You are on page 1of 158

DISTOSIA :

Kelainan POWER : kontraksi uterus dan


kemampuan ibu meneran
Kelainan PASSANGER : keadaan janin
Kelainan PASSAGE : keadaan
panggul/organ sekitar jalan lahir
ABNORMALITAS TENAGA
PERSALINAN
HIS dan USAHA MENERAN pada persalinan kala II
dilatasi serviks sampai ekspulsi.
Kurangnya intensitas satu atau kedua faktor diatas
perjalanan partus terhambat atau terganggu.
Diagnosa disfungsi uterus pada kala I fase laten sulit
ditegakkan dan umumnya dibuat secara retrospektif.
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah
terapi disfungsi uterus pada pasien yang masih belum
inpartu !!!!
3 hal penting yang perlu diperhatikan
dalam penatalaksanaan disfungsi uterus :

Membiarkan berlangsungnya partus lama tanpa


tindakan morbiditas dan mortalitas perinatal
meningkat.
Oksitosin drip dapat digunakan untuk mengatasi
beberapa jenis disfungsi uterus.
Pada kasus dengan kegagalan atau terdapat kontra-
indikasi oksitosin drip, pilihan untuk melakukan SC
lebih utama dibandingkan pilihan persalinan dengan
ekstrasi cunam tengah yang secara teknis sulit
dikerjakan.
JENIS DISFUNGSI
UTERUS :

Disfungsi uterus HIPOTONIK

Disfungsi uterus HIPERTONIK dan


INKOORDINASI
Disfungsi uterus
HIPOTONIK :
Sering ditemukan
Tonus basal rendah
Kontraksi uterus memiliki pola gradasi
normal (synchronous) tetapi tekanan
yang ditimbulkan oleh kontraksi uterus
tidak cukup untuk menyebabkan
terjadinya dilatasi servik.
Disfungsi uterus
HIPOTONIK
Disfungsi uterus
HIPOTONIK :
Sering dihubungkan dengan :
Kelelahan
Penggunaan sedasi,
Penggunaan obat yang bersifat tokolitik,
Penggunaan epidural analgesik
Overdistensi uterus
(mis : gemeli, polihidramnion)
Disfungsi uterus HIPOTONIK
Karakteristik :
Infrequent
Low amplitude
Low or Normal Basal tone
Nyeri minimal
Penatalaksanaan :
Oksitosin drip bila tidak ada CPD
Disfungsi uterus HIPERTONIK dan
INKOORDINASI

Basal tonus meningkat dan atau


Kekacauan gradasi tekanan yang ditimbulkan
oleh his akibat :
tekanan yang ditimbulkan oleh his dibagian
tengah uterus lebih besar daripada yang
dihasilkan oleh bagian fundus dan atau
adanya peristiwa asinkronisme dari rangsang
yang berasal dari cornu.
Disfungsi uterus HIPERTONIK dan INKOORDINASI
Disfungsi uterus HIPERTONIK dan
INKOORDINASI
Disfungsi uterus HIPERTONIK dan
INKOORDINASI

Sering dihubungkan dengan :


Solusio plasenta,
Oksitosin drip yang berlebihan
CPD
malpresentasi
Fase laten
Disfungsi uterus HIPERTONIK dan
INKOORDINASI
Karakteristik :
Basal tone meningkat
Kontraksi dyssynchronous dengan peningkatan
tone pada segmen bawah uterus.
Kontraksi yang lebih sering.
Penatalaksanaan :
Tokolitik
Stop oksitosin drip
SC bila malpresentasi, CPD, FHB abnormal
Sedasi bila terjadi pada fase laten
Gangguan persalinan
kala I Fase Aktif :
Lebih lambat dari kemajuan persalinan
yang normal [protraction disorder] dan
atau

Terhentinya kemajuan persalinan [arrest


disorder]
Gangguan persalinan
kala II :

Kala II lama.
Batas waktu kala II pada nulipara adalah 2
jam ( 3 jam pada kasus dengan anestesi
regional) dan pada multipara adalah 1 jam
( 2 jam pada kasus dengan anestesi regional).
PARTUS PRESIPITATUS
Hughes (1972) : partus presipitatus adalah
kejadian dimana ekspulsi janin berlangsung
kurang dari 3 jam setelah awal persalinan.
Ventura dkk (2000) : angka kejadian (1998) di
USA sebesar 2% dan terutama multipara
dengan frekuensi kontraksi < 2 menit.
Mahon dkk (1979) : short labor adalah bila
kecepatan dilatasi servik pada nulipara > 5
cm/jam dan pada multipara 10 cm/jam.
Partus presipitatus sering
berkaitan dengan :

Solusio plasenta (20%)


Aspirasi mekonium.
Perdarahan post partum.
Pengguna cocain.
Apgar score rendah.
PARTUS PRESIPITATUS
Komplikasi maternal:
Jarang terjadi bila dilatasi servik dapat
berlangsung secara normal.
Bila servik panjang dan jalan lahir kaku,
akan terjadi robekan servik dan jalan lahir
yang luas.
Emboli air ketuban (jarang).
Atonia uteri dengan akibat HPP.
PARTUS PRESIPITATUS
Komplikasi janin :
Kontraksi uterus yang terlalu kuat akan menyebabkan
asfiksia intrauterin.
Trauma intrakranial akibat tahanan jalan lahir.
Acker dkk (1988) melaporkan kejadian Erb atau
Duchene paralysis pada 1/3 kasus partus presipitatus.
Persalinan tanpa pertolongan yang baik akan
menyebabkan cedera pada janin akibat terjatuh
dilantai atau tidak dapat segera memperoleh
resusitasi bila diperlukan.
PARTUS PRESIPITATUS
Penatalaksanaan :
Kejadian ini biasanya berulang, sehingga
perlu informasi dan pengawasan yang baik
pada kehamilan yang sedang berlangsung.
Hentikan pemberian oksitosin drip bila
sedang diberikan.
KELAINAN
JALAN LAHIR

