You are on page 1of 48

Case Based Discussion

SINUSITIS MAKSILARIS DUPLEX


e.c ODONTOGEN KRONIK
EKSASERBASI AKUT

Pembimbing :
Kolonel C K m ( P u r n ) d r. B u d i W i r a n t o , S p . T H T- K L

Oleh :
Sylvia Rachman
30101206803
SINUSITIS

Sinusitis adalah radang


mukosa sinus paranasal.
Sesuai anatomi sinus yang
terkena, dapat dibagi
menjadi sinusitis maksila,
sinusitis etmoid, sinusitis
frontal, dan sinusitis
sphenoid.
Bila mengenai beberapa
sinus multisinusitis
Bila mengenai semua sinus
paranasal pansinusitis.
EPIDEMIOLOGI

Sinusitis terjadi pada 1 dari 7 orang dewasa di Amerika Serikat


Lebih dari 30 juta orang yang terdiagnosis setiap tahunnya

Penyakit ini terjadi pada semua ras, semua jenis kelamin baik
laki-laki maupun perempuan dan pacda semua kelompok umur.
Prevalensi sinusitis tertinggi pada usia dewasa 18-75 tahun
dan kemudian anak-anak berusia 15 tahun. Pada anak-anak
berusia 5-10 tahun. Infeksi saluran pernafasan dihubungkan
dengan sinusitis akut.

Menurut Medical Center New York sinusitis maksilaris yang


disebabkan oleh infeksi odontogen diketahui sekitar 47%
Sinusitis maksilaris

Sinusitis frontalis
Beradsarkan
Anatomi
Sinusitis etmoidalis

Tipe
SINUSITIS Penyebab rhinogen Sinusitis sfenoidalis

Tipe Sinusitis Akut


dentogen (< 4 minggu

Sinusitis Subakut
Secara Klinis
(4 minggu 3 bulan)

Sinusitis Kronik
(> 3 bulan)
Etiologi

rhinovirus, virus influenza A dan B,


coronavirus, respiratory syncytial virus,
Virus
adenovirus, enterovirus, and virus
parainfluenza

Pneumococcus, Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae,
Bakteri
dan Moraxella catarrhalis dan
Staphylococcus aureu

Jamur Aspergillus dan zygomicoses


Faktor predisposisi sinusitis maksilaris

Penularan dari infeksi sinus di dekatnya, seperti


faringitis, tonsilitis atau radang pada gigi geraham atas
(odontogen).
Rhinitis alergi dan rhinitis kronik

Obstruksi mekanik

Trauma kapitis yang melibatkan sinus maksilaris.


Patensi ostium sinus dan
Sinus lancarnya klirens mukosliliar

Sinus dilapisi oleh sel epitel respiratorius Terdapat 2 aliran :


Sinus anterior
bergabung di
mukus dilepaskan oleh sel epitel untuk membunuh
infundibulum
bakteri Cairan mukus secara alami menuju ke ostium
untuk dikeluarkan jika jumlahnya berlebihan ethmoid dialirkan
di nasofaring.

obstruksi ostium sinus Sinus posterior


bergabung di
resesus
hipooksigenasi sfenoethmoidalis
nasofaring (posterior
muara tuba), jika
terjadi sinusitis, post
fungsi silia berkurang dan epitel sel mensekresikan nasal drip (+).
cairan mukus dengan kualitas yang kurang baik
Organ-organ yang
membentuk KOM
letaknya berdekatan

Bila edema mukosa


yang berhadapan Obstruksi ostium Gangguan gerakan silia
saling bertemu

Terjadi tekanan negatif didalam rongga sinus


transudasi

Bila menetap sekret yang terkumpul dalam sinus


merupakan media tumbuhnya bakteri purulen

Inflamasi berlanjuthipoksia dan abkteri anaerob


berkembangmukosa makin membengkakrantai
siklus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa
menjadi kronik yaitu hipertrofi, polip, dan kista.
Kelainan komplex osteometal

Faktor predisposisi (+)

Siklus sinus :

Sekret terbendung Sekret kental

Kongesti mukosa/ obstruksi Perub metab gas mukosa


anatomis hentikan aliran udara
& drainase Silia & epitel rusak

Ostium tertutup Perub lingk baik utk pertumb


bakteri di ruang tertutup
Penebalan mukosa sbbk
sumbatan lbh lanjut Sekret yg tertimbun inflamasi jar

Infeksi bakteri dlm rongga sinus


Gejala Klinis
Keluhan Utama
Hidung tersumbat, nyeri pada muka, DIAGNOSIS
ingus purulen, post nasal drip
Mayor Minor
Wajah terasa nyeri Sakit kepala
Gejala Sistemik Wajah terasa Demam
Demam, sakit kepala, lesu penuh Halitosis
Obstruksi nasal Keletihan
Gejala Lokal Post nasal drip Batuk
Hidung tersumbat Hiposmia/anosmia Nyeri gigi
Lendir hidung purulen, kadang
bau
Post nasal drip
Nyeri pada muka dan terasa
penuh 2 gejala mayor atau 1 gejala
Nyeri alih
mayor + 2 gejala minor
Gangguan penciuman :
hiposmia/anosmia
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
Adanya pembengkakan
di muka, di daerah pipi
sampai kelopak mata
bawah yang berwarna
kemerah-merahan.

