You are on page 1of 28

VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Kelompok 2/A2
Nana Hendrika Utami 1311211069
Mahalni Yati 1311211070
Yoni Fitri Aprilla 1311211071
Fitri Aulia 1311211072
VALIDITAS
Pengertian
Ukuran untuk menilai apakah alat ukur yang digunakan
benar-benar mampu memberikan nilai peubah yang diukur.
Artinya ada kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi
pengukuran dan sasaran pengukuran.
Macam-macam validitas
1. Validitas logis : kondisi valid dipandang terpenuhi karena
instrumen yang bersangkutan sudah dirancang secara baik,
mengikuti teori dan ketentuan yang ada.
Validitas ini dapat dicapai apabila nstrumen disusun
mengikuti ketentuan yang ada.

JenisValiditas logis
a.Validitas isi
b.Validitas konstrak
a.Validitas isi : bagi seluruh instrumen menunjuk suatu
kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi
pelajaran yang dievaluasi
b. Validitas konstrak : sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi
sebuah instrumen yang disusun berdasarkan konstrak aspek-
aspek kewajiban yang seharusnya dievaluasi.
2. Validitas empiris : sebuah instrumen dikatakan memiliki
validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman.

Jenis-jenis validitas empiris :


a.Validitas isi (content validity)
b.Validitas konstruksi (construck validity)
c.Validitas ada sekarang (concurrent validity)
d.Validitas prediksi (predictive validity)
a. Validitas isi : Sebuah tes dikatan meiliki validitas isi apabila mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
Oleh karena itu materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas
isi ini sering juga disebut kurikuler.
b. Validitas konstruksi : Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi
apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap yang
disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.
c. Validitas ada sekarang : Disebut juga dengan validitas empiris jika hasilnya
sesuai dengan pengalaman.
d. Validitas prediksi : Sebuah tes masuk perguruan adalah sebuah tes yang
diperkirakan mampu meramalkan keberhasilan peserta tes dalam mengikuti
kuliah dimasa yang akan datang. Calon yang tersaring berdasarkan hasil tes
yang diharapkan mencerminkan tinggi rendahnya kemampuan mengikuti
kuliah. Jika nilai tes nya tinggi tentu akan menjamin keberhasilan kelak, dan
jika nilai tesnya rendah diperkirakan tidak mampu dimasa yang akan datang.
Cara mengukur validitas
Mendefinisikan secara operasional konsep
yang akan diukur

Uji coba

Tabulasi

Uji statistik dengan korelasi Product


Moment
Tingkat validasi dipengaruhi 2 hal
Kemampuan pewawancara apakah mengikuti petunjuk /
pedoman kuisioner atau tidak.
Keadaan responden sewaktu wawancara berlangsung
Mengetahui validitas alat ukur
Sebuah tes dikatakan memiliki vaiditas jika hasilnya sesuai
dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil
tes tersebut dengan kriteria. Teknik yang digunkana untuk
mengetahui kesejajaran adalah teknik kolerasi Product moment
Rumus kolerasi product moment ada dua macam :
a. Product moment dengan simpangan
b. Product moment dengan angka kasar
a. Rumus product moment dengan simpangan

R xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua


variable yang dikorelasikan ( x = X X dan y = Y Y ).
xy = jumlah perkalian x dengan y
X2 = kuadrat dari x
Y2 = kuadrat dari y
b. Rumus product moment dengan angka kasar

r xy = koefisien korelas antara variabel X dan Variabel Y ,


dua variabel yang dikorelasikan
Contoh Perhitungan:
Misalnya akan menghitung validitas tes prestasi belajar
matematika. Sebagai kriterium diambil rata rata ulangan
yang akan dicari validitasnya diberi kode X dan rata rata
nilah harian diberi kodeY.
RELIABILITAS
Pengertian
Indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten
bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
Cara mengukur reliabilitas
1. Teknik tes-tes ulang
Dengan teknik ini kuisioner yang sama diteskan (diujikan)
kepada sekelompok responden yang sama sebanyak dua
kali. Selang waktu antara 15-30 hari adalah cukup
mmenuhi persyaratan. Bila selang waktu terlalu pendek
kemungkinan responden masih ingat pertanyaan-
pertanyaan pada tes yang pertama. Sedangkan kalau selang
waktu terlalu lama kemungkinan pada responden sudah
terjadi peubahan dalam variabel yang akan diukur.
Hasil pengukuran pertama dikolerasikan dengan hasil
pengukiran (tes) yang kedua dengan menggunakan teknik
kolerasi product moment tersebut diatas. Seperti contoh :
Hasil ini dihitung kolerasinya dengan menggunakan rumus
seperti tersebut di depan. Bila hasilnya (angka korelasinya)
sama atau lebih dari angka kritis pada derajat kemaknaan : P
0,05 (pada tabel), maka alat ukur atau kuisioner tersebut
reliabel. Tetapi bila angka (hasil) yang diperoleh di bawah
angka kritis, maka kuisioner tersebut tidak reliabel sebagai
alat ukur.
2.Teknik Belah Dua
Dengan menggunkan teknik ini berarti alat pengukur
(kuisioner) yang telah disusun dibelah atau dibagi menjadi
dua. Oleh sebab itu, pertanyaan dalam kuisioner ini harus
cukup banyak, sekitar 40-60 pertanyaan. Langkah-langkah
yang dilakukan antara lain :
a. Mengajukan kuisioner tersebut kepada sejumlah
responden, kemudian dihitung validitas masing-masing
pertanyaannya. Pertanyaan yang valid dihitung dan yang tidak
dibuang.
b. Membagi pertanyaan-pertanyaan yang valid tersebut
menjadi dua kelompok secara acak. Separuh masuk kedalam
belahan pertama dan belahan kedua.
c. Skors untuk masing-masing item pada tiap belahan
dijumlahkan sehingga akan menghasilkan 2 kelompok skors
total, yakni untuk belahan pertama dan belahan kedua.
d. Melakukan uji korelasi dengan rumus korelasi product
moment tersebut , antara belahan pertama dengan belahan
kedua.
e. Selanjutnya dengan daftar seperti uji korelasi sebelumnya,
dapat diketahui reliabilitas kuisioner tersebut.
3.Teknik Paralel
Dengan menggunakan teknik ini kita membuat dua alat
pengukur (kuisioner) untuk mengukur aspek yang sama.
Kedua kuisioner tersebut diteskan (dicobakan) terhadap
sekelompok responden yang sama. Kemudian masing-masing
pertanyaan pada kedua kuisioner tersebut dicari (dihitung)
validitasnya. Pertanyaan-pertanyaan dari kedua alat ukur
tersebut, yang tidak valid dibuang dan yang valid dihitung
total skorsnya, lalu skors total dari masing-masing responden
dari kedua kuisioner tersebut dihitung korelasinya dengan
menggunakan teknik korelasi product moment seperti contoh-
contoh yang telah dipaparkan.
Error
Setiap orang akan berusaha menghindari error penelitian
dengan mempertahankan kondisi-kondisi berikut :
a. Pengetesan
b. Mengendalikan lingkungan pengetesan
c. Instruksi
d. Batas waktu
e. Rapport, dan faktor-faktor serupa lainnya.
Namun, meski sudah diusahakan maksimum, tak satupun tes
yang merupakan alat yang seratus persen dapat dipercaya.
Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi (r) menyatakan derajat kesesuaian atau
hubungan, antara dua perangkat skor.
Misal : Apabila seseorang memperoleh skor yang tinggi pada
suatu alat tes dan juga memiliki skor yang tinggi pada tes kedua,
begitu juga oleh subyek yang lain, maka kedua alat tes tersebut
memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi (nilai r mendekati 1,0)
Nilai koefisien korelasi
Koefisien korelasi sempurna adalah 1,00
Nilai positif dan negatif menunjukan arah hubungan, tidak
menunjukan nilai rendah dan tinggi
Korelasi 0 menunjukan tidak ada hubungan sama sekali
Koefisien yang ditemukan dalam praktek yang sesungguhnya
umumnya berada antara (0>x<1)
Koefisien reliabilitas
Mendapatkan koefisien reliabilitas adalah dengan mengkorelasikan
hasil pengetesan menggunakan suatu alat dengan hasil tes yang
berikutnya dengan alat yang sama atau alat yang ekuivalen atau
dengan alat itu sendiri.
Jenis-jenis reliabilitas
Reliabilitas Tes-Retes : Metode yang paling jelas dapat melihat
reliabilitas alat tes sebagaimana tujuannya. Diperoleh dengan cara
1. mengkorelasikan hasil tes pertama dan yang berikutnya

Reliabilitas Paralel : Reliabilitas tes dicari dengan menghitung


korelasi antara skor pada perangkat A dan perangkat B
2.
Reliabilitas Satu Kali : dengan cara membelah skor satu alat tes
menjadi beberapa bagian-bagian paralel. Paralel maksudnya,
masing-masing belahan memiliki jumlah dan tingkat kesulitan yang
3. berimbang
Faktor-faktor yang mempengaruhi
reliabilitas
1. Homogenitas kelompok
Koefisien reliabilitas bergantung pada variasi diantara
individu peserta tes. Makin bervariasi maka akan semakin
tinggi reliabilitasnya.

2. Batas waktu penyelesaian tes / pengisian instrumen


Waktu penyelesaian instrumen harus cukup

3. Panjang tes / banyaknya butir


Dengan asumsi bahwa butir-butir yang ditambahkan
tersebut homogen
TERIMA KASIH

You might also like