You are on page 1of 46

Hifema Traumatika

Oleh :
Krisna Adhitya Wilantara Y

Preseptor : dr. Djarial, SpM, M.PH


LATAR BELAKANG

Trauma okuli : trauma pada mata kerusakan


pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan
rongga orbita gangguan penglihatan
sering menyebabkan kebutaan unilateral pada
anak dan dewasa muda
laki-laki : perempuan = 3:1
Prevalensi kebutaaan akibat trauma okuli secara
nasional belum diketahui dengan pasti
pada Survey Kesehatan Indra Penglihatan yang
dilakukan di Dohuk, Kurdistan pada tahun 2008
didapatkan hasil tingkat prevalensi tahunan hifema
traumatik adalah sekitar 5 per 100.000 individu.
Trauma okuli juga bukan merupakan 10 besar penyakit
mata yang menyebabkan kebutaan
Secara umum, trauma okuli dibagi atas:
trauma okuli perforans
trauma okuli non perforans
Berdasarkan mekanisme trauma:
trauma mekanik
trauma radiasi
trauma kimia
Komplikasi erosi kornea, iridoplegia, hifema,
iridosiklitis, edema retina dan koroid, ablasi retina
hingga avulsi papil saraf optik
Hifema traumatika : perdarahan pada bilik mata depan dapat
terjadi akibat trauma pada mata

Duke Elder (1954)->hifema-> robekan pada segmen anterior bola


mata yang cepat akan berhenti dan darah akan diabsorbsi dengan
cepat-> hifema primer-> bila oleh karena sesuatu sebab-> hifema
sekunder
Konsekuensi : peningkatan TIO, kornea terkena darah,
sinekia posterior atau anterior, dan katarak.
Oleh karena hifema dapat menyebabkan penurunan
penglihatan yang signifikan, maka setiap dokter harus
memperhatikan diagnosis, evaluasi, dan tata laksana
hifema.
Tinjauan Pustaka

Anatomi bola mata


Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang
dibungkus oleh tiga lapisan.
Dari luar ke dalam, lapisanlapisan tersebut adalah :
- Tunika Fibrosa (sklera/kornea),
- Lamina Vaskulosa (koroid/badan siliaris/iris),
- Tunika Sensoria (retina)
Anatomi Bola Mata
Vaskularisasi Bola Mata

Pemasok utama orbita dan bagian-bagiannya berasal dari arteri ophtalmica,


yaitu cabang besar pertama arteri karotis interna bagian intrakranial.
Cabang intraorbital:
1. arteri sentralis retina, yang memasuki nervus optikus sebesar 8-15 mm
di belakang bola mata
2. arteri lakrimalis, yang memvaskularisasi glandula lakrimalis dan
kelopak mata atas
3. cabang-cabang muskularis ke berbagai otot orbita
4. arteri siliaris posterior longus dan brevis
5. arteri palpebra medialis ke kedua kelopak mata
6. arteri supra orbitalis serta supra troklearis
Vaskularisasi bola mata

Drainase vena-vena di orbita terutama melalui vena


oftalmika superior dan inferior.

Vena oftalmika berhubungan dengan sinus kavernosus


melalui fisura orbitalis superior dan dengan pleksus
venosus pterigoideus melalui fisura orbitalis inferior.
Vaskularisasi Bola Mata
Defenisi....

Hifema merupakan keadaan dimana terdapat


darah di dalam bilik mata depan, yaitu daerah di
antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat
trauma tumpul yang merobek pembuluh darah
iris atau badan siliar dan bercampur dengan
humor aqueus (cairan mata) yang jernih
Epidemiologi

Insiden di Amerika Utara 17-20/100.000

Banyak pada usia muda (<20 tahun)

Perbandingan laki-laki dan perempuan = 3 :1

Menurut United States Eye Injury Registry (USEIR) 33%


trauma serius pada mata menyebabkan hifema traumatik
KLASIFIKASI

Berdasarkan penyebab :
Hifema traumatika
Hifema akibat tindakan medis
Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan
silier.
Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah
Hifema akibat neoplasma
KLASIFIKASI

Berdasarkan waktu terjadinya:


Hifema primer

Hifema sekunder
KLASIFIKASI

Berdasarkan tampilan klinisnya dibagi menjadi


beberapa grade (Sheppard):
Grade I : darah mengisi kurang dari sepertiga COA
Grade II : darah mengisi sepertiga hingga setengah
COA
Grade III : darah mengisi hampir total COA
Grade IV : darah memenuhi seluruh COA
KLASIFIKASI
Etiologi

Trauma tumpul
Kesalahan prosedur operasi mata
Karsinoma
Anomali vaskuler
Patofisiologi

Trauma penyebab paling sering


Trauma tumpul pada mata tekanan yang sangat tinggi
tekanan diteruskan ke cairan badan kaca dan jaringan
sklera peregangan dan robekan pada kornea, sklera
sudut iridokornea dan badan siliar robekan vaskular
perdarahan hifema
Perdarahan pada COA aktivasi mekanisme hemostasis :
TIO meningkat
Spasme vaskuler
Pembentukan fibrin
Bekuan darah (4 7 hari) fibrinolisis disolusi

Hasil degradasi keluar dari bilik mata depan jalinan


trabekular dan aliran uveaskleral
Mekanisme terjadinya trauma tumpul
pada bola mata
Perdarahan primer : segera sesudah trauma
Perdarahan sekunder :
Hari ke-5 setelah trauma
Lebih hebat dari perdarahan primer
Penyembuhan darah pada COA:
Melalui sudut COA kanal schlemm
Diabsorpsi oleh permukaan iris enzim fibrinolitik

Sebagian darah dikeluarkan dalam bentuk hemosiderin.


Penumpukan ke lapisan kornea hemosiderosis atau
imbibisi kornea
Hifema temuan klinis yang berhubungan :
perdarahan pada COA (dapat diperiksa dengan
flashlight),
Iritis traumatik
Perubahan pada kornea, mulai dari abrasi endotel
kornea hingga ruptur limbus
Penurunan visus
fotofobia (tidak tahan terhadap sinar),
penglihatan ganda,
blefarospasme, edema palpebra,
Kelainan pupil : miosis dan midriasis
Edem kornea
Atrofi papil peninggian tekanan intraokular
Keluhan umum : letargic, disorientasi, somnolen
Diagnosis

1. ANAMNESIS
Waktu kejadian, proses terjadi trauma, benda
penyebab
Keluhan : ketajaman penglihatan dan nyeri serta
keluarnya darah
Pertolongan sebelumnya
Riwayat kesehatan mata sebelum trauma
2. Pemeriksaan klinis
Perdarahan pada COA
Gangguan visus
Pewarnaan darah pada kornea
Tanda-tanda iritasi konjungtiva dan pericorneal
Fotofobia, penglihatan ganda, blefarospasme
Keluhan umum : letargic, disorientasi, somnolen
Darah pada COA TIO >>> glaukoma sekunder :
Bertambahnya isi kamera anterior
Massa darah menyumbat jaringan trabekulum mengalirkan
humor aqueous dari kamera anterior

Pemeriksaan fundus ditunggu hingga hifema hilang


Mengetahui kerusakan pada segmen posterior bola mata
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ketajaman penglihatan
Pemeriksaan lapangan pandang
Pengukuran tonografi
Slit Lamp Biomicroscopy kedalaman COA dan iridocorneal
contact, aqueous flare, dan synechia posterior.
Pemeriksaan oftalmoskopi
Penatalaksanaan

Prinsip perawatan :
Menghentikan perdarahan.
Menghindarkan timbulnya perdarahan sekunder.
Mengeliminasi darah dari bilik depan bola mata dengan
mempercepat absorbsi.
Mengontrol glaukoma sekunder dan menghindari komplikasi yang
lain.
Berusaha mengobati kelainan yang menyertainya.
Jenis perawatan :
Perawatan konservatif
Bedrest
Bebat mata
Medikamentosa
Perawatan operatif
Perawatan Konservatif

a. Bedrest/tirah baring
Pasien terlentang dengan kepala diangkat 30 - 45 (posisi
semi Fowler) selama 5 hari
Tujuan :
Mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah iris
Memudahkan evaluasi jumlah perdarahan
Mempercepat absorbsi darah
Mengurangi timbulnya komplikasi perdarahan sekunder
b. Bebat mata mengurangi pergerakan bola mata yang
sakit

c. Pemakaian obat-obatan
Tujuan :
Menghentikan perdarahan
Menekan komplikasi
Koagulansia
Untuk menekan perdarahan
Preparat : Anaroxil, Adona AC, Coagulen, Transamin,
vitamin K dan C
Dosis : 250 mg 4 kali sehari selama 5 hari
Hifema baru dan berisi darah segar anti fibrinolitik
( Transamin / transamic acid )
Midriatika miotika
Masing-masing memberikan keuntungan
Miotika :
Mempercepat absorbsi
Meningkatkan kongesti
Midriatika :
mengistirahatkan perdarahan
Bila terdapat komplikasi iridocyclitis
Midriatika dan miotika diberikan bersamaan dengan interval 30 menit 2 kali
sehari
Ocular hypotensive drug
Bila tanda-tanda kenaikan TIO (+) : acetazolamide atau
gliserin dan manitol nilai selama 24 jam

TIO tetap tinggi parasentesa TIO normal beri diamox,


evaluasi tiap hari TIO tetap normal dan darah masih ada (
hari 5 9) parasentesa kembali
2. Tindakan Operatif
Indikasi:
Empat hari setelah onset hifema total
Microscopic corneal bloodstaining (setiap waktu)
Total dengan dengan Tekanan Intra Okular 50 mmHg atau lebih
selama 4 hari (untuk mencegah atrofi optic)
Hifema total atau hifema yang mengisi lebih dari COA selama
6 hari dengan tekanan 25 mmHg (untuk mencegah corneal
bloodstaining)
Hifema mengisi lebih dari COA yang menetap lebih dari 8-9
hari (untuk mencegah peripheral anterior synechiae)
Pada pasien dengan sickle cell disease dengan hifema
berapapun ukurannya dengan tekanan Intra ocular lebih dari 35
mmHg lebih dari 24 jam.
Pedoman Terapi Pembedahan pada
Hifema Traumatika

Untuk mencegah atropi papil saraf optik dilakukan pembedahan bila


Tekanan bola mata maksimal > 60 mmHg selama 2 hari
Tekanan bola mata maksimal > 35 mmHg selama 7 hari
Untuk mencegah imbibisi kornea,dilakukan pembedahan bila :
Tekanan bola mata rata-rata > 25 mmHg selama 5 hari
Bila terdapat tanda-tanda dini corneal blood staining
Untuk mencegah sinekia posterior perifer dilakukan pembedahan bila :
Hifema total bertahan selama 5 hari
Hifema dengan volume < 50% yang gagal dengan terapi dan bertahan selama 8 hari
Pada pasien dengan sickle hemoglobinopathies
hifema berapapun ukurannya dengan tekanan Intra ocular 25 mmHg selama 24 jam atau lebih.
Jika TIO meningkat secara berulang dengan tekanan >30 mmHg selama 2-4 hari
KOMPLIKASI

1. Perdarahan sekunder
2. Glaukoma sekunder
3. Hemosiderosis kornea
4. Sinekia posterior
5. Atrofi optik
6. Uveitis
PROGNOSIS

Tergantung pada banyaknya darah yang tertimbun pada kamera okuli anterior.
Biasanya hifema dengan darah yang sedikit dan tanpa disertai glaukoma,
prognosisnya baik karena darah akan diserap kembali dan hilang sempurna
dalam beberapa hari
Hifema yang telah mengalami glaukoma, prognosisnya bergantung pada
seberapa besar glaukoma tersebut menimbulkan defek pada ketajaman
penglihatan
Bila tajam penglihatan telah mencapai 1/60 atau lebih rendah maka prognosis
penderita adalah buruk (malam) karena dapat menyebabkan kebutaan
KESIMPULAN
Hifema keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata
depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi
akibat:
trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan
siliar dan bercampur dengan humor aqueus yang jernih.
kesalahan prosedur operasi mata.
adanya tumor mata (contohnya retinoblastoma).
kelainan pembuluh darah (contohnya juvenile
xanthogranuloma).
Penegakan diagnosis hifema berdasarkan adanya riwayat trauma
Pada gambaran klinik ditemukan adanya perdarahan pada COA,
kadang-kadang ditemukan gangguan visus
Ditemukan adanya tanda-tanda iritasi dari conjunctiva dan
pericorneal, fotofobia, penglihatan ganda, blefarospasme, edema
palpebra, midriasis, dan sukar melihat dekat
Kemungkinan disertai gangguan umum yaitu letargic, disorientasi
atau somnolen.
Penatalaksanaan hifema pada prinsipnya dibagi dalam 2 golongan besar yaitu:
konservatif/tanpa operasi
operatif.
Tindakan ini bertujuan untuk:
menghentikan perdarahan
menghindarkan timbulnya perdarahan sekunder
mengeliminasi darah dari bilik depan bola mata dengan mempercepat
absorbsi
mengontrol glaukoma sekunder
menghindari komplikasi yang lain
berusaha mengobati kelainan yang menyertainya

You might also like