Palpasi
Nyeri tekan pada pipi
Mukosa konka edema &
Rinoskopi hiperemis
Adanya pus di meatus medius
anterior (sinus maksila, sinus frontal, sinus
etmoid anterior)

Pus di nasofaring (post nasal drip)


Rinoskopi
posterior
Pemeriksaan Penunjang

Transiluminasi

Untuk memeriksa sinus


maksila dan frontal
Pada sinus yang sakit
akan menjadi suram
atau gelap
Radiologik
Posisi Waters dan
lateral
CT-Scan : Gold Standard
Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sekret dari meatus


media atau superior
Gambaran bakteriologik dari sinusitis yang berasal dari gigi geligi
didominasi oleh infeksi gram negatif sehingga menyebabkan pus
berbau busuk dan akibatnya timbul bau busuk dari hidung

Sinuskopi

Untuk mengetahui mukosa masih


reversible atau tidak. Pada sinusitis
maksilaris kronis dijumpai gambaran
mukosa yang menebal, edema atau
polipoid dan pada bagian tertentu
kemungkinan terjadi fibrosis serta dilapisi
oleh sekret berupa pus atau mukopus
PENATALAKSANAAN

Antibiotik Dekongestan

Golongan penisilin Oral

Amoksisilin tab 500 mg, Pseudoefedrin tab 60 mg,


dosis : 3 x 1
dosis : 3 x 1
Topikal
Amoksisilin 500 mg +
Efedrin 1 % (dewasa), 0,5 %
Asam klavulanat 125 mg, (anak)
dosis 3 x 1 Oksimetazolin hidroklorida

Diberikan selama 10-14 hari 0,025 % (tetes hidung) anak


Oksimetazolin hidroklorida
0,05 % (semprot hidung) dws
Kortikosteroid Mukolitik

Untuk mengurangi reaksi Untuk mengencerkan


inflamasi sekret
Topikal/oral Bromheksin tab 8 mg, dosis
Deksamethasone tab 0,5 :3x1
mg, dosis : 3 x 1
Mometasone furoate
(nasal spray) 200 mcg,
dosis : 2 x 1 selama 15 hari
Analgetik

Simtomatik
Mengurangi rasa nyeri
Golongan NSAID
Asam mefenamat 3 x 500
mg
Ibuprofen 4 x 400 mg
KOMPLIKASI

Kelainan orbita Kelainan intrakranial

Kelainan : Meningitis akut


Reaksi peradangan ringan Abses subdural
di daerah rongga mata
Selulitis orbita

Abses subperiosteal

Abses periorbita

Trombosis sinus kavernosus


PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. IR
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Alamat : Pinggirrejo
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
Keluhan Utama :
Nyeri pada daerah pipi kanan dan kiri

RPS :
Nyeri pada daerah pipi kanan dan kiri sejak 3 minggu yang lalu disertai rasa
penuh seperti tertekan
Keluhan dirasakan hilang timbul dan semakin berat
Keluhan lain :
keluar ingus kental berwarna kuning kehijauan dan berbau busuk dan
nafas nya juga berbau tidak enak
hidung tersumbat kanan dan kiri
merasakan seperti ada lendir yang mengalir ke tenggorokan terutama jika
berbaring
gangguan penciuman
badan nya terasa lemas
Empat hari yang lalu pasien mengalami demam
nyeri pada gigi kanan dan kiri atas
Keluhan batuk (-). keluhan pada tenggorokan dan gangguan menelan (-).
Keluhan pada telinga dan gangguan pendengaran. Pasien tidak memiliki
riwayat sering bersin-bersin sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa : Pernah mengalami
keluhan yang sama 5 bulan yang lalu dan tidak berobat ke
dokter.
Riwayat trauma pada wajah : disangkal (-)
Riwayat sakit gigi : Pasien 7 bulan yang lalu
mengeluhkan sakit gigi geraham atas sampai gusinya
bengkak dan terdapat gigi geraham yang bolong sebelah
kiri dan kanan atas. Pasien mengaku belum mencabut gigi
yang bolong.
Riwayat alergi : disangkal (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat keluhan yang sama pada keluarga.
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat alergi.