Kelainan
Kelainan Tulang
Tulang Panggul
Panggul ::
Ukuran
Ukuran
Bentuk
Bentuk
Kelainan
Kelainan jalan
jalan lahir
lahir selain
selain tulang
tulang panggul
panggul
yang dapat
yang dapat menghambat
menghambat desensus
desensus dan
dan
proses persalinan
proses persalinan ..

21
KESEMPITAN
PANGGUL

22
Klasifikasi Kesempitan Panggul
Kesempitan Pintu Atas Pangggul [pelvic inlet]
Kesempitan Bidang Tengah Panggul [midpelvic]
Kesempitan Pintu Bawah Panggul [pelvic outlet]
Kesempitan menyeluruh
~ kombinasi

23
Kesempitan
Pintu Atas Panggul
Pelvic Inlet

24
Antero posterior
Tranversal
Diameter Antero-Posterior
Pintu Atas Panggul
Kesempitan
Pintu Atas Panggul :

Diameter AP terpendek < 10.0 cm


atau
Diameter tranversal terpanjang
< 12.0 cm
antero posterior ~ conjugata
obstetrica diperhitungkan dari
conjugata diagonalis
yang secara klinik dapat diukur,
[ 1.5 cm lebih panjang ].
Definisi kesempitan PAP :
conjugata diagonal < 11.5 cm .
27
Vaginal Touch
Untuk Menentukan Ukuran
Conjugata Diagona
Akibat dari
Kesempitan PAP
Kelainan presentasi.
Pada nulipara, desensus tidak terjadi sampai saat awal persalinan.
Efek Maternal :
Abnormalitas pada dilatasi servix.
Prematurelly rupture of the membrane.
Akibat partus lama / macet :
Ruptura uteri
Pembentukan fistula jalan lahir
Infeksi intrauterin
Efek Fetal :
Infeksi.
Caput succedaneum.
Severe fetal head moulding.
Prolapsus talipusat.

29
Bila bagian
terendah
kepala diatas
spina
ischiadica ,
diameter
biparietal
belum melalui
PAP dan belum
terjadi
engagemen .
Prognosis
Pada kasus PAP yang sangat sempit dimana
antero posterior < 9 cm , tidak dapat
diharapkan terjadi persalinan pervaginam.

Untuk kesempitan yang borderline dimana


antero posterior < 10 cm , prognosis
persalinan pervaginam sangat dipengaruhi
sejumlah faktor :
Presentation janin.
Besar janin.
Diameter dan konfigurasi PAP
Frekuensi dan intesitas kontraksi uterus.
Penatalaksanaan
Terutama ditentukan oleh prognosis
persalinan pervaginam.
Bila persalinan pervaginam diperkirakan
membahayakan ibu ataupun anak ,
disarankan untuk melakukan persalinan
dengan SC.
Pada sejumlah kasus, dapat dilakukan
trial of labor .
Proses persalinan harus diamati seketat
mungkin.
Pemberian oksitosin dapat merupakan
tindakan yang berbahaya baik bagi ibu
maupun anak.
32
Trial Of Labor :
Jalannya proses persalinan diawasi dengan ketat dan dipasang
cairan intravena serta pasien dipuasakan untuk
mengantisipasi sectio caesar.
Partus percobaan diakhiri bila :
Dalam waktu 4 jam tidak ada kemajuan dalam dilatasi servik ( atau
dalam waktu 2 jam bila ketuban sudah pecah ) meskipun kontraksi
uterus dinilai sudah cukup.
Gawat janin
Tidak tercapai dilatasi lengkap setelah inpartu selama 12 jam.

33
Kesempitan
Bidang Tengah Panggul
Mid PELVIC

34
Bidang Tengah Panggul Mid Pelvik
terbentang dari tepi
inferior simfisis pubis
melewati spina
ischiadica, mencapai
sacrum pada pertemuan
antara vertebra 4 - 5.

Garis antara spina


ischidica membagi
menjadi bagian anterior
and posterior.

Kapasitas BTP tidak


dapat dinilai secara
langsung.
penilaian Midpelvis
Tranverse ( interspinous ) = 10.5
cm
Antero Posterior = 11.5 cm
Sagitalis posterior = 5 cm
Kesempitan BTP bila :
interischial spinous
+ Sagitalis Posterior <
13.5 cm
Dugaan kesempitan BTP :
Spina ischiadika menonjol.
Dinding sacrum cembung. 38
Prognosis
Kesempitan BTP mungkin lebih
sering terjadi dibandingkan
kesempitan PAP.
Sering menyebabkan :
deep tranverse arrest
kepala janin
Menyulitkan ekstraksi cunam dan
sering berakhir dengan SC.

