You are on page 1of 15

MAQASHID SYARIAH

TUJUAN DIBUATNYA SYARIAT


Pengertian Maqashid Syariah yaitu makna-makna
dan tujuan yang ditekankan dalam syariat pada
seluruh hukum-hukumnya atau sebagian besarnya.
Atau tujuan dari pembuatan syariat dalam setiap
hukum dari hukum-hukumnya.
Secara umum tujuan hukum Islam adalah untuk
kemaslahatan dan kepentingan serta kebahagian
manusia seluruhnya, baik kebahagian didunia
maupun diakhirat. Dengan jalan mengambil segala
yang bermanfaat dan mencegah yang mudarat (tidak
berguna bagi hidup dan kehidupan)
Kemaslahatan yang hendak diwujudkan
terbagi kepada tiga tingkatan yaitu:
1. Maslahat dharuriyah (kebutuhan
dharuriyat) ialah maslahat yang
kehidupan manusia bergantung
kepadanya baik kehidupan duniawi
maupun kehidupan beragama.
Maslahat ini harus terwujud dan
jika hilang atau rusak maka akan
terganggu keteraturan hidup
mereka, serta menyebarnya
kerusuhan dan kerusakan
Lima jenis maslahat dharuriyah
Ada 5 jenis perlindungan yang diberikan
syariat Islam:
Perlindungan terhadap agama
Perlindungan terhadap jiwa
Perlindungan terhadap akal
Perlindungan terhadap kehormatan
Perlindungan terhadap harta benda
1. Perlindungan agama
Pemeliharaan agama merupakan hal
yang paling esensial dari diturunkannya
syariat. Hal ini karena agama merupakan
kebutuhan pertama dan utama
manusia. Tegaknya agama secara
sempurna merupakan kewajiban yang
harus dipenuhi oleh setiap muslim.
Dalam rangka mempertahankan
kehidupan beragama serta
membentengi jiwa dengan nilai-nilai
keagamaan maka berbagai macam
hukum disyariahkan. Misalnya:jihad
2. Perlindungan jiwa
Memelihara dan menjamin jiwa adalah
memelihara hak untuk hidup secara
terhormat dan menjamin tidak
terjadinya penganiayaan dan
pembunuhan. Islam menganggap
menghilangkan nyawa seseorang adalah
kejahatan besar yang sama dengan
menghilangkan seluruh nyawa manusia.
Islam juga mejaga jiwa seseorang
dengan memberikan ancaman hukuman
qishas bagi seseorang yang
menghilangkan nyawa orang lain.
3. Perlindungan akal
Islam memuliakan akal manusia
meminta mereka mengoptimalkan
penggunaannya untuk kemaslahatan
manusia. Islam juga melarang
aktivitas yang merusak dan
menghilangkan akal manusia. Arti
penting pemeliharaan akal menurut
Abu Zahrah dapat ditinjau dari
beberapa segi:
1. Bahwa akal tidak dapat diklaim
sebagai hak murni pribadi namun
memiliki fungsi sosial
2. Orang yang membiarkan akalnya
dalam bahaya akan menjadi beban
yang harus dipikul oleh masyarakat
3. Orang yang akalnya terkena bahaya
(rusak) akan menjadi penyebab
timbulnya kerawanan sosial
4. Perlindungan keturunan
(kehormatan)
Keturunan dalam Islam memiliki porsi
perhatian yang serius. Rusaknya
generasi manusia akanmengakibatkan
rusaknya manusia seutuhnya. Karena
itulah Islam mensyariatkan lembaga
pernikahan sebagai satu-satunya
sarana yang sah untuk memelihara
keturunan dan kehormatan manusia.
Bagi mereka yang berbuat zina
diancam hukuman yang berat.
5. Perlindungan harta
Islam mengakui kepemilikan individu
atas harta dan menghargainya, maka
Islam melarang memperoleh harta
dari yang lainnya kecuali dengan
cara dan transaksi yang sah, baik,
dan saling meridhoi. Dalam
menjamin harta islam
mengharamkan pencurian dan
segala bentuk menguasai harta
orang lain dengan cara yang bathil.
2. MASLAHAT Haajiyah
Adalah maslahat yang manusia
membutuhkannya untuk
mendapatkan kemudahan bagi
mereka serta menghilangkan
kesukaran dalam kehidupan mereka.
Ketika maslahat ini hilang atau tidak
terwujud tidak merusak kehidupan
mereka, akan tetapi menjadikan
kehidupan sangat sukar dan berat.
Contoh maslahat ini dalam ibadah:
disyariatkan rukhsoh (keringanan)
untuk sholat qashr dan jamak dalam
perjalanan, begitu pula kebolehan
berbuka bagi yang sakit dan musafir
dalam puasa ramadhan.
Contoh maslahat ini dalam hal
muamalah: dibolehkannya beragam
transaksi dan akad yang
mewujudkan kemaslahatan bagi
manusia.
3. Maslahat Tahsiniyah
Adalah maslahat yang jika terwujud
akan menambah kehormatan dan
kepantasan yaitu yang berhubungan
dengan adat-adat yang baik dan
kesempurnaan akhlak. Jika tidak
terpenuhi tidak mengganggu
kehidupan dan tidak menyebabkan
kesulitan, namun akan dianggap
kurang pantas bagi setiap orang
yang berakal.
Contoh maslahat ini dalam hal ibadah:
disyariatkannya thoharoh (suci)
badan, pakaian, tempat, sebelum
sholat, dianjurkan memakai pakaian
yang baik kemasjid, serta berbagai
macam puasa sunah.
Contoh dalam muamalah: larangan
membeli barang yang telah ditawar
saudaranya.
Contoh maslahat ini dalam hal ibadah:
disyariatkannya thoharoh (suci)
badan, pakaian, tempat, sebelum
sholat, dianjurkan memakai pakaian
yang baik kemasjid, serta berbagai
macam puasa sunah.
Contoh dalam muamalah: larangan
membeli barang yang telah ditawar
saudaranya.

You might also like