You are on page 1of 34

Helminthes (cacing) adalah

golongan hewan yang mempunyai


banyak sel dan dengan tubuh yang
bentuknya simetris bilateral
Phylum cacing terbagi atas 2 maacam yaitu :

PLATYHELMINTHES
Ada dua kelas
1. kelas cestoda
2. kelas trematoda

NEMAHELMINTHES
Terbagi dalam kelas nematoda
1. Ascaris lumbricoides
2. Toxocara canis & T. cati
3. Necator americanus &
Ancylostoma duodenale
4. Ancylostoma braziliense
& A. caninum
5. Trichuris trichiura
6. Strongyloides stercoralis
7. Enterobius vermicularis
8. Trichinella spiralis

1. Wuchereria bancrofti
2. Brugia malayi & B.
timori
3. Tropical pulmonary
eosinophilia
4. Loa loa
5. Onchocerca volvulus
HOSPES Manusia

Cacing jantan berukuran 10-


30 cm, betina 22-35 cm.
MORFOLOGI Stadium dewasa hidup di
rogga usus muda Cacing
betina bertelur sebanyak
100.000-200.000 butir
perhari.
Telur yang dibuahi, besarnya
kurang lebih 60 x 45 mikron
dan yang tidak dibuahi 90 x
40 mikron.
Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang
menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu
Telur infektif (matang) tertelan oleh manusia, menetas di usus
DAUR HIDUP halus
Cacing dewasa tumbuh dalam usus halus
Telur cacing keluar bersama tinja
Telur menjadi infektif setelah 3 minggu di dalam tanah
NAMA
PENYAKIT Askariasis

Gangguan larva pada paru ditandai dengan batuk,


demam dan eosinofilia.
Pada foto toraks, tampak infiltrate yang menghilang
dalam waktu 3 minggu, keadaan ini disebut sindrom
loeffler.
PATOLOGI Gangguan yang disebabkan cacing dewasa dengan
gejala gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan
berkurang, diare atau konstipasi.
Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi
malabsorbsi sehingga memperberat keadaan malnutrisi.
Efek yang serius terjadi bila cacing-cacing ini
menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi
usus (ileus).

Piperasin dosis tunggal utuk dewasa 3-4 gram, untuk


anak 25 mg/kgBB
Pirantel Pamoat dosis tunggal 10 mg/kgBB
PENGOBATAN Mebendazol 2 x 100 mg/hari selama 3 hari / 500 mg
dosis tunggal
Albendazol dosis tunggal 400 mg.
Cuci tangan sebelum makan
Menggunting kuku secara teratur
PENCEGAHAN
Pemakaian jamban keluarga
Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan

Di Indonesia prevalensi askariasis tinggi,terurama


pada anak.
Frekuensinya antara 60-90 %.
Kurangnya pemakaian jamban keluarga menimbulkan
pencemaran tanah dengan tinja disekitar halaman
EPIDEMIOLOGI rumah, dibawah pohon, ditempat mencuci dan
ditempat pembuangan sampah.
Di Negara-negara tertentu terdapat kebiasaan
memakai tinja sebagai pupuk
Tanah liat, kelembapan tinggi dan suhu yang berkisar
antara 25 -30 c merupakan hal-hal yang sangat baik
untuk berkembangnya telur a. lumbrocoides menjadi
bentuk infektif
T. canis pada anjing & manusia
HOSPES
T. cati pada kucing & manusia

a.T, canis
jantan dengan panjang 3,6 8,5 cm & betina 5,7 10
cm, Punya sayap servikal seperti lanset, ekor jantan
MORFOLOGI seperti digitiform dan betina ekornya bulat meruncing
b. T. cati
jantan dengan panjang 2,5 7,8 cm & betina 2,5 14
cm, sayap lebar, kepalanya seperti kepala ular kobra.
Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang
menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu
DAUR HIDUP Telur infektif (matang) tertelan oleh manusia, anjing maupun
kucing, dan menetas di usus halus
Cacing dewasa tumbuh dalam usus halus
Telur cacing keluar bersama tinja
Telur menjadi infektif setelah 3 minggu di dalam tanah
NAMA
PENYAKIT Visceral larva migrans

Pada manusia, larva cacing tidak menjadi dewasa dan


mengembara dialat-alat dalam seperti hati.
PATOLOGI
Gejala yang ditimbulkan yaitu eosinofilia, demam,
hepatomegali

Cuci tangan sebelum makan


Menggunting kuku secara teratur
PENCEGAHAN Pemakaian jamban keluarga
Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan

Thiabendazole Dosis: 25-50 mg/kg berat badan/hari,


diberikan 2 kali sehari selama 2-5 hari. Tidak
PENCOBATAN diperkenankan melebihi 3 gram perhari. Dapat juga
diberikan secara topikal (obat luar) 10-15% dalam larutan.
HOSPES Manusia

Cacing betina N. americanus tiap hari mengeluarkan telur kira


kira 9000 ribu butir, sedangkan A. duodenale kira-kira 10.000
butir.
Cacing betina berukuran panjang kurang lebih 1 cm, cacing
jantan kurang lebih 0,8 cm.
Bentuk badan N. americanus biasanya menyerupai huruf S.
sedangkana A. duodenale menyerupai huruf C.
MORFOLOGI N. americanus mempunyai kitin. Sedangkan pada A. duodenale
ada dua pasang gigi. Cacing jantan mempunyai bursa kopulatriks.
Telur cacing tambang besarnya kira-kira 60x 40 mikron,
berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Didalamnya
terdapat 4-8 sel. Larva rabditiform panjangnya kira-kira 250
mikron, sedangkan larva filarifirm panjangnya kira-kira 600
mikron.
Telur larva rabditiform larva filariform
menembus kulit kapiler darah jantung kanan
DAUR HIDUP
paru bronkeolus usus halus
keluar bersama tinja terbentuk larva filariform
setelah 1 minggu di tanah
NAMA
PENYAKIT nekatoriasis dan ankilostomiasis

a. Stadium larva
Bila banyak larva filariform sekaligus menembus kulit.
Maka terjadi perubahan kulit yang disebut ground
itch.
Perubahan pada paru biasanya ringan.
PATOLOGI
b. Stadium dewasa, Gejala tergantung pada spesies dan
jumlah cacing, keadaan gizi penderita (fed an protein)
c. cacing N. Americanus menyebabkan kehilangan
darah sebanyak 0,005-0,1 cc sehari, sedangkan A.
duodenale 0,08-0,34 cc.
Pirantel pamoat memberikan hasil cukup baik,
PENGOBATAN bilamana digunakan 2-3 hari berturut-turut.

Memakai sandal atau sepatu


PENCEGAHAN Cuci tangan sebelum makan
Menggunting kuku secara teratur
Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan

Intensitas tinggi terjadinya infeksi ditemukan


pada penduduk di Indonesia, terutama di daerah
EPIDEMIOLOGI pedesaan, khususnya di perkebunan, yang
berhubungan langsung dengan tanah, infeksinya
lebih dari 70%
pemakaian tinja sebagai pupuk kebun.
HOSPES Manusia, hospes definitif : kucing dan anjing

A. Braziliense mempunyai dua pasang gigi yang tidak sama


besarnya. Cacing jantan panjangnya antara 4,7-6,3 mm,
yang betina antara 6,1-8,4 mm.
MORFOLOGI A. Caninum mempunyai tiga pasang gigi : cacing jantan
panjangnya kira-kira 10 mm dan cacing betina kira-kira
14 mm.
Telur larva rabditiform larva filariform
menembus kulit kapiler darah jantung kanan
DAUR HIDUP paru bronkeolus usus halus
keluar bersama tinja terbentuk larva filariform
setelah 1 minggu di tanah
NAMA Creeping eruption
PENYAKIT
Pada tempat larva filariform menembus kulit
terjadi papel keras, merah dan gatal.
Dalam bebrapa hari trowongan intrakutan sempit,
yang tampak sebagai garis merah, sedikit
PATOLOGI menimbul, gatal sekali dan bertamah panjang
menurut gerakan larva di dalam kulit.
Sepanjang garis yang berbelok-belok, terdapat
vesikel-vesikel kecil dan dapat terjadi infeksi
sekunder karena kulit digaruk.

Semprotan kloretil
Albendazol, dosis tunggal 400mg selama 3 hari
PENGOBATAN berturut-turut cukup efektif.
Pada anak dibawah 2 tahun albendazol diberikan
dalam bentuk salep 2 %.

Cuci tangan sebelum makan


Menggunting kuku secara teratur
PENCEGAHAN Memakai sandal dan sepatu
Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan
HOSPES Manusia

Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan cacing


jantan kira-kira 4 cm
Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira
3/5 dari panjang seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya
MORFOLOGI lebih gemuk
Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron,berbentuk seperti
tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua
kutub.
Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang
menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu
Telur infektif (matang) tertelan oleh manusia, menetas di usus
DAUR HIDUP halus
Cacing dewasa tumbuh dalam usus halus
Telur cacing keluar bersama tinja
Telur menjadi infektif setelah 3 minggu di dalam tanah
NAMA
PENYAKIT Trikuriasis

Pada infeksi berat, terutama pada anak, cacing ini


tersebar di seluruh kolon dan rectum, kadang-
kadang terlihat di mukosa rectum yang mengalami
prolapsus akibat mengejannya penderita pada
PATOLOGI waktu defekasi
Pada tempat perlekatannya dapat terjadi
perdarahan.
gejala infeksi berat seperti diare yang sering
diselingi dengan sindrom disentri, anemia, berat
badan turun

Mebendazol dengan dosis 2 x 100 mg selama 3


hari atau dosis tunggal 500 mg
PENGOBATAN Albendazol dosis tunggal 400mg
Oksantel pirantel pamoat dosis tunggal 10-15
mg/kgBB
Cuci tangan sebelum makan
Menggunting kuku secara teratur
PENCEGAHAN Mencuci dengan baiksayuran yang dimakan mentah
Pembuatan jamban yang baik
Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan

Telur tumbuh di tanah liat, tempat lembab dan


teduh dengan suhu optimum kira-kira 30 0C.
EPIDEMIOLOGI Pemakaian tinja sebagai pupuk kebun juga
merupakan sumber infeksi.
Frekuensi di Indonesia tinggi.
Beberapa daerah pedesaan di Indonesia
frekuensinya berkisar 30-90%
HOSPES Manusia

MORFOLOGI Cacing betina berbentuk filiform, halus, tidak


berwarna dan panjangnya kira-kira 2 mm

Telur larva filariform menembus kulit


kapiler darah jantung kanan paru
DAUR HIDUP bronkeolus usus halus larva
rabditiform keluar bersama tinja
terbentuk larva filariform setelah 1 minggu
di tanah
NAMA
PENYAKIT Strongilodiasis

Bila larva filariform dalam jumlah besar


menembus kulit, timbul kelainan kulit (creeping
eruption) yang ditandai rasa gatal hebat
PATOLOGI Cacing dewasa menyebabkan kelainan pada mukosa
usus.
Pada pemeriksaan darah ditemukan eosinofilia
atau hiperesinofilia

Tiabendazol 25 mg/kgbb, 1-2x sehari selama 2


PENGOBATAN atau 3 hari
Mebendazol 100 mg 3x sehari selama 2-4 minggu
Cuci tangan sebelum makan
Menggunting kuku secara teratur
PENCEGAHAN Mencuci dengan baiksayuran yang dimakan mentah
Pembuatan jamban yang baik
Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan

Daerah yang panas kelembaban tinggi dan


sanitasi yang kurang, sangat menguntungkan
EPIDEMIOLOGI cacing ini
Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva ialah
tanah gembur, berpasir dan humus.
HOSPES Manusia

MORFOLOGI Cacing betina


berukuran 8-13 mm x
0,4 mm & jantan 2-5
mm.
Ekor panjang dan
runcing.
Telur berbentuk
lonjong dan asimetrik.
Telur infektif (matang) tertelan oleh manusia
DAUR HIDUP Larva yang menetas didaerah perianal bermigrasi
kembli ke usus besar
Telur mnetas di duodenum dan larva rabditiform
berubah jadi dewasa di yeyunum dan ileum
Telur cacing keluar bersama tinja
Telur menjadi infektif setelah 3 minggu di dalam tanah
NAMA
PENYAKIT Enterobiasis atau oksiuriasis

Iritasi disekitar anus, perineum dan vagina


Cacing dewasa bergerak ke usus halus, bagian
proksimal sampai ke lambung, esofagus dan hidung
PATOLOGI yang dapat menyebabkan iritasi pada daerah
tersebut
Cacing betinagravid dapat bersarang di tuba
fallopi sehingga dapat menyebabkan radang
Gejala infeksi cacing yaitu kurang nafsu makan,
BB turun, insomnia

PENGOBATAN Piperazin dosis tunggal 3-4 gr (dewasa) / 25


mg/kgbb (anak-anak)
Pirantel pamoat 10 mg/kgbb
Mebendazol dosis tunggal 100 mg
Albendazol dosis tunggal 400 mg
Cuci tangan sebelum makan
Menggunting kuku secara teratur
PENCEGAHAN Mencuci dengan baik sayuran yang dimakan
Hindari kontak dengan bulu anjing atau kucing
Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan

Penularan dapat terjadi pada suatu keluarga


atau kelompok yang hidup dalam lingkungan yang
EPIDEMIOLOGI sama (rumah, asrama)
Telur cacing dapat di isolasi dari debu di
ruangan sekolah atau kantin sekolah yang
menjadi sumber infeksi pada anak-anak
Diberbagai rumah tangga dengan beberapa
anggota keluarga yang mengandung cacing kremi,
telur cacing kremi dapat ditemukan pada meja,
kursi, tempat duduk kakus, alas kasur, pakaian
HOSPES Manusia, babi tikus, beruang, kucing, anjing, babi hutan

Cacing betina
MORFOLOGI berukuran 3-4 mm &
jantan 1,5 mm.
Ujung anterior langsing,
mulut kecil, cacing
jantan melengkung ke
ventral dengan 2 papel.
Cacing betina
mengeluarkan 1500
larva.
Larva (kista) dalam daging babi
Larva dalam daging babi mentah (sate) tertelan
Larva masuk ke usus manusia
DAUR HIDUP
Cacing dewasa di dalam vilus mukosa usus
Larva tersebar melalui darah ke seluruh tubuh
Larva dalam otot membentuk kista
NAMA
PENYAKIT Trikinosis, trikinelosis, trikiniasis

Saat cacing dewasa mengadakan invasi ke mukosa


usus, timbul sakit perut, diare, mual, muntah
Larva yang tersebar di otot menyebabkan nyeri
PATOLOGI otot, radang otot, demam
Pada infeksi berat (kira-kira 5000 ekor
larva/kgbb) menyebabkan penderita mungkin
meninggal dalam waktu 2-3 minggu, tetapi
biasanya kematian terjadi dalam 4-8 minggu
akibat kelainan paru, otak dan jantung

PENGOBATAN Tiabendazol 25 mg/kgbb 2x sehari selama 5-7


hari
Mebendazol mempunyai efek mematikan terhadap
fasi invasif pada tikus, tetapi penggunaannya
pada manusia belum ditetapkan
Cuci tangan sebelum makan
Menggunting kuku secara teratur
PENCEGAHAN Mencuci dengan baik sayuran yang dimakan
Masak daging dengan matang
Pemeliharaan kesehatan pribadi dan lingkungan

Frekuensi trikinosis pada manusia di daerah


tempat orang banyak makan babi yang diberikan
EPIDEMIOLOGI makanan dari sisa pejagalan, misalnya di Amerika
Serikat timur, sedangkan di daerah selatan dan
barat tengah rendah karena babinya diberi
makan gandum
TERIMAKASIH

You might also like