Professional Documents
Culture Documents
I. Radang Konjungtiva.
II. Radang Palpebra.
III. Radang Sklera.
Tujuan Pembelajaran : untuk memahami
3. Follikel
Tonjolan, 1 m.m, mirip vesikel.
Permukaan landai, licin, abu-abu kemerahan
pembuluh darah dari pinggir follikel naik kearah
puncak follikel. Terbentuk di forniks.
4. Papil Raksasa ( cabble stone ).
Tarsus superior polygonal tersusun berdekatan dengan
permukaan datar. Pembuluh darah berasal dari bawah sentral.
6. Membran :
- Masa putih padat menutupi sebagian kecil / besar /
seluruh konjungtiva.
- Konjungtiva tarsal.
- Endapan sekret yang mudah diangkat disebut pseudomembran.
- Masa putih koagulasi dan nekrosis konjungtiva, sehingga
sukar diangkat membran.
7. Sikatrik
- Khas untuk Trakhoma.
- Garis-garis halus di konjungtiva tarsal superior.
Pembagian konjungtivitis
berdasarkan kausanya :
a. Konjungtivitis bakteri.
b. Konjungtivitis virus.
c. Konjungtivitis klamidia.
d. Konjungtivitis alergi.
a. Konjungtivitis Bakteri
Penyebab : gonokok, meningokok,
staphhylococcus aureus, streptococcus pneumoni,
hemophilus influenza dan escherichia coli.
Gambaran klinik :
Sekret purulen, khemosis konjungtiva, edema kelopak, kadang-kadang
disertai keratitis dan blefaritis. Papil pada konjungtiva, mata merah.
Pada optalmia neonatorum, yang disebabkan neisseria gonorrhoe :
28 hari kehidupan.
Mudah menular
Pengobatan : eritromisin, gentamisin,basitrasin,
atau penisilin.
Pemeriksaan : kultur
b. Konjungtivitis virus
Disebabkan infeksi virus : adeno virus.
Gambaran klinik :
- Demam, faringtitis.
- Sekret berair dan sedikit kental, mengenai satu atau dua mata.
- Adanya follikel konjungtiva dan pembesaran kelenjar
preaurikel.
- Edema kelopak mata, lacrimasi yang berlebihan.
- Pseudomembran
- Keratitis pungtata.
Pengobatan :
- Dapat sembuh sendiri tapi sangat menular.
- simtomatik dan antibiotik untuk mencegah
infeksi sekunder.
- Steroid : untuk mempercepat penyembuhan.
- Penyuluhan untuk menjaga hygiene.
c. Infeksi Klamidia : Berbagai serotipe klamidia trakhomatis merupakan
organisme intra cellular obligat.
Gambaran klinik :
Fibrosis sub konjungtiva, karena sering terjadi re infeksi.
Kebutaan : Karena parut kornea keratitis dan trikhiasis berulang.
Terapi :
Tetrasiklin, erithromisin : lokal / oral.
Azitromisin : sekali pemakaian
Komplikasi : Entropion & Trickhiasis Koreksi bedah
d. Konjungtivitis Allergi
Radang konjungtiva : reaksi hipersensitivitas
terhadap bahan alergen ( debu, tepung sari, obat, dll ).
Biasanya sembuh spontan.
Gambaran Klinis :
konjungtivitis vernal
Laboratorium :
sel eosinopil, sel plasma, limfosit, basopil.
Terapi : Steroid.
Jenis Konjungtivitis ditinjau dari
gambaran klinis yaitu :
1. Konjungtivitis kataral.
2. Konjungtivitis purulen, mukopurulen.
3. Konjungtivitis membran.
4. Konjungtivitis follicular ( termasuk trakoma ).
5. Konjungtivitis vernal.
6. Konjungtivitis flikten
II. Peradangan Palpebra :
1. Blefaritis :
infeksi khronik pada pinggir kelopak mata biasanya
bilateral. Ada 2 macam :
a. Skwamosa ( sebore ).
b. Ulceratif ( infeksi stafilokok ).
Pengobatan :
- Perbaiki keadaan umum gizi dan kebersihan.
- Kropeng kapas lidi basah
salep antibiotik.
Penyulit :
- Konjungtivitis, keratitis superfisial, meibomitis.
- Blefaritis stafilokok : hordeolum dan chalazion.
2. Hordeolum
- Infeksi superatif akut kelenjar kelopak mata stafilokokus.
- Pembentukan nanah terdapat dalam lumen kelenjar meibom hordeolum
internum.
- Kelenjar Zeiss & Moll kearah kulit palpebra hordeolum externum.
Pemeriksaan :
Benjolan setempat, kemerahan, mengkilat & nyeri tekan.
Pengobatan :
- Kompres hangat : 10-15 menit, 3-4 x sehari.
- Antibiotik : lokal dan oral.
- Hordeolum externum pecah sendiri.
- Nanah berhubungan dengan akar bulu mata cabut bulu mata.
- 48 jam tidak ada perbaikan : insisi.
- Hordeolum internum insisi.
3. Kalazion
- Peradangan granulomatosa kelenjar meibom
- Terjadi penyumbatan kelenjar meibom.
- Gejala : - Benjolan pada kelopak.
- Tidak hiperemi.
- Tidak nyeri tekan.
- Adanya pseudoptosis.
- Kelenjar preaurikuler tidak membesar.
- Kelainan refraksi.
Terapi :
- Kompres hangat.
- Antibiotik setempat.
- Infeksi sekunder insisi
III. Radang Sklera
1. Episkleritis
- Implamasi lapisan superfisial sklera.
- Menyebabkan rasa tidak nyaman ringan.
- Jarang berkaitan dengan penyakit sistemik.
- Sembuh sendiri.
- Terapi anti inflamasi topikal.
- Gejala berat ( jarang ) : anti inflamasi non steroid
sistemik.
2. Skleritis :
- Lebih serius dari episkleritis.
- Berhubungan dengan penyakit kolagen vaskuler
artritis reumatoid.
- Nyeri mata berat : inflamasi & ischemic.
- Khas : sklera membengkak.
- Hal-hal yang memperberat keadaan ini :
penipisan sklera, keratitis, uveitis, katarak, glaukoma.
DAFTAR PUSTAKA
E.S. Perkins, dkk, 1986. An Atlas of Diseases of The Eye. Third Edition. Churchill
Livingstoe, New York.
Ilyas, Sidarta, 2011. Ilmu Penyakit Mata. edisi keempat cetakan kesatu. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta,
Ilyas, Sidarta, 2002. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Kedokteran. edisi kedua, CV Sagung Seto, Jakarta.
J. Kanski, Jack. 2009, Clinical Opthalmology. Edisi kedua. Butterworth Heinemann, USA.
Leitman, Mark W. 1993. Panduan Diagnosis dan Pemeriksaan Mata. edisi ketiga.
Binarupa Aksara, Jakarta.
Vaughan, D.G. Asbury, T. 2008, Oftalmologi Umum., edisi ketujuh belas, Widya Medika,
Jakarta.