Riwayat sosial ekonomi


Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS
Kesan ekonomi cukup
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status Gizi : BMI 25.2 (overweight)
Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg


Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37,6 C
Status Lokalis

Kepala dan Leher


Kepala : Normocephale
Wajah : Simetris
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-)

Gigi dan Mulut


Gigi-geligi: Tampak karies M1 kanan dan kiri atas
Lidah : normal, kotor (-), tremor (-)
Pipi : bengkak (-)
Status Lokalis - Telinga

Kanan Kiri
Auricula Bentuk normal, Bentuk normal,
nyeri tarik (-) nyeri tarik (-)
tragus pain (-) tragus pain (-)
Pre Auricular Bengkak (-), Bengkak (-),
nyeri tekan(-), nyeri tekan (-),
fistula(-) fistula (-)
Retro Auricular Bengkak (-), Bengkak (-),
Nyeri tekan(-) Nyeri tekan(-)
Mastoid Bengkak (-), Bengkak (-),
Nyeri tekan(-) Nyeri tekan(-)
CAE Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Serumen (-) Serumen (-)
Discharge (-), corpus alienum (-) Discharge (-), corpus alienum (-)
Membran Timpani Warna: Putih keabu-abuan mengkilat Warna: Puti keabu-abuan mengkilat seperti
seperti mutiara mutiara
Perforasi (-) Perforasi (-)
Cone of light (+) Cone of light (+)
Retraksi (-) Retraksi (-)
Status Lokalis - Hidung

Dextra Sinistra
Bentuk Normal Normal
Inflamasi atau tumor - -
Nyeri tekan & nyeri Nyeri tekan & nyeri
Nyeri tekan & nyeri ketuk sinus
ketuk pipi (+) ketuk pipi (+)
Rhinoskopi Anterior
Sekret Mukopurulen (+) Mukopurulen (+)
Mukosa Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Konka nasi media Hipertrofi (+) Hipertrofi (+)
Konka nasi inferior. Hipertrofi (+) Hipertrofi (+)
Massa (-) (-)

Septum Deviasi (-)


Rinoskopi posterior : post nasal drip
Pemeriksaan sinus

Dextra Sinistra
Inspeksi
o Pembengkakan pada pipi - -
o Warna kulit Sama dengan Sama dengan
sekitar sekitar
Palpasi
o Nyeri tekan di pipi + +
o Nyeri tekan di atas orbita - -
o Nyeri tekan di cantus - -
medius

Transiluminasi
o Sinus Maksila Suram Suram
o Sinus Frontal Cahaya terang Cahaya terang
Status Lokalis - Tenggorokan

Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah muda (N)


Mulut Mukosa mulut basah berwarna merah muda
Geligi Warna kuning gading, caries (+) M1 superior dextra et sinistra
Lidah Tidak ada ulkus, dalam batas normal
Uvula Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-)
Palatum mole Ulkus (-), hiperemi (-)
Faring Mukosa hiperemi (-), reflex muntah (+)

Tonsila palatine Kanan Kiri


Ukuran T1 T1
Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Permukaan Rata Rata
Kripte Melebar (-) Melebar (-)
Detritus (-) (-)
Post nasal drip +
Usulan Pemeriksaan Penunjang

Radiologi : X FOTO SPN


CT Scan sinus potongan koronal atau aksial
Sinuskopi
Pemeriksaan Mikrobiologik & tes resistensi
RESUME

Anamnesis

Rinore mukopurulen Post nasal drip (+)


Nyeri sinus maksila Malaise (+)
dextra et sinistra (+) Sefalgia (+)
Obstruksi nasal (+) Nyeri gigi superior
Halitosis(+) dextra dan sinistra (+)
Hiposmia (+)
RESUME

Pemeriksaan

Pemeriksaan gigi dan Rhinoskopi Posterior :


mulut : karies M1 superior Post Nasal Drip (+)
dextra et sinistra Pemeriksaan sinus :
Pemeriksaan Hidung: Nyeri tekan pipi (+)
Rhinoskopi Anterior : Nyeri ketuk pipi (+)
Sekret mukopurulen (+)
Transiluminasi:
Mukosa hiperemis (+)
Sinus maksilaris dextra et
Konka media dan inferior sinistra: tampak suram
hipertrofi (+)
DIAGNOSIS BANDING

Sinusitis Maksilaris Duplex e.c Odontogen Kronik


eksaserbasi akut
Sinusitis Maksilaris Duplex e.c Rhinogen Kronik
eksaserbasi akut
Rhinosinusitis maksilaris duplex e.c odontogen kronik
eksaserbasi akut
Rhinitis kronik eksaserbasi akut

