
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung : tidak ada kelainan
Tenggorok : reflek muntah (+), uvula ditengah
Gigi dan Mulut : plika nasolabialis simetris kiri dan kanan
Leher : JVP 5-2 cmH2O
Paru
Inspeksi : normochest, simetris kiri dan kanan
Palpasi : fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : bronkovesikuler, ronkhi +/+ di apeks, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : irama murni, teratur, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) N
Korpus vertebrae
Inspeksi : deformitas (-)
Palpasi : gibus (-)
Alat kelamin : tidak diperiksa
Status Neurologikus
Tanda rangsangan selaput otak
Kaku kuduk : (+)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II: (+)
Tanda Kernig : (+)
Tanda peningkatan tekanan intrakranial
Pupil isokor dengan diameter 4mm/4mm, reflek cahaya +/+
Muntah proyektil ada
Pemeriksaan nervus kranialis
Nervus I : Baik
Nervus II : Tajam penglihatan menurun ODS, Ref.Cahaya +/+
Nervus III, IV,VI : Ptosis (-), gerak bola mata terbatas ke lateral kanan dan kiri reflek cahaya (+), pupil isokor,
diameter 4mm/4mm
Nervus V : Baik
Nervus VII : Plica nasolabialis simetris
Nervus VIII : Baik
Nervus IX : Reflek muntah (+)
Nervus X : Baik
Nervus XI : Baik
Nervus XII : Baik
Koordinasi : tidak dapat dinilai
Motorik Sensorik

Gerakan : aktif Proprioseptif dan eksteroseptif baik


Kekuatan : 555 55 Fungsi otonom
555 555 Miksi : neurogenic bladder (-)
Tonus : eutonus Defekasi : baik
Tropi : eutrofi Sekresi keringat: ada

Reflek Fisiologis Reflek Patologis

Biseps : ++/++ Babinsky : -/-


Triseps : ++/++ Chaddok : -/-
KPR : ++/++ Oppenheim : -/-
APR : ++/++ Schaefer : -/-
Gordon : -/-
Hoffman trommer : -/-
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah Rutin
Hb : 11,6 gr/dl
Leukosit : 9.900/mm3
Trombosit : 245.000/mm3
Hematokrit : 35%
Hitung jenis leukosit : 0/0/3/71/24/2
Kimia darah : Ureum : 26 mg/dl
Kreatinin : 0,6 mg/dl
GDS : 83 mg/dl
RENCANA PEMERIKSAAN
TAMBAHAN
EKG : irama sinus, HR 69x/menit, ST elevasi (-), ST depresi (-)
Rontgen Foto Thorak
Lumbal Pungsi :
Warna : xantokrom
Aliran : cepat
None : +
Pandi : ++
Lab :
Volume : 8 cc
Kekeruhan : negatif
Warna : bening
Jumlah sel : 95/mm3
PMN : 20%
MN : 80%
Glukosa : 52 mg/dl
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Meningitis TB stadium II
Dianosis Topik : Leptomeningen
Diagnosis Etiologi : Mycobacterium TB
Diagnosis Sekunder : susp. Toxic optic neuropati
ODS ec etambutol
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
TERAPI
Umum :
IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf
MB TKTP 2200 kkal
Khusus :
Inj Dexametason 4x10 mg tapp off
Inj Ranitidin 2x50 mg
Asetazolamid 3x250 mg
KSR 2x600 mg
Curcuma 2x1
B6 2x1
INH 1x 450 mg
Rifampisin 1x600 mg
Pirazinamid 1x1000 mg
DISKUSI
anamnesis
pasien datang dengan Nyeri kepala yang
semakin berat sejak 3 bulan SMRS. Nyeri kepala
telah dirasakan sejak 5 bulan SMRS. Nyeri
dirasakan dibelakang kepala, terasa seperti
ditusuk-tusuk. Nyeri bertambah saat pasien
beraktivitas dan berkurang jika pasien
beristirahat dan meminum obat penghilang rasa
nyeri. Demam 3 bulan yang lalu, hilang timbul,
tidak tinggi, tidak menggigil, berkeringat banyak,
dan demam turun dengan mengkonsumsi obat
penurun panas.
Pasien mengeluhkan mata juling sejak 3 bulan
yang lalu. Penglihatan kabur dan ganda sejak
15 hari yang lalu. Muntah ada dalam 15 hari
terakhir, frekuensi 2-3 kali per hari, berisi apa
yang dimakan, banyaknya sekitar gelas.
Kejang ada dalam 15 hari terakhir, 4 kali,
seluruh tubuh, tidak sadar saat kejang, dan
pasien sadar setelah kejang. Saat kejang, mata
mendelik ke atas, mulut tidak berbuih.
Pasien dirawat di puskesmas selama lebih kurang 1 minggu
sebelum dirujuk ke RSUD Bangkinang, dirujuk karena tidak ada
perbaikan.
Riwayat menderita TB milier sejak 3 bulan yang lalu dan telah
mendapat obat paket TB, namun tidak selesai. Pasien memiliki
riwayat batuk-batuk lama sejak 3 tahun yang lalu, riwayat
penurunan berat badan lebih dari 20 kg dalam 3 tahun ini.
Ayah pasien memiliki riwayat batuk-batuk lama, namun tidak
ada mengkonsumsi obat paket. Pasien seorang karyawan
swasta dengan aktivitas fisik ringan-sedang dan tidak merokok.
Dari pemeriksaan fisik
kesadaran pasien compos mentis cooperatif dengan
GCS 15 (E4M6V5). Terdapat ronki pada kedua apeks
paru. Pada status neurologis, nervus kranialis baik,
namun didapatkan kaku kuduk positif, brudzinsky II
positif, dan tanda kernig positif. Tanda-tanda
peningkatan TIK ada. Pupil isokor 4mm/4mm,
reflek cahaya +/+, gerak bola mata terbatas ke
lateral, plika nasolabialis simetris, reflek muntah (+),
motorik dan sensorik normal, serta reflek fisiologis
dan reflek patologi tidak ada kelainan.
Manifestasi Klinis Menurut Lincoln dikelompokkan dalam tiga stadium
Stadium I (stadium inisial / Stadium II (stadium Stadium III (koma / fase
stadium non spesifik / fase transisional / fase meningitik) paralitik)
prodromal)
Prodromal, berlangsung 1 - 3 minggu rangsangan pada selaput percepatan penyakit, berlangsung
Biasanya gejalanya tidak khas, timbul otak/meningen selama 2-3 minggu
perlahan- lahan, tanpa kelainan adanya kelainan neuologik, akibat Gangguan fungsi otak semakin
neurologis
eksudat yang terbentuk diatas jelas.
Demam (tidak terlalu tinggi), rasa
lemah lengkung serebri infark batang otak akibat lesi
Nafsu makan menurun (anorexia), Pemeriksaan kaku kuduk (+), pembuluh darah atau strangulasi
nyeri perut refleks Kernig dan Brudzinski (+) oleh eksudat yang mengalami
Sakit kepala, tidur terganggu kecuali pada bayi organisasi.
Mual, muntah, konstipasi terbentuk infiltrat (massa jelly Gejala:
Apatis, irritable berwarna abu) di dasar otak " Pernapasan irregular
Pada bayi, irritable dan ubun- ubun menyebabkan gangguan otak / Demam tinggi
menonjol
Jika sebuah tuberkel pecah ke dalam
batang otak. Edema papil
ruang sub arachnoid maka stadium I eksudat yang mengalami Hiperglikemia
akan berlangsung singkat sehingga organisasikelumpuhan saraf Kesadaran makin menurun,
sering terabaikan dan akan langsung kranial dan hidrosefalus, gangguan irritable dan apatik, mengantuk,
masuk ke stadium III. kesadaran, papiledema ringan stupor, koma, otot ekstensor
serta adanya tuberkel di koroid. menjadi kaku dan spasme,
gejala utama anak usia di bawah opistotonus, pupil melebar dan
3 tahun, iritabel dan muntah tidak bereaksi sama sekali.
adalah, pada anak yang lebih Nadi dan pernafasan menjadi
besar, sakit kepala, dan tidak teratur, Hiperpireksia,
kesadarannya makin menurun. akhirnya, pasien dapat meninggal.
Kriteria Diagnosis