39
kesempitan

Pintu Bawah Panggul

40
PBP terdiri dari 2 buah segitiga.
Diameter inter tuberischidica
merupakan sisi bersama.
Sisi segitiga anterior adalah rami pubic
dan apex adalah permukaan postero-
inferior simfisis pubis.
Segitiga posterior tidak memiliki sisi
tulang .

41
Meskipun diameter
inter tuberous
relatif sempit,
persalinan pervaginam
dapat terjadi
oleh karena
diameter sagitalis
posterior yg cukup
panjang ( 10 cm )
Diameter inter tuberosa yang
relatif sempit dapat
menyebabkan kepala terdorong
ke posterior.

Kesempitan PBP bukan


merupakan penyebab tunggal
terjadinya distosia , tetapi
sering merupakan akibat dari
kombinasi faktor faktor lain.
Prognosis
Arcus pubis yang sempit
menyebabkan perineum lebih
teregang sehingga robekan
dapat semakin luas.
44
Bila arcus pubis
sempit, kepala
janin terdorong
kebelakang Vulnarable
perineum
sehingga sering
menyebabkan
kerusakan
Kelainan
Jalan Lahir Lunak
Vulva.
Vagina.
Servikal.
Uterus.
Tumor Ovarium.
Masa didaerah pelvik .
Vesica urinaria
Rektum
46
POSISIO
OCCIPITALIS POSTERIOR

47
Posisio Occipitalis Posterior
Saat awal persalinan, 10% kasus occiput berada di
segmen panggul posterior.

50% keadaan tersebut disebabkan karena kelainan


bentuk panggul .

50% lainnya menunjukkan bahwa hal tersebut


disebabkan karena saat awal persalinan, kepala
janin mengadakan defleksi sehingga yang melewati
PAP adalah terpanjang kepala janin.

48
Posisio
Occipitalis
Posterior

OCCIPUT DI
KANAN BELAKANG
Diagnosis
Saat kehamilan teraba
punggung menjauhi garis
tengah dan bagian kecil mudah
diraba dibagian depan.
DJJ terkuat di bagian pinggang
ibu.
Diagnosa saat persalinan
sangat informatif dengan
diketahuinya posisi u2b.

50
Kemungkinan
Cara Pemutaran
Kepala
Penatalaksanaan
Ekspektatif.
PARTUS LAMA
analgesia dan rehidrasi
PARTOGRAM : per vaginam atau SC ?
Rotasi Panjang : Persalinan per vaginam
mungkin berlangsung seperti biasa.
Rotasi pendek : 8% dapat lahir spontan
dan 7% dengan ekstraksi cunam.
5 - 10% memerlukan tindakan SC
52
Rotasi Panjang
Rotasi Pendek
Presentasi
SUNGSANG

55
Jenis Presentasi Sungsang
Presentasi bokong murni.
~ ( frank breech presentation )
Kedua sendi paha dalam keadaan fleksi dan kedua sendi
lutut ekstensi
Presentasi bokong - kaki.
~ ( complete breech )
Kedua sendi paha dan lutut dalam keadaan fleksi
Presentasi kaki.
~( incomplete breech )
Satu atau kedua kaki atau lutut merupakan bagian
terendah janin

56
Jenis Presentasi Sungsang
INCOMPLETE
BREECH

Frank Breech Presentasi


Presentasi kaki.
presentation Bokong - Kaki

57
etiologi
Prematuritas
Grandemultipara
Hidramnion
Kehamilan kembar
Hidrosepalus
Anensepalus
Kelainan uterus : ( uterus bicornu , mioma uteri )
Panggul sempit dan tumor daerah panggul

58
Diagnosis

Usia kehamilan < 32 - 35 minggu arti klinis ?.


Palpasi bagian bawah uterus berisi jaringan lunak yang
tidak jelas bentuknya dan bagian atas uterus teraba
masa keras berbentuk bulat.
DJJ terdengar paling kuat disekitar umbilkus.
Vaginal toucher :
Ultrasonografi dapat memperjelas diagnosa dan
kemungkinan adanya kelainan kongenital.
Radiologis untuk melihat posisi tungkai janin.

59
BREECH WITH BREECH WITH
EXTENDED LEG FLEXED LEG

60
Permasalahan Presentasi
Sungsang
Sebagian besar memerlukan tindakan operatif sehingga
morbiditas ibu dan anak .
Resiko janin terutama tergantung pada :
a. Keahlian penolong persalinan
b. Berat janin
Morbiditas janin :
a. Perdarahan intracranial
b. Asphyksia akibat prolapsus tali pusat
c. Fraktura femur, humerus dan klavikula

61
Tergantung pada kebijakan institusi :

DIBIARKAN VERSI LUAR


SAJA TETAP PADA PRESENTASI pada
PRESENTASI KEHAMILAN
SUNGSANG SUNGSANG 36 37 MINGGU

1. Sectio Casaerea.
2. Per vaginam.

62
Sectio Caesar pada
Kehamilan ATERM pro & kontra
Cedera Janin <.
Banyak pasangan yang
memilih sedikit anak Morbiditas ibu
dalam keluarganya 5 - 15% + cacat bawaan.
30 - 40% usaha Masih banyak ibu yang
melahirkan anak menginginkan
pervaginam berakhir persalinan normal
dengan SC. pervaginam.
SC adalah operasi yang
aman.

63
Persalinan
Sungsang Pervaginam :
Spontan pervaginam
~ ( spontan BRACHT )
Ekstraksi bokong parsial
KEBERHASILAN

Ekstraksi bokong total


Ukuran Bokong
Ukuran Panggul
Keahlian penolong

64
PROSES PERSALINAN SUNGSANG
PERVAGINAM :
mengalami Persalinan bokong
Persalinan bahu
Engagement
Persalinan kepala
Desensus
Rotasi internal
Persalinan
Rotasi eksternal

65
Tahapan Persalinan Sungsang
Fase lambat I
Dari bokong sampai umbilikus
Fase cepat
Dari umbilikus sampai mulut janin
Harus terselesaikan dalam waktu < 8 MENIT
Bahaya jepitan tali pusat
Fase lambat II
Persalinan kepala
Harus dilakukan secara perlahan agar tidak terjadi dekompresi
mendadak yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial

66
A B C

A. Awal persalinan : Engagement bokong terjadi dengan masuknya diameter


intertrochanterica pada diameter oblique atau tranversalis pintu atas panggul

B. Pada awal kala II : Bokong mencapai dasar panggul dan mengadakan rotasi internal
sehingga diameter inter trochanterica berada pada posisi antero-posterior PAP

C. Akhir kala II : Dengan gerakan laterofleksi sekitar simfisis pubis. Bahu masih
belum engaged
D E

D. Bokong sudah lahir, dan bahu menyesuaikan dengan tranversal PAP.


Gerakan ini menyebabkan rotasi eksternal bokong sehingga punggung janin
dibagian atas.

E. Bahu mencapai dasar panggul dan mengalami rotasi internal sehingga bis
acromial berada pada antero posterior PBP. Secara serempak. Bokong
berputar kedepan 900 . Kepala mengalami engagemen pada PAP dan SS berada
pada tranversa PAP.
Bahu depan lahir di belakang simfisis melalui gerakan laterofleksi tubuh
a. Bayi bergantung
didepan vulva
b. Traksi curam atas
PROBLEMATIK PADA
PERSALINAN SUNGSANG
PER VAGINAM

Pasien meneran saat dilatasi belum lengkap.


Berat janin lebih dari perkiraan.
( Tungkai janin ekstensi )
Lengan ekstensi.
Kelainan kongenital : hidrosepalus.
Fleksi kepala yang tidak sempurna..

70
MONOGRAM

PERSALINAN SUNGSANG

71
BOKONG LAHIR
DENGAN
LATEROFLEKSI
COLLUMNA
VERTEBRALIS
BOKONG LAHIR
DENGAN
LATEROFLEKSI
COLLUMNA
VERTEBRALIS
BOKONG
MEREGANG
VULVA.
SAAT
MELAKUKAN
EPISIOTOMI
IBU MENERAN TERUS.
BOKONG LAHIR DAN
DIIKUTI TUBUH SAMPAI SETINGGI
UJUNG SCAPULA.
Tangan operator belum
menyentuh bokong.
Yang dilakukan hanya
mempermudah lahirnya kaki.
PENOLONG PERSALINAN
MEMASTIKAN BAHWA
PUNGGUNG ANAK TETAP
BERADA DI ATAS.

UJUNG SCAPULA KANAN BARU


SAJA TERLIHAT YANG
MENUNJUKKAN BAHWA BAHU
SEMAKIN TURUN KEDALAM
PANGGUL

SKEMATISASI
SAAT BAHU TURUN KEDALAM
PANGGUL, PENOLONG
MEMEGANG KEDUA
PERGELANGAN KAKI DENGAN
TANGAN KIRI, DAN
MEMASUKKAN TELUNJUK & JARI
TENGAH KEDALAM VAGINA.

KEMUDIAN PENOLONG
MELAHIRKAN LENGAN KANAN
DENGAN MENEKAN FOSA CUBITI
DARI ATAS
KEBAWAH,MENYELUSURI DADA
ANAK DAN KELUAR DARI BAWAH
RAMUS PUBIS
PROSES DIULANG PADA SISI
LAIN , DIMANA LENGAN KIRI
DICAPAI DARI BAGIAN
POSTERIOR PINTU BAWAH
PANGGUL ; ADANYA CEKUNGAN
SACRUM LEBIH MEMUDAHKAN
PECAPAIAN.

CARA LAIN : PENOLONG


PERSALINAN MEROTASI TUBUH
JANIN 900 SEARAH JARUM JAM
DAN MENCAPAI LENGAN KIRI
DARI BAWAH SIMFISIS PUBIS
SETELAH LENGAN LAHIR , BAYI
DIBIARKAN BERGANTUNG
DIDEPAN VULVA KIRA-KIRA 1
MENIT AGAR TERJADI TRAKSI
KEPALA OLEH BERAT ANAK
SENDIRI SEHINGGA TERLIHAT
TENGKUK.

DENGAN TERLIHATNYA
TENGKUK , MENUNJUKKAN
BAHWA PENURUNAN KEPALA
DALAM PANGGUL TELAH CUKUP.
SETELAH LENGAN LAHIR , BAYI
DIBIARKAN BERGANTUNG
DIDEPAN VULVA KIRA-KIRA 1
MENIT AGAR TERJADI TRAKSI
KEPALA OLEH BERAT ANAK
SENDIRI SEHINGGA TERLIHAT
TENGKUK.

DENGAN TERLIHATNYA
TENGKUK , MENUNJUKKAN
BAHWA PENURUNAN KEPALA
DALAM PANGGUL TELAH CUKUP.
PADA POSISI VERTIKAL , BAYI
DIANGKAT KEATAS KEARAH PERUT
IBU SEJAUH 1350 DAN ASSISTEN
DAPAT MENAHAN PERGELANGAN
KAKI PADA POSISI INI.

JIKA TERABA UMBILIKUS YANG


TEGANG , DAPAT DILAKUKAN
PEMOTONGAN DIANTARA DUA KLEM
YANG SUDAH DIPASANG TERLEBIH
DAHULU.

DENGAN GERAKAN HIPERLORDOSIS


LEBIH LANJUT , KEPALA ANAK DAPAT
DILAHIRKAN
PRESENTASI
MUKA

84
Presentasi
Muka Angka kejadian 1 : 500 persalinan.
70% kasus , pada saat engagemen
sikap berubah dari fleksi tak
sempurna menjadi ektensi
sempurna.
Pada 15% kasus terdapat kelainan
kongenital :
Anencefali
Tumor coli
Pemendekan otot leher

85
Diagnosa sebelum persalinan
jarang ditegakkan.
Pada sebagian besar kasus
diagnosa ditegakkan saat
persalinan , atau tidak
terdiagnosa sampai terlihatnya
bibir edema di vulva pada kala II.
Pada palpasi , bentuk spina
seperti S. Kaki teraba pada sisi
berlawanan tonjolan oksiput.
Teraba cekungan antara oksiput
dan punggung
DJJ terkuat pada sisi yang sama DIAGNOSIS
dengan sisi kaki .

86
Pemeriksaan Radiologi
pada
Presentasi Muka
Sebagian besar : terjadi
MEKANISME
engagemen pada tranverse PERSALINAN
panggul , dan posisi mento
melintang kanan lebih sering dari
mento kiri.
Diameter yang melewati panggul
adalah submento-
bregmatica ( 9.5 cm ).
Desensus pada mid-pelvik terjadi
melalui gerakan ekstensi kepala ,
harus diingat bahwa saat
mencapai level spina ischiadica,
engagemen masih belum
sempurna.

88
MEKANISME
Pada 90% kasus PERSALINAN
terjadi rotasi
anterior 900 dari
dagu.
Mento anterior
adalah posisi yang
menguntungkan
dan kepala dapat
lahir melalui
gerakan fleksi .

89
Posisi mento-
posterior
yang macet.
Persalinan
melalui fleksi
tak mungkin
terjadi
90
Prognosis
Partus lama biasanya terjadi
bila disertai CPD.
Persalinan operatif terjadi
pada > 20% kasus dan terjadi
peningkatan morbiditas ibu.
Mortalitas Perinatal kira-kira
10%, akibat dari :
Persalinan operatif.
Edema cerebral.
Hipoksia akibat gangguan
venous return.

91
Presentasi
DAHI

92
Presentasi kepala yang Presentasi
paling buruk , oleh Dahi
karena kepala melewati
panggul melalui
diameter mento -
occipital (13.5 cm).
Bila dahi engage dalam
panggul , proses
persalinan akan
tertahan kecuali pada
anak yang sangat
kecil.
Angka kejadian : 1
: 1500 persalinan.
93
Diagnosis
Posisi ini mungkin posisi sementara sampai
terjadinya engagemen.
Ditemukannya kepala yang mengapung . Dengan
adanya celah antara occiput dan punggung , harus
membuat dokter waspada akan terjadinya presentasi
dahi.
Konfirmasi diagnosa ditegakkan melalui pemeriksaan
VT dengan terabanya ubun-ubun besar dan tepi
atas orbita atau secara radiologis .

94
Tidak perlu tindakan saat kehamilan
oleh karena sering terjadi konversi ke
vertex atau muka.

Pasien diminta segera datang ke RS


bila merasa bahwa persalinan telah
mulai , atau bila ketuban pecah

MANAGEMEN Penatalaksanaan saat persalinan


adalah SC , kecuali bila bayi mati atau
terdapat gross fetal anomali. Pada
kasus tersebut , dianjurkan untuk
melakukan kraniotomi dan melakukan
persalinan pervaginam.

95
Letak
Lintang

96
LETAK LINTANG
dan MENGOLAK
( SHOULDER PRESENTATION )

Kelainan presentasi yang paling


berbahaya.
Bagian terendah janin adalah bahu,
punggung dapat berada di anterior
(60% kasus) atau posterior ( 40%
kasus ).
Angka kejadian 1:200, jarang
terjadi pada primigravida.
97
Letak lintang sering terjadi
bila uterus besar dan tonus
kurang ( pada
grandemultipara )
Regangan rahim berlebihan :
Hidramnion
Kembar
Pada 10% kasus disertai
dengan placenta praevia.
Bila terjadi pada primigravida,
pikirkan :
Etiologi Uterus Arcuate.
Uterus Subseptus.
Panggul sempit.
Placenta praevia.
98
Diagnosis

Inspeksi : pembesaran uterus


kesamping dan berbentuk oval .
Palpasi : tidak teraba kepala di
fundus atau didaerah panggul.
VT : memastikan tidak teraba
kepala atau bokong, dan teraba
bahu bila persalinan sudah
lanjut.
Pikirkan letak lintang pada kasus
prolapsus tangan atau talipusat .

99
ETAK LINTANG

TEMUAN
RADIOLOGIS
LETAK LINTANG
saat KEHAMILAN
Dx biasanya mudah , tetapi sebelum memutuskan untuk
melakukan tindakan harus dipastikan tidak ada kesempitan
panggul atau placenta praevia.
Pada kehamilan minggu ke 36 , dapat dipertimbangkan
untuk melakukan versi luar sefalik.
Pasien diminta segera ke RS bila merasakan adanya tanda-
tanda persalinan, atau bila ketuban pecah.
Alternatif : Pasien dirawat di RS dan menunggu onset
persalinan bila letak lintang masih terjadi setelah minggu ke
38 .

102
Proses
Persalinan
Pecahnya ketuban sebelum atau
saat awal persalinan , dapat
menyebabkan terjadinya prolapsus
lengan atau talipusat.

Pada kasus yang sangat jarang


dapat terjadi ekspulsi janin secara
spontan , terutama bila bayi sangat
kecil.
Bila dibiarkan, bahu akan
menghambat proses persalinan dan
terjadi ruptura uteri .

103
PENATALAKSANAAN
Letak lintang dapat ditemukan pada berbagai fase
persalinan :
Awal persalinan dengan selaput ketuban utuh atau baru
pecah.
Persalinan lanjut dengan janin hidup.
Persalinan lanjut dengan janin mati.

SC adalah terapi yang disarankan pada kasus letak


lintang.

Letak lintang pada gemelli anak ke II : bila bayi kecil


dapat dikerjakan versi internal podalik dan
dilanjutkan dengan ekstraksi bokong.
104
Mortalitas maternal meningkat
kecuali bila dapat dilakukan
deteksi dini saat persalinan dan
ditangani oleh tenaga yang
sangat trampil.
Kasus yang tidak terdeteksi
dapat menyebabkan ruptura
uteri.

Kematian bayi bervariasi antara


25 60%,
tergantung saat deteksi
malpresentasi dan pada jenis PROGNOSIS
penanganan.
Prognosis anak terbaik adalah
bila dilahirkan melalui CS, dan
paling buruk bila melalui versi
internal.
105
presentasi
rangkap

COMPOUND PRESENTATION
PROLAPSUS TANGAN
PADA
PRESENTASI KEPALA
Angka kejadian 1 : 700
persalinan.
Dapat terjadi pada situasi
dimana engagemen kepala
janin terganggu :
Hidramnion
CPD
Bayi premature
Pada saat belum inpartu atau
sebelum ketuban pecah tidak
menimbulkan masalah, oleh
karena biasanya tangan atau
lengan tersebut dapat
menjauhi kepala.
107
Sebagian besar kematian
anak disebabkan oleh :
Persalinan Prematur.
Prolapsus talipusat.
Tindakan obstetrik.

Pada sebagian besar kasus ,


bagian yang prolaps
dibiarkan saja , oleh karena
sebagian besar tidak PROGNOSIS
mengganggu jalannya
persalinan. 108
KEHAMILAN
KEMBAR
Dapat terjadi oleh karena :
Ovulasi dan fertilisasi 2 ovum atau lebih MULTIPLE
( dizygotic ) atau
Pembelahan yang terlalu dini dari satu
PREGNANCY
ovum yang telah dibuahi
( monozygotic )
Angka kejadian 1 : 90 kehamilan dan
sejak dikenalnya assisted reproductive
technology, angka kejadian meningkat .
Pemeriksaan USG pada kehamilan dini dapat
menegakkan lebih banyak kasus kehamilan
kembar namun lebih dari separuh kasus , 1
janin mati dan hilang sebelum paruh kedua
kehamilan ( vanishing twin ) .
Pada dizygotic twin, masing-masing janin
merupakan satu individu terpisah dengan
MULTIPLE masing-masing plasenta, amnion dan chorion.
PREGNANCY
Pada monozygotic twin, kedua janin memiliki
satu plasenta and chorion, tetapi masing-
masing memiliki kantung amniotik.
Hubungan vaskular antara 2 plasenta dapat
menyebabkan adanya pengambilan pasokan
nutrisi oleh satu janin sehingga janin lain
tumbuh lebih terhambat .
Kadang-kadang 1 janin mati sejak dini dan
mengalami mummifikasi
( fetus papyraceus )

Janin pada kehamilan kembar cenderung


lebih kecil dibandingkan janin pada kehamilan
tunggal.
MEAN BIRTH-
WEIGHT
OF TWINS AND
SINGLETON
AT VARIOUS STAGE
OF PREGNANCY
DIAGNOSIS Beberapa kehamilan
kembar terdiagnosa
pada awal kehamilan
melalui USG.
Ukuran abdomen dan
uterus lebih besar dari
yang diharapkan.
Teraba banyak bagian
kecil , kadang-kadang
dapat teraba dua
kepala.
penatalaksanaan
Kehamilan kembar sering disertai dengan komplikasi
persalinan sehingga ANC dilakukan lebih sering.
ANC dilakukan setiap 2 minggu.

COMPLICATIONS OF PREGNANCY IN SINGLETON AND


MULTIPLE PREGNANCIES.
Complication Singleton (%) Multiple (%)
Pregnancy induced
5 15
hypertension
Anemia 3-5 15
Polyhdramnions <2 >5
Preterm Birth <5 > 25
Perinatal mortality 0.9 5.6
114
Penatalaksanaan
Saat Persalinan
Posisi anak pertama ditentukan saat
MKB.
45% kasus keduanya pada letak kepala.
25% kepala - bokong.
10% bokong kepala atau bokong-
bokong.
Bila anak pertama : Lintang , akhiri
persalinan dengan SC.
Saat ketuban pecah, lakukan VT untuk
melihat kemungkinan adanya prolapsus.

115
EFEK PSIKOLOGIS KEHAMILAN KEMBAR PADA
ORANGTUA

Bila terdiagnosa pada awal kehamilan , masalah pertama


yang dibahas adalah : vanishing twin.
Setelah kehamilah minggu ke 20th pasien damn suaminya
diberitahu mengenai tingginya angka komplikasi.
Pada masa post natal , masalah yang dihadapi orang tua
adalah masalah perawatan anak.
Dokter dan perawat yang mendampingi pasien harus
waspada dengan masalah yang mungkin dihadapi oleh
pasien atau keluarganya

116
VIDEO - VIDEO

VIDEO VIDEO
Distocia Distocia 2

VIDEO
Distocia 3

VIDEO 3 VIDEO 4
Sungsang Presentasi
PROLAPS
TALI PUSAT

118
PROLAPS
TALIPUSAT
Terjadi 1 : 200
persalinan.
Talipusat masih
berada dalam
kantung amnion
(cord presentation)
atau atau prolapsus
dalam vagina saat
ketuban pecah .
119
ETIOLOGI

CPD.
Malpresentation.
Prematuritas.
Saat amniotomy.
Versi janin.

120
Diagnosis

Talipusat terkemuka jarang terdiagnosa.


Bila terjadi saat ketuban pecah, dapat diketahui
melalui VT. Segera setelah ketuban pecah VT harus
selalu dikerjakan.
Bila teraba tali pusat , denyut nadi talipusat dan
detik jantung janin ditentukan : normal atau tidak.

121
Tergantung kondisi janin dan derajat Managemen
pembukaan.
Bila janin sudah mati , persalinan spontan
ditunggu.
Bila janin hidup dan pembukaan belum
lengkap , lakukan SC .
Saat mempersiapkan SC , wanita berada
pada posisi knee-chest position untuk
mengurangi tekanan pada talipusat.
Tali pusat dimasukkan kedalam vagina
untuk mengurangi resiko spaseme
pembuluh darah akibat hawa dingin.
Pada pembukaan lengkap , dan kepala
atau bokong sudah didasar panggul,
dilakukan persalinan dengan cunam atau
ekstraksi bokong.

122
VIDEO PROLAPS TALI PUSAT

VIDEO PROLAPS
TALI PUSAT
DISTOSIA BAHU
SETELAH KEPALA LAHIR :

NORMAL : BAHU DEPAN MASUK SECARA OBLIQUE/ MIRING


DIBAWAH OS. PUBIS.
DENGAN TEKANAN MENGEDAN DARI IBU MAKA
BAHU DEPAN BERADA DIBAWAH SYMPHISIS PUBIS

BAYI BESAR : BAHU DEPAN GAGAL PUTAR PAKSI SECARA


MIRING KEBAWAH OS. PUBIS ATAU TETAP PADA POSISI
ANTERIOR- POSTERIOR.
BAHU DEPAN MEMBENTUR SYMPHISIS PUBIS.
PENYEBAB DISTOSIA BAHU

1. DEFORMITAS PANGGUL

2. MAKROSOMIA.

3. KEPALA LHIR TERLALU CEPAT ( MULTIPARA ) SHG


BAHU TAK SEMPAT MELIPAT

DISTOSIA BAHU ADALAH SUATU KEADAAN EMERGENCY YANG


TAK TERDUGA ( UNPREDICTABLE ) !
INSIDEN
0 - 1 %
BAYI BESAR > 4000 GR : 5 7 %
BAYI BESAR > 4500 GR : 8 10 %

FAKTOR RISIKO

MAKROSOMIA ( TBJ > 4000 GR ).


RIWAYAT MAKROSOMIA
RIWAYAT KELUARGA MAKROSOMIA
DM
MULTIPARA
POST DATE
TANDA 2

* KALA II MEMANJANG
* KEPALA BAYI MELEKAT ERAT PADA PERINEUM
( TURTLE SIGN )

PROGNOSIS
* KOMPRESI TALI PUSAT
AKIBATNYA :
PH ART. UMB. ME 0,004 /MNT
0,28 DALAM 7 MNT
PH < 7,0 RESUSITASI BAYI SULIT
KOMPLIKASI DISTOSIA BAHU

* KERUSAKAN FLEKSUS BRACHIALIS


* KERUSAKAN SYARAF ( S5-6)/ ERB DUNCHENE
* KERUSAKAN SYARAF (S7-TH1) /
PARALISIS KLUMPKES
* PATAH TULANG ( KLAVIKULA/HUMERUS)
* ASPIKSIA JANIN
* KEMATIAN JANIN

MASALAH

KEPALA TELAH LAHIR, BAHU TAK BISA LAHIR


PENGELOLAAN UMUM

WASPADA PADA SETIAP PERSALINAN !!


TERUTAMA :
* BAYI BESAR
* IBU DM
DETEKSI DINI MAKROSOMIA ( USG/ TBJ > 3500 GR )
PROAKTIF SC BILA MAKROSOMIA.

MANUVER DISTOSIA BAHU


JANGAN !! : MENARIK KEPALA
MENDORONG FUNDUS
PANIK DAN MEMUTAR KEPALA
SYARAT

* KONDISI VITAL IBU MEMADAI


* MASIH BISA MENGEDAN
* PBP MEMADAI ( AKOMODASI TUBUH BAYI )
* BAYI MASIH HIDUP ( DIHARAPKAN HIDUP)
* BUKAN MONSTRUM ( KELAINAN KONGENITAL YG
MENGHALANGI KELAHIRAN BAYI

TEHNIK
* EPISOTOMI * ROLL OVER
* MC. ROBERTS * PATAHKAN KLAVIKULA
* MAZZANTI /RUBIN / HUMERUS
* WOODS * SIMPHISIOTOMI
* SWARTZ & DIXON * ZAVENELLI
MC. ROBERTS
PRINSIP : HYPERFLEKSI SENDI PAHA
SEHINGGA SUDUT PANGGUL MELEBAR

TINDAKAN

1. SPTM
2. PERSIAPAN (PENOLONG,PASIEN,BAYI,ALAT)
3. PI
4. ANASTHESIA LOKAL & EPISOTOMI
5. MANUVER ( LUTUT IBU SEDEKAT MUNGKIN DGN DADA)
6. TARIK KEPALA BAYI KEBAWAH.
MAZZANTI
MENEKAN BAHU DEPAN BAYI DARI ARAH POSTERIOR SEHINGGA BAHU
DEPAN BAYI MASUK DIBAWAH SYMPHISIS. ( DILAKUKAN DI SUPRASYMPISIS )

RUBIN

MENEKAN BAHU DEPAN BAYI KEARAH DADA DARI POSTERIOR SEHINGGA


DIAMETER BAHU BAYI MENGECIL. ( DILAKUKAN DI SUPRA SYMPHISIS )

WOODS

MENEKAN BAHU BELAKANG JANIN DARI ARAH ANTERIOR SAMAPAI BAHU


BERPUTAR 180 DERAJAT DAN SEBALIKNYA. ( DILAKUKAN DARI DALAM
VAGINA )
SWARTZ & DIXON
MELAHIRKAN BAHU BELAKANG

TEHNIK
1. MASUKKAN TANGAN MENGIKUTI LENGKUNG SAKRUM
SAMPAI FOSSA KUBITI BAYI.
2. LIPAT LENGAN BAWAH BAYI DGN JARI TENGAH PENOLONG
3. TARIK TANGAN BAYI MENGUSAP DADA MENGGUNAKAN
TEKANAN JARI TELUNJUK PENOLONG.
4. KELUARKAN LENGAN BAYI, MAKA BAHU BELAKANG LAHIR
5. SELANJUTNYA BAHU DEPAN LAHIR.

ROLL OVER

IBU POSISI KNEE CHEST DAN LAHIRKAN BAHU BELAKANG BAYI.


ZAVENELLI
FLEKSIKAN KEPALA BAYI, DORONG, PUTAR PAKSI DALAM
LAKUKAN SC
RUPTUR UTERI
PENDAHULUAN
Ruptur uteri dalam kehamilan jarang terjadi
dan sering menimbulkan komplikasi serius
pada ibu dan janin.
Insiden ruptur uteri dilaporkan 1654 kasus
diantara 2.504.456 kehamilan dengan angka
kejadian 1 dalam 1514 kehamilan ( 0,07% )
PENDAHULUAN
Ruptur uteri tanda dan gejalanya tidak spesifik.
Sehingga sulit dalam mendiagnosis dan terkadang
terjadi keterlambatan penanganan.

Dari penegakan diagnosis sampai persalinan hanya


tersedia waktu 10 sampai 30 menit sebelum terjadi
morbiditas pada janin.
DEFINISI

Ruptur uteri adalah separasi ketebalan dinding uterus sampai dengan


melewati lapisan serosa.

Ditemukannya perdarahan pada uterus, gawat janin, bagian janin dan


plasenta berada diluar cavum uteri dan hal ini akan membutuhkan
tindakan SC, repair uterus, atau histerektomi.
FAKTOR RESIKO
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISOLOGI
PATOFISIOLOGI
PATOFISOLOGI
Tanda dan gejala
Tergantung dari waktu, lokasi dan pelebaran defek
pada uterus.
Ruptur uterus pada bekas LMR sedikit samar
daripada ruptur spontan atau traumatik karena
parut yang terjadi biasanya avaskular.
Tanda dan gejala
Tanda dan gejala
DIAGNOSIS
Karena tersedianya waktu yang sedikit untuk
mendiagnosa ruptur uteri, untuk menghindari
kerusakan fisiologi yang irreversibel dari janin, maka
terkadang metode penegakan dengan pencitraan
kurang bermanfaat.

Metode yang paling tepat untuk penegakan


diagnosis ruptur uteri berdasarkan tanda dan gejala.
DIAGNOSIS
KOMPLIKASI
PENANGANAN
Aspek utama dari penanganan ruptur uteri adalah
menegakkan diagnosis secara cepat dan
mempersingkat waktu dari timbulnya gejala sampai
dengan diambilnya keputusan pembedahan
definitif.

Saat diagnosis ruptur uteri ditegakkan, stabilisasi


keadaan ibu dan persalinan janin segera adalah
sangat penting.
PENANGANAN
Dikerjakan di pusat pelayanan kesehatan yang
memiliki fasilitas yang memadai untuk
menyelamatkan ibu dan janin.
PROGNOSIS
2-20% kematian ibu
10-25% kematian janin
VIDEO

VIDEO
RUPTUR UTERI
TERI MA KAS I H

You might also like