Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 2:
Al-afifka feviansyah(168010098)
Erlangga widya putri (168010102)
Eka sarofatul janah (168010101)
Emma nur chayati (16801009)
Ragil saptaningtyas (168010105)
REAKSI OKSIDASI
Reaksi Oksidasi jenis reaksi kimia yang melibatkan
pengikatan oksigen, pelepasan hidrogen, atau
pelepasan elektron.
Minyak atau pangan yang mengandung minyak atau
lemak yang disimpan terlalu lama dan dalam kondisi
terbuka akan menyebabkan bau tengik hasil dari
pengikatan oksigen (teroksidasi)
RADIKAL BEBAS
Radikal bebas atau oksidan adalah molekul oksigen yang tidak
stabil dan molekul lain yang tidak stabil yang mengandung satu
atau lebih elektron bebas (elektron yg tdk berpasangan =
unpaired electrons).
Adanya satu atau lebih elektron bebas menyebabkan senyawa
tersebut menjadi sangat reaktif.
1. Tidak toksik
2. Efektif pada konsentrasi rendah (0,01 0,02%)
3. Dapat terkonsentrasi pada permukaan/lapisan
lemak (bersifat lipofilik)
4. Tahan pada kondisi pengolahan pangan umumnya
Berdasarkan sumbernya antioksidan dapat digolongkan
ke dalam dua jenis yaitu :
2. Antioksidan sintetis,
seperti BHA (butylated hydroxyanisole),
BHT (butylated hydroxytoluene, propil galat (PG),
TBHQ (di-t-butyl hydroquinone).
Jenis BTP Antioksidan yang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri
atas (Peraturan Kepala BPOM RI No.38 Tahun 2013) ):
Alfa-tokoferol
*pangan pelengkap serealia, pangan bayi kalengan
max. 300 mg/kg, tunggal atau campuran
* Kaldu max. 50 mg/kg
Sinergisme
Contoh:
BHA dan BHT
Polifenol dengan asam askorbat, asam sitrat, dan asam
fosfat.
Contoh Reaksi Antioksidan Campuran
RO2* + AH ROOH + A*
Atau
A* + BH AH + B*
RO2* + BH ROOH + B*
Contoh sumber antioksidan hasil perikanan
Vitamin C
Yakni merupakan AO yang larut dalam air, Senyawa ini banyak
dijumpai pada sitrus dan sayuran berdaun hijau gelap. Vitamin C
sangat esensial dalam biosintesis kolagen dan mampu menurunkan
sintesis pigmen dengan menghambat enzim tirosinase, Vitamin C
juga merupakan senyawa reduktor terbanyak di tubuh dan
merupakan AO yang paling dominan di kulit. Dosis harian vitamin C
yang dianjurkan (Recommended Daily Allowance/RDA) bervariasi dari
40-60 mg/hari sampai 100 mg/hari.
Vitamin E
Vitamin E merupakan scavenger AO fase lipid utama yang banyak
dijumpai dalam kacangkacangan, minyak sayur dan sayur-sayuran
hijau. Saat terjadi stress oksidatif di stratum korneum, kadar vitamin
E akan menurun namun adanya vitamin C dan CoQ dan selenium
sebagai co-AO dapat mempertahankan proses regenerasi vitamin E.
RDA vitamin E ialah 22 IU/hari7 atau 30 mg/hari.
Vitamin A, retinol dan karotenoid
Retinol dan karotenoid merupakan dua bentuk utama vitamin A di
alam. Retinol (preformed vitamin A) banyak dijumpai di telur, hati dan
susu. Sedangkan karotenoid (provitamin A) banyak dijumpai di buah
dan sayuran berwarna.3 Terdapat 3 jenis karotenoid utama yang
berasal dari diet yakni -karoten, lutein dan likopen.
Flavonoid
Flavonoid merupakan beragam senyawa polifenol aromatik dengan
efek AO. Diantaranya yang paling sering digunakan ialah genistein
(berasal dari kacang kedele) suatu fitoestrogen yang juga merupakan
scavenger AO terhadap gugus peroksil.
CoQ10
CoQ10 adalah suatu koenzim yang di pasaran sering dikategorikan
sebagai vitamin.2 CoQ10 dikenal sebagai AO intraseluler16 dan banyak
berperan dalam reaksi biokimiawi di mitokondria.
Selenium
Selenium merupakan mikronutrien esensial yang diperlukan untuk
bekerjanya enzim GPX yang penting dalam sistem pertahanan
terhadap stres oksidatif. RDA selenium ialah 55 g/hari.
Zinc
Zinc termasuk mineral esensial yang memiliki efek AO yang efektif di
jaringan. Kulit dan adneksanya merupakan area yang kaya akan zinc,
yakni 20% dari total kadar di tubuh. Zinc dianggap mempunyai 2
mekanisme AO, yakni kemampuan mengganti logam transisi (Fe2+
atau Cu2+) dan menginduksi terbentuknya protein yang dapat
menetralisir ROS
Berdasarkan mekanisme pertahanannya