Anamnesisriwayat kejang, penurunan kesadaran,


kontak dengan pasien tuberkulosis, adanya
gambaran klinis yang sesuai dengan stadium
meningitis tuberkulosis. Pada neonatus, gejalanya
minimalis, menyerupai sepsis.
Pemeriksaan fisik : tergantung stadium penyakit.
Uji tuberkulin positif
Pemeriksaan anjuran
Rontgen foto thorak untuk melihat
kemungkinan adanya tanda-tanda infeksi TB
pada paru dan untuk melihat kelainan lain.
Lumbal pungsiuntuk memastikan penyebab
infeksi pada pasien karena dengan hasil
pemeriksaan penunjang, dapat diberikan
terapi khusus yang sesuai.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium :9
Darah : anemia ringan, peningkatan laju endap darah pada 80%
kasus.
Pungsi lumbal: Warna, Jumlah sel, Kadar protein: meningkat,
Kadar glukosa: menurun (hipoglikorazia), Kadar klorida normal
pada stadium awal, kemudian menurun, Pada pewarnaan
Gram dan kultur LCSs dapat ditemukan kuman.
Radiologi , Foto toraks : Dapat menunjukkan adanya gambaran
tuberkulosis.
Pemeriksaan EEG (electroencephalography)
CT-scan kepala : normal pada awal penyakit. Seiring
berkembangnya penyakit, gambaran yang sering ditemukan
adalah enhancement di daerah basal, tampak hidrosefalus
komunikans
Diagnosa Banding
Penatalaksanaan
secara umum infus NaCl 0,9% 12 jam per kolf
dan MB TKTP.
secara khusus diberikan inj dexametason 4x10
mg tapp off, inj ranitidin 2x50 mg,
asetazolamid 3x250 mg, KSR 2x600 mg,
curcuma 2x1, B6 2x1, INH 1x450 mg,
rifampisin 1x 600 mg, dan pirazinamid 1x1000
mg.
Pengobatan
Terapi diberikan sesuai dengan konsep baku
tuberkulosis yakni:
Fase intensif selama 2 bulan dengan 4 - 5 obat anti
tuberkulosis, yakni isoniazid, rifampisin,
pirazinamid, streptomisin, dan etambutol.
Terapi dilanjutkan dengan 2 obat anti tuberkulosis,
yakni isoniazid dan rifampisin hingga 12 bulan.
Prognosis
pada pasien dengan meningitis TB ini
mengarah ke perbaikan, dilihat dari
perkembangan pasien setiap hari. Pasien
harus diterapi TB sampai tuntas selama 6
bulan
THANK YOU

You might also like