DIAGNOSIS SEMENTARA

Sinusitis Maksilaris Duplex e.c Odontogen Kronik


eksaserbasi akut
USULAN TERAPI DAN PENGELOLAAN
Medikamentosa:
Amoxicillin tab 500 mg No. XLII stdd tab 1
Pseudoefedrine HCl 60 mg No. XLII stdd tab 1
Mometasone furoate (nasal spray) 200 mcg, 2 x 1 selama 15 hari
Asam mafenamat tab 500 mg No. XXI stdd tab 1
Bromheksin tab 8 mg, stdd tab 1
Konservatif
Irigasi sinus

Operatif :
FESS/BSEF

Rencana pengelolaan
Rujuk ke Sp.THT-KL
Konsul ke bagian gigi untuk mengatasi masalah gigi
EDUKASI

Menjaga kesehatan gigi dan kebersihannya dengan


kontrol ke dokter gigi
Meminum obat yang sudah diberikan secara teratur
dan kontrol ke poliklinik
Istirahat cukup dan makan makanan bergizi
PEMBAHAS
AN
Pada kasus ini pasien seorang perempuan berusia 50 tahun
datang dengan keluhan nyeri pada pipi kanan dan kiri
terasa penuh seperti tertekan. keluhan keluar ingus kental
warna kuning kehijauan dan berbau dari lubang hidung
kanan dan kiri sejak 3 minggu yang lalu. Selain itu pasien
juga merasakan adanya keluhan hidung
tersumbat,merasakan ada seperti lendir yang mengalir dari
hidung yang jatuh ke tenggorokan serta adanya gangguan
pada penciuman.
Keluhan-keluhan tersebut mengarah ke gejala
mayor dari sinusitis.
Lokasi pipi kanan dan kiri yang terasa nyeri
mengarahkan ke lokasi sinus maksila dextra et
sinistra.
Terdapat keluhan bau busuk seperti tercium dari
hidung dan nafas nya juga berbau tidak enak,
demam, badan nya terasa lemas dan kepala nya
pusing. Terdapat juga keluhan nyeri pada gigi atas
kanan. Keluhan tersebut mengarah ke gejala minor
dari sinusitis.
Keluhan nyeri pada gigi kanan atas mengarahkan
kita ke faktor predisposisi dari sinusitis yang terjadi
yaitu faktor odontogen.
Keluhan yang disangkal berupa batuk (-), keluhan sakit
pada telinga (-), sakit pada tenggorokan (-), sesak (-)
ditanyakan untuk mengarahkan kita ke faktor predisposisi
dan komplikasi yang dapat terjadi. Sehingga dari
anamnesis tersebut sudah didapatkan 5 gejala mayor dan 5
gejala minor dari sinusitis.
Pada riwayat penyakit dahulu diakui bahwa sebelumnya
terdapat riwayat atas sejak 7 bulan yang lalu memperkuat
faktor odontogen sebagai predisposisi. Tidak adanya
riwayat alergi memperkuat bahwa faktor rhinogen bukan
faktor predisposisi nya.
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan karies M1 kiri dan
kanan atas. Hal tersebut semakin memperkuat predisposisi
odontogen sebagai pencetus sinusitis nya. Pada
pemeriksaan hidung, didapatkan adanya nyeri tekan &
nyeri ketuk pipi kanan dan kiri yang mengarah ke sinusitis
maksilaris. Selain itu juga didapatkan sekret yang
mukopurulen dan mukosa hiperemis pada pemeriksaan
rhinoskopi anterior dextra et sinistra.
Pemeriksaan penunjang berupa transiluminasi dengan
hasil terdapat bayangan yang suram pada sinus maksilaris
dextra et sinistra. Namun untuk lebih meyakinkan lokasi
sinusitis, dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa X-ray
kepala posisi Waters dan lateral serta sinuskopi.
Infeksi gigi yang kronik

infeksi bakteri (anaerob)

karies profunda

jaringan lunak gigi dan sekitarnya rusak

Pulpa terbuka

kuman akan masuk

mengadakan pembusukan pada pulpa

membentuk gangren pulpa

Infeksi ini meluas


mengenai selaput periodontium

periodontitis dan iritasi akan berlangsung lama

terbentuk pus

Abses periodontal ini dapat meluas dan mencapai tulang alveolar

menyebabkan abses alveolar

Tulang alveolar membentuk dasar sinus maksila

memicu inflamasi pada sinus maksila

sinusitis maksilaris
TERIMA KASIH

You might also like