You are on page 1of 23

DIABETES MELLITUS

BERTYLIA ROBECA WIDIA UTAMI S.KED

PEMBIMBING :
dr. H. Armaidi Darmawan M.Epid
Identitas Pasien
Nama/Kelamin/Umur : Ny R /Perempuan/ 48
tahun
Pekerjaan/Pendidikan : IRT/SMA
Alamat : Rt 03 Arab Melayu

Latar belakang social ekonomi-demografi-


lingkungan keluarga
Status Perkawinan : Kawin
Jumlah anak atau saudara : Mempunyai 4
orang anak, hidup 4
Status ekonomi keluarga : Menengah ke
atas
KB : KB IUD
Kondisi Rumah :
Pasien tinggal dirumah bersama 4 orang
anaknya. Rumah pasien semi permanen berisi 1
ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan
dan 3 kamar.Ventilasi dirumah pasien ini
termasuk baik. Jendela rumah sering dibuka.
Dibagian rumah bagian belakang terdapat dapur,
pasien masak menggunakan kompor gas.
Dirumah bagian belakang juga terdapat kamar
mandi. Jarak antara rumah ke rumah sangat
dekat, 2-3 meter. Dirumah pasien sumber air
bersih berasal dari PDAM sedangkan sumber
penerangan berasal dari PLN.lingkungan sekitar
rumah pasien Bersih dan tidak ada tumpukan
sampah.
Kondisi Lingkungan keluarga :
Pasien dirumah tinggal bersama suami
dan 4 orang anaknya. Pasien tidak
bekerja. Keluarga pasien ini cukup
harmonis. Sumber penghasilan
keluarga dari suami sebagai guru SMP
(PNS) dan 2 anak yang bekerja sebagai
polisi. Pasien punya kebiasaan yang
kurang baik, yaitu suka makan
makanan berlemak dan manis dan
jarang berolahraga.
Aspek psikologis di keluarga :
Pasien adalah seorang istri yang mempunyai 4
orang anak 2 laki-laki dan 2 perempuan. Pasien
sudah mempunnyai 1 orang cucu. Hanya satu
anaknya yang telah menikah dan bertempat di
kota jambi.hubungan pasien dengan suami dan
anak sangat harmonis.

Riwayat penyakit dahulu atau keluarga :


Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat penyakit DM (+)
Riwayat penyakit Keluarga:
Riwayat penyakit yang sama (-)
Riwayat penyakit sekarang
Anamnesis
Keluhan utama :
Pasien mengeluh badan terasa lemas sejak 4hari.

Riwayat penyakit sekarang:


Sejak 4 hari yang lalu, pasien mengeluh badan
terasa lemas. Pasien juga sering merasa kesemutan
sejak 6 hari yang lalu. Keluhan pandangan kabur
disangkal oleh pasien. Badan terasa gatal-gatal (+).
Penyakit Diabetes Melitus baru diketahui pasien
sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengaku sering
buang air kecil terutama pada malam hari, sering
merasa haus dan sering merasa lapar, pasien juga
merasa kalau berat badannya terasa turun. Pasien
mempunyai kebiasaan suka makanan yang manis.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital : TD : 130/80 mmHg, Nadi : 102x/I, RR
20x/I,
Temperatur :36,5C
Kepala : Normocepal
Mata : ca -/-, si -/- pupil isokor 3mm, reflek cahaya
(+), reflek kornea (+/+)
Telinga : Tidak nyeri dan tidak bengkak
Hidung : Simetris, Napas cuping hidung (-), lendir
(-/-)
Mulut : Bibir kering(-), sianosi (-)
Tenggorok : T1-T1 Hiperemis(-), faring Hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
Thorak
Pulmo
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
retraksi (-)
Palpasi : Stemfremitus sama antara kiri dan kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
Cor
Inspeksi : Ictus cordis terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I/II Reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
Inspeksi : Datar, sikatriks (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ektremitas : Akral hangat, edema (-)
Laboratorium dan usulan pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan Gula Darah sewaktu : 309 mg/dl
Usulan Pemeriksaan :
Kadar Glukosa darah puasa (puasa 10 jam)
Kadar glukosa plasma sesudah beban glukosa 75

Diagnosis Kerja
Diabetes Mellitus Tipe II (E11)
Diagnosis banding
Hiperglikemi reaktif
Toleransi glukosa terganggu
Gula Darah Puasa Terganggu
Manajemen
Promotif
Pasien diedukasi mengenai pengertian, faktor resiko,
cara pengelolaan, dan komplikasi penyakit DM serta di
ajak agar dapat menjalani pola hidup sehat dengan
mengkonsumsi makanan yang sehat, dan mengurangi
mengkonsumsi makanan yang manis-manis, dan
tidak tinggi kolesterol, melakukan olah raga ringan,
dan minum obat secara teratur
Meningkatkan pengetahuanndiabetisi tentang
penyakit dan pengelolaannya dengan tujuan dapat
merawat sendiri sehingga mampu mempertahankan
hidup dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Memerlukan partisipasi aktif dari pasien, keluarga dan
masyarakat
Preventif
Biasakan diri untuk hidup sehat
Mengatur pola makan yang sehat
Mengurangi makanan yang manis-manis
Lakukan olah raga secara teratur
Hindari makanan dengan kadar karbohidrat dan lemak yang tinggi
Mengontrol kadar gula darah setiap obat habis dan setiap ada keluhan

Kuratif
Non farmakologis
Mempertahankan atau mencapai berat badan ideal
Istirahat yang cukup
Minum obat secara teratur
Kontrol kadar gula darah setiap obat habis atau adanya keluhan

Farmakologis
Glibenklamid tab 5mg
Metformin tab 500mg
vit B complek
Rehabilitataif
Menjalankan pengobatan secara teratur
Mengurangi makanan yang mengandung banyak karbohidrat,
lemak yang tinggi.
Kontrol gula darah secara rutin.
Olahraga secara teratur

Pengobatan Tradisional
Tanaman pare merupakan salah satu alternatif obat tradisional
diabetes melitus yang bisa digunakan untuk penyembuhan,
karena didalam pare mengandung zat yang dapat menurunkan
gula darah. Cara pemanfaatan pare untuk mengobati diabetes
yaitu dengan cara Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan lalu
tambahkan setengah gelas air bersih, aduk dan peras. Minum
sehari sebanyak satu ramuan. Diulang selama 2 minggu.
Dinas Kesehatan Kota Jambi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Tahtul Yaman Puskesmas Tahtul Yaman
dr. Bertylia R.W.U SIP. G1A108084 dr. Bertylia R.W.U SIP. G1A108084
STR 019/02/2015 STR 019/02/2015
Jl Tahtul Yaman no 03 RT 03 Jl Tahtul Yaman no 03 RT 03

Dokter :dr. Bertylia R.W.U Dokter :dr. Bertylia R.W.U


SIP : No. 266/SIK/2014 SIP : No. 266/SIK/2014

18 Februari 2014 18 Februari 2014


R/ vit B complek no. VX R/ vit B 6 no. VX
S3dd tab 1 S3dd tab 1
R/ Glibenklamid tab 5mg no. VII R/ Glimepiride tab 1 mg no. VII
S1dd tab 1 S1dd tab 1
R/ Metformin tab 500mg no. XV
S3dd tab 1

Pro : Ny. R/48tahun Pro : Ny. R/48tahun


Alamat : RT 03 Tahtul Yaman Alamat : RT 03 Tahtul Yaman
ANALISA KASUS

Hubungan diagnosa dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,


keadaan rumah dan lingkungan sekitar
Dari anmnesis keluhan yang pasien alami yaitu Sejak 4 hari
yang lalu, pasien mengeluh badan terasa lemas. Pasien juga
sering merasa kesemutan sejak 6 hari yang lalu. Keluhan
pandangan kabur disangkal oleh pasien. Badan terasa gatal-
gatal (+).
Penyakit Diabetes Melitus baru diketahui pasien sejak 1 tahun
yang lalu. Pasien mengaku sering buang air kecil terutama
pada malam hari, sering merasa haus dan sering merasa lapar,
pasien juga merasa kalau berat badannya terasa turun. Pasien
mempunyai kebiasaan suka makanan yang manis. Dari
Anamnesis tersebut, terdapat hubungan antara
anamnesis dengan diagnosis diabetes mellitus.
Pada Pemeriksaan fisik yaitu gula darah sewaktunya 253 mg/dl(
hiperglikemia) berhubungan dengan Diabetes Mellitus.
Pasien tinggal dirumah bersama 4 orang anaknya. Rumah
pasien semi permanen berisi 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga,
1 ruang makan dan 3 kamar.Ventilasi dirumah pasien ini
termasuk baik. Jendela rumah sering dibuka. Dibagian rumah
bagian belakang terdapat dapur, pasien masak menggunakan
kompor gas. Dirumah bagian belakang juga terdapat kamar
mandi. Jarak antara rumah ke rumah sangat dekat, 2-3
meter. Dirumah pasien sumber air bersih berasal dari PDAM
sedangkan sumber penerangan berasal dari PLN.lingkungan
sekitar rumah pasien Bersih dan tidak ada tumpukan sampah.
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa
di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan
atau menggunakan insulin secara adekuat. Kadar gula darah
sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan
kembali normal dalam waktu 2 jam. Jadi dapat
disimpulakan kalau tidak ada hubungan antara
penyakit yang diderita pasien dengan keadaan rumah
dan lingkungan sekitar.
Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan
keluarga
Pasien dirumah tinggal bersama suami dan 4 orang anaknya.
Pasien tidak bekerja. Keluarga pasien ini cukup harmonis.
Sumber penghasilan keluarga dari suami sebagai guru SMP
(PNS) dan 2 anak yang bekerja sebagai polisi. Pasien punya
kebiasaan yang kurang baik, yaitu suka makan makanan
berlemak dan manis dan jarang berolahraga.
Pada diabetes mellitus tipe II (diabetes yang tidak tergantung
kepada insulin, niddm), pankreas tetap menghasilkan insulin,
kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. tetapi tubuh
membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi
kekurangan insulin relatif. Diabetes tipe ii bisa terjadi pada anak-
anak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun.
Faktor resiko untuk diabetes tipe II adalah obesitas,/i>, 80-90%
penderita mengalami obesitas. diabetes tipe ii juga cenderung
diturunkan. Jadi pada kasus ini dapat disimpulkan kalau tidak
ada hubungan antara keadaan keluarga dan hubungan
keluarga dengan penyakit yang diderita pasien.
Hubungan diagnosa dengan perilaku kesehatan
dalam keluarga dan lingkungan sekitar
Pasien punya kebiasaan yang kurang baik, yaitu
suka makan makanan berlemak dan manis
serta jarang olahraga. Diabetes tipe 2
umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup
dan perilaku telah terbentuk dengan mapan.
Pemberdayaan penyandang diabetes
memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga
dan masyarakat. Tim kesehatan mendampingi
pasien dalam menuju perubahan perilaku. Jadi
pada pasien ini ada hubungan antara
penyakit yang diderita pasien dengan
perilaku kesehatan pasien.
Analisa kemungkinan berbagai faktor resiko atau
etiologi penyakit pada pasien ini
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh
pankreas, merupakan zat utama yang
bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar
gula darah yang tepat. Insulin menyebabkan gula
berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan
energi atau disimpan sebagai cadangan energi.
Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau
minum merangsang pankreas untuk menghasilkan
insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula
darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula
darah menurun secara perlahan. Pada saat
melakukan aktifitas fisik kadar gula darah juga bisa
menurun karena otot menggunakan glukosa untuk
energi.
Analisa untuk mengurangi paparan atau
memutuskan rantai penularan dengan
faktor resiko atau etiologi pada pasien ini
Sebaiknya pasien teratur minum obatnya
dan rajin mengontrol gula darahnya.
edukasi untuk memperbaiki pola hidup,
untuk mengurangi konsumsi makanan
yang manis, berolah raga secara teratur,
dan pasien di anjurkan untuk meminum
obat secara teratur setiap hari dan
kontrol kembali bila obat habis.
TERIMAKASIH

You might also like