You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN
APPENDIKSITIS

Nama :
Abang Marjuan 08002
Agustina Rina 08003
Berkati Halawa 08
Evitriani Hia 08084
Ika tri yulika 07056
Noni Nuraini 08057
Santuri 08073
Wahyuni Adi Jaya 08078
Yusi Susanti 08082
DEFINISI
Appendiksitis adalah peradangan akibat infeksi pada
usus buntu atau umbai cacing ( Apendiks ). Bascom
World http://bascommetro.blogspot.com/
Appendiksitis adalah ujung seperti jari yang kecil
panjangnya Kira-kira 10 cm (4 inci) melekat pada sekum
tepat dibawah katup ileosekal.( Brunner and Suddart,
2002. Hal : 1097 )
Appendiksitis adalah Peradangan dari appendiks
vermivormis dan merupakan penyebab abdomen akut
yang paling sering.
( Arif.M,2000. Hal 307 )
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
appendiksitis adalah obstruksi lumen oleh vekalit benda-
benda asing parasit atau infeksi usus sehingga
mengakibatkan pembengkakan limpoid.
ETIOLOGI
Penyebab utama Appendiksitis adalah
obstruksi penyumbatan yang dapat disebabkan
oleh hyperplasia dari folikel limfoid. Namun
terdapat banyak sekali faktor pencetus
terjadinya penyakit ini. Diantaranya obstruksi
yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi
pada lumen apendiks ini biasanya disebabkan
karena adanya timbunan tinja yang keras
(fekalit), hiperplasia jaringan limfoid, penyakit
cacing, parasit, benda asing dalam tubuh,
cancer primer dan striktur. Namun yang paling
sering menyebabkan obstruksi lumen apendiks
adalah fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid.
PATOFISIOLOGI
1. Manifestasi Klinis
Nyeri kuadran bawah terasa dan
biasanya disertai oleh demam ringan,
mual, muntah dan hilangnya nafsu
makan.
Nyeri tekan local bila dilakukan
tekanan pada titik tengah diantara
umbilikus dan tonjolan tulang ilika
cbela kanan.
Nyeri tekan lepas ( hasil atau
indentifikasi dari nyeri bila tekanan
dilepaskan ) mungkin dijumpai
derajat nyeri tekan, spasma otot.
Perut terasa keram
2. Proses Perjalanan Penyakit
Hyperplasia
Folikel Fekalit Feses Benda Asing
Limfosit

Obstruksi mukus mukosa mengalami bendungan

Tekanan Intra lumen menigkat


Edema

Deapedesis bakteri
Penghambatan aliran limfe
Ulserasi mukosa

Appendiksitis Nyeri epigastrium


Hiperplasia folikel limfoid, fekalit, feses
dan benda asing masuk kedalam
appendiks sehingga menyebabkan
obstruksi mucus mucosa mengalami
bendungan atau sumbatan sehingga
terjadi konstipasi, dan tekanan intra lumen
meningkat sehingga aliran limfe
mengalami hambatan, mengalami
pembengkakan, diapedisis bakteri dan
ulserasi akibat hambatan limfe ini
sehingga menimbulkan appendiksitis
Komplikasi

Komplikasi utama appendik adalah


perporasi appendik yang dapat
berkembang menjadi peritonitis/abses,
insidens perporasi adalah 10 % sampai
32 % inciden lebih sering pada anak
kecil dan lansia perporasi secara umum
terjadi 24 jam estela awitan nyeri, gejala
mencakup demam dengan suhu 37,7 C
atau dengan suhu tinggi dan nyeri tekan
abdomen yang kontinue.
PENGKAJIAN
1. Data Dasar
A. Aktivitas/istirahat
Gejala : Malaise
B. Sirkulasi
Tanda : Takikardia
C. Eliminasi
Geala : Konstipasi pada awitan awal, diare ( kadang-kadang )
Tanda : Distensi abdomen, nyeri tekan / nyeri lepas, kekakuan.
Penurunan atau tak ada bising usus.
D. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual / muntah
E. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang
meningkat berat, dan terlokalisasi pada titik Mc.Burney (
setengah jarak antara umbilikus dan tulang ileum kanan ),
meningkat karena berjalan, bersin, batuk / napas dalam ( nyeri
berhenti tiba-tiba,diduga perforasi atau infark pada apendiks ).
LANJUTAN................
Tanda : Perilaku berhati - hati berbaring kesamping
atau terlentang dengan lutut ditekuk, meningkatnya
nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi
ekstensi kaki kanan atau posisi duduk tegak. Nyeri
lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritoneal.
F. Keamanan
Tanda : demam ( biasanya rendah/Turun )
G. Pernapasan
Tanda : takipnea, pernapasan dangkal.
DIAGNOSA

Resiko tinggi infeksi b/d insisi


bedah;tidak adekuatnya pertahanan
utama ; pembentukan abses ;
perforasi / ruptur pada apendiks
Resiko tinggi kekurangan cairan b/d
pembatasan pascaoperasi; muntah
praoperasi;
Gangguan rasa nyaman Nyeri b/d
distensi jaringan usus oleh inflamasi;
adanya insisi bedah
Kurangnya pengetahuan tentang
proses penyakit b/d informasi kurang ;
kurang mengingat ; salah interpretasi
PERENCANAAN
1. Resiko tinggi infeksi b/d insisi bedah ; tidak adekuatnya
pertahanan utama ; pembentukan abses ; perforasi /
ruptur pada appendiks
Mandiri
Awasi tanda-tanda vital
Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka
aseptik
Lihat insisi dan balutan
Bersihkan lapangan operasi dari beberapa organisme
yang mungkin ada melalui prinsip prinsip pencukuran.
Kolaborasi
Ambil contoh drainase bila diindikasikan
Berikan antibiotik sesuai indikasi
Bantu irigasi dan drainase bila diindikasikan
Lanjutan.....................
2. Resiko tinggi kekurangan cairan b/d pembatasan pascaoperasi ;
muntah praoperasi
Mandiri
Monitor tanda tanda vital
Lihat membran mukosa, kaji turgor kulit dan pengisian kapiler
Monitor intake dan output dan konsentrasi urine
Auskultasi bising usus
Berikan cairan sedikit demi sedikit tapi sering
Berikan perawatan mulut sering
Kolaborasi
Pertahankan penghisapan gaster atau usus
Berikan carian IV dan elektrolit
LANJUTAN...................
3. Gangguan rasa nyaman Nyeri b/d distensi
jaringan usus oleh inflamasi ; insisi bedah
Mandiri
Kaji tingkat nyeri,catat lokasi dan
karakteristik nyeri
Pertahankan istirahat dengan posisi semi
fowler
Anjurkan pernapasan dalam
Berikan aktivitas hiburan
Kolaborasi
Pertahankan puasa
Berikan analgesik sesuai indikasi
Berikan kantong es pada abdomen
LANJUTAN.........
...

4. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit b/d


informasi kurang ; kurang mengingat ; salah
interpretasi informasi
Mandiri
Kaji ulang pembatasan aktivitas pascaoperasi
Jelaskan pada klien tentang latihan latihan yang
akan digunakan setelah operasi
Diskusikan kebersihan insisi yang meliputi pergantian
balutan pembatasan mandi dan kembali ke dokter
untuk mengangkat jahitan / pengikat
Identifikasi gejala yang memerlukan evaluasi medik
Anjurkan penggunaan laksatif
PELAKSANAAN
Pelaksanaan adalah tahapan proses keperawatan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan secara nyata berupa
serangkaian kegiatan sistematis berdasarkan perencanaan
untuk
mencapai hasil yang optimal.
Pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya
secara
independen, interdependen dan dependen.
Pada fungsi independen adalah mencakup dari semua
Kegiatan yang diprakarsai oleh perawat itu sendiri sesuai
Dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya Pada
Fungsi interdependen adalah dimana fungsi yang dilakukan
dengan bekerja sama dengan profesi/disiplin ilmu yang lain
dalam keperawatan maupun pelayanan kesehatan, sedangkan
fungsi dependen adalah fungsi yang dilaksanakan oleh
perawat berdasarkan atas pesan orang lain.
EVALUASI
A. Pengertian
Evaluasi ialah langkah terakhir dari proses keperawatan
dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan
dari pada keperawatan tercapai atau tidak.
B. Proses evaluasi
Evaluasi formatif
Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat
memberikan intervensi.
Evaluasi sumatif
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis
status pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan
yang direncanakan pada tahap perencanaan.
C. Pendokumentasian

Merupakan pencatatan dari proses keperawatan


estela implementasi atau tindakan keperawatan, disini
dapat diketahui apakah tujuan dari keperawatan
tercapai atau tidak. Evaluasi dan catat dalam bentuk
SOAP dimana :
S : merupakan respon subjektif klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan dan berupa kalimat
pernyataan klien dan keluarga.
O : respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilakukan berdasarkan
pengamatan/observasi klien
A : merupakan hasil analisa ulang dari DS dan DO
dimana masih / tetap muncul masalah baru
P : merupakan planning/perencanaan atau tindakan
berdasarkan hasil analisa.
THE END............................

TERIMA KASIH

You might also like