You are on page 1of 49

LAPORAN PPK 3.

5
OLEH :
Wahyu Cipto Utomo/14711086
M. Bryllian L.H./14711092
Rizki Sefrita Wulandari/14711100
Indah Noormala Santi /14711172
BERKAS KESEHATAN
KELUARGA
IDENTITAS KEPALA KELUARGA
IDENTITAS
Nama Awiyanto
Umur 42 tahun

Jenis kelamin laki-laki

Status sudah menikah


perkawinan
Agama Islam

Suku bangsa Jawa


Pendidikan SMP

Pekerjaan Mandor bangunan

Alamat cawan, sleman yogyakarta


IDENTITAS PASANGAN
IDENTITAS
Nama Ny. Diana
Umur 38 tahun

Jenis kelamin wanita

Status sudah menikah


perkawinan
Agama Islam

Suku bangsa Jawa


Pendidikan SMA

Pekerjaan wiraswasta

Alamat cawan, sleman yogyakarta


GENOGRAM
DENAH RUMAH
EKONOMI KELUARGA
1 Rumah (permanen, semi darurat, temlan permanen
2 Barang mewah ( TV, Video, AC, kulkas, Setrika TV, video (rusak), setrika
listrik, dll) listrik, motor
3 Daya listrik 4.5 V (PLN)
4 Lain-lain
Penghasilan keluarga sebulan Kurang lebih IDR
Pengeluaran keluarga sebulan 3000.000
Kurang lebih IDR
3000.000
PERILAKU KESEHATAN KELUARGA

1 Pelayanan promotif dan preventif bayi -


dan balita
2 Pembinaan kesehatan anggota Posyandu lansia
keluarga lainnya setiap bulannya
3 Pelayanan pengobatan Puskesmas
4 Jaminan kesehatan Ada
(BPJS,Jamkesmas)
POLA MAKAN KELUARGA
Bayi -
Balita -
Anak 3 kali/hari
Dewasa 3 kali/hari
Usia lanjut 3 kali/hari
AKTIVITAS KELUARGA/ PENGISIAN WAKTU LUANG
1 Aktivitas fisik Nonton TV, tidur
siang, bermain
dengan anak
2 Aktivitas mental Mengaji bersama
setiap habis
magrib, pengajian
seminggu sekali.
LINGKUNGAN
NO JENIS LINGKUNGAN HASIL

1 Lingkungan fisik rumah asal


Luas bangunan 8 x 12 meter persegi
Ventilasi dan cahaya Sangat kurang
Limbah dan jamban Septitank
Tempat bermain Ruang depan TV
Sumber air bersih Sumur
2 Lingkungan sosial rumah asal Baik
3 Lingkungan fisik tempat kerja Baik
4 Lingkungan sosial tempat Baik
kerja
PROFIL KELUARGA
No. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Hub. Status Keterangan
Keluarga perkawinan kesehatan

1 Awiyanto 42 th SMP Mandor Kepala Menikah Sakit TB


keluarga
(suami)
2 Diana 38 th SMA Wiraswasta Istri Menikah Sehat

4 Daffa 10 th SD siswa Anak Belum Sehat


5 Narowi 60 th SMA mertua Janda sehat
BERKAS KESEHATAN
PASIEN
IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS
Nama Awiyanto
Umur 42 tahun

Jenis kelamin laki-laki

Status sudah menikah


perkawinan
Agama Islam

Suku bangsa Jawa


Pendidikan SMP

Pekerjaan Mandor bangunan

Alamat cawan, sleman yogyakarta


ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA Batuk terus-menerus

Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu

batuk terus menerus 2 bulan lalu datang dengan keluhan batuk ngikil
Pasien dahulu didiagnosis oleh dokter terkena efusi
Datang untuk kontrol TB, masuk bulan ke 3
pleura karena pada hasil rontgennya terdapat
gambaran cairan disekitar pleuranya dengan
diagnosis tuberkulosis disangkal.
Pasien diminta untuk kontrol dan melakukan
pemeriksaan dahak tetapi tidak dilaksanakan
Riwayat penyakit keluarga Riwayat kebiasaan sehari-hari

Mandor bangunan
Sering berpergian keluar kota karena
pekerjaan
Makan tiga kali sehari dengan menu makan
cukup
Memiliki riwayat merokok dan mengonsumsi
alkohol tetapi sekarang sudah berhenti
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS

PEMERIKSAAN HASIL
Keadaan umum Baik dengan batuk
Kesadaran terus-menerus
Gizi Compos mentis
Cukup
Antropomentri TB 158 cm
BB 58 kg
Tanda vital TD 110/70
R Tidak diukur
Suhu Tidak diukur
Nadi Tidak diukur
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN SPESIFIK

Jenis pemeriksaan HASIL

Status gizi IMT 23,23


Mata Normal
Mulut Normal
THT Normal
Leher Normal
Jantung Normal
Paru Menunjukkan gejala penyakit tuberkulosis

Abdomen Normal
Ekstremitas Normal
Palpasi arteri radialis Teraba
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan dahak ( 22/3/2017)
Sewaktu : ++
Pagi :+++
Sewaktu : ++

Pemeriksaan dahak ( 16/5/2017)


Sewaktu :-
Pagi :-
Sewaktu :-
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA
TATALAKSANA
Masalah Non Farmakologi Edukasi
DIAGNOSIS Farmakologi
Tuberkulosis - Terapi TB Menggunakan masker
primer fase intensif Tidak meludah
intraparu selama 2 disembarang tempat
bulan Obat TB diminum rutin
beralih Rumah dibersihkan
masuk ke Jendela dibuka semua
fase lanjutan untuk ventilasi dan sirkulasi
udara yang lebih baik

Tuberkulosis primer intra paru


ANALISIS
DATA PASIEN
Umur
Laporan litbangkes Kementerian Kesehatan Indonesia
tahun 2014 menyatakan bahwa rentang umur 35-44
tahun memiliki prevalensi sebesar 0,3. Kelompok
tertinggi dicapai oleh kelompok umur > 45 tahun
(Riskesdas,2013).
JENIS KELAMIN

prevalensi TB paru pada laki-laki lebih tinggi yaitu sebesar


0,4% dibandingkan pada perempuan yang sebesar 0,3%.
Sedangkan menurut tipe daerah, prevalensi TB paru pada
penduduk di perkotaan sebesar 0,4%, lebih tinggi dibandingkan
dengan penduduk di perdesaan yang sebesar 0,3%
(Riskesdas,2013) .

prevalensi TB antara laki-laki dan wanita sebesar 1,4 lebih besar


pada laki-laki (WHO, 2015).
Umur dan Jenis kelamin
Tuberkulosis di Indonesia

Indonesia merupakan negara


kedua yang memiliki prevalensi
kasus tuberkulosis tinggi setelah
India yang menduduki peringkat
pertama pada tahun 2014 dengan
rata-rata 426 orang per 100.000
populasi per tahunnya dengan
kasus pasti sebesar 419 orang dan
kasus belum pasti sebesar 7 orang.
Ras

Ras asia memiliki prevalensi tuberkulosis


sebesar 30 %. Hal ini merupakan prevalensi
tertinggi dari ras yang ada (Thomas et al,
2016).
PENDIDIKAN

Pendidikan pasien terakhir adalah SMP

Prevalensi TB berdasarkan pendidikan


sebesar 0.3. prevalensi tuberkulosis menurut
pendidikan tampak semakin rendah seiring
dengan meningkatnya status pendidikan
seseorang (Riskesdas,2013).
PEKERJAAN
Pekerjaan pasien
adalah Mandor
bangunan

Wiraswasta

Pekerjaan wiraswasta menempati


posisi ketiga sebesar 9,5. Penduduk
yang tidak bekerja memiliki
prevalensi tertinggi untuk terkena
tuberkulosis (Riskesdas,2013).
ANALISIS
RPS, RPD, RPK
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

keluhan kini mulai membaik dan sesak sudah berkurang, akan


tetapi keluhan batuk ngikil masih berlangsung

Riwayat merokok Pola Makan

Faktor
resiko

Riwayat Alkohol HIV?


RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Penegakan diagnosis efusi pleura
sudah benar ?
Anamnesis Efusi Pleura Pasien diminta untuk kontrol dan
melakukan pemeriksaan dahak
tetapi tidak dilaksanakan
Apa hubungannya dengan TB ?

Efusi pelura adalah peradangan


lapisan pleura akibat infeksi
mikroorganisme yang menyebabkan Penyebab efusi pleura yang
peningkatan cairan didalam lapisan berkaitan dengan infeksi
pleura (Halim, 2014). mikroorganisme antara lain Efusi pleura yang tidak
virus, mikoplasma. Bakteri, mendapatkan pengobatan secara
tuberkulosa, fungi , dan parasit adekuat akan menjadi pleuritis
(Jeffrey, 2017;Halim 2014). (Jeffrey, 2017;Halim 2014).
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Anamnesis Efusi Pleura Pleuritis TB

Pleuritis sebenarnya merupakan


komplikasi yang umum sering
Penegakan diagnosis terjadi di tuberkulosis tetapi tidak
penyebab efusi pleura tidak menutup kemungkinan bahwa
cukup dengan sekali pleuritis juga merupakan faktor
pemeriksaan cairanyang resiko terjadinya kasus tuberkulosis
diambil, perlu beberapa 2-3 bila penyebabnya adalah kuman
kali pengulangan untuk tuberkulosis (Jeffrey, 2017;Halim
menegakkan diagnosis 2014).
penyebab terjadinya efusi
pleura (Halim2014).
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN KETERANGAN


Keadaan umum Baik Kepala Tidak dilakukan
Kesadaran Compos mentis
Gizi Mata Tidak dilakukan
Cukup
Antropomentri TB 158 cm Mulut Tidak dilakukan

BB 58 Kg Leher Tidak dilakukan


IMT 23,23 THT Tidak dilakukan
Tanda vital TD 110/70
Jantung Tidak dilakukan
R 20x/ menit
Suhu 36,4 C Paru Tidak dilakukan

Abdomen Tidak dilakukan


Nadi 84x/menit
Ekstremitas Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN FISIK

Tidak dilakukan pemeriksaan fisik seluruhnya, hanya menanyakan


perkembangan penyakit TB.
dikarenakan pasien di puskesmas yang banyak dan tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan
fisik.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain suara napas


bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda
penarikan paru, diafragma & mediastinum (PDPI, 2014).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Dahak Hasil

Sewaktu ++

Pagi +++

Sewaktu ++

Pemeriksaan Darah Hasil

Neutrofil batang 19,7 % (normal:1-3%)

Eosinofil 50,7% (normal:2-6%)

NB : menunjukkan bahwa positif TB Paru


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis TB yakni
pemeriksaan Bakteriologik/pemeriksaan dahak (BTA).
lnterpretasi hasil pemeriksaan mikroskopik dari 3 kali pemeriksaan
ialah bila : 2 kali positif, 1 kali negatif Mikroskopik positif; 1 kali
positif, 2 kali negatif ulang BTA 3 kali; kemudian bila 1 kali positif, 2
kali negatif Mikroskopik positif; bila 3 kali negatf Mikroskopik
negative (PDPI, 2014).
Pemeriksaan lain yakni pemeriksaan laboratorium darah.
Laju endap darah ( LED) dan limfosit meningkat (PDPI, 2014)
TATALAKSANA
Terapi yang diberikan petugas puskesmas kepada pasien adalah obat
KDT dan vitamin B6.
Jika ditinjau dari obat yang diberikan petugas farmasi, dapat diartikan
bahwa pasien sudah memasuki fase lanjutan pengobatan TB, dengan
pemberian OAT memasuki fase 4(HR)3.
TATALAKSANA
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) disediakan dalam bentuk paket KDT
mempunyai beberapa keuntungan dalam pengobatan TB, yaitu:
1. Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga
menjamin efektifitas obat dan mengurangi efek samping.
2. Mencegah penggunaan obat tunggal sehingga menurunkan resiko
terjadinya resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan penulisan
resep
3. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian
obat menjadi sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien
PROGNOSIS
Prognosis Tuberkulosis adalah baik, selama pasien berperan aktif dan
taat meminum OAT KDT yang diberikan petugas puskesmas dan
dengan peran serta PMO dalam mengawasi ketaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
CDC, 2013. Managing Drug Interactions in the Treatment of HIV-Related Tuberculosis. Centers for Disease Control and
Prevention
Halim, H.2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi keenam, Interna Publishing, Jakarta.
Jeffrey et al .2017. Pleural Effusion in http://emedicine.medscape.com/article/299959-overview diakses 30 Mei 2017
pukul 20.00 WIB

Lalombo A, 2015. Hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian tuberkulosis paru di Puskesmas Siloam Kecamatan
Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado
Kemenkes. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta

Nancy A, 2009. Tuberculosis: Pathophysiology, Clinical Features, and Diagnosis Critical Care Nurse Vol 29, No. 2
Riskesdas. 2013. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta
Thomas et al .2015. Tuberculosis in http://emedicine.medscape.com/article/230802-overview diakses 30 Mei 2017 pukul
20.00 WIB
WHO. 2015. Global Tuberculosis Report 2015, 20th Ed. World Health Organization. France

You might also like