merupakan keadaan yang diakibatkan oleh perdarahan saluran cerna bagian atas (upper gastroinstestinal tract). Faktor utama angka kematian akibat hematemesis melena adalah kegaalan dalam menilai kasus tersebut adalah kegawatan dan mencari penyebab atau sumber perdarahan. Pemeriksaan saluran pencernaan atas dilakukan endoskopi IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. SM Umur : 40 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : DK Wiru III Pruwatan RT 5/4 Bumiayu Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam No. CM : 00913971 Tgl masuk : 22 Maret 2017 Tgl periksa : 23 Maret 2017 Anamnesis Keluhan Utama : Nyeri ulu hati Keluhan tambahan : Nyeri kepala, lemas, pegal, mual, muntah berwara hita seperti kopi, BAB (+) hitam seperti petis, BAK (+) sedikit. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sebelum masuk IGD RSMS. Nyeri ulu hati dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk RSMS. Sakit yang dirasakan terus-menerus. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala, lemas, pegal seluruh tubuh, muntah berwarna hitam seperti kopi, BAB (+) hitam seperti petis, dan BAK (+) dengan frekuensi sering volume sedikit. Cont Riwayat penyakit dahulu : Riwayat keluhan serupa : disangkal Riwayat hipertensi : disangka Riwayat DM : disangkal Riwayat alergi : disangkal Riwayat penyakit jantung : diakui Riwayat penyakit paru : disangkal Riwayat penyakit hati : disangkal Riwayat penyakit ginjal : diakui Riwayat maag : diakui Riwayat penyakit keluarga Riwayat keluhan serupa : disangkal Riwayat DM : disangkal Riwayat hipertensi : disangkal Riwayat penyakit paru : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal Riwayat penyakt ginjal : disangkal Riwayat alergi : disangkal Pemeriksaan fisik Dilakukan di bangsal Cendana kamar bag. perempuan RSMS pada tanggal 23 Maret 2017. Keadaan umum : sedang Kesadaran : Compos Mentis Vital sign Tekanan Darah : 130/100 mmHg Nadi : 80 x/menit Respiration Rate : 20 x/menit Suhu : 36,7 0C Status Generalis Pemeriksaan kepala Kepala : Mesosefal, rambut hitam, tidak rontok Mata : RC +/+, CA +/+, SI -/- Hidung : Discharge -/-, deformitas -/-, NCH -/- Telinga : Discharge -/-, deformitas -/- Mulut : Bibir sianosis -/-, Pucat +/+ Pemeriksaan leher Deviasi trakea -/-, pembesaran tiroid -, JVP 5+2 cmH2O Pemeriksaan Thoraks Paru Inspeksi : simetris, retraksi Palpasi : Vocal fremitus kanan=kiri simetris Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, batas paru hepar SIC 5 LMCD Auskultasi : SD Ves +/+, RBK -/-, RBH -/-, WH -/- Cont Jantung Inspeksi : tampak ictus cordis di SIC V 2 jari lateral LMCS Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V 2 jari lateral LMCS, kuat angkat (+) Perkusi : Batas atas kanas SIC II LPSD, Batas atas kiri SIC II LPSS, Batas bawah kanan SIC IV LPSD, Batas bawah kiri SIC V LMCS Auskultasi : S1>S2, Murmur -, Gallop - Con,t Pemeriksaan Abdomen Inspeksi : Datar, eritem - Auskultasi : bising usus (+) normal Perkusi : timpani di semua regio abdomen Palpasi : supel, nyeri tekan di regio epigastrium, tidak teraba pembesaran hepar dan lien Pemeriksaan Ektremitas Superior : edem -/-, sianosis -/-,RF +/+, RP -/-, akral hangat Inferior : edem -/-, sianosis -/-, RF +/+, RP -/-, akral hangat Pemeriksaan Penunjang Lab darah tgl 23 Maret 2017 Hemoglobin : 5.5 g/dL (L) Leukosit : 10.500 U/l Hematokrit : 18 % (L) Eritrosit : 1.9 106/uL Trombosit : 431.000 /ul MCV : 98.0 fL MCH : 29.7 pg/cell MCHC : 30.2 % (L) RDW : 22.3 % (H) MPV : 9.0 fL (L) Eosinofil : 1.3 % (L) Basofil : 0.1 % Batang : 7.5 % (H) Segmen : 49.0 % (L) Limfosit : 31.4 % Monosit : 10.7 % (H) PT : 9.5 detik APTT : 30.4 detik Cont Lab darah tgl 24 Maret 2017 Hemoglobin : 9.4 g/dL (L) Leukosit : 9.210 U/l MPV : 8.5 fL (L) Eosinofil : 1.3 % (L) Basofil : 0.7 % Batang : 7.6 % (H) Segmen : 48.4 % (L) Limfosit : 28.2 % Monosit : 13.8 % (H) Hasil BNO tgl 25 Maret 2017 Severe hidronefrosis dan hidroureter proksimal kiri Ekogenitas ginjal kanan meningkat (sesuai Brenbridge) proses kronik ginjal Sonografi hepar, lien, dan vesika fellea dalam batas normal Diagnosis Kerja Hematemsis melena Anemia CKD Penatalaksanaan Farmakologis IVFD NaCl 0.9% 10 tpm Inj. Furosemid 1x1 amp iv Inj. Omeprazole 1 amp/12 jam iv Inj. Cefotaxim 2x1 gr iv Sukralfat syr 3x1 C Asam folat 3x1 tab CaCO3 3x1 tab Non Farmakologis Tirah baring O2 NK 3 lpm Tranfusi PRC 3 kolf Tinjauan pustaka DEFINISI Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) yaitu perdarahan yang berasal dari dalam lumen saluran cerna di atas (proksimal) ligamentum Treitz, mulai dari jejunum proksimal, duodenum, gaster, dan esofagus muntah darah (hematemesis) dan BAB darah berwarna hitam seperti aspal (melena). Etiologi HM penyebab perdarahan saluran cerna bahagian atas pada buku The Merck Manual of Patient Symptoms (Porter, R.S., et al., 2008): Duodenal ulcer (20 30 %) Gastric atau duodenal erosions (20 30 %) Varices (15 20 %) Gastric ulcer (10 20 %) Mallory Weiss tear (5 10 %) Erosive esophagitis (5 10 %) Angioma (5 10 %) Arteriovenous malformation (< 5 %) Gastrointestinal stromal tumors PATOMEKANISME HM
Faktor-faktor penyebab perdarahan, yaitu (Isselbacher, 1999):
Faktor pembuluh darah (vasculopathy) seperti pada tukak peptik dan pecahnya varises esofagus Faktor trombosit (trombopathy) seperti pada Idiopathic Thrombocytopenia Purpura (ITP) Faktor kekurangan zat pembekuan darah (coagulopathy) seperti pada hemofilia, sirosis hati, dan lain-lain. Penegakan diagnosis Anamnesis Sejak kapan terjadi perdarahan (muntah hitam seperti kopi, BAB hitam seperti aspal/ tar) perkiraan jumlah, durasi dan frekuensi perdarahan Riwayat perdarahan sebelumnya dan riwayat perdarahan dalam keluarga Ada tidaknya perdarahan di bagian tubuh lain Riwayat muntah berulang yang awalnya tidak berdarah (Sindrom Mallory-Weiss) Konsumsi jamu dan obat (NSAID dan antikoagulan yang menyebabkan nyeri atau pedih di epigastrium yang berhubungan dengan makanan) Kebiasaan minum alkohol (gastritis, ulkus peptic, kadang varises) Kemungkinan penyakit hati kronis, demam dengue, tifoid, gagal ginjal kronik, diabetes mellitus, hipertensi, alergi obat Riwayat tranfusi sebelumnya Cont Pemeriksaan fisik Kesadaran : dapat terjadi penurunan kesadaran Tanda vital : hipotensi dengan frekuensi nadi >100x/menit Akral dingin Anuria atau oligouria Stigmata penyakit hati kronis Colok dubur Aspirat NGT menilai ada perdarahan aktif atau pasif Observasi tempat perdarahan lain Tanda kulit dan mukosa (pigmentasi mukokutaneous pada sindrom peuth-jegher) Pemeriksaan penunjang Tes darah : darah perifer lengkap, cross-match jika diperlukan tranfusi Hemostasis lengkap untuk menyingkirkan kelainan faktor pembekuan primer atau sekunder : CTBT, PT/PPT, APTT Elektrolit : Na, K, Cl Faal hati : cholinesterase, albumin/globulin, SGOT/SGPT EKG, foto thoraks : identifikasi penyakit jantung (iskemik), paru kronis Endoskopi : merupakan gold standart untuk menegakkan diagnosis dan sebagai pengobatan endoskopik awal. Selain itu juga memberikan informasi prognostik dengan mengidentifikasi stigmata perdarahan. Tatalaksana HM Melaksanakan tindakan umum ini, pasien dapat diberikan terapi (Djumhana, 2011): Transfusi untuk mempertahankan hematokrit > 25% Pemberian vitamin K 3x1 amp Obat penekan sintesa asam lambung (PPI) Terapi lainnya sesuai dengan komorbid Komplikasi Syok hipovolemik Aspirasi pneumonia Gagal ginjal akut Sindrom hepatorenal koma hepatikum Anemia karena perdarahan Daftar Pustaka Djumhana, A. 2011. Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas. Bandung: UNPAD. Isselbacher KJ dan Richter, JM. 1999. Perdarahan Saluran Makanan dalam Harrison (Prinsip Ilmu Penyakit Dalam) Jilid I . Jakarta: EGC. Porter, R.S., et al., 2008. The Merck Manual of Patient Symptoms. USA: Merck Research Laboratories. TERIMA